Anda di halaman 1dari 9

MASALAH ETIKA MORAL DALAM KEPERAWATAN

Oleh :

Ana Ribka Sarlota Huninhatu

2020.01.002

PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN TK.2

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM BOOTH

SURABAYA

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan berkat, rahmat, karunia-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “Masalah Etika
Moral Dalam Keperawatan“. Makalah ini disusun dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana.

Harapan saya semoga makalah ini dapat membentu menambah pengetahuan dan pengakaman
bagi para pembaca, sehinga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehinga
kedepanya dapat lebih baik.

Dan saya mengharapkan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi teman-teman semua, untuk kedepanya dan dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi dari makalah ini agar dapat menjadi leboh baik lagi.

Surabaya, 11 desember 2021

2
DAFTAR ISI

CAVER...................................................................................................................... 1

KATAPENGANTAR ..............................................................................................2

BAB I

1.1 Latar Belakang ......................................................................................4


1.2 Rumusan MasalaH................................................................................. 4
1.3 Tujuan ....................................................................................................4

BAB II

2.1 Pengertian Masalah Etika Moral ..............................................................5


2.2 Masalah Etika Dalam Praktik keperawatan ............................................5
2.3 Masalah Klien Deangan Perawat ..............................................................6
2.4 Masalah Perawat Dengan Potensi Kesehatan lainya ...............................7

BAB III

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................8


3.2 Saran .............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada
kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat
maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup seharihariya. Salah satu yang
mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika. Istilah etika dan moral sering
digunakan secara bergantian. Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standar
dan prinsip-prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat keputusan untuk
melindungi hak-hak manusia.Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk juga keperawatan
yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin dalam standar praktek
profesional. (Doheny et all, 1982).
Profesi keperawatan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat, yang berarti masyarakat
memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk memberikan pelayanan yang
dibutuhkan. Konsekwensi dari hal tersebut tentunya setiap keputusan dari tindakan
keperawatan harus mampu dipertanggungjawabkan dan dipertanggunggugatkan dan setiap
penganbilan keputusan tentunya tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata
tetapi juga dengan mempertimbangkan etika. Etika adalah peraturan atau norma yang dapat
digunakan sebagai acuan bagi perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik
dan buruk yang dilakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawanb
moral.(Nila Ismani, 2001).
Sehingga dalam bekerja, perawat harus mengetahui tentang prinsip-prinsip etika
keperawatan, ethical issue dalam praktik keperawatan, dan prinsip-prinsip legal dalam
praktik keperawatan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu penegrtian masalah etika moral?
2. Apa saja masalah etika dalam keperawatan?
3. Apa saja masalah klien dengan perawat?
4. Apa saja masalah perawat dengan profesi kesehatan laianya
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian masalah etika moral
2. Mengetahui apa saja masalah etika dalam praktik keperawatan
3. Mengetahui masalah klien dengan perawat
4. Mengetahui apa saja masalah perawat dengan profesi kesehatan lainya

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 pengertian masalah etika moral


Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang mengatur bagaimana sepatutnya
manusia hidup. Didalam masyarakat yang melibatkan aturan atau prinsip yang
menentukan tingkah laku yang benar, yaitu baik da buruk atau kewajiban dan
tanggung jawab. Moral, istilah ini berasal dari bahasa latin yang berti adat dan
kebiasaan. Pengertian moral adalah prilaku yang diharapkan oleh masyarakat
yang merupakan “standar prilaku” dan “nila” yang harus dipertahankan bila
seseorang menjadi anggota masyarakat tempat ia tinggal. Etika atau adat
merupakan sesuatu yang dikenal, diketahu, diulang, serta menjadi suatu kebiasaan
didalam suatu masyarakat, baik berupa kata-kata maupun bentuk perbuatan yang
nyata. Ketiga istilah diatas, etika moral dan etika sulit dibedakan hanya dapat dilihat
bahwa etik lebih dititik beratkan pada aturan, prinsip yang melandasi prilaku yang
mendasar dan mendekati aturan, hukum, dan undang-undang yang membedakan
benar secara moralitas..
2.2 Masalh etika dalam praktik keperawatan
Berbagai masalah etis yang dihadapi perawat dalam praktik keperawatan telah
menimbulkan konflik antara kebutuhan klien dengan harapapan perawat dan falsafah
keperawatan. Masalah etika kesehatan dalam kaitan ini dikenal istilah etika biomedis
atau bioetis. Istilah bioetis mengandung arti ilmu yang mempelajari masalah yang
timbul akibat kemajuan ilmu pengetahuan, terutama dibidang biologi dan kedokteran.
Untuk memecahkan masalah bioetis, telah dibentuk suatu organisasi internasional.
Para ahli telah mengidentifikasi masalah bioetis yang dihadapi oleh para tenaga
kesehatan, termasuk juga perawat :
1. Berkata jujur
Dalam konteks berkata jujur (truth telling), ada suatu stilah yang disebut
desepsi, berasal dari kata deceive yang berarti membuat orang percaya
terhadap suatu hal yang tidak benar, eniru, atau membohongi. Berkata bohong
merupakan tindakan desepsi yang paling dramatis karena dalam tindakan ini,
seorang dituntut untuk membenarkan sesuatu yang diyakini.
2. Aids
Perawat sangat berperan dalam perawatan klien, sepanjang infeksi HIV
masih ada dengan berbagai komplikasi sampai kematian tiba. Perawat terlibat
dalam pembuat keputusan tentang tindakan atau terapi yang dapat dihentikan
dan tetap menghargai martabat manusia. Pada saat tidak ada terapi medis lagi,
yang dapat diberikan kepada klien, seperti mengidentifikasi nilai-nilai,
menggali makna hidup klien, memberikan rasa nyaman, member dukungan
manusiawi.
5
3. Frertulis in vitro, eseminasi artificial dan pengontrol reproduksi
Fertilisasi in vitro merupakan metode konsepsi yang dilakukan dengan cara
membuat by pass pada tuba falopi wanita. Tindakan ini dilakukan dengan
cara memberikan hiperstimulasi ovarium untuk mendapatkan beberapa sel
telur atau folikel yang siap dibuahi.
4. Abortus
Abortus telah menjadi salah satu perdebatan internasional masalah etika.
Berbagai pendapat bermunculan, baik yang pro maupun yang konra. Abortus
secara umum dapat diartikan sebagai pemberhentian kehamilan. Secara
spontan atau rekayasa.
5. Euthanasia
Eutanasia merupakan masalah bioetik yang juga menjadi perdebatan utama di
dunia barat. Euthanasia berasal dari bahasa Yunani, eu (berarti mudah,
bahagia, atau baik) dan thanatos (berarti meninggal dunia). Dilihat dari aspek
biooetis, euthanasia terdiri atas euthanasia volunteer, involunter, aktif dan
pasif. Pada kasus euthanasia volunteer, klien secara sukarela dan bebas
memilih untuk meninggal dunia
6. Penghentian pemberian makanan, cairan, dan pengobatan.
Makanan dan cairan merupakan kebutuhan dasar manusia. Memenuhi
kebutuhan makan dan minum merupakan tanggung jawab perawat. Selama
perawatan sering kali perawat menghentikan pemberian makanan dan
minuman, terutama apabila pemberian tersebut membahayakan keselamatan
klien, missal pada pra dan pasca operasi.
7. Transplantasi organ
Menurut Helsinki, tidak semua perawat terlibat dalam tindakan ini, namun
dalam beberapa hal, perawat cukup berperan, seperti merawat dan
meningkatkan kesehatan pemberi donor, membantu dikamar operasi, dan
merawat klien pasca transplantasi.
2.3 Masalah klien dengan perawat
Pada beberapa situasi, perawat mempunyai masalah etis yang melibatkan
klien, keluarga, dan keduanya.
Contoh 1 : Klien meminta untuk aborsi. Suaminya setuju, tetapi ia mengatakan
pada perawat bahwa ia akan seklalu tersiksa oleh pikiran bahwa ia setuju untuk
membinasakan makhluk yang ia bantu pembentukannya. Istri tersebut menyatakan
pada perawat bahwa suaminya tersebut bukan ayah bayi yang belum lahir tersebut.
Pertanyaaan : Haruskah perawat mengatakan pada si ayah, dokter, atau
perawat kepala tentang informasi tersebut?
Contoh 2 : Klien berumur 18 tahun yang beranggapan bahwa ia akan
meninggal, megatakan kepada perawat bahwa ia akan menjelang ajal dengan
perasaan bersalah dan mengakui pada saat usia 15 tahun ia menekan kepala
6
saudaranya di bawah air sehingga tenggelam. Ia juga mengatakan bahwa orang
tuanya percaya saudaranya tersebut tenggelam akibat kecelakaan.
Pertanyaan : Haruskah perawat mengatakan informasi pada seseorang,
dokter, kepada orang tua klien, mengenai informasi tersebut?
Kedua contoh diatas merupakan masalah perawat dengan klien yang sangat
dilematis bagi perawat karena bila perawat terus terang mengatakan sebenarnya
masalah klien akan semakin berat. Dalam hal ini, kejujuran perawat dapat berakibat
fatal bagi klien karena satu sisi lain, perawat untuk jadi pembela hak klien yang
kondisi fisik maupun kondisi mentalnya masih lemah. Di sini, posisi perawat tersebut
mengalami konflik nilai.
Kesimpulannya, klien merupakan fokus dari upaya asuhan keperawatan yang
diberikan oleh perawat, sebagai salah satu komponen tenaga kesehatan Dasar
hubungan antara klien dan perawat adalah hubungan yang saling menguntungkan
(mutual humanity).
1. Terdapat rasa saling percaya antara perawat dan klien.
2. Perawat benar-benar memahami hak klien dan harus melindungi hak tersebut,
salah satunya adalah hak untuk menjaga privasi klien.
3. Perawat harus memahami keberadaan klien sehingga bersikap sabar dan tetap
mempertahankan pertimbangan etis dan moral.
4. Perawat harus dapat bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas segala
risiko yang timbul/selama klien dalam asuhan keperawatannya.
5. Perawat selalu berusaha menghindari konflik antara nilai pribadinya dengan
nilai-nilai pribadi klien dengan cara membina hubungan baik dengan klien,
keluarga, dan teman sesama sejawat, serta dokter untuk kepentingan klien.
2.4 Masakah perawat dengan profesi kesehatan lainnya
Hubungan perawat dan dokter telah terjalin seiring dengan perkembangan kedua
profesi ini. Tapi tidak terlepas dari sejarah yaitu yang berkaitan dengan disiplin
ilmu/pendidikan, latar belakang social, dan lain-lain
Upaya dalam mencegah konflik :
1. Uraian tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang jelas.
2. Komunikasi vertikal dan horizontal.
3. Adanya mekanisme penyampaian keluhan.
4. Keterbukaan.
5. Keadilan.
6. Pengamatan atau gairah kerja.
7. Keikutsertaan semua tim kesehatan dalam mengambil keputusan.
8. Bimbingan dan penyuluhan

BAB III

PENUTUP

7
3.1 Kesimpulan
Keperawatan sebagai suatu profesi bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas
pelayanan/asuhan keperawatan harus berdasarkan pada landasan hukum dan etika
keperawatan. Etik merupakan kesadaran yang sistematis terhadap perilaku yang
dipertanggung jawabkan, etik bicara tentang hal yang benar dan hal yang salah dan
didalam etik terdapat nilai-nilai moral yang merupakan dasar dari perilaku manusia(niat).
Prinsip-prinsip moral telah banyak diuraikan dalam teori termasuk didalamnya
bagaimana nilai-nilai moral di dalam profesi keperawatan. Penerapan nilai moral
professional sangat penting dan sesuatu yang tidak boleh di tawar lagi dan harus
dilaksanakan dalam praktek keperawatan.
Setiap manusia mempunyai hak dasar dan hak untuk berkembang
demikian juga bagi pasien sebagai penerima asuhan keperawatan mempunyai hak yang
sama walaupun sedang dalam kondisi sakit. Demikian juga perawat sebagian
pemberi asuhan keperawatan mempunyai hak dan kewajiban masingmasing. Kedua-
duanya mempunyai hak dan kewajiban sesuai posisinya. Disinilah sering terjadi dilemma
etik, dilemma etik merupakan bentuk konflik yang terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal, disamping itu
karena adanya interaksi atau hubungan yang saling membutuhkan. Oleh sebab itu dilema
etik harus diselesaikan baik pada tingkat individu dan institusi serta organisasi profesi
dengan penuh tanggung jawab.
3.2 Saran
Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi terutama bidang
keperawatan harus ditanamkan kepada mahasiswa sedini mungin supaya nantinya
mereka bisa lebih memahami tentang etika keperewatan sehingga akan berbuat
atau bertindak sesuai kode etikanya (kode etik keperawatan).

DAFTAR PUSTAKA

8
Bartens, K. 2001. Etika. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Ismani, Nila. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta : Widya Merdeka

Suhaemi, Emi.2004.Etika Keperawatan Aplikasi pada Praktik.Jakarta.EGC

Notoatmodjo, Soekijo. 2010. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta : PT Rineka


Cipta.

https://books.google.co.id/books?id=uyaKXqAGL0YC&pg=PA45&hl=id&source
=gbs_toc_r&cad=3#v=twopage&q&f=true

file:///C:/Users/hp/Downloads/415664343-MAKALAH-KEL-IV-MASALAH-ETKA-
MORAL-DALAM-KEPERAWATAN-docx%20(1).pdf

Anda mungkin juga menyukai