Disusun oleh :
Mahningsi P-(2301101)
Nurul Izzatil Islam P-(2301091)
Hasnina P-(2301093)
Mika Lahoja P-(2301094)
Pertama-tama kami panjatkan puja & puji syukur atas Rahmat dan ridho Allah
SWT. karena tanpa Rahmat & ridhoNya, kami tidak dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik dan selesai tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Pak Yohan Trayanus Djaha., S. Kep
selaku dosen pengampu Etika Keperawatan dan Hukum Kesehatan yang
membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu dalam hal
mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini. Dalam masalah ini kami
menjelaskan tentang Masalah Etik & Moral Dalam Pelayanan Keperawatan.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami
ketahui. Maka dari itu kami mohon saran & kritik dari dosen maupun teman-teman.
Demi tercapainya makalah yang sempurna.
Makassar, 17-September-2023
Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui definisi etika dan moral dalam pelayanan keperawatan
2) Untuk mengetahui masalah etika dan moral yang sering terjadi dalam
pelayanan keperawatan
3) Untuk mengetahui cara menangani pelanggaran etika dan moral dalam
pelayanan keperawatan
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.3 Masalah Etika Keperawatan
a. Lima Masalah dasar Etika KeperawatanKuantitas versus Kualitas hidup
Contoh: Seorang ibu meminta perawat untuk melepas semua selang
yang dipasang pada anaknya yang telah koma delapan hari. Keadaan
seperti ini, perawat menghadapi masalah posisinya dalam
menentukan keputusan secara moral
1. Kebebasan versus penanganan dan pencegahan bahaya
Pada situasi ini perawat menghadapi masalah upaya menjaga
keselamatan klien yang bertentangan dengan kebebasan klien.
Contoh: Seorang klien berusia lanjut yang menolak untuk
mengenakan sabuk pengaman waktu berjalan, ia ingin berjalan
dengan bebas.
2. Berkata jujur versus berkata bohong
Pada posisi ini perawat tersebut berada dalam pilihan apakah akan
mengatakan hal ini secara terbuka atau diam karena diancam akan
dibuka rahasia yang dimilikinya bila melaporkan pada orang lain.
3. Keinginan terhadap pengetahuan yang bertentangan dengan
falsafah, agama, politik, ekonomi, dan ideologi
Beberapa masalah yang dapat diangkat sebagai contoh seorang klien
memilih ke dukun daripada ke dokter.
4. Terapi ilmiah konvensional versus terapi tidak ilmiah dan coba-coba
Hampir semua suku bangsa di Indonesia memiliki praktek terapi
konvensional yang masih dianggap sebagai tindakan yang dapat
dipercaya.
b. Lima Faktor yang harus dipertimbangkan dalam Penanganan Masalah Etika
● Pernyataan dari klien yang pernah diucapkan kepada anggota
keluarga, teman-temannya dan petugas kesehatan
● Agama dan kepercayaan klien
● Pengaruh terhadap anggota keluarga klien
● Kemungkinan akibat sampingan yang tidak dikehendaki
● Prognosis dengan atau tanpa pengobatan
6
2.4 Masalah Etik dalam Praktik Keperawatan
1. Berkata Jujur
Dalam konteks berkata jujur ( truth telling ). Ada suatu istilah yang disebut
desepsi. Desepsi berasal dari kata decive yang berarti membuat orang
percaya terhadap suatu hal yang tidak benar, meniru atau membohongi.
menurut free, alasan yang mendukung tindakan desepsi, termasuk berkata
bohong, mencakup bahwa klien tidak mungkin dapat menerima kenyataan.
Secara profesional perawat mempunyai kewajiban tidak melakukan hal
yang merugikan klien dan desepsi mungkin mempunyai manfaat untuk
meningkatkan kerja sama klien.
2. AIDS
AIDS ( Acquired Immune Deficiency Syndrome) pada awalnya ditemukan
pada masyarakat gay di amerika serikat pada tahun 1980 atau 1981. AIDS
juga pada mulanya ditemukan di afrika. Saat ini AIDS hampir ditemukan di
setiap negara, terutama indonesia. Menurut forrester, pada kenyataanya
AIDS juga mengenai biseksual, heteroseksual, kaum pengguna obat, dan
prostitusi. Kesimpulannya, AIDS tidak saja menimbulkan dampak pada
penatalaksanaan klinis, tetapi juga dampak sosial, kekhawatiran
masyarakat, serta masalah hukum dan etika.
3. Fertilasi invitro, Inseminasi, Artifisial dan Pengontrolan Reproduksi
Teknologi ini merupakan masalah yang kompleks dan cukup jelas dapat
melanggar nilai-nilai masyarakat dan wanita tetapi cukup memberi harapan
kepada pasangan infertil. Untuk mengantisipasi nya diperlukan aturan atau
undang-undang yang jelas perawat mempunyai peran penting terutama
memberikan konseling pada klien yang memutuskan akan melakukan
tindakan tersebut.
4. Abortus
Dalam membahas abortus biasanya dilihat dari dua sudut pandang , yaitu
moral dan hukum. Secara umum ada tiga pandangan yang dapat dipakai
dalam memberi tanggapan terhadap abortus yaitu pandangan konservatif,
moderat, dan liberal.
7
● Pandangan konservatif, abortus secara moral jelas salah, dan dalam
situasi apapun abortus tidak boleh dilakukan, termasuk dalam alasan
penyelamatan (misalnya, bila kehamilan dilanjutkan, akan
menyebabkan ibu meninggal dunia).
● Pandangan moderat, menurut pandangan moderat, abortus hanya
merupakan suatu prima fasia, kesalahan moral dan hambatan
penanganan abortus dapat diabaikan dengan pertimbangan moral
yang kuat.
● Pandangan liberal, pandangan liberal menyatakan bahwa abortus
secara moral diperbolehkan atas dasar permintaan. Menurut
pandangan ini,secara genetik vetus dapat dianggap sebagai bakal
manusia, tetapi secara moral vetus bukan manusia.
5. Eutanasia
Euthanasia merupakan masalah bioetik yang juga menjadi perdebatan
utama di dunia barat. Euthanasia berasal dari bahasa yunani. Eu (berarti
mudah,bahagia, atau baik) thanatos (berarti meninggal dunia) jadi bila
dipadukan berarti meninggal dunia dengan baik atau bahagia. Euthanasia
aktif melibatkan suatu tindakan sengaja yang menyebabkan klien
meninggal. Euthanasia aktif merupakan tindakan yang melanggar hukum
dan dinyatakan dalam KUHP pasal 338, 339, 345, dan 359. Euthanasia pasif
dilakukan dengan menghentikan pengobatan atau perawatan suportif yang
mempertahankan hidup, (misalnya antibiotik, nutrisi, cairan, respirator,
yang tidak diperlukan lagi oleh klien).
6. Penghentian Pemberian Makanan ,Cairan, dan Pengobatan
Masalah etika dapat muncul pada keadaan terjadi ketidak jelasaan antara
pemberi menghentikan makanan dan minuman serta ketidakpastian tentang
hal yang lebih menguntungkan klien. Ikatan perawat amerika (ANA, 1988)
menyatakan bahwa tindakan penghentian dan pemberian makan kepada
klien oleh perawat secara hukum diperbolehkan dengan pertimbangan
tindakan ini menguntungkan klien.
7. Transplantasi Organ
8
Pelaksanaan transplantasi organ di indonesia diatur dalam peraturan
pemerintah nomor 18 tahun 1981 tentang bedah mayat klinis dan bedah
mayat anatomis/transplantasi alat atau jaringan tubuh merupakan
pemindahan alat/jaringan tubuh yang masih mempunyai daya hidup sehat
untuk menggantikan alat jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik.
Tindakan transplantasi tidak menyalahi semua agama dan kepercayaan
kepada tuhan YME asalkan penentuan saat mati dan penyelenggaraan
jenazah terjamin dan tidak terjadi penyalahgunaan (EST Tansil, 1991).
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam pelayanan keperawatan, etika dan moral sangat penting untuk
diperhatikan agar perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas
dan memperhatikan kepentingan klien. Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang
mengatur bagaimana sepatutnya manusia hidup didalam masyarakat, sedangkan
moral adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat.
Dalam membahas masalah etika, terdapat empat metode utama yaitu
otoritas, consensum hominum, pendekatan intuisi atau self evidence, dan metode
argumentasi. Masalah etika dalam pelayanan keperawatan meliputi berbagai hal,
seperti kuantitas versus kualitas hidup, kebebasan versus penanganan dan
pencegahan bahaya, berkata jujur versus berkata bohong, keadilan dalam
memberikan pelayanan yang sama dan adil terhadap semua klien, dan tidak
merugikan klien dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan. Dalam
memberikan pelayanan keperawatan, perawat harus memperhatikan prinsip moral
yang penting seperti autonomi, berbuat baik, keadilan, tidak merugikan, kejujuran,
dan kerahasiaan.
Jika terjadi pelanggaran etika dan moral dalam pelayanan keperawatan,
perawat harus mengambil tindakan yang sesuai untuk mengatasi pelanggaran dan
memastikan bahwa tindakan yang diambil selalu memperhatikan kepentingan klien
dan profesi keperawatan.
3.2 Saran
Dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat harus memperhatikan
prinsip moral dan etik yang berlaku. Jika terjadi pelanggaran, maka perlu dilakukan
tindakan yang sesuai dengan kode etik keperawatan dan hukum yang berlaku.
10
DAFTAR PUSTAKA
Konsep Etik, Nilai, Moral, dan Kode Etik Keperawatan [diakses 2023 Sept 17];
https://www.kompasiana.com/triaauliaaa/5e7f5ca8097f36572e771bb2/konsep-
etik-nilai-moral-dan-kode-etik-keperawatan
Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Etika Keperawatan [diakses 2023 Sept 17];
https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-tujuan-dan-fungsi-etika-
keperawatan-1x9v9K8g5iu
Pelanggaran Etik dan Moral dalam Keperawatan [diakses 2023 Sept 17];
https://news.unair.ac.id/2021/05/20/pentingnya-menerapkan-prinsip-etik-pada-
tindakan-keperawatan/?lang=id
Masalah Etika Moral dalam Pelayanan Keperawatan [diakses 2023 Sept 17];
https://id.scribd.com/doc/17669579/Masalah-Etika-Moral-Dalam-Pelayanan-
Keperawatan
11
Kode Etik Perawat Indonesia [diakses 2023 Sept 18]; https://stikes-
garudaputih.ac.id/pages/kode-etik-perawat-indonesia
12