Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah tentang Penyelesaian Masalah Etik ini dengan lancar.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh
dosen pengampu mata kuliah Etik dan Hukum Keperawatan.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis
peroleh dari buku panduan dan hasil dari browsing internet yang berkaitan dengan
asuhan keperawatan pasien dengan katarak dan hal-hal yang berkaitan dengan hal
tersebut.
Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita,dalam hal ini dapat menambah wawasan bagi para praktisi medis yang
bersangkutan dengan hal-hal ini.
Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................1
Daftar isi................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar belakang...........................................................................................3
1.2 Tujuan........................................................................................................4
1.3 Manfaat......................................................................................................4
Bab IV
4.1 Penyelesaian dilema etik...........................................................................14
Bab V
5.1 Kesimpulan................................................................................................18
5.2 Saran..........................................................................................................18
Daftar pustaka
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
seringkali menggunakan dua pendekatan: yaitu pendekatan berdasarkan prinsip
dan pendekatan berdasarkan asuhan keperawatan /kebidanan
1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu mengetahui konsep tentang etik dan dilema etik khususnya
dibidang keperawatan
1.3 Manfaat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
5. Avoiding Killing
Merupakan prinsip yang menekankan kewajiban perawat untuk menghargai
kehidupan. Bila perawat berkewajiban melakukan hal-hal yang
menguntungkan (Benefisience ) haruskah perawat membantu pasien
mengatasi penderitaannya ( misalnya akibat kanker ) dengan mempercepat
kematian ? Kewajiban perawat untuk menghargai eksistensi kemanusiaan
yang mempunyai konsekuensi untuk melindungi dan mempertahankan
kehidupan dengan berbagai cara.
6. Fedelity
Merupakan prinsip moral yang menjelaskan kewajiban perawat untuk tetap
setia pada komitmennya, yaitu kewajiban mempertahankan hubungan saling
percaya antara perawat dan pasien. Kewajiban ini meliputi meenepati janji,
menyimpan rahasia dan caring
8
b) Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
c) Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang
direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi
tindakan tersebut
d) Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut.
e) Mengidentifikasi kewajiban perawat
f) Membuat keputusan
3. Model Murphy dan murphy
a) Mengidentifikasi masalah kesehatan
b) Mengidentifikasi masalah etik
c) Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
d) Mengidentifikasi peran perawat
e) Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin
dilaksanakan
f) Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif
keputusan
g) Memberi keputusan
h) Mempertimbangkan bagaimana keputusan tersebut hingga sesuai dengan
falsafah umum untuk perawatan klien
i) Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan
menggunakan informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan
berikutnya.
4. Model Curtin
a) Mengumpulkan berbagai latar belakang informasi yang menyebabkan
masalah
b) Identifikasi bagian-bagian etik dari masalah pengambilan keputusan
c) Identifikasi orang-orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan
d) Identifikasi semua kemungkinan pilihan dan hasil dari npilihan itu
e) Aplikasi teori, prinsip dan peran etik yang relevan
f) Memecahkan dilema
g) Melaksanakan keputusan
5. Model Levine Ariff dan Gron
a. Mendefinisikan dilema
b. Identifikasi faktor-faktor pemberi pelayanan
9
c. Identifikasi faktor-faktor bukan pemberi pelayanan
i. Pasien dan keluarga
ii. Faktor-faktor eksternal
d. Pikirkan faktor-faktor tersebut satu persatu
e. Identifikasi item-item kebutuhan sesuai klasifikasi
f. Identifikasi pengambil keputusan
g. Kaji ulang pokok-pokok dari prinsip-prinsip etik
h. Tentukan alternatif-alternatif
i. Menindaklanjuti
6. Langkah-langkah menurut Purtillo dan Cassel (1981)
Purtillo dan Cassel menyarankan 4 langkah dalam membuat keputusan etik
a. Mengumpulkan data yang relevan
b. Mengidentifikasi dilema
c. Memutuskan apa yang harus dilakukan
d. Melengkapi tindakan
7. Langkah-langkah menurut Thompson & Thompson (1981) mengusulkan 10
langkah model keputusan biotis
a. Meninjau situasi untuk menentukan masalah kesehatan, keputusan yang
diperlukan, komponen etis dan petunjuk individual
b. Mengumpulkan informasi tambahan untuk mengklasifikasi situasi
c. Mengidentifikasi issue etik
d. Menentukan posisi moral
e. Menentukan posisi moral pribadi dan profesional
f. Mengidentifikasi posisi moral dari petunjuk individual yang terkait
g. Mengidentifikasi konflik nilai yang ada
10
2.6 Strategi Penyelesaian Masalah Etik
Dalam menghadapi dan mengatasi permasalahan etis, antara perawat dan
dokter tidak menutup kemungkinan terjadi perbedaan pendapat. Bila ini berlanjut
dapat menyebabkan masalah komunikasi dan kerjasama, sehingga menghambat
perawatan pada pasien dan kenyamanan kerja. (Mac Phail,1988)
Salah satu cara menyelesaikan masalah etis adalah dengan melakukan rounde
(Bioetics Rounds) yang melibatkan perawat dengan dokter. Rounde ini tidak
difokuskan untuk menyelesaikan masalah etis tetapi untuk melakukan diskusi
secara terbuka tentang kemungkinan terdapat permasalahan etis.
11
BAB III
TINJAUAN KASUS
12
Kemarin sore sekitar pukul 15.00 Wita, saya mendapat kabar kalau Sabina telah
meninggal dunia sehingga saya langsung ke rumahnya. Begitu saya sampai rumahnya,
ternyata dia (Sabina) hidup kembali. Informasi yang saya peroleh dari suaminya
bahwa Sabina meninggal selama kurang lebih 17 jam, dari pukul 04.00 Wita dinihari
sampai pukul 21.00 Wita usai keluar dari rumah sakit, jelas Agustinus.
Menurut Agustinus, selama dua minggu Sabina dirawat, setiap hari selalu diberi resep
oleh dokter untuk beli obat di apotek luar rumah sakit. Karena sudah tak punya uang
lagi, ia bersama suaminya sepakat untuk pulang.
Suami Sabina yang berpenghasilan dari petani lahan kering tak kuat untuk membiayai
pengobatan istrinya tidak bisa berbuat apa-apa lagi dan menghargai keputusan sarbina
walaupun dengan berat hati ia pun sepakat.
Ini biasanya pasien rumah sakit kalau pulang rumah karena sudah sembuh dari
penyakit. Tetapi di RSUD TTU, pasien yang kritis justru yang minta pulang dari
rumah sakit. Sehingga kita minta pemerintah dalam hal ini pihak rumah sakit segera
mengambil langkah cepat untuk mengatasi persoalan ini karena kelangkaan obat di
rumah sakit ini sudah berlangsung selama 9 bulan, tegas Agustinus.
13
BAB IV
PEMBAHASAN
14
Fisik
Klien mempunyai bentuk tubuh yang normal tidak terdapat
pembesaran dalam tubuhnya (perut) dan bila dibiarkan begitu saja
cepat atau lambat akan terjadilah kematian
2) Bila operasi tidak dilaksanakan
Biaya
Tidak mengeluarkan biaya apa-apa
Psikososial
Klien dihadapkan pada suatu ancaman kematian terjadi kecemasan
dan rasa sedih dalam hatinya
Fisik
Timbulnya pembesaran di daerah tenggorokan
15
b. mengangkat dilema etik ini kepada komisi etik keperawatan yang lebih
tinggi untuk mempertimbangkan apakah operasi ini dilakukan atau tidak
konsekuensi :
o mungkin memperoleh tanggapan yang memuaskan
o mungkin memperoleh tanggapan yang kurang memuaskan
o tidak tertutup kemungkinan untuk tidak di tanggapi sama sekali
c. meminta izin kepada pimpinan lembaga pelayanan kesehatan (klinik
kesehatan) untuk menyampaikan informasi mengenai kondisi klien yang
sebenarnya. Konsekuensi :
o koordinator lembaga pelayanan menyetujui atau menolak
o klien meperoleh informasi dan dapat memahami kondisinya, serta
dapat mengambil sikap untuk memutuskan tindakan yang terbaik
untuk dirinya.
o kondisi psikologis klien lebih baik atau bertambah buruk karena
responnya terhadap informasi yang diperoleh
16
2. klien
klien dalah orang yang paling berkepentingan dalam pengambilan
keputusan yang dibuat oleh klien bisa berubah secara tiba-tiba yang
akan mempengaruhi keputusan tim
3. keluarga
keterlibatan keluarga dalam upaya penyelesaian masalah cukup
menentukan mengingat secara ekonomis klien masih Belem
mendapatkan biaya diperoleh darimana sehingga keluarga mempunyai
peranan yang cukup menemtukan masalah
d) prinsip moral yang ditekankan berdasarkan prioritas dalam kasus ini :
1. otonomi
2. benefesiensi
3. justice
4. avoiding killing
6. Membuat keputusan
Keputusan yang dapat diambil sesuai dengan hak otonomi klien
dan dari pertimbangan tim kesehatan, sebagai seorang perawat,
keputusan yang terbaik adalah dilakukan operasi berhasil atau tidak itu
adalah kehendak yang maha kuasa sebagai manusia setidaknya kita
telah berusaha.
17
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dalam upaya mendorong kemajuan profesi keperawatan agar dapat diterima
dan dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka perawat harus
memanfaatkan nilai-nilai keperawatan dalam menerapkan etika dan moral disertai
komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian
perawat yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan
keperawatan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai
dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi
jaminan bagi keselamatan pasien, penghormatan terhadap hak-hak pasien, dan
akan berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Selain itu
dalam menyelesaikan permasalahan etik atau dilema etik keperawatan harus
dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip etik supaya tidak
merugikan salah satu pihak.
5.2 Saran
Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi terutama bidang
keperawatan harus ditanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin supaya
nantinya mereka bisa lebih memahami tentang etika keperawatan sehingga akan
berbuat atau bertindak sesuai kode etiknya (kode etik keperawatan).
18
DAFTAR PUSTAKA
Prasetyo, Budi. 2014. Tidak Punya Biaya Untuk Berobat Akhirnya Sabina Meninggal
Dunia. http://www.tribunnews.com/regional/2014/09/15/tidak-punya-biaya-
untuk-berobat-akhirnya-sabina-meninggal-dunia diakses pada tanggal 28 Sept
2014
19