Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH IRONI MANTAN PERAWAT BERUSIA 80 TAHUN BUKA PRAKTIK

ABORSI

Di susun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Etika dan Hukum Keperawatan
Dosen Pengampu : Laily Isro’in, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Oleh :
1. Salsabila Rise Sutarmanto (21632044)
2. Fuad Bagus Pebryutomo (21632045)
3. Mas Rurohtun Nafiah (21632050)
4. Celly Aulia Pramastya (21632053)
5. Rizki Kurnia Salsabila (21632055)
6. Resha Oktapriani (21632056)
7. Prima Mulqia Irshada (21632058)

KELAS A
JURUSAN S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’laikumWr. Wb.
Puji syukur mari kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan beribu-ribu
nikmatnya kepada kita sehingga kita, sehingg akita dapat menyelesaikan tugas makalah
kelompok ini. Sholat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Uswatunhasanah kita Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliah menuju zaman Islamiyah
seperti yang rasakan pada saat ini.“ IRONI MANTAN PERAWAT BERUSIA 80 TAHUN
BUKA PRAKTIK ABORSI’’ini sengaja di bahas karena sangat penting untuk kita khususnya
sebagai mahasiswa program studi Sarjana Keperawatan.
Pembahasan ini bertujuan untuk mengetahui segala sesuatu tentang aborsi adalah pengeluaran
janin dari dalam kandungan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Aborsi spontanea dan
aborsi medis/ keguguran diperbolehkan untuk dilakukan apabila benar-benar terpaksa.
Aborsi ;riminalistidak boleh dilakukan karena dalam pandangan medis, moral maupun
hukumtidak baik untuk dilakukan. Sebagai perawat yang mengalami dilema etis dalam
menghadapi kasus aborsi, kita tetap harus men;egah terJadinya aborsi, riminalis. Perawat
sebaiknya memberikan penjelasan dengan halus kepada pasien mengenai risiko aborsi dan
menjadi consultant atas masalah yang menjadi alasan aborsi.
Selanjutnnya, penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan pengarahan-pengarahan sehingga kami dapat menyelesaikan paper ini
dengan tepat waktu, tidak lupa juga kepada bapak dosen dan teman- temanyang lain
untuk memberikan sarannya kepada kami agar penyusunan makalah ini lebih baik lagi.
Demikian semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya
semua yang membaca makalah ini.
Wassalamu’laikumWr. Wb.
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Aborsi dapat dikatakan sebagai pengguguran kandungan yng di sengaja dan saat ini
menjadi masalah yang hangat diperdebatkan. Pengertian aborsi menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1996) abortus (aborsi) didefinisikan sebagai terjadi keguguran janin;
melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tak
menginginkan bakal bayi yang dikandung itu).
Menurut Potter & Perry (2010), setengah dari kehamilan di Amerika Serikat adalah
tidak direncanakan; sebagian besar kehamilan yang tidak direncanakan terjadi pada remaja,
wanita berusia di atas 40 tahun, dan wanita Afrika-Amerika yang berpenghasilan rendah.
Hampir setengah dari kehamilan yang tidak diharapkan berakhir dengan aborsi.
Sementara itu, kendati dilarang, baik oleh KUHP, UU, maupun fatwa MUI atau
majelis tarjih Muhammadiyah, praktik aborsi (pengguguran kandungan) di Indonesia tetap
tinggi dan mencapai 2,5 juta kasus setiap tahunnya dan sebagian besar dilakukan oleh para
remaja.
Aborsi atau pengguguran kandungan seringkali identik dengan hal-hal negatif bagi
orang-orang awam. Bagi mereka, aborsi adalah tindakan dosa, melanggar hukum dan
sebagainya. Namun, sebenarnya tidak semua aborsi merupakan tindakan yang negatif karena
ada kalanya aborsi dianjurkan oleh dokter demi kondisi kesehatan ibu hamil yang lebih baik.
Ketika seorang wanita memilih aborsi sebagai jalan untuk mengatasi kehamilan yang
tidak diinginkan, maka wanita tersebut dan pasangannya akan mengalami perasaan
kehilangan, kesedihan yang mendalam, atau rasa bersalah.
Dalam kasus aborsi yang dianjurkan dokter, perawat tak hanya sebagai conselor atau
peran dan fungsi perawat yang lain, tetapi juga dapat menjalankan prinsip dan asas etik
keperawatan yang ada untuk membantu pasien menghadapi pilihan yang telah dipilih
(aborsi).

BAB II
KONSEP TEORI
2.1. Asas dan Kode Etik Keperawatan

A. Pengertian Prinsip Etika Keperawatan


Prinsip etika keperawatan merupakan asas, kebenaran yang jadi pokok dasar atau
patokan seorang perawat untuk berpikir, bertindak membuat keputusan yang
mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari pelaksanaan praktek keperawatan
dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap prinsip-prinsip etika
keperawatan sehingga kejadian pelanggaran etika dapat dihindarkan.

B. Prinsip-Prinsip Asas Etik Keperawatan


Dalam memberikan setiap asuhan keperawatan perawat harus selalu berpedoman pada
nilai-nilai etik keperawatan dan standar keperawatan yang ada serta ilmu keperawatan.
Prinsip utamanya adalah moral dan etika keperawatan. Untuk menghindari kesalahan
dalam pelaksanaan peran ini maka perawat harus berpegangan pada prinsip-prinsip etik
keperawatan yang meliputi:

a. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis
dan mampu membuat keputusan sendiri. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek
terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan
bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan
individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi
saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang
perawatan dirinya.

b. Berbuat baik/asas manfaat (Beneficience)


Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik dan setiap tindakan yang
diberikan kepada klien harus bermanfaat bagi klien dan menghindarkan dari
kecacatan. Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan,
penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang
lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini
dengan otonomi.

c. Keadilan (Justice)
Setiap tindakan yang diberikan harus berdasarkan kondisi klien tidak ada
diskriminasi. Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil
terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
Nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi
yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.

d. Tidak merugikan (Nonmaleficience)


Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.

e. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar
menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan
penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang
segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani
perawatan.

f. Menepati janji (Fidelity)


Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan
perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari
perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan
kesehatan dan meminimalkan penderitaan.

g. Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi
klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya
boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti
persetujuan. Jadi, apa yang dilaksanakan oleh perawat harus didasarkan pada
tanggung-jawab moral dan profesi dan merahasiakan apapun tentang pasien kecuali
jika sebagai saksi dalam kasus hokum.

h. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional
dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

i. Respek
a) Perilaku perawat yang menghormati / menghargai pasien /klien. hak – hak
pasien,penerapan inforned consent
b) Perilaku perawat menghormati sejawat
c) Tindakan eksplisit maupun implisit
d) Simpatik, empati kepada orang lain.

j. Azas Kesehatan dan Kesejahteraan


Semua tindakan yang dilakukan bertujuan untuk mewujudkan kesehatan dan
kesejahteraan pada klien

C. Kode Etik Keperawatan Indonesia


1. Perawat dan Klien
 Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan menghargai harkat dan
martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan
agama yang dianut serta kedudukan social.
 Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara
suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat-istiadat, dan
kelangsungan hidup beragama dari klien.
 Tanggung jawab utama Perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan
asuhan keperawatan.
 Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh
yang berwenang sesuai dengan ketentuan hokum yang berlaku.
2. Perawat dan Praktek
 Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi di bidang keperawatan
melalui belajar terus menerus
 Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi
disertai kejujuran professional dalam menerapkan pengetahuan serta
ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
 Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang kuat dan
mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan
konsultasi, menerima delegasi dan mamberikan delegasi kepada orang lain.
 Perawat senantiasa menjujung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
selalu menunjukan perilaku professional.
3. Perawat dan Masyarakat
 Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk
memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi
kebutuhan kesehatan masyarakat.
4. Perawat dan Teman Sejawat
 Perawat senantiasa memelihara hubungan dengan sesama perawat maupun
dengan tenaga kesehatan lainnya dan dalam memelihara keserasian suasana
lingkungan kesehatan secara menyeluruh.
 Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak eti dan illegal.
5. Perawat dan Profesi
 Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan keperawatan.
 Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi
keperawatan.
 Perawat berpartisipasi aktif dalam berbagai profesi untuk membangun dan
memelihara kondisi kerja yang konduktif demi terwujudnya asuhan
keperawatan yang bermutu tinggi.
D. Ikrar Perawat Indonesia dalam MUNAS IV PPNI 1989
1. Kami Perawat adalah Warga Negara Indonesia yang berasaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945, serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kami Perawat Indonesia senantiasa mengabdikan diri untuk kepentingan
kemanusiaan.
3. Kami Perawat Indonesia senantiasa melaksanakan tugas sebaik-baiknya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku serta mengembangkan Ilmu Keperawatan
dengan penuh tanggung jawab dan sesungguh-sungguhnya.
4. Kami Perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas tidak akan membedakan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, dan
agama yang dianut serta kedudukan social.
5. Kami Perawat Indonesia memegang teguh segala rahasia ynag behubungan
dengan tugas, kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku
6. Kami Perawat Indonesia senantiasa menghormati guru dan pembimbing kami,
sesama perawat serta menjunjung tinggi kehormatan profesi keperawatan.
2.2. Teori Aborsi
Pengertian aborsi menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008) adalah terpencarnya
embrio yang tak mungkin lagi hidup (sebelum habis bulan keempat dari kehamilan).
Pengertian aborsi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana di Indonesia adalah
: 1) Pengeluaran hasil konsepsi pada stadium perkembangannya sebelum masa kehamilan
yang lengkap tercapai (38-40 minggu); 2) Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan (berat kurang dari 500 gram atau kurang dari 20 minggu).
Pada UU kesehatan, pengertian aborsi dibahas secara tersirat pada pasal 15 (1) UU
Kesehatan Nomor 23/1992 disebutkan bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk
menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu.
Maksud dari ‘tindakan medis tertentu, yaitu aborsi.
Sementara aborsi atau abortus menurut dunia kedokteran adalah kehamilan berhenti
sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Apabila janin
lahir selamat sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, disebut kelahiran prematur.
Wanita dan pasangannya yang menghadapi kehamilan yang tidak diinginkan
biasanya mempertimbangkan aborsi. Alasan untuk memilih aborsi berbeda-beda, termasuk
mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan atau ketika mengetahui janin memiliki
kelainan (Perry&Potter,2010).

A. Jenis Aborsi
Klasifikasi abortus atau aborsi berdasarkan dunia kedokteran, yaitu:
1) Abortus spontanea
Abortus spontanea merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan. Aborsi ini
dibedakan menjadi 4 yaitu :
a. Abortus imminens, pada kehamilan kurang dari 20 minggu terjadi perdarahan
dari uterus atau rahim, dimana janin masih didalam rahim, serta leher rahim
belum melebar (tanpa dilatasi serviks).
b. Abortus insipiens, istilah ini kebalikan dari abortus imminens, yakni pada
kehamilan kurang dari 20 minggu,terjadi pendarahan,dimana janin masih
didalam rahim, dan ikuti dengan melebarnya leher rahim(dengan dilatasi serviks)
c. Abortus inkompletus, keluarnya sebagian organ janin yang berusia sebelum 20
minggu, namun organ janin masih tertinggal didalam Rahim
d. Abortus kompletus, semua hasil konsepsi(pembuahan) sudah di keluarkan
2) Abortus provokatus
Berbeda dengan abortus spontanea yang prosesnya tiba-tiba dan tidak diharapkan
tapi tindakan abortus harus dilakukan. Maka pengertian aborsi atau abortus jenis
provokatus adalah jenis abortus yang sengaja dibuat atau dilakukan, yakni dengan
cara menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar tubuh ibu atau kira-
kira sebelum berat janin mencapai setengah kilogram.
3) Abortus habitualis
Abortus habitualis termasuk abortus spontan namun habit (kebiasaan) yang terjadi
berturut-turut tiga kali atau lebih.
4) Missed abortion
Kematian janin yang berusua sebelum 20 minggu, namun janin tersebut tidak
dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih, dan terpaksa harus dikeluarkan. Missed
abortion digolongkan kepada abortus imminens.
5) Abortus septik
Tindakan menghentikan kehamilan karena tindakan abortus yang disengaja
(dilakukan dukun atau bukan ahli ) lalu menimbulkan infeksi.

B. Efek Aborsi
Pada kasus aborsi terdapat efek dari aborsi. Efek aborsi di bagi menjadi 2 yaitu :
1. Efek Jangka Pendek
 Rasa sakit yang intens
 Terjadi kebocoran uterus

Anda mungkin juga menyukai