Anda di halaman 1dari 11

PERAN PERAWAT dalam PENGAMBILAN

KEPUTUSAN ETIK pada KASUS ABORSI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah KDK

DISUSUN OLEH :

APRILIA DWI ANGGRAINI

MAR ATUS SHOLIHAH

ROBI’ATUL ADDAWIYAH

PRODI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BAHRUL ULUM TAMBAK BERAS JOMBANG

2018

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang , kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Peran Perawat dalam Pengambilan
Keputusan Etik pada Kasus Aborsi” Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasannya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi bagi pembaca.

Jombang , oktober 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi

Bab 1 : pendahuluan........................................................................................3

1.1 Latar belakang..................................................................................4


1.2 Rumusan masalah.............................................................................5
1.3 Tujuan..............................................................................................5
1.4 Manfaat............................................................................................5

Bab 2 : pembahasan........................................................................................6

2.1 Kerangka dan strategi keputusan etis...............................................7


2.2 Implikasi serta peran perawat dalam pengambilan keputusan
...............................................................................................................9

Bab III : penutup............................................................................................10

3.1 Kesimpulan......................................................................................10

3.2 Saran..................................................................................................10

Daftar pustaka

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan merupakan pelayanan profesional yang integral dari


pelayanan kesehatan berfokus pada bio, psiko, sosial dan spiritual yang
diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Sasaran
pelayanan keperawatan adalah manusia, maka dalam memberikan
pelayanan perawat harus benar-benar memperhatikan faktor etika karena
sejalan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kemajuan dan teknologi dan dampaknya terhadap kehidupan sosial,
politik dan ekonomi membuat semakin tingginya perhatian pada dimensi
etika praktik asuhan keperawatan (Gold, 1995). Etika bagi perawat adalah
suatu pedoman yang digunakan dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan etis baik dalam area praktek, pendidikan,
administrasi maupun penelitian. Etika keperawatan menghasilkan
informasi tentang moral, perawat yang peka terhadap masalah yang
dihadapi, perawat yang bertanggung-gugat dan mempunyai kemampuan
untuk mengambil keputusan etis dalam praktik keperawatan. Kemampuan
untuk membuat suatu keputusan yang merupakan sesuatu yang esensial
dalam praktik keperawatan profesional. Dalam praktiknya sehari-hari
perawat berhubungan dengan pasien yang beraneka ragam dengan status
kesehatan dan permasalahan yang berbeda-beda. Perawat juga kadangkala
terlibat dalam sebuah permasalahan yang membingungkan untuk
mengambil keputusan disebut dengan masalah etika atau dilema etik
dimana dalam pembuatan keputusan tidak ada yang benar dan salah
sehingga membuat perawat menjadi bingung. Beberapa dilema etik yang
sering dialami perawat salah satunya adalah aborsi (Suhaemi, 2003).
Abortus telah menjadi salah satu masalah etika. Berbagai pendapat
baik yang pro maupun kontra. Abortus secara umum dapat diartiakan
sebagai penghentian kehamilan secara spontan. Pihak yang pro
mengatakan bahwa aborsi adalah mengakhiri atau menghentikan
kehamilan yang tidak diinginkan, sedangkan pihak antiaborsi cenderung
mengartikan aborsi sebagai membunuh manusia yang tidak bersalah
(Harman, 2000). Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi
atau pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah
“Abortus Provocatus Criminalis” . Abortus provocatus adalah istilah Latin
yang secara resmi dipakai dalam kalangan kedokteran dan hukum.
Maksudnya adalah dengan sengaja mengakhiri kehidupan kandungan
dalam rahim seseorang perempuan hamil. Karena itu abortus provocatus

4
harus dibedakan dengan abortus spontaneus, dimana kandungan seorang
perempuan hamil dengan spontan gugur. Jadi perlu dibedakan antara “
abortus yang disengaja” dan “abortus spontan” (Suhaemi, 2003).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah strategi pengambilan keputusan yang etis dalam
kasus aborsi ?
1.2.2 Bagaimana peran perawat dalam pengambilan keputusan kasus
aborsi ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Memaparkan cara pengambilan keputusan yang etis
1.3.2 Menjelaskan mengenai etika keperawatan dalam pengambilan
keputusan yang etis pada kasus yang kronis

1.4 Manfaat
1.4.1 Mengedukasi pembaca khususnya perawat tentang pengambilan
keputusan yang sesuai dengan kode etik
1.4.2 Menambah wawasan dalam membuat asuhan keperawatan

5
BAB II
PEMBAHASAN

Prinsip etika adalah seperangkat peraturan yang dapat diaplikasikan pada


segala situasi. Berbententuk kerangka kerja untuk membantu perawat dan lainnya
mengevaluasi issue etik. Etik dan isuue sosial mempengaruhi pada kesehatan wanita
hamil dan janinnya. Beberapa masalah yang lebih komplek muncul dari teknologi
lanjutan di dalam teknologi reproduksi, perawatan melahirkan , perawatan bayi 0-
28hari. Perawat professional memiliki otonomi yang mana membutuhkan etik
dalam kompetensi perawatan. Beberapa prinsip etik dihubungkan dengan perawatan
pasien. Prinsip etik sebagai penuntun aksi etik termasuk empat prinsip moral ;
respect for beneficence, non-maleficence, justice, and autonomy yang menegakkan
pilihan yang benar pada keluarga dan individu. Kuncinya yaitu secara otonom
perawat menghormati dan mendukung anak yang dikandung oleh wanita termasuk
wanita remaja. Aspek yang sangat unik pada maternitas yaitu perawat membela 2
individu yaitu wanita dan janin. Peran perawat maternitas adalah ditugaskan lebih
jelas untuk wanita hamil daripada janinnya yang belum dibutuhkan ibunya dan janin
sangat tergantung. Aborsi adalah issu yang mudah tersebar , sebelum RoeV wade
membuat keputusan aborsi dilegalkan, 49% wanita hamil di Amerika yang tidak
diinginkan , 40% mengakhirinya dengan aborsi. Aborsi adalah prosedur yang sangat
populer di United States. Dan menjadi debat politik yang panas. Beberapa orang
dibagi menjadi dua grup yaitu : grup prochoice dan grup prolife. Prochoice
didukung wanita bebas membuat keputusan yang benar mengenai fungsi
reproduksinya didasarkan moral dan keyakinan etik. Prolife memiliki kekuatan
bahwa aborsi adalah pembunuhan , dengan menghilangkan janin yang berhak hidup.
Perawat membutuhkan klarifikasi nilai dan keyakinan secara personal terhadap issu
dan harus memberikan perawatan yang tidak menyimpang serta bertanggungjawab
pada klien untuk mempertimbangkan aborsi. Pengambilan keputusan untuk
perawatan atau melokak, pengaruh staff lainnya dalam pengambilan keputusan ,
tantangan dalam konsep etik. ANA kode etik untuk mendukung perawat mengambil
keputusan yang benar untuk peduli terhadap klien yang akan melakukan aborsi.
Perawat membutuhkan nya untuk nilai dan keyakinan yang mengetahui aturan
sebelum situasi tersebut terjadi sehinggabisa dicari alternatif lainnya. Dengan
komunikasi yang terbuka , penerimaan keyakinan personal, dan hal lainnya yang
mendukung kenyamanan di lingkungan kerja. Perawat membutuhkan pemahaman
hukum aborsi dan konflik keyakinan pada masyarakat dan isu yang berkembang.
Menurut Thompson dan Thompson (1985) dilema etik merupakan suatu masalah
yang sulit untuk diputuskan, dimana tidak ada alternative yang memuaskan atau
suatu situasi dimana alternative yang memuaskan dan tidak memuaskan sebanding.
Dalam dilema etik tidak ada yang benar atau salah. Dan untuk membuat keputusan
etis, seseorang harus bergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan

6
emosional. Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh beberapa ahli
yang pada dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan dengan pemecahan
masalah secara ilmiah. Kemampuan membuat keputusan masalah etis merupakan
salah satu persyaratan bagi perawat untuk menjalankan praktek keperawatan
professional dan dalam membuat keputusan etis perlu memperhatikan beberapa nilai
dan kepercayaan pribadi, kode etik dalam praktik keperawatan.

2.1 Kerangka dan strategi pembuatan keputusan etis.


Kemampuan membuat keputusan masalah etis merupakan salah satu
persyaratan bagi perawat untuk menjalankan praktek keperawatan professional
dan dalam membuat keputusan etis perlu memperhatikan beberapa nilai dan
kepercayaan pribadi, kode etik keperawatan, konsep moral perawatan dan
prinsip-prinsip etis (gambar 1)

Nilai dan kepercayaan Pribadi Kerangka


pembuat Keputusan
Kode etik perawat Indonesia keputusan dan
tindakan
Konsep Moral keperawatan
moral
Teori/prinsip-prinsip etika

Gambar 1: Unsur-unsur utama yang terlibat dalam pembuatan keputusan dan


tindakan moral dalam praktik keperawatan (diadaptasi dari Fry, 2002)

Berbagai kerangka model pembuatan keputusan etis telah dirancang oleh banyak
ahli etika, di mana semua kerangka tersebut berupaya menjawab pertanyaan
dasar tentang etika, yang menurut Fry meliputi:
• Hal apakah yang membuat tindakan benar adakah benar?
• Jenis tindakan apakah yang benar?
• Bagaimana aturan-aturan dapat diterapkan pada situasi tertentu?
• Apakah yang harus dilakukan pada situasi tertentu?

Beberapa kerangka pembuatan keputusan etis keperawatan dikembangkan dengan


mengacu pada kerangka pembuatan keputusan etika medis. Beberapa kerangka
disusun berdasarkan posisi falsafah praktik keperawatan, sementara model-
model lain dikembangkan berdasarkan proses pemecahan masalah seperti yang
diajarkan di pendidikan keperawatan. Berikut ini merupakan contoh model yang
dikembangkan oleh Thompson dan Thompson dan model oleh Jameton: Metode
Jameton dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan etika keperawatan

7
yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pasien. Kerangka Jameton, seperti
yang ditulis oleh Fry (2002), terdiri dari enam tahap:
a. Identifikasi masalah. Ini berarti mengklasifikasi masalah dilihat dari nilai-
nilai, konflik dan hati nurani. Perawat juga harus mengkaji ke-
terlibatannya terhadap masalah etika yang timbul dan mengkaji parameter
waktu untuk protes pembuatan keputusan. Tahap ini akan memberikan
jawaban pada perawat terhadap pernyataan: Hal apakah yang membuat
tindakan benar adalah benar? Nilai-nilai diklasifikasi dan peran perawat
dalam situasi yang terjadi diidentifikasi.
b. Perawat harus mengumpulkan data tambahan. Informasi yang dikumpul-kan
dalam tahap ini meliputi: orang-orang yang dekat dengan pasien yang
terlibat dalam membuat keputusan bagi pasien, harapan/keinginan dari pasien
dan orang yang terlibat dalam pembuatan keputusan. Perawat kemudian
membuat laporan tertulis kisah dari konflik yang terjadi. Perawat harus
mengindentifikasi semua pilihan atau alternatif secara terbuka kepada
pembuat keputusan. Semua tindakan yang memung-kinkan harus terjadi
termasuk hasil yang mungkin diperoleh beserta dampaknya. Tahap ini
memberikan jawaban: Jenis tindakan apa yang benar?
c. Perawat harus memikirkan masalah etis secara berkesinambungan. Ini
berarti perawat mempertimbangkan nilai-nilai dasar manusia yang pen-ting
bagi individu, nilai-nilai dasar manusia yang menjadi pusat dari masalah,
dan prinsip-prinsip etis yang dapat dikaitkan dengan masalah. Tahap ini
menjawab pertanyaan: Bagaimana aturan-aturan tertentu diterapkan
pada situasi tertentu?
d. Pembuat keputusan harus membuat keputusan. Ini berarti bahwa pem-buat
keputusan memilih tindakan yang menurut keputusan mereka paling tepat.
Tahap ini menjawab pertanyaan etika: Apa yang harus dilaku-kan pada
situasi tertentu?
e. Tahap akhir adalah melakukan tindakan dan mengkaji keputusan dan hasil.

Tahap Model Keputusan Bioetis


Tahap 1 Review situasi yang dihadapi untuk mendeterminasi masalah
kesehatan, keputusan yang dibutuhkan, komponen etis individu
Tahap 2 keunikan.
Tahap 3 Kumpulkan informasi tambahan untuk memperjelas situasi.
Tahap 4 Identifikasi aspek etis dari masalah yang dihadapi.
Tahap 5 Ketahui atau bedakan posisi pribadi dan posisi moral profesional.
Tahap 6 Identifikasi posisi moral dan keunikan individu yang berlainan.
Tahap 7 Identifikasi konflik-konflik nilai bila ada.
Tahap 8 Gali siapa yang harus membuat keputusan.
Tahap 9 Identifikasi rentang tindakan dan hasil yang diharapkan.

8
Tahap Tentukan tindakan dan laksanakan.
10 Evaluasi/review hasil dari keputusan/tindakan.

Pembuatan keputusan/pemecahan dilema etik menurut, Kozier, erb (2004),


adalah sebagai berikut:
1) Mengembangkan data dasar; untuk melakukan ini perawat
memerlukan pengumpulan informasi sebanyak mungkin, dan
informasi tersebut meliputi: Orang yang terlibat, Tindakan yang
diusulkan, Maksud dari tindakan, dan konsekuensi dari tindakan yang
diusulkan.
2) Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
3) Membuat tindakan alternative tentang rangkaian tindakan yang
direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi
tindakan tersebut
4) Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa
pengambil keputusan yang tepat
5) Mendefinisikan kewajiban perawat
6) Membuat keputusan.

2.2 Implikasi dan Peran Perawat dalam Pengambian keputusan

2.2.1 Implikasi Perawat


Perawat memiliki beberapa tanggungjawab yang tidak bisa dihindari
dalam konflik mengenai aborsi: (Aderemia, 2016)
 Perawat harus menginformasikan secara lengkap mengenai aborsi
dari legal etik dan hukum regulasi di negara tersebut.
 Perawat harus mengenalkan pada orang-orang ,aborsi adalah dilema
etik yang menghasilkan kebingungan, ambivalen, stress personal
 Perawat harus memberikan masukkan bukan hanya tentang issu dan
dilema tetapi pelanggaran pada agamaatau keyakinan tentang makna
hidup
 Akhirnya perawat memiliki pengetahuan setulis hati dan pendirian
yang kuat serta mengendalikan emosi terkait semua issu.

2.2.2 Peran perawat dalam pengambilan keputusan (Aderemia, 2016)


 Mengidentifikasi issu etik dalam praktik keperawatan
 Membela pasien dan keluarga
 Memberikan informasi pada pasien termasuk keputusan etik
 Berpartisipasi dalam proses formal dan informal terhadap issu etik
 Mengevaluasi proses

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konflik etik terjadi pada pelayanan perawat, penghalang
perkembangan pada profesi keperawatan, penelitian lebih lanjut yaitu
perawat sangat sulit mengontrol emosinya sampai kepedulian pada aborsi
yang merupakan dilema etik. Masalah abortus memang kompleks, namun
perawat professional tidak diperkenankan memaksakan nilai-nilai yang ia
yakini kepada pasien yang memiliki nilai berbeda termasuk pandangan
terhadap abortus. Perawat memiliki beberapa tanggungjawab yang tidak
bisa dihindari dalam konflik mengenai aborsi:
a. Perawat harus menginformasikan secara lengkap mengenai aborsi
dari legal etik dan hukum regulasi di negara tersebut.
b. Perawat harus mengenalkan pada orang-orang ,aborsi adalah dilema
etik yang menghasilkan kebingungan, ambivalen, stress personal.
c. Perawat harus memberikan masukkan bukan hanya tentang issu dan
dilema tetapi pelanggaran pada agama atau keyakinan tentang makna
hidup.
d. Akhirnya perawat memiliki pengetahuan setulis hati dan pendirian
yang kuat serta mengendalikan emosi terkait semua issu.
3.2 Saran
Perawat seharusnya sebagai tenaga yang profesional harus berpegang
teguh pada etik dan menghindari konflik etik, mendemonstrasikan
pengetahuan pada proses pengambilan keputusan dalam praktik perawatan
pasien , lebih bersikap terbuka dan menunjukkan kepedulian nya pada
pasien, mengapresiasi perbedaan budaya sosial.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net
https://id.m.wikipedia.org
www.sakura.mahasiswa.urimus.ac.id

11

Anda mungkin juga menyukai