PRINSIP-PRINSIP ETIK
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh
Latifah (233311310)
JURUSAN KEPERAWATAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, hidayah, dan karunia-
Nya, yang telah melimpahkan keberkahan serta kelancaran dalam penyusunan makalah ini.
Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad
SAW, yang merupakan sumber inspirasi dan teladan bagi seluruh umat manusia.
Makalah ini kami persembahkan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Etika
Keperawatan dan Hukum Kesehatan yang dibimbing oleh ibu Ns. Idrawati Bahar, S.Kep,
M.kep. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
memberikan inspirasi serta motivasi.
Makalah ini tentunya masih memiliki keterbatasan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan di masa yang akan dating
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.3. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
3.1. Kesimpulan...................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................iii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar atau salah dan tindakan apa yang
akan dilakukan. Etika keperawatan merefleksikan bagaimana seharusnya perawat
berperilaku, apa yang harus dilakukan perawat terhadap kliennya dalam memberikan
pelayanan keperawatan kritis.
1
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang diberikan, maka kami mendapatkan beberapa rumusan
masalah sebagai berikut:
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka kami simpulkan tujuan masalah sebagai
berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
c) Keadilan (Justice)
Nilai ini direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk
terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada
klien.
e) Kejujuran (Veracity)
3
f) Menepati janji (Fidelity)
g) Kerahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasi klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika
diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area
pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga
kesehatan lain harus dihindari.
h) Akuntabilitas (Accountability)
4
2. Kasus Ny. D seorang ibu rumah tangga, umur 35 tahun, mempunyai 2 orang anak yang
berumur 6 tahun dan 4 tahun, Ny.D. berpendidikan SMA, dan suami Ny.D bekerja
sebagai Sopir angkutan umum. Saat ini Ny.D dirawat di ruang kandungan RS. sejak 2
hari yang lalu. Sesuai hasil pemeriksaan Ny.D positif menderita kanker rahim grade
III, dan dokter merencanakan klien harus dioperasi untuk dilakukan operasi
pengangkatan kanker rahim, karena tidak ada tindakan lain yang dapat dilakukan.
Semua pemeriksaan telah dilakukan untuk persiapan operasi Ny.D. Klien tampak
hanya diam dan tampak cemas dan bingung dengan rencana operasi yang akan
dijalaninya. Pada saat ingin meninggalakan ruangan, dokter memberitahu perawat
kalau Ny.D atau keluarganya bertanya, sampaikan operasi adalah jalan terakhir. Dan
jangan dijelaskan tentang apapun, tunggu saya yang akan menjelaskannya.
Menjelang hari operasinya klien berusaha bertanya kepada perawat ruangan yang
merawatnya, yaitu:
“apakah saya masih bisa punya anak setelah dioperasinanti”.karena kami masih ingin
punya anak. “apakah masihada pengobatan yang lain selain operasi” dan “apakah
operasisaya bisa diundur dulu suster”
Dari beberapa pertanyaan tersebut perawat ruangan hanya menjawab secara singkat,
“ibu kan sudah diberitahu dokter bahwa ibu harus operasi, penyakit ibu hanya bisa
dengan operasi, tidak ada jalan lain, yang jelas ibu tidak akan bisa punya anak lagi…
Bila ibu tidak puas dengan jawaban saya, ibu tanyakan lansung dengan dokternya ya.”
Sehari sebelum operasi klien berunding dengan suaminya dan memutuskan menolak
operasi dengan alasa klien dan suami masih ingin punya anak lagi. Hal ini melanggar
otonomi.
Seorang perawat tidak sengaja menggunting jari bayi. Dan perawat itu tidak meminta
pertolongan dokter tetapi membuang jari tersebut ke bak sampah. Kejadian tersebut
mungkin tidak akan segera diketahui jika tidak ada seorang staf RS anak di Inggris
salford yang melihat tangan bayi tersebut berdarah. Bayi tersebut baru berusia tiga
minggu. Pencarian masih tetap dilakukan dan beruntung jari bayi tersebut masih
ditemukan di bak sampah. Ini adalah contoh pelanggaran Akuntabilitas.
5
2.3. Komponen-Komponen dalam Prinsip Etika
Komponen-komponen dalam prinsip etik meliputi:
1. Otonomi
Kita tahu bahwasanya setiap individu memiliki hak asasi dan memiliki hak untuk
berpendapat. Tentu saja mereka pun akhirnya memiliki prinsip, teori dan cara berfikir
yang berbeda. Dimana teori yang mereka miliki akan mempengaruhi sebuah keputusan.
Jadi seorang perawat dituntut untuk bisa menerapkan hak kemandirian dan kebebasan
terhadap orang lain, dan tidak menuntut atau membeda-bedakan dengan orang lain.
2.Bersikap Baik
Etika keperawatan yang tidak kalah penting adalah berbuat baik. Perbuatan atau sikap
baik akan meminimalisir kesalahan dan kejahatan.
3. Keadilan
Penting juga seorang perawat memiliki sikap adil terhadap orang lain. Perawat tetap
menjunjung prinsip moral, kemanusiaan dan legal. Tentu saja sikap keadilan mengacu
pada standar praktek dan keyakinan yang sesuai dengan prinsip moral.
4. Tidak Merugikan
Etika keperawatan tidak merugikan orang lain atau non-maleficence. Konteks tidak
merugikan bagi perawat adalah tidak menyebabkan bahaya dan cedera fisik maupun
psikologi bagi para pasiennya. Misalnya, pasien ingin melakukan olahraga, padahal dia
memiliki penyakit yang tidak membolehkan dia terlalu aktif bergerak.
5. Kejujuran
Kejujuran juga menjadi etika keperawatan yaitu dengan memberikan informasi secara
objektif, akurat dan komprehensif terhadap pasien mereka. Tugas seorang perawat pun
juga dituntut agar pasien bisa memahami apa yang disampaikan oleh perawat.
6. Menepati Janji
Etika keperawatan yang lain adalah menepati janji pasien. Wujud menepati janji yang
dimaksud adalah upaya perawat untuk menghargai setiap komitmen untuk orang lain.
6
7. Menjaga Rahasia
Dalam dunia medis, etika keperawatan yang paling penting adalah menjaga rekam
medis pasien, yang sangat menjunjung kerahasiaan. Karena kerahasiaan pasien adalah
privasi mereka. Jadi hanya pihak dokter dan perawat saja yang diijinkan untuk keperluan
perawan dan kesembuhan.
8. Akuntabilitas
Etika keperawatan juga memiliki peran dan tanggungjawab dalam setiap tindakan
agar tetap professional. misalnya, harus berhati-hati agar tidak salah memberikan dosis
obat kepada pasien
Menurut Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan,
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Perawat dapat melakukan tindakan medis dengan syarat adanya
pelimpahan wewenang dari dokter. Tenaga kesehatan perawat memiliki kompetensi
dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan profesional, kepada pasien bukan
melakukan tindakan medis tertentu. Tindakan medis tertentu tersebut merupakan
kegiatan kolaborasi antara dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Hal ini jelas bahwa
tindakan medis hanya legal dilakukan oleh dokter, bukan perawat.
7
Pasal 14 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyatakan
bahwa pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan,
membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan
terjangkau oleh masyarakat. Yang berarti bahwasanya penyelenggaraan upaya
kesehatan dilakukan secara serasi dan seimbang oleh pemerintah dan masyarakat
termasuk swasta. Agar penyelenggaraan upaya kesehatan atau pun sumber dayanya
secara serasi dan seimbang dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat.
Adapun hak perawat sebagaimana diatur pada Pasal 36 UndangUndang Nomor 38 Tahun
2014 tentang Keperawatan adalah sebagai berikut:
8
Selanjutnya berkaitan dengan kewajiban Perawat diatur pada Pasal 37 Undang-Undang
Keperawatan, menyebutkan bahwa Perawat wajib:
9
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Prinsip-prinsip etika secara umum, yaitu Otonomi (Autonomy) , berbuat baik
(Beneficience), Keadilan (Justice), Tidak merugikan (Nonmaleficience), Kejujuran
(Veracity), Menepati janji (Fidelity), Kerahasiaan (Confidentiality), Akuntabilitas
(Accountability). Sedangkan komponen dalam prinsip etika meliputi Otonomi, Bersikap
Baik, Keadilan, Tidak Merugikan, Kejujuran, Menepati Janji, Menjaga Rahasia, dan
Akuntabilitas.
Undang-Undang yang mengatur Keperawatan yaitu Undang-Undang Nomor 38
Tahun 2014 Pasal 1 ayat 2 tentang Keperawatan, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014
Pasal 11 tentang Tenaga Kesehatan, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Pasal 36 tentang Hak Perawat dan Pasal
37 tentang Kewajiban Perawat, dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Pasal 65 tentang
Tenaga Kesehatan, serta Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Pasal 32 tentang
Keperawatan.
10
DAFTAR PUSTAKA
iii