WAKTU
DOSEN
SUB TOPIK
1. Pengertian dan bentuk issue etik
2. Issue etik yang terjadi antara bidan
3. Issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
4. Issue Moral
5. Dilema dan Konflik Moral
REFERENSI
1. Marimbi, Hanum. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan, Mitra Cendikia
Press; Jogjakarta; 2008.
2. Hanafiah, M. Jusuf. Amir, Amri. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan.
Jakarta : EGC. 1999
3. Wahyuningsih HP, Yetty Asmar. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta;2005.
4. Guwandi. Etika dan Hukum Kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, balai Penerbitan FKUI, 1991
5. Berten k. Etika. Gramedia Pustaka utama, Jakarta : 2001
6. Setiawan dan Maramis. Etika Kedokteran. Airlangga University Press;
Surabaya; 1999.
7. Dep kes. RI, Etika dan kode etik profesi. Jakarta :Dep kes RI; 2002.
8. Jones. R Shirley. Ethics in midwafery. London : Mosby; 2000.
9. Suryani S. Etika kebidanan dan hukum kesehatan : EGC; 2005
10. Taher,tarmizi. Medical etics. Gramedia Pustaka Utama; Jakarta; 2003.
Issue adalah topik penting dimana sebagian orang akan mempunyai pendapat atau
opini yang berbeda beda.perbedaan tersebut disebabkan karena adanya perbedaan
nilai dan kepercayaan.perbedaan inilah yang mempunyai peranan penting dalam
terjadinya dilema.
Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan adalah aspek yang pokok dalam pelayanan bidan di Indonesia.
Keadilan dalam pelayanan ini dimulai dengan :
a. Pemenuhan kebutuhan klien yang sesuai.
b. Keadaan sumber daya kebidanan yang selalu siap untuk melayani.
c. Adanya penelitian untuk mengembangkan/meningkatkan pelayanan.
d. Adanya keterjangkauan ke tempat pelayanan.
klien melakukan hal ini, dia mempunyai harapan bahwa apa yang diutarakan akan
tetap menjadi sebuah rahasia, terutama yang berhubungan dengan masalah harga diri.
Perawat
Hubungan interprofesi antara bidan dengan perawat adalah hal yang menarik
untuk dikaji. Perawat cenderung beranggapan bahwa para bidan merendahkan
mereka, dan bidan menganggap diri supervisior. Para bidan memiliki persepsi
bahwa perawat adalah orang yang membantu dokter. Memiliki pemahaman
bahwa perwat memiliki tanggung jawab ganda dalam peranannya : pertama
pada masyarakat umum, dan yang kedua bertanggung jawab pada institusi
mediks (pizuri dkk 1987) Para perawat dilihat seolah sebagai sebuah profesi
yang pernah dilakukan oleh bidan, sehingga supaya kedudukannya sama
dengan bidan, para perawat harus berusaha untuk bisa melakukan hal-hal yang
bisa dilakukan oleh bidan
Dokter
Sekarang ini di Inggris, kebanyakan bidan adalah wanita, dan dokter
kandungan adalah laki-laki, meskipun bidan laki-laki dan dokter kandungan
wanita juga ada. Masalahnya bukan hanya mengenai issue jender saja, tapi juga
imej yang ditampilkan yaitu pasien merasa lebih nyaman dengan seorang
dokter kandungan pria biasanya muda dan tampan, sedangkan bayangan akan
seorang bidan adalah sosok ibu-ibu yang gemuk dengan rambut keriting,
namun yang paling sering menjadi pertimbangan adalah dokter kandungan
dianggap lebih mengetahui masalah teknologi dan penemuan baru yang bisa
membantu kelancaran proses persalinan
1. USG
Konflik :
a. keinginan pasien untuk di USG
b. ingin menegtahui jenis kelamin
c. mengikuti trend
d. sikap matrealistik dari pemberi jasa
Etis :
penggunaan USG etis apabila ada indikasi yang tepat dengan tujuan
screening
2. HIV
Konflik :
a. antara kewajiban bidan memberikan asuhan persalinan dengan
resiko tertular virus HIV
b. antara menjaga hak kerahasiaan klien dengan kepentingan
masyarakat
c. antara hak hidup bayi yang dikandung dengan potensial
ditularkannya virus HIV dari ibu ke bayinya
Solusi tindakan:
a. memberikan asuhan pertolongan persalinan pada pasien HIV
dengan mmepertimbangkan kelengkapan sarana pencegahan
infeksi
b. merujuk kepusat pelayanan dengan fasilitas sarana pencegahan
infeksi yang lebih lengkap sehingga menghindari risiko tertular
karena kecerobohan saat melakukan pertolongan persalinan
c. melakukan penyuluhan (KIE) pada pasien dan keluarga mengenai
keadaan yang dialaminya, memberikan penyuluhan mengenai
perilaku hidup bersih dan sehat, karakteristik penyebaran HIV dan
pencegahannya
d. melakukan penanganan bayi baru lahir seperti pada ibunya dengan
tetap memperhatikan hak-hak dan kenyamanan pasien
3. Aborsi
a. Penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
b. Menjelaskan tentang bahaya aborsi
c. Konseling KB
d. Peningkatkan iman dan taqwa
5. Analgesia epidural
Ibu bersalin yang menggunakannya akan terbebas dari nyeri saat
persalinan, baik sejak kala pembukaan sampai kelahiran, namun demikian
analgesia epidural masih menjadi kontroversi dikalangan ibu-ibu, karena
ketakutan akan efek samping bagi bayinya ataupun dirinya.
Diharapkan bidan sebagai ujung tombak pelayanan yang berhadapan
langsung dengan masyarakat khususnya ibu hamil harus mampu untuk :
- mempertahankan filosofi dan kode etik bahwa kehamilan dan persalinan
adalah normal
- menerapkan asuhan sayang ibu dan bayi melalui teknis-teknis natural
- meningkatkan kualitas pelayanan tetapi dalam koridor kewenangan
bidan yang telah ditetapkan
ISSUE MORAL
Moral berasal dari bahasa latin ( Mores ) yaitu adab, kebiasaan.Menurut Maman
Rachman, pada hakekatnya moral menunjukan pada ukuran ukuran yang dapat
diterima oleh suatu komunitas dan moral juga bersumber pada kesadaran hidup yang
berpusat pada alam pikiran.
Issue moral merupakan topik yang penting yang berhubungan dengan apa yang
benar dan apa yang salah dalam kehidupan sehari-hari.Issue moral berkembang
sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi,serta penyakit yang tumbuh
dimasyarakat.nilai-nilai budaya dan agama juga dapat memberikan beberapa
pertimbangan untuk diperhatikan.
ISU MORAL
1. ABORSI
Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah
“abortus”. Berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma)
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran
hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.
ALASAN ABORSI
Aborsi dilakukan oleh seorang wanita hamil baik yang telah menikah maupun yang
belum menikah dengan berbagai alasan. Akan tetapi alasan yang paling utama adalah
alasan-alasan yang non-medis (termasuk jenis aborsi buatan / sengaja)
Alasan lain yang sering dilontarkan adalah masih terlalu muda (terutama mereka
yang hamil di luar nikah), aib keluarga, atau sudah memiliki banyak anak. Ada orang
yang menggugurkan kandungan karena tidak mengerti apa yang mereka lakukan.
Mereka tidak tahu akan keajaiban-keajaiban yang dirasakan seorang calon ibu, saat
merasakan gerakan dan geliatan anak dalam kandungannya.meyakinkan diri bahwa
membunuh janin yang di dalam kandungan adalah boleh dan benar. Semua alasan ini
tidak mendasar, sebaliknya hanya menunjukkan ketidakpedulian seorang wanita
yang hanya memikirkan kepentingannya sendiri.
Beberapa Negara memperbolehkan donor sperma bukan suami, dan diakui secara
legal. Kerahasiaan identitas donor yang bukan suami senantiasa dijaga, untuk
menghindarkan masalah dikemudian hari.
DASAR HUKUM
Dasar hukum pelaksanaan bayi tabung di Indonesia adalah Undang-Undang
Kesehatan No. 23 Tahun 1992.
1. Pasal 16 ayat 1 Kehamilan diluar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya
terakhir untuk membantu suami istri mendapatkan keturunan.
2. Upaya kehamilan diluar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 hanya
dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan :
1) Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkuta,
ditanamkan dalam rahim istri darimana ovum berasal.
2) Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu.
3) Pada sarana kesehatan tertentu. Pelaksanaan upaya kehamilan diluar cara
alami harus dilakukan sesuai norma hukum, norma kesusilaan, dan
norma kesopanan.
Penjelasan dari Pasal 16 tersebut jika secara medis dapat dibuktikan bahwa pasangan
suami istri yang sah benar-benar tidak dapat memperoleh keturunan secara alami,
pasangan suami istri tersebut dapat melakukan kehamilan diluar cara alami sebagai
upaya terakhir melalui ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran. Pelaksanaan
upaya kehamilan diluar cara alami harus dilakukan sesuai dengan norma hokum,
norma agama, norma kesusilaan, dan norma kesopanan.
Apabila dokter melakukan inseminasi buatan dengan donor bukan suami adalah
tindak pidana kejahatan yang diancam dengan hukuman penjara atau denda.
Sarana kesehatan tertentu adalah sarana kesehatan yang memiliki tenaga dan
peralatan yang telah memenuhi persyaratan untuk penyelenggaraan upaya kehamilan
diluar cara alami dan ditunjuk oleh pemerintah.
Status anak yang dilahirkan tidak dalam ikatan perkawinan adalah anak diluar nikah.
Anak diluar nikah hanya mempunyai hubungan hukum dengan ibu dan keluarga ibu.
Sedangkan anak yang lahir dari sewa rahim, terdapat 2 keadaan sebagai berikut :
1. Ovum dari pemesan, sperma dari pemesan.
2. Ovum pemesan, sperma suami.
Apabila sperma dari pemesan disebut Surrogate Mother. Setelah anak dilahirkan
maka anak adalah anak sah si ibu dan suaminya. Peralihan status anak dengan
adopsi.
Konflik adalah suatu proses dimana dua pihak atau lebih berusaha memaksakan
tujuannya dengan cara mengusahakan untuk menggagalkan tujuan yang ingin dicapai
oleh pihak lain. (Setiawan, 2004).
Konflik moral
adalah adanya kesenjangan antara prinsip moral yang dianut dengan situasi
kenyataan yang dihadapi.
Ada 2 bentuk konflik :
1. Konflik dalam sebuah prinsip yang sama. Misalnya tentang otonomi. Apakah
kepentingan otonomi bidan atau pasien yang didahulukan.
Contoh : seorang pasien datang ke bidan, setelah dilakukan anamnesa dan
pemeriksaan ternyata pasien tersebut menderita PMS, pasien tersebut tidak
terima, merasa dicemarkan nama baiknya dan tidak mau diobati, pasien
tersebut mengancam akan menceritakan keorang lain bahwa bidan tersebut
tidak bisa mendiagnosa.dalam hal ni otonomi bidan atau pasienkah yang
penting? namun bidan tersebut tetap memberikan penjelasan kepada pasien
dan memberikan kesempatan untuk mendapatkan second opinion dari tenaga
kesehatan lainnya ( dokter /bidan ).
2. Konflik dalam 2 prinsip yang terpisah
contohnya : seorang dengan hiperemesis gravidarum TK II datang ke BPS,
bidan mau merujuk pasien tersebut akan tetapi pasiennya tidak mau dan
menawarkan bayaran yang tinggi pada bidan. Dalam hal ini terjadi konflik
antara kewajiban untuk menolong pasien dengan batas kewenangan dari
bidan tersebut.Akhirnya bidan tersebut memutuskan untuk merujuk pasien
dengan memberikan penjelasan yang bersifat persuasif.
melalui persalinan dan akan lahir mati dan kalau pun hidup hanya akan bertahan
beberapa jam. Ibu tidak mau untuk diaborsi dan ingin tetap meneruskan
kehamilannya.
Dillema moral
Adalah situasi dimana seseorang dihadapkan pada dua alternatif pilihan dimana tidak
ada jalan keluarnya yang memuaskan pada masalah tersebut. ( Cambel,1984 ).
Sebagai perawat, bidan, atau pelayanan kesehatan terdaftar, secara pribadi anda
bertanggung jawab terhadap tindakan praktik anda, dan dalam melaksanakan
tindakan praktik anda, dan dalam melaksanakan tindakan professional, anda harus :
● Selalu bersikap mengutamakan keinginan, keselamatan, dan kesehatan pasien
dank lien
● Memastikan tidak melanggar atau lalai dalam melakukan tanggung jawab,
yang dapat mengganggu kepentingan dan keselamatan pasien dan klien.
Dilema tidak hanya diciptakan oleh beberapa kemungkinan yang dihasilkan oleh
tindakan, tetapi juga dari hipótesis dari kenyataan yang tidak diduga.
EVALUASI