Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

ETIKA, MORAL, FILSAFAT ILMU KEPERAWATAN,


DAN HUKUM KESEHATAN

Dosen: Dr. Untung Sujianto, S.Kp.,M.Kes

DISUSUN OLEH

LALU AMRI YASIR


NIM: 22020121410030

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS KEDOKTERAN
2021
MAKALAH
ETIKA, MORAL, FILSAFAT ILMU KEPERAWATAN,
DAN HUKUM KESEHATAN

A. DEFINISI ETIKA DAN MORAL


Pengertian Etika Keperawatan adalah Etika (Yunani kuno: “ethikos“, berarti
“timbul dari kebiasaan”) adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup
analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam
situasi nyata dan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang membimbing
manusia berpikir dan bertindak dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai
yang dianutnya.
Sejalan dengan pengertian moral sebagaimana disebutkan di atas, K Bertens
(1994) mengatakan bahwa kata yang sangat dekat dengan "etika" adalah "moral". Kata
ini berasal dari bahasa latin "mos", jamaknya "mores" yang juga berarti adat
kebiasaan. Secara etimologis, kata etika sama dengan kata moral, keduanya berarti
adat kebiasaan. Perbedaannya hanya pada bahasa asalnya, etilca berasal dari bahasa
Yunani, sedangkan moral berasal dari bahasa Latin. Dengan merujuk pada arti kata
etika yang sesuai, maka arti kata moral sama dengan arti kata etika, yaitu nilai-nilai
dan norma-norma yang menjadi pegangan seseorang, atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya.
Moral hampir sama dengan etika, biasanya merujuk pada standar personal
tentang benar atau salah. Hal ini sangat penting untuk mengenal antara etika dalam
agama, hukum, adat dan praktek profesional.
Praktek keperawatan sebagai suatu pelayanan profesional diberikan
berdasarkan ilmu pengetahuan, menggunakan metodologi keperawatan dan dilandasi
kode etik keperawatan. Kode etik keperawatan mengatur hubungan antara perawat dan
pasien, perawat terhadap petugas, perawat terhadap sesama anggota tim kesehatan,
perawat terhadap profesi dan perawat terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air.
Pada hakikatnya keperawatan sebagai profesi senantiasa mangabdi kepada
kemanusiaan, mendahulukan kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi,
bentuk pelayanannya bersifat humanistik, menggunakan pendekatan secara holistik,
dilaksanakan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan serta menggunakan kode
etik sebagai tuntutan utama dalam melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan.
Dengan memahami konsep etik, setiap perawat akan memperoleh arahan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan yang merupakan tanggung jawab moralnya dan
tidak akan membuat keputusan secara sembarangan

B. PELAKSANAAN ETIK DAN MORAL DALAM PELAYANAN


KEPERAWATAN
Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka meningkatkan pelayanan
keperawatan agar dapat sesuai dengan tuntutan, namun tetap ditemukan banyak
keluhan tentang etika perawat yang masih dirasakan kurang oleh pasien. Hal ini juga
terlihat pada hasil penelitian yang telah banyak dilakukan diberbagai Negara di dunia
termasuk di Negara kita Indonesia.
Salah satu survei yang dilakukan oleh Asosiasi Perawat Amerika (ANA)
tentang Etika dan Hak Asasi Manusia di Konvensi ANA (1994), bahwa 79% dari
anggota mereka mengalami Permasalahan etika pada setiap harinya. Thoreteinsson,
2002, pada studi kualitatif lain yang dilakukan di Islandia, menyatakan bahwa banyak
pasien yang mengeluhkan tentang kualitas perawatan yang kurang baik dan dijabarkan
sebagai perawat yang acuh tak acuh, tidak memiliki inisiatif, bersikap buruk, dan
akhirnya berdampak pada hal – hal negatif seperti kemarahan dan stres. (Duffy.J.R,
2009).
Sedangkan di negara Indonesia berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Sumijatun menggambarkan bahawa secara umum penerapan prinsip-prinsip
dalam praktik keperawatan di ruang rawat inap salah satu rumah sakit di Depok masih
dikatakan kurang dalam menerapakan prinsip-prinsip etika dan moral dalam
pemberian pelayanan asuhan keperawatan. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa masih
ada perawat di beberapa rumah sakit yang masih tidak memperhatikan aspek etika dan
moral sesuai dengan apa yang sudah tertera dalam sumpah profesi. Dari beberapa
penelitian juga mengungkapkan banyak factor yang menyebabkan perawat tidak
memperahatikan aspek etika dan moral dalam pelayanan keperawatan. Faktor yang
sering dijumpai adalah ketidak simbangan rasio perawat dengan jumlah pasien, beban
kerja perawat, tingkat pendidikan perawat, dan insentif yang didapatkan. Oleh karena
itu perlu ada perhatian khusus kepada pemerintah dan dunia pendidikan keperawatan
untuk dapat melakukan kajian-kajian yang lebih mendalam dan kompehensif yang
melihat dari berbagai macam persfektif sehingga dapat menghasilkan solusi yang tepat
dan bijaksana dalam membenahi dan meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di
negara kita.

C. DINAMIKA ETIKA DAN MORAL DI MASA PANDEMIC COVID-19


Selama pandemi COVID-19, perawat menghadapi situasi yang rumit dan tidak
pernah terfikirkan sebelumnya sehingga kemungkinan mengalami berbagai
masalah/tekanan. Salah satu penyebabnya karena kebijakan kunjungan rumah sakit
yang sangat terbatas yang mencegah perawat melibatkan keluarga dalam keputusan
perawatan, langkah-langkah isolasi yang dapat mengakibatkan pasien sekarat tanpa
kehadiran keluarga secara fisik, mengalami kelelahan karena beban kerja dan
perubahan jadwal kerja, terdapat kekhawatiran terhadap kesehatannya sendiri,
kurangnya penyediaan alat pelindung diri dan peralatan medis lainnya(AACN Position
Statement, 2015).
Perawat harus mempunyai kemampuan yang baik untuk pasien maupun
dirinya didalam menghadapi masalah yang menyangkut etik. Seseorang harus
berpikir secara rasional, bukan emosional dalam membuat keputusan etik. Keputusan
tersebut membutuhkan keterampilan berpikir secara sadar yang diperlukan untuk
menyelamatkan keputusan pasien dan memberikan asuhan. Kemampuan membuat
keputusan masalah etik menjadi salah satu persyaratan bagi perawat untuk
menjalankan praktik keperawatan professional (Haryono, 2012). Ditemukan berbagai
artikel terkait tantanganetik perawat yang terjadi selama penanganan pada pasien
COVID-19 . Scoping reviewini bertujuan untuk meringkas bukti dari tantangan etik
pada perawat dalam penanganan pasien di masa pandemik COVID-19.

D. PERAN FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN


Devinisi filsafat merupakan sebuah hasil dari renungan/fikirian demokratis
mausia terhadap alam, manusia, dan kehidupan yang mampu menghasilkan sebuah
pemahaman terhadap apa yang menjadi sebuah pertanyaan besar dalam hidup dan
kehidupan.
Sejarah filsafat mengajarkan jawaban-jawaban yang diberikan oleh pemikir-
pemikir besar, tema-tema yang dianggap penting dalam periode tertentu, dan aliran-
aliran besar yang menguasai pemikiran dalam suatu jaman atau di seluruh bagian
dunia tertentu. Secara umum peranan filsafat dalam kehidupan adalah sebagai dasar
dalam bertindak, mengambil keputusan, mengurangi salah paham dan konflik, keseiap
siagaan dalam menghadapi situasi dunia yang selalu berubah, membantu menangani
masalah-masalah mendalam manusia, tentang hakikat kebenaran dan pengetahuan,
baik biasa maupun ilmiah, tentang tanggung jawab, dan keadilan dan sebagainya.

E. BAGAIMANA FILSAFAT DALAM KEPERAWATAN DAN PERANANNYA ?


Keperawatan pada koteks dewasa ini tengah mengalami masa transisi panjang
yang tampaknya belum juga segera berakhir. Keperawatan yang awalnya merupakan
vokasi dan sangat didasari oleh mother instinct, mengalami perubahan atau pergeseran
yang sangat mendasar atas konsep dan proses untuk menuju keperawatan sebagai
profesi. Perubahan ini terjadi karena tuntutan dan perkembangan kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan secara umum, perkembangan IPTEK dan
perkembangan profesi keperawatan sendiri. Keperawatan sebagai profesi harus
didasari konsep keilmuan yang kuat dan jelas dan menuntun untuk berpikir kritis-
logis-analitis, bertindak secara rasional-etis, serta kematangan dalam bersikap,
tanggap terhadap kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan yang
berkualitas.

F. RELEVANSI ANTARA FILSAFAT ILMU DENGAN KEPERAWATAN


Filsafat keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari
realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasakan pada
alasan logis daripada metoda empiris. Filsafat keilmuan harus menunjukkan
bagaimana pengetahuan ilmiah sebenarnya dapat diaplikasikan yang kemudian
menghasilkan pengetahuan alam semesta, dalam hal ini pengetahuan keperawatan,
sehingga filsafat keperawatan adalah keyakinan dasar tentang pengetahuan
keperawatan yang mengandung pokok pemahaman biologis manusia dan perilakunya
dalam keadaan sehat dan sakit terutama berfokus kepada respons mereka terhadap
situasi.

G. MANFAAT/PERANAN FILSAFAT ILMU DALAM ILMU KEPERAWATAN


Dalam pengembangan ilmu keperawatan tidak bisa terlepas dari peranan
filsafat didalamnya. Adapun manfaat atau peranan filsafat dalam keperawatan antara
lain adalah:
1. Memudahkan proses keperawatan karena tanpa mempelajari filsafat ilmu
keperawatan maka akan semakin sulit melaksanakan proses keperawatan.
2. Dengan mengetahui dan melaksanakan perilaku yang mengandung makna, rasa
cinta terhadap kebijaksanaan, terhadap pengetahuan, terhadap hikmah dan
ucapannya yang baik dan sopan seseorang dapat mengetahui bagaimana landasan
dasar dari ilmu keperawatan tersebut.
3. Dapat memecahkan suatu permasalahan meliputi dampak teknologi, sosial budaya,
ekonomi, pengobatan alternatif, kepercayaan spritual dan masih banyak yang
lainnya mengenai seluk beluk lingkup profesi keperawatan yang semuanya
digunakan dalam hal pencapaian profesionalisme seorang perawat.
4. Menghindari dan meminimalisasi kesalahpahaman dan konflik dalam pencarian
kebenaran tentang ilmu keperawatan.
5. Sebagai dasar dalam penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan untuk
bertindak melalui pengalaman-pengalaman yang sudah ada.
6. Mendapatkan kebenaran tentang hal-hal yang dianggap belum pasti apakah
tindakan yang kita lakukan dan pendapat yang kita keluarkan itu adalah benar atau
salah, misalnya jika kita melakukan tindakan seperti injeksi terhadap klien kita
harus tahu terlebih dahulu prosedur-prosedur apa saja yang dilakukan, jadi setelah
kita mengetahuinya maka kita akan melakukan tindakan itu secara benar.
7. Dengan filsafat seorang perawat dapat menggunakan kebijaksanaan yang dia
peroleh dari filsafat sehingga perawat tersebut dapat lebih berfikir positif (positif
thinking) dan dengan positif thinking tersebut seorang perawat dapat menjalankan
tugasnya dengan baik sehingga pasien yang tadinya susah berkomunikasi dapat
menjadi lebih dapat berkomunikasi dengan baik dan akhirnya dapat mempercepat
proses penyembuhan pasien tersebut

H. HUKUM KESEHATAN DI INDONESIA


Salah satu unsur terpenting dari perkembangan suatu negara adalah index
kesehatan warga negaranya yang baik, untuk itu setiap negara harus memiliki sistem
pengaturan pelaksanaan bidang kesehatan tersebut agar tujuan menyehatkan
masyarakat tercapai.
Sistem pengaturan tersebut dituangkan dalam bentuk peraturan perundang-
undangan yang nantinya dapat dijadikan sebagai pedoman yuridis dalam pemberian
pelayanan kesehatan kepada warga negara. Untuk itu pemahaman tentang hokum
kesehatan sangat penting tidak hanya bagi profesi tenaga kesehatan dan masyarakat
sebagai konsumen pelayanan kesehatan tetapi juga bagi pihak akademisi dan praktisi
hukum. Pemahaman hukum kesehatan sangat penting untuk diketahui agar dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan sesuai dengan prosedur yang telah buat oleh pihak
tenaga kesehatan dan apabila terdapat kesalahan dalam pelayanan kesehatan
(malpraktek medis) dapat diselesaikan dengan pengetahuan hukum kesehatan tersebut.
Secara terminologis, istilah Hukum Kesehatan sering disamakan dengan istilah
Hukum Kedokteran. Hal ini dikarenakan hal-hal yang dibahas dalam mata kuliah
Hukum Kesehatan di berbagai Fakultas Hukum di Indonesia pada umumnya hanya
memfokuskan pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan dunia kedokteran dan
lebih banyak membahas hal-hal yang berkaitan dengan Hukum Kedokteran atau
Hukum Medis. Padahal lingkup pembahasan Hukum Kesehatan lebih luas daripada
Hukum Kedokteran.
Berbagai pengertian atau definisi tentang Hukum Kesehatan dikemukakan para
ahli dan sarjana hukum. Definisi tersebut dikemukakan antara lain oleh :
1. Prof. Dr. Rang : “Hukum Kesehatan adalah seluruh aturan-aturan hukum dan
hubungan-hubungan kedudukan hukum yang langsung berkembang dengan atau
yang menentukan situasi kesehatan di dalam mana manusia berada”.
2. Prof. Dr. Satjipto Rahardjo, SH. :“Ilmu Hukum Kedokteran meliputi peraturan-
peraturan dan keputusan hukum mengenai pengelolaan praktek kedokteran”
3. Menurut Anggaran Dasar PERHUKI, yang dimaksud dengan hukum kesehatan
adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan
pemeliharaan/pelayanan kesehatan dan penerapannya, serta hak dan kewajiban
baik dari perorangan dan segenap lapisan masyarakat sebagai penerima layanan
kesehatan (health receivers) maupun sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan
(health providers) dalam segala aspek organisasi, sarana, pedoman-pedoman
medik, ilmu pengetahuan kesehatan dan hukum, serta sumber-sumber hukum
lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Aditya Nurullahi. (2020). Ancaman Corona dan Etik Sosial. Retrieved 23 Agustus 2021,
from https://news.detik.com/kolom/d-4923222/ancaman-corona-dan-etika-sosial-kita

Imran Pashar. Dkk. (2020). Tantangan Etik Pada Perawat Dalam Penanganan Pasien Di
Masa Pandemik Covid-19: Scoping Review. Jurnal Perawat Indonesia, Volume 4 No
3 ,Hal 467-479, November 2020. https://doi.org/10.32584/jpi.v4i3.732

Jeffrey, D. I. (2020). Relational ethical approaches to the COVID-19 pandemic. Journal of


Medical Ethics, 46(8), 495–498. Retrieved from https://doi.org/10.1136/medethics-
2021-106264

Takdir. (2018). Pengantar Hukum Kesehatan. Cet. I. Lembaga Penerbit Kampus IAIN
Palopo. Kota Palopo

Anda mungkin juga menyukai