MAKALAH
“ ISSUE ETIK DALAM PELAYANAN KEBIDANAN DI TINJAU DARI
PERSPEKTIF HUKUM “
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya,
meskipun masih banyak kekurangan didalam makalah ini.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi para pelajar, dan juga semoga
dapat bermanfaat untuk kedepannya bagi kita semua. Sebelumnya kami mohon maaf sebesar-
besarnya jika ada kesalahan dalam penyusunan kata.
Penyusun
III
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………...II
Daftar Isi………………………………………………………………………………….......III
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………....IV
I. Latar Belakang………………………………………………………………….........IV
II. Rumusan Masalah…………………………………………………………………....IV
III. Tujuan Makalah……………………………………………………………………...IV
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….......V
2.4 Dilema Etik dan Konflik Moral Dalam Issue Pelayanan Kebidanan ……………...VIII
1. Malpractice…………………………………………………………………VIII
2. Misconduct…………………………………………………………………VIII
3. Negligency…………………………………………………………………VIII
4. Whistleblowing…………………………………………………………….VIII
5. Complaints………………………………………………………………….VIII
I. Kesimpulan……………………………………………………………………..........IX
II. Saran…………………………………………………………………………............IX
III. Daftar Pustaka…………………………………………………………………….......X
IV
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Istilah etika, seperti yang biasa kitagunakan, pada dasarnya mengacu pada filsafat
moral, di mana apa yang dianggap baik atau buruk dalam masyarakat selama periode
waktu sebagai norma dan nilai berubah dan berkembang. Etika dan moral dikatakan
berumur tertentu karena dapat berubah seiring waktu
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi issue
Issue etik adalah topik yang cukup penting untuk dibicarakan sehingga mayoritas
individu akan mengeluarkan opini terhadap masalah tersebut sesuai dengan asas ataupun
nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai benar salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.
2.2 Kajian Issue Etik Bidan dan Klien Dalam Pelayanan Kebidanan
Issue etik yang terjadi antara bidan dengan klien, keluarga dan masyarakat
mempunyai hubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan.
Seorang bidan dikatakan profesional bila ia mempunyai kekhususan sesuai dengan peran
dan fungsinya yang bertanggung jawab menolong persalinan. Dengan demikian
penyimpangan etik mungkin saja akan terjadi dalam praktek kebidanan misalnya dalam
praktek mandiri, bidan yang bekerja di RS, RB atau institusi kesehatan lainnya. Dalam
hal ini bidan yang praktek mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya
sendiri. Situasi ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya
penyimpangan etik.
Kasus
Ada seorang pasien hamil yang mengeluh perutnya terasa kencang, setelah di
periksa ternyata pasien tersebut sudah mengalami pembukaan ketiga dimana bayi
tersebut dalam keadaan sungsang. Oleh karena itu, bidan menyarankan agar di
rujuk ke rumah sakit untuk melahirkan secara SC. Tapi bidan tersebut berusaha
untuk memberi penjelasan bahwa tujuan tujuan di rujuk demi keselamatan janin
dan juga ibunya namun jika tetap tidak mau dirujuk akan sangat membahayakan
janin maupun ibunya. Tapi keluarga bersikeras agar bidan mau menolong
persalinan tersebut. Sebenernya, dalam hal ini bidan tidak yakin bisa berhasil
menolong persalinan dengan keadaan letak sungsang seperti ini karena
VII
pengalaman bidan dalam hal ini masih belum begitu mendalam. Di rujuk agar
persalinan berjalan dengan lancar dan bukan kewenangan bidan untuk menolong
persalinan dalam keadaan letak sungsang seperti ini.
Konflik
Keluarga terutama suami menolak untuk di rujuk ke rumah sakit dan
melahirkan secara operasi SC dengan alasan tidak punya biaya untuk membayar
operasi.
Issue
Dimata masyarakat, bidan tersebut dalam melakukan Tindakan tidak sesuai
prosedur dan tidak professional. Selain itu, masyarakat menilai bahwa bidan tersebut
dalam menangani pasien dengan kelas ekonomi rendah sangat lambat atau membeda
– bedakan antara pasien yang ekonomi atas dengan ekonomi rendah.
Dilema
Bidan merasa kesulitan untuk memutuskan tindakan yang tepat untuk
menolong persalinan resiko tinggi. Dalam hal ini letak sungsang seharusnya tidak
boleh dilakukan oleh bidan sendiri dengan keterbatasan alat dan kemampuan medis.
Seharusnya ditolong oleh dokter obgyn, tetapi dalam hal ini diputuskan untuk
menolong persalinan itu sendiri dengan alasan desakan dan keluarga klien sehingga
dalam hatinya merasa kesulitan untuk memutuskan sesuai prosedur ataukah kenyataan
di lapangan.
Moral berasal dari Bahasa latin “MOS” kebiasaan adat, “MORAL” etimologi
dengan “ETIK” keduanya mengandung arti adat kebiasaan walaupun Bahasa asalnya
berbeda (“etik” : Yunani) (“moral” : Latin). Moral merupakan pengetahuan atau
keyakinan tentang adanya hal yang baik dan buruk yang mempengaruhi sikap seseorang.
Issue moral adalah merupakan topik yang penting berhubungan dengan benar dan
salah dalam kehidupan sehari – hari, sebagai contoh nilai – nilai yang berhubungan
VIII
dengan kehidupan orang sehari – hari menyangkut kasus abortus, euthanasia, keputusan
untuk terminasi kehamilan.
Moral merupakan pengetahuan atau keyakinan tentang adanya hal yang baik dan
buruk yang memengaruhi sikap seorang. Kesadaran tentang adanya baik dan buruk
berkembang pada diri seseorang seiring dengan pengaruh lingkungan, Pendidikan, sosial
budaya, agama, dan lain – lain. Hal ini disebut kesadaran moral. Issue moral pelayanan
kebidanan merupakan topik yang penting yang berhubungan dengan benar dan salah
dalam kehidupan sehari – hari dan yang ada ada kaitannya dengan pelayanan kebidanan.
2.4 Dilema Etik dan Konflik Moral Dalam Issue Pelayanan Kebidanan
Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua atau lebih landasan moral
suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Menurut thompson (1985)
merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau
tidak sebanding.
1. Malpractice, Malpraktik atau mal administrasi yang dimaksud di dalam tulisan ini
adalah ketidak-pedulian, ketidak jujuran, dan segala tindakan yang tidak sesuai
dengan prosedur pelayanan.
2. Misconduct, merupakan kesengajaan dapat dilakukan dalam bentuk pelanggaran
ketentuan etik, ketentuan disiplin profesi, hukum administratif, serta hukum pidana
dan perdata, seperti melakukan kesengajaan yang merugikan pasien, fraud,
"penahanan" pasien, pelanggaran wajib simpan rahasia kedokteran, aborsi .
3. Negligency, merupakan keadaan dimana ketika seorang tenaga medis lalai dalam
memberi pelayanan kesehatan terhadap pasiennya secara sengaja maupun tidak
disengaja.
4. Whistleblowing, merupakan seseorang yang melaporkan perbuatan dugaan tidak
pidana korupsi atau tindakan pelanggaran yang terjadi di lingkungan rumah sakit,
klinik, puskesmas, atau pihak terkait lainnya yang memiliki akses informasi yang
memadai atas terjadinya dugaan tindak pidana korupsi tersebut.
5. Complaints atau komplain, merupakan akibat situasi dimana keinginan atau kehendak
yang berbeda atau berlawanan antara pasien dengan pihak rumah sakit, sehingga
IX
keduanya saling terganggu, sehingga membuat pasien mengeluh atas pelayanan yang
diberikan oleh bidan atau tenaga medis tersebut.
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Etika sebagai salah satu cabang filsafat seringkali dianggap sebagai ilmu yang abstrak
dankurang relevan dalam kehidupan sehari-hari. banyak uraian filsafat dianggap jauh dari
kenyataan tetapi setidaknya etika mudah dipahami secara relevan bagi banyak persoalan yang
dihadapi. Etika sebagai filsafat moral mencari jawaban untuk menentukan serta
mempertahankan secara rasional teori yang berlaku tentang apa yang benar dan yang salah,
baik atau buruk, yang secara umum dapat dipakai sebagai suatu perangkat prinsip moral yang
menjadi pedoman bagi tindakan manusia. .
Etika tidak lepas dari kehidupan manusia, termasuk dalam profesi kebidanan
membutuhkan suatu system untuk mengatur bidan dalam menjalankan peran dan fungsinya.
Dalam menjalankan perannya bidan tidak dapat memaksakan untuk mengadapatasi suatu
teori etika secara kaku, tetapi harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi saat
itu dan berlandaskan pada kode etik dan standar profesi.
Dalam memberikan pelayanan kebidanan, bidan atau tenaga medis harus memberikan
pelayanan dan mampu menjalin komunikasi yang baik dengan klien maupun keluarganya
sehingga dapat merencanakan atau memberikan pelayanan yang baik sesuai dengan
kebutuhan klien. Dengan memahami berbagai dilema etik serta issue moral dan etik diatas,
diharapkan dapat membantu bidan dan tenaga dalam memberikan pelayanan yang baik
kepada kliennya.
II. Saran
agar mampu menyampaikannya ke orang banyak agar masyarakat luas dapat lebih
memahami tentang petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka harus
menjalankan profesinya, yaitu ketentuan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan
oleh anggota profesi, tidak hanya dalam menjalankan tugas profesinya melainkan juga
menyangkut tingkah laku dalam pergaulan sehari-hari dimayarakat, yang dalam hal ini kode
etik profesi kebidanan
DAFTAR PUSTAKA
Fadilah, Siti. (2007). Keputusan Menteri Kesehatan Tentang. JakartaMochtar, Rustam, 1998.
Sinopsis Obstetri Jilid 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Marmi, S.ST., M.Kes, dan Margiyati, S.SiT., M.Kes, 2014. Konsep Kebidanan untuk
Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Soepardan, Suryani. (2006).
Konsep Kebidanan. Bandung: ECG
Waspodo, Djoko dkk. 2002. Asuhan Persalinan Normal, Jaringan Nasional Pelatihan Klinik
Kesehatan Reproduksi : Jakarta.
Wiknjosastro, Hanifa, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.