Anda di halaman 1dari 12

Makalah

MASALAH ETIKA MORAL


Untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Kepribadian

Dosen Pengampu :
Fidiana Kurniawati., S.Kep.,Ns.,M.Kep
Erawati, SST., M.Kes

Disusun oleh :

Luurensia Sherlly Maylinda Asmarani (01.1.21.00896)


Orhyza Golda Patricia (01.1.21.00900)
Tasya Dorissita Putri Kusuma Wardani (01.1.21.00902)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

DIII KEPERAWATAN

RS BAPTIS KEDIRI
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih dan
anugerahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
“MASALAH ETIKA MORAL” dengan tepat waktu. Adapun tujuan kami menulis makalah ini
yaitu untukmemenuhi tugas yang sudah diberikan oleh Ibu Erawati, SST., M.Kes selaku dosen
mata kuliah Etika Kepribadian Stikes RS Baptis Kediri.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan
oleh beberapa pihak, maka dari itu kami mengucapkan terimakasih. Kami mohon maaf apabila
makalah ini salah dalam penulisan, dan kami mengharapkan dari pembaca untuk memberikan
kritik dan sarannya untuk menyempurnakan keterbatasan kami dalam membuat makalah ini.

Kediri, 31 Oktober 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Ruang Lingkup Masalah..................................................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. Pengertian Etika Moral....................................................................................................................5
B. Metode Pembahasan Masalah etika.................................................................................................5
C. Masalah Etika Keperawatan............................................................................................................6
c. Pandangan Liberal...........................................................................................................................7
D. Masalah Etika yang Berkaitan Langsung dengan Praktik Keperawatan..........................................8
BAB III......................................................................................................................................................11
PENUTUP.................................................................................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................................................11
B. Saran..............................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dalam segala bidang
serta meningkatnya pengetahuan masyarakat berpengaruh pula terhadap meningkatnya tuntutan
masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan termasuk mutu pelayanan keperawatan. Hal ini
merupakan tantangan bagi profesi keperawatan dalam mengembangkan profesionalisme selama
memberi pelayanan yang berkualitas. Kualitas pelayanan yang tinggi memerlukan landasan
komitmen yang kuat dengan basis pada etika dan moral yang tinggi.

Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap perawat akan tercermin dalam setiap
langkahnya, termasuk penampilan diri serta keputusan yang diambil dalam merespon situasi
yang muncul. Oleh karena itu pemahaman yang mendalam tentang etika dan moral serta
penerapannya menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar dalam memberikan asuhan
keperawatan dimana nilai-nilai pasien selalu menjadi pertimbangan dan dihormati.

Masalah etika moral juga akan muncul ketika melakukan asuhan keperawatan, sebagai
perawat juga harus bijak dalam menyelesaikan masalah tersebut.

B. Ruang Lingkup Masalah


1. Apa pengertian etika moral
2. Bagaimana metode pembahasan masalah etika
3. Apa saja masalah etika keperawatan
4. Apa saja masalah etika yang berkaitan langsung dengan praktik keperawatan

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian etika moral
2. Untuk mengetahui metode pembahasan masalah etika
3. Untuk mengetahui masalah etika keperawatan
4. Untuk mengetahui masalah etika yang yang berkaitan langsung dengan praktik
keperawatan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Moral

Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang mengatur bagaimana sepatutnya manusia
hidup di dalam masyarakat yang melibatkan aturan atau prinsip yang menentukan
tingkah laku yang benar, yaitu baik dan buruk atau kewajiban dan tanggung jawab.
Moral berasal dari bahasa Latin yang berarti adat dan kebiasaan. Pengertian moral
adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang merupa kan "standar perilaku"
dan "nilai" yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota masyarakat tempat ia
tinggal. Etiket atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang, serta
menjadi suatu kebiasaan di dalam suatu masyarakat, baik berupa kata-kata maupun
bentuk perbuatan yang nyata.

B. Metode Pembahasan Masalah etika

Ada empat metode utama menurut Ladd J, 1978, dikutip oleh Fell (McCloskey, 1990)
yaitu:
1. Metode Otoritas
Menyatakan bahwa dasar setiap tindakan atau keputusan adalah otoritas. Otoritas
dapat berasal dari manusia atau kepercayaan supernatural, kelompok manusia, atau
suatu institusi, seperti majelis ulama, dewan gereja, atau pemerintah. Penggunaan
metode ini terbatas hanya pada penganut yang percaya.
2. Metode Consensum Hominum
Metode ini menggunakan pendekatan berdasarkan persetujuan masyarakat luas atau
sekelompok manusia yang terlibat dalam peng kajian suatu masalah. Segala sesuatu
yang diyakini bijak dan secara etika dapat diterima, dimasukkan dalam keyakinan.
3. Metode Pendekatan Intuisi atau Self-evidence
Metode ini dinyatakan oleh para ahli filsafat berdasarkan pada apa yang mereka
kenal sebagai konsep teknik intuisi. Metode ini terbatas hanya pada orang-orang
yang mempunyai intuisi.
4. Metode Argumentasi atau Metode Sokratik
Metode ini menggunakan pendekatan dengan mengajukan pertanya an atau mencari
jawaban dengan alasan yang tepat. Metode ini digunakan untuk memahami
fenomena etika.
C. Masalah Etika Keperawatan
Lima masalah dasar etika keperawatan
1. Kuwantitas Versus Kualitas Hidup
Contoh : seorang bayi dilahirkan dengan penyakit down sindrom dan beberapa cacat
bawaan lainnya. Untuk menyelamatkan kehidupannya, suatu oprasi diperlukan
dengan segera. Namun, kedua orangtuanya menolak dengan alasan bila anaknya
hidup, justru akan menambha penderitaan anak tersebut dan mereka tidak akan dapat
memeliharanya.
2. Kebebasan Versus Penanganan dan Pencegahan Gaya
Contoh : seorang pasien berusia lanjut menolak untuk mengenakan alat bantu
tongkat untuk membantu berjalan. Ia ingin berjalan dengan bebas. Pada situasi ini,
perawat menghadapi masalah upaya menjaga keselamatan klien yang bertentangan
dengan kebebasan klien.
3. Berkata Jujur Versus Berkata Bohong
Contoh : seorang perawat yang mengetahui teman kerjanya menggunakan narkotika.
Dalam posisi ini perawat tersebut berada pilihan apakah akan mengatakan hal ini
secara terbuka atau diam karena diancam akan dibuka rahasia yang dimilikinya bila
melaporkan hal itu pada orang lain.
4. Keinginan Terhadap Pengetahuan yang Bertentangan dengan Falsafah Agama,
Politik, Ekonomi, dan Etiologi
Contoh : seorang klien yang memilih penghapusan dosa daripada berobat ke dokter,
alokasi dana untuk penelitian militer lebih besar daripada dana penelitian kesehatan
5. Terapi Ilmiah Konvensional Versus Terapi Tidak Ilmiah dan Coba-Coba Masyarakat
Indonesia

Menurut bandman (1990) menjelaskan bahwa masalah etika keperawatan pada dasarnya
terdiri 5 jenis. Keima masalah tersebut akan diuraikan dalam rangka perawat “prinsnsip etika
yang bertentangan”. Lima faktor yang harus dipertimbangkan

1. Pernyataan dari klien yang pernah diucapkan kepada anggota keluarga, teman-
temannya, dan petugas kesehatan
2. Agama dan kepercayaan klien yang dianutnya.
3. Pengaruh terhadap anggota keluarga.
4. Kemungkinan akibat sampingan yang tidak dikehendaki.
5. Prognosis dengan atau tanpa pengobatan.
Beauchamp dan Childress (2000)
Masalah etika keperawatan pada dasarnya merupakan masalah etika kesehatan, dikenal
dengan istilah etika biomedis atau bioetis. Istilah bioetis mengandung arti ilmu yang
mempelajari masalah yng timbul akibat kemajuan ilmu pengetahuan. Contoh masalah etis
yang akan dihadapi oleh perawat menurut para ahli.
1. Berkata Jujur
Dalam konteks berkata jujur (truth telling), ada suatu istilah disebut desepsi,
berasal dari kata decieve yang berarti membuat orang percaya terhadap suatu hal
yang tidak benar, meniru, atau membohongi. Desepsi meliputi berkata bohong,
mengingkari, atau menolak, tidak memberkan informasi dan memberikan jawaban
tidak sesuai pertanyaan atau tidak memberikan penjelasan sewaktu informasi
dibutuhkan.
Contoh desepsi : perawat memberikan obat analgesik dan tidak memberi tahu
klien tentang obat apa yang sebenarnya diberikan tersebut.

2. Abortus
Abortus secara umum dapat diartikan sebagai pengehentian kehamilan secara
spontan atau rekayasa. Berbagai pendapat bermunculan, baik yang pro maupun
kontra. Pihak pro menyatakan bahwa aborsi adalah mengakhiri atau menghentikan
kehamilan yang tidak diinginkan, sedangkan pihak antiaborsi cenderung
mengartikan aborsi sebagai membunuh manusia yang tidak bersalah.
Secara umum ada tiga pandangan yang dapat dipakai dalam memberi tanggapan
terhadap abortus yaitu pandangan konservatif, moderat, dan liberal (Megan, 1991).
a. Pandangan Konservatif
Abortus secara moral jelas salah, dan dalam situasi apapun abortus tidak
boleh dilakukan, termasuk dengan alasan penyelamatan. Contoh bila
kehamilan dilanjutkan, akan menyebabkan ibu meninggal dunia.
b. Pandangan Moderat
Abortus hanya merupakan suatu prima facia, kesalahan moral dan
hambatan penentangan abortus dapat diabaikan dengan pertimbangan
moral yang kuat. Contoh :abortus dapat dilakukan bila kehamilan
merupakan hasil pemerkosaan atau kegagalan kontrasepsi.
c. Pandangan Liberal
Abortus secara moral diperbolehkan atas dasar pemintaan. Secara umum
andangan ini menganggap bahwa fetus belum menjadi manusia. Fetus
hanyalah sekelompok sel yang menempel di dinding rahim wanita.
Menurut pandangan ini secara genetik fentus dapat dianggap ebagai
bakalmanusia, tetapi secara formal fetus bukan manusia.
3. Pengehentian Pemberian Makanan, Cairan, dan Pengobatan
Makanan dan cairan merupakan kebutuhan dasar manusia. Memenuhi kebutuhan
makanan dan minuman adalah tugas perawat. Selama perawatan seringkali perawat
menghentikan pemberian makanan dan minuman, terutama bilapemberian tersebut
justru membahayakan klien (misalnya padapra dan pasca operasi).
Masalah etika dapat muncul pada keadaan terjadi ketidakjelasaan antara memberi
atau mengehentikan makanan dan minuman, serta ketidakpastian tentang hal yang
lebih menguntungkan klien. Ikatan perawat amerika (ANA, 1988) menyatakan
bahwa tindakan pengehentian dan pemberian makan kepada klien oleh perawat
secara mungkin diperbolehkan, dengan pertimbangan tindakan ini menguntungkan
klien (Kozier, Erb, 1991).

D. Masalah Etika yang Berkaitan Langsung dengan Praktik Keperawatan

Masalah etika keperawatn lebih khusus yang dapat diketemui oleh praktik
keperawatan, sesuai dengan yang diuraikan oleh Ellis, Hartley (1980) meliputi self-
evaluation (evaluasi diri), evaluasi kelompok, tanggung jawab terhadap peralatan dan
barang, merekomendasikan klien pada dokter, menghadapi asuhan keperawatan yang
buruk, serta masalah peran perawat dan mengobati (Sciortino, 1991)
1. Evaluasi Diri
Evaluasi diri merupakan tanggung jawab etika bagi semua perawat. Dengan
evaluasi diri, perawat dapat mengetahui kelemahan, kekurangan, dan juga
kelebihannya sebagai perawat praktisi. Evaluasi diri merupakan salah satu cara
melindungi klien dari pemberian keperawatan yang buruk.
Ellis dan Harley menyatakan bahwa evaluasi diri terkadang tidak mudah
dilakukan oleh beberapa perawat. Berbagai cara dapat dipakai untuk melakukan
evaluasi diri. Evaluasi diri sebaiknya dilakukan secara periodik. Perawat dapat
berbesar hati apabila hasil evaluasi diri banyak menunjukan aspek positif atau
perkembangan, namun tidak dianjurkan kecewa atau putus asa bila belum ada
perkembangan. Perlu diingat bahwa evaluasi diri dilakukan agar perawat menjadi
istimewa atau kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan.
2. Tanggung Jawab Terhadap Peralatan dan Peran
Banyak orang menyatakan bahwa mengambil barang-barang kecil bukan
mencuri. Para tenaga kesehatan seringkali membawa pulang barang-barang kecil,
seperti pembalut, kapas, larutan antiseptik, dll. Sebagian dari mereka tidak tahu
apakah hal tersebut benar atau salah kita ketahui bahwa sebuah Rumah sakit
biasanya memperkaryakan ribuan petugas kesehatan. Bila kita perkirakan setipa
karyawan mengutil, Rumah sakit jelas akan rugi, dan akan lebih tragis lagi bila
kerugian tersebut dibebankan pada klien. Perawat harus dapat memberi penjelasan
pada orang lain bahwa mengutil secara etis tidak dibenarkan karena setiap tenaga
kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap peralatan dan barang ditempat kerja.
3. Merekomendasikan Klien Kepada Dokter
Klien maupun orang lain sering menemui perawat dan minta petunjuk tentang
dokter umum atau dokter ahli mana yang baik dan dapat menangani penyakit yang
diderita klien.bila mengetahui informasi ini, perawat dapat memberikan informasi
tentang beberapa alternatif, misalnya : bila seorang klien ingin memeriksa ke dokter
ahli kandungan, perawat dapat menyebutkan beberapa nama dokter ahli kandungan
dengan beberapainformasi penting, antara lain tentang keahlian dan pendekatan yang
dipakai dokter kepada klien.
4. Menghadapi Asuhan Keperawatan yang Buruk
Keperawatan pada dasarnya ditujukan untuk membantu pencapaian kesejahteraan
klien. Untuk dapat menilai pemenuhan kesejahteraan klien terawat harus mampu
mengenal atau membuat bilaada asuhan keperawatan yang buruk dan tidak bijak,
serta berupaya untuk mengubah keadaan tersebut. Ellis dan Harley (1980)
menjelaskan tiga tahap yang dapat dilakukan jika perawat menhadapi asuhan
keperawatan yang buruk. Sebagai berikut :
a. Tahap pertama
Mengumpulkan informasi yang lengkap dan sah, jangan membuat
keputusan berdasarkan gosip, umpatan atau dari satu sisi keadaan.
b. Tahap kedua
Mengetahui sistem kekuasaan dan tanggung jawab tempat kerja, baik
yang formal maupun informal. Data ini penting untuk mengetahui siapa
saja yang membuat keputusan atau memiliki pengaruh terhadap terjadinya
perubahan.
c. Tahap akhir
Membawa masalah kepada pengawas terbawah. Namun belum tentu
masalah ini akan dihiraukan oleh pengawas.

Contoh : pendekatan awal menggunakan sistem informal dengan cara


mendiskusikan masalah dengan oerang yang dipercaya dan berpengaruh dalam
sistem.
Bila segala tahap informal awal tidak berhasil, pendekatan formal melalui jalur-
jalur resmi dapat digunakan. Contoh : pertama-tama, diskusi dengan pengawas
bawah, bila tidak efektif, dilanjutkan ke pengawas lebih tinggi lagi atau mungkin
sampai dewan direksi. Alternatif terakhir adalah mengajukan pengunduran diri bila
perubahan tidak dilakukan. Melanjutkan bekerja dilingkungan yang terdapat praktik
yang buruk, dapat menimbulkan konflik dengan standar etik dan nilai pribadi.
5. Masalah Antara Peran Merawat dan Mengobati
Masalah antara peran sebagai perawat yang memberikan asuhan keperawatan dan
sebagai tenaga kesehatan yang melakukan pengobatan, banyak dialami di indonesia
terutama oleh para perawat puskesmas atau yang dipindah didaerah perifer. Para
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, terutama dalam melaksanakan
tugas delegatif yaitu dalam pelayanan pengobatan, secara hukum tidak dilindungi.
Untuk mengatasi hal ini, perawat akan ditugaskan di unit pelayanan (antara lain di
puskesmas, balai pengobatan) yang belum memiliki tenaga medis, perlu diberikan
surat tugas serta uraian tugas yang jelas dari pimpinan unit. Ini merupakan aspek
legal yang perlu dimiliki oleh para perawat yang ditugaskan di unit pelayanan yang
tidak ada tenaga medisnya. Perawat dalam melaksanakan tugas memberikan obat
kepada klien, merupakan tugas delegatif, sudah mendapat pendelegasian wewenang
dari dokternya.
Lebih lanjut, Sciortino menjelaskan bahwa ketidakcukupan pengetahu an
biomedik menyebabkan berbagai kesalahan dilakukan oleh para perawat di daerah
perifer, seperti penegakan diagnosis yang salah, penggunaan antibiotik yang tidak
benar, dan penggunaan injeksi yang tidak sesuai prosedur. Bila kita kaji lebih dalam,
masalah ini tidak saja berimplikasi pada upaya preventif dan kuratif, tetapi juga etika
dan hukum.
Dengan berubahnya lingkup praktik keperawatan dan teknologi medis, terdapat
peningkatan kejadian konflik nilai pribadi perawat dengan praktik. Di satu pihak,
atasan mempunyai kebutuhan dan harapan untuk pelayanan dari perawat, di lain
pihak, perawat mempunyai hak untuk diarahkan oleh nilai pribadinya. Misalnya, ada
konflik pada keperawatan kontemporer, yaitu membantu "aborsi terapeutik".
Perawat mempunyai hak untuk menolak dalam berpartisipasi pada tindakan aborsi
atau prosedur yang bertentangan dengan nilai pribadinya, dan pekerjaan perawat
harusnya tidak menimbulkan bahaya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang mengatur bagaimana sepatutnya


manusia hidup di dalam masyarakat yang melibatkan aturan atau prinsip yang
menentukan tingkah laku yang benar, yaitu baik dan buruk atau kewajiban dan tanggung
jawab.
Ada empat metode utama menurut Ladd J, 1978, dikutip oleh Fell (McCloskey,
1990) yaitu: Metode otoritas, Metode consensum hominum, Metode pendekatan intuisi
atau self-evidence, Metode argumentasi atau metode sokratik.
Ada Lima masalah dasar etika keperawatan : Kuwantitas versus kualitas hidup,
Kuwantitas versus kualitas hidup, Berkata jujur versus berkata bohong, Keinginan
terhadap pengetahuan yang bertentangan dengan falsafah agama, politik, ekonomi, dan
etiologi, Terapi ilmiah konvensional versus terapi tidak ilmiah dan coba-coba masyarakat
indonesia.
Menurut bandman (1990) menjelaskan bahwa masalah etika keperawatan pada
dasarnya terdiri 5 jenis. Keima masalah tersebut akan diuraikan dalam rangka perawat
“prinsnsip etika yang bertentangan”. Masalah etika keperawatan pada dasarnya
merupakan masalah etika kesehatan, dikenal dengan istilah etika biomedis atau bioetis.
Istilah bioetis mengandung arti ilmu yang mempelajari masalah yng timbul akibat
kemajuan ilmu pengetahuan. Contoh masalah etis yang akan dihadapi oleh perawat
menurut para ahli : Berkata Jujur, Abortus, Pengehentian pemberian makanan, cairan,
dan pengobatan.
Masalah etika keperawatn lebih khusus yang dapat diketemui oleh praktik
keperawatan, sesuai dengan yang diuraikan oleh Ellis, Hartley (1980) meliputi self-
evaluation (evaluasi diri), evaluasi kelompok, tanggung jawab terhadap peralatan dan
barang, merekomendasikan klien pada dokter, menghadapi asuhan keperawatan yang
buruk, serta masalah peran perawat dan mengobati (Sciortino, 1991) Evaluasi diri,
Tanggung jawab terhadap peralatan dan peran, Merekomendasikan klien kepada Dokter,
Menghadapi asuhan keperawatan yang buruk
B. Saran
Setelah seorang perawat mendapatkan ilmu mengenai masalah etika moral,diharapkan
dapat memahami apa itu etika moral dan dapat mengaplikasikan pada saat melakukan asuhan
keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Perangin-angin, M. A., Oktaviani, N. P. W., Sihombing, R. M., Sitanggang, Y. F., Haro,


M., Tahulending, P. S., ... & Tambunan, E. H. (2021). Etika Keperawatan. Yayasan Kita
Menulis.

Anda mungkin juga menyukai