Anda di halaman 1dari 11

FAKULTAS KEDOKTERAN Makassar, 9 November 2016

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

NARASI OBSERVASI LAPANGAN


BLOK BIOETIK,HUMANIORA & PROFESIONALISME
KEDOKTERAN

Oleh :

Nama : A. Sri Nurbiyanti. Ab


Stambuk : 11020160119
Kelompok : 10
Hari, Tanggal : Kamis, 03 November 2016
Tempat : RSIA Khadijah 1
Dosen Pembimbing : Dr. Arni Isnaini Arfah

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2016
BAB I. LATAR BELAKANG

Observasi lapangan dalam lingkungan rumah sakit adalah salah satu kegiatan
pembelajaran dalam blok Bioetik,Humaniora dan Profesionalisme
Kedokteran,dengan menitik beratkan Humaniora.Observasi ini merupakan kegiatan
atau tindakan mengamati sesuatu atau seseorang untuk memperoleh informasi –
informasi yang dibutuhkan oleh pengamat.Kegiatan observasi lapangan ini
diharapkan agar kita dapat mengenal lebih dini lingkungan layanan kesehatan dengan
segala kompleksitasnya, memahami pola interaksi yang terjadi pada hubungan
interpersonal di lingkungan profesi kesehatan, terutama komunikasi yang terjadi
apakah tergolong efektif, serta kita memahami nilai-nilai yang mendukung perilaku
yang harus dimiliki seorang dokter. Dalam kegiatan ini,kita lakukan secara
berkelompok, dimana kami dibagi atas lima belas kelompok yang masing-masing
terdiri atas dua belas orang yang nantinya akan ditugaskan untuk mengamati kegiatan
berbagai rumah sakit dan puskesmas yang ada di Makassar dan didampingi oleh
seorang dokter yang menjadi pembimbing dan bertanggung jawab selama kegiatan ini
dilakasanakan.Kegiatan observasi ini menitik-beratkan pada sudut pandang
Humaniora,namun tetap memahami apakah ada dilema etik yang muncul selama
pengamatan berlangsung atau adakah isu-isu profesionalisme yang menonjol.
Observasi sendiri merupakan suatu tindakan atau proses pengamatan terhadap
sesuatu atau seseorang yang dilakukan dengan seksama/teliti untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan.Artinya,dalam observasi harus ada sesuatu yang diamati
(objek) baik berupa hal yang abstrak maupun nyata.Hal yang menjadi objek kali ini
bisa difokuskan baik itu pada proses pelayanan kesehatan,petugas layanan kesehatan
(dokter,perawat,laboran,dan lain-lain),pasien,masyarakat,atau interaksi antara dokter-
pasien,dokter-perawat atau dokter-masyarakat dari berbagai aspek.
BAB II. ISI

Pada hari kamis, tanggal 3 November 2016. Kami, kelompok 10 yang


beranggotakan dua belas orang berangkat dari kampus menuju RSIA Khadijah untuk
melaksanakan observasi lapangan sebagai salah satu kegiatan dari blok bioetik,
profesionalisme dan humaniora. Kami berangkat pada pukul 13.30 wita dan tiba di
tempat tujuan kami pada pukul 13.50.
RSIA Khadijah adalah salah satu rumah sakit ibu dan anak yang terkenal di
makassar, rumah sakit ini cukup luas dan di mana RSIA Sitti Khadijah ini adalah
rumah sakit yang sudah terakreditasi penuh . Akreditasi A di berikan dari komite
akreditasi rumah sakit Kementrian Kesehatan RI, akreditasi ini meliputi lima
pelayanan yakni manajemen dan administrasi, UGD, rekam medik, keperawatan, dan
pelayanan medik
Saat kami pertama kali sampai di RS, salah satu anggota kelompok langsung
menilai mengenai tempat parkir motor yang disediakan. Tempat parkirnya relative
sempit, sehingga menyusahkan bagi pengunjung bermotor untuk memarkir kendaran.
Sedangkan untuk parkiran mobil juga sedikit kurang memadai sampai-sampai
pengunjung harus memarkir mobil sampai di bahu jalan. meskipun begitu, penataan
mobil dan motor tetap rapi dengan adanya beberapa tukang parkir.
Selanjutnya, sesuai dengan apa yang diarahkan dokter pembimbing kelompok kami,
dr. Arni Isnaini, dari tempat parkir kami langsung menuju ke ruang UGD untuk
menemui beliau. Ketua kelompok masuk terlebih dahulu untuk melapor, sedangkan
anggota yang lainnya menunggu diluar ruang UGD. Selang beberapa waktu anggota
lainnyapun dipersilahkan masuk ke ruang yang sama lalu kemudian kami di arahkan
lagi menuju sebuah ruangan kecil yang merupakan kamar dokter, di sanalah kami
diberi arahan oleh dokter tentang apa saja yang harus kami lakukan dan di ruangan
mana kami akan ditugaskan untuk melakukan kegiatan observasi lapangan,serta ketua
kelompok menyerahkan absensi kepada beliau. Dalam penjelasan dokter, kami dibagi
lagi menjadi empat tim dimana satu tim terdiri dari tiga orang dan masing-masing
akan mengobservasi ruangan yang berbeda-beda yakni, ruang UGD,ruang rawat inap
bagian bawah,ruang rawat inap bagian atas,dan ruang bersalin.

Tak lama kemudian, setelah dokter pembimbing kami memberi arahan, kami
dituntun menuju bagian masing-masing yang telah dibagi tadi. Namun dalam
perjalanan, kami sempat mengamati sembari berdiskusi kecil-kecil mengenai apa
yang kami lalui. Kami melihat pekarangan rumah sakit yang sangat bersih tanpa ada
sampah yang mengganggu pandangan, kami juga melihat beberapa petugas keamanan
yang sedang berjaga, sambil berjalan-jalan mengontrol keamanan. Setelah itu kami
memasuki ruang utama rumah sakit. Dimana Saat kami memasuki pintu utama
rumah sakit, kami langsung menginjakan kaki di ruang tunggu, yang juga terdapat
loket administrasi di dalamnya. Kami menilai bahwa ruang tunggu tersebut memang
tidak terlalu luas, namun cukup untuk kapasitas duduk 26 orang, karena kursinya
berjumlah demikian. Selain itu beberapa perawat dan staff rumah sakit lainnya seperti
cleaning servis tampak berlalu lalang sehingga keadaan saat itu sedikit kurang
kondusif.
Selanjutnya, dokter pembimbing kami mengantarkan kami ke bagian masing-
masing dan beliau melanjutkan dengan memperkenalkan kami pada dokter dan
petuga medis lainnya di setiap bagian tersebut.

A. Ruang Rawat Atas

Tim ruang rawat atas mengambil fokus observasi yang kurang lebih hampir
sama,yakni ada yang memperhatikan komunikasi yang terjalin, ada yang menilai
tentang pelayanan, dan ada yang menilai kaidah dasar bioetik yang terjadi secara
umum. Namun secara keseluruhan penilaian tim ruang rawat atas memberikan
penilaian yang baik, berdasarkan penilaian mereka masing-masing dan pendapat
beberapa pasien yang di mintai waktunya untuk diwawancara. Berikut kutipan inti
salah satu wawancara yang dilakukan.

‘’seorang ibu yang merupakan salah seorang pasien sangat bersyukur telah
melahirkan anaknya di RSIA Khadijah karena rumah sakit tersebut mempunyai
pelayanan medis yang baik. Perawat yang tiap hari masuk untuk memeriksakan
keadaan pasien serta keamanan yang baik di rumah sakit tersebut. Ibu tersebut
mengatakan bahwa waktu pertama memasuki ruang UGD dia cepat di tangani oleh
dokter beserta para petugas medis lainnya. Disana selalu ada dokter yang siap siaga
terhadap pasien yang gawat darurat. Di Rumah Sakit Ibu dan Anak Khadijah
tersebut terdapat beberapa dokter praktek ataupun dokter spesialis, seperti dokter
spesialis obgin, dokter spesialis anak, dokter spesialis anastesi, dokter spesialis
bedah, dokter spesialis radiologi beserta beberapa dokter umum lainnya.’’

Selain itu menurut penilaian tim rawat inap atas penerapan kaidah dasar bioetik,
seperti informed consent, sangat dijunjung tinggi oleh RSIA Khadijah. Hal tersebut
telah mereka konfirmasikan oleh salah seorang pasien yang sengaja ditanya oleh
seorang anggota tim tentang alasan pasien melaksanakan proses melahirkan secara
sesar dan pasien tersebut menjawab ‘’ dokter menyarankan untuk operasi sesar karena
berat badan bayi yang ada didalam kandungan saya cukup besar sehingga akan sulit
untuk melakukan persalinan secara normal’’.

Pelayanan perawat terhadap pasien juga tak luput dari salah seorang anggota tim,
ada yang menilai bahwa pelayanan salah seorang perawat sangatlah baik. Hal tersebut
dinilai pada saat mereka pertama kali dituntun menuju ruang pasien, perawat tersebut
terlebih dahulu memberi tahu kepada pasien tentang keberadaan mahasiswa untuk
mengobservasi ruangan tersebut termasuk member tahu bahwa adanya kemungkinan
untuk dilakukannya wawancara.

B. Ruang Rawat Bawah

Tim ruang rawat bawah (tim B) secara umum menitik beratkan observasi di
ruang rawat bawah mengenai hubungan dokter dengan pasien. Kebanyakan
berpendapat bahwa dokter menjalin komunikasi dengan pasien sedikit banyaknya
sudah sesuai dengan prinsip komunikasi efektif dan prinsip kaidah dasar bioetik.
dan tentu saja penilaian tersebut diambil dari pengamatan langsung serta
pendapat pasien yang telah diwawancara. Seperti yang dituliskan salah satu
anggota tim B dalam laporannya:

‘’Tak lama kemudian seorang dokter datang, beliau merupakan seorang


residen anestesi di Rumah Sakit Sitti Khadijah I yang bernama dr. Mawardi.
Kami pun mengikuti dokter tersebut menuju beberapa ruang rawat. Pertama-
tama, beliau masuk ke kamar Al-Wahab A. Dalam kamar tersebut, dirawat
seorang wanita yang baru saja melahirkan beberapa hari yang lalu. Wanita
tersebut bernama ibu luthfiyyah. Dokter pun menanyakan apakah ada keluhan
yang dirasakan oleh pasiennya tersebut. Kemudian dokter itu pun memeriksa
dan berkonsultasi dengan ibu luthfiyyah. Hal tersebut sesuai dengan kaidah
dasar bioetik yaitu beneficience dan juga sesuai dengan prinsip etik serta
termasuk golongan komunikasi efektif. Setelah itu, saya pun mewawancarai
ibu luthfiyyah. Sebelumnya, saya memperkenalkan diri saya dan teman-teman
saya serta memberitahu maksud kami untuk datang ke rumah sakit tersebut.
Saya pun menanyakan apakah ibu luthfiyyah berkenaan untuk diwawancarai.
Beliau pun mengiyakannya. Kemudian, saya menanyakan mengenai fasilitas
dan perilaku dokter beserta perawat terhadap pasien. Ibu luthfiyyah tidak
mengeluhkan satu hal pun. Ia mengatakan bahwa fasilitas dan kinerja dokter
beserta perawat di Rumah Sakit Sitti Khadijah I sudah baik akan tetapi perlu
lebih ditingkatkan lagi.’’

Selain dari sisi pelayanan, Instalasi ruang inap(TP2RI) ini juga tampak cukup
bersih dan alat-alatnya tertata rapi, suasana dalam ruangan tersebut juga cukup
kondusif karena interaksi antar perawat sangat baik. Para kakak-kakak perawat
menyambut kami dengan baik, terlihat dari cara berinteraksi dengan kami sangat
ramah., Kemudiankami bersamaperawatvisitekeruangperawatanpasien di kamarAl-
Wahab A. Komunikasi yang terjadi antara perawat dengan pasien serta keluarga
pasien sangat baik, ramah dan profesional.Perawat tersebut memberi informed
tentang tindakan yang akan dilakukan dan pasien menyampaikan keluhannya dengan
baik kepada perawat tersebut lalu perawat meresponnya dengan baik. Perawat
tersebut juga memberikan kami kesempatan untuk bertanya langsung kepada pasien
tersebut . dan hal tersebut menggambarkan bahwa perawat tersebut tidak hanya
ramah kepada pasien dan keluarganya tetapi juga kepada pengunjung seperti kami.

C. Ruang Bersalin

Berbeda dengan tim dari ruangan lain, tim observasi ruang bersalin(tim C) lebih
memperhatikan keadaan rumah sakit dari segi fasilitas, keadaan dan pelayan. Tim C
sedikit salah ekspektasi, dimana mereka mengharapkan akan dapat melihat proses
bersalin karena mereka berada di ruang bersalin. Tapi nyatanya tidak, tim C hanya
melakukan observasi di ruangan dimana pasien ditempatkan sebelum melakukan
proses persalinan dan salah satu ruangan tempat dimana para bayi yang butuh
perawatan ditempatkan yakni ‘ruang bayi’. Tak ketinggalan pula tim C untuk
melakukan wawancara dengan beberapa pasien dan perawat yang ada.
Ruang bersalin tampak sangat bersih, tak ada satupun sampah yang terlihat pada
lantai ruang bersalin. Selain itu, pada dinding-dindingnya terdapat banyak sekali
poster-poster seperti poster cuci tangan, poster yang berisi tentang cara memberikan
ASI, tentang adat batuk dan poster informatif lainnya. Bukan hanya itu, di ruang
bersalin juga terdapat sebuah WC yang sangat bersih, dalam WC tersebut tersedia
wastafel dan cermin besar sehingga membuat pasien nyaman.
Tak hanya fasilitas, ternyata pelayanan di dalamnya juga tergolong baik,
meskipun adapula hal negatif. Seperti yang tertera dalam inti wawancara yang
dilakukan salah satu anggota tim C:

‘’ saya mewawancarai seorang pasien yang berada di bed satu, Ashanti Arif, tak
lupa saya mengucapkan salam kemudian saya melanjutkan memperkenalkan diri
saya dan menjelaskan maksud kedatangan saya, serta meminta izin untu
mewawancarai beliau. Dan ternyata beliau bersedia dengan senang hati.
Sebelumnya saya menanyakan tentang masalah pribadi pasien mengenai ini
kehamilan anak yang keberapa, datang sejak kapan, dan perasaanya pada saat ini.
Lalu kemudian saya menanyakan tentang pelayanan yang diberikan khususnya
dikamar bersalin ini, beliau menjawab ‘perawat dan dokternya ramah.’. Lalu
kemudian saya bertanya kembali mengenai keluhan beliau. dan ternyata pasien
mengeluhkan masalah kepastian waktu ia akan melahirkan, mungkin pasien butuh
sering-sering dicek keadaannya, dan diberi sedikit pengertian kapan ia bisa
melahirkan, bagaimana tanda-tandanya dan apa yang harus ia persiapkan. Minimal
untuk mengurangi rasa kekhawatiran pasien’’.
Sedangkan di kamar bayi, terdapat suasana yang lebih baik dari ruangan
sebelumnya. Ruang bayi sangatlah tenang, sangat cantik karena dindingnya dihiasi
dengan gambar-gambar, selain itu warnanya dindingnya pun lembut, yaitu ungu dan
pink. Tim C menilai bahwa fasilitas yang terdapat diruangan bayi tersebut sudah
memadai dan perawatnya sangatlah ramah.
D. UGD
BAB III. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil observasi baik itu melalui wawancara maupun pengamatan


dapat kami simpulkan bahwa pelayanan kesehatan di RSIA Sitti Khadijah secara
umum sudah mengikuti prinsip-prinsip kaidah dasar bioetika yang ada, seperti
Beneficence, Nonmalficence, Justice, dan Autonomy.

Selain itu, komunikasi yang terjalin antara dokter, tenaga medis lain, serta
pasien dan pengunjung rumah sakit lainnya sudah tergolong efektif, dan saling
menghargai, tanpa adanya intervensi.

            Sedangkan dari segi sarana dan prasana masih terdapat beberapa kekurangan
seperti, tempat parkir yang relative sempit, pemandangan yang kurang sedap dengan
adanya keluarga pasien yang tidur beralaskan karpet di samping bangunan UGD.
Selebihnya sudah sangat memadai seperti, keberadaan poster-poster, wastafel cuci
tangan dimana-mana, tabung pemadam juga terdapat di beberapa sisi tembok dan
peralatan rumah sakit yang sudah tergolong lengkap.

Dari segi pelayanan medis yang dilakukan tenaga medis selain dokter juga
beberapa sudah memenuhi kaidah dasar. Kebanyakan pasien yang kami mintai
pendapatnya melalui wawancara mengatakan bahwa pelayanan perawat sudah baik,
dan ramah. Meskipun masih ada keluhan-keluhan kecil yang dilontarkan misalnya,
kurang intensitas perawat mengecek pasien untuk sekedar mengurangi kecemasan.

Kami selalu mengharapkan yang terbaik bagi ekosistem dalam dunia


kesehatan. Pelayanan, sarana dan prasaran, hubungan antara tenaga medis dan pasien,
serta kesembuhan pasien. Namun terkadang ada saja hal yang menghambat
pengharapan tersebut untuk selalu terwujud. Entah karena hambatan teknis atau non
teknis. Misalnya saja pada RSIA Khadijah, sedang terjadi perbaikan dan
pembangunan sebelah bangunan RS sehingga ada sedikit gangguan yang terjadi. Oleh
karena itu, diperlukan komunikasi dan hubungan yang harmonis antara tenaga medis
dan pengunjung rumah sakit agar kesalah pahaman yang terjadi dapat terminimalisir.

Anda mungkin juga menyukai