DISUSUN OLEH :
ROBI’ATUL ADDAWIYAH
2018
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang , kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Peran Perawat dalam Pengambilan
Keputusan Etik pada Kasus Aborsi” Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasannya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi bagi pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
Bab 1 : pendahuluan........................................................................................3
Bab 2 : pembahasan........................................................................................6
3.1 Kesimpulan......................................................................................10
3.2 Saran..................................................................................................10
Daftar pustaka
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
harus dibedakan dengan abortus spontaneus, dimana kandungan seorang
perempuan hamil dengan spontan gugur. Jadi perlu dibedakan antara “
abortus yang disengaja” dan “abortus spontan” (Suhaemi, 2003).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah strategi pengambilan keputusan yang etis dalam
kasus aborsi ?
1.2.2 Bagaimana peran perawat dalam pengambilan keputusan kasus
aborsi ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Memaparkan cara pengambilan keputusan yang etis
1.3.2 Menjelaskan mengenai etika keperawatan dalam pengambilan
keputusan yang etis pada kasus yang kronis
1.4 Manfaat
1.4.1 Mengedukasi pembaca khususnya perawat tentang pengambilan
keputusan yang sesuai dengan kode etik
1.4.2 Menambah wawasan dalam membuat asuhan keperawatan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
emosional. Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh beberapa ahli
yang pada dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan dengan pemecahan
masalah secara ilmiah. Kemampuan membuat keputusan masalah etis merupakan
salah satu persyaratan bagi perawat untuk menjalankan praktek keperawatan
professional dan dalam membuat keputusan etis perlu memperhatikan beberapa nilai
dan kepercayaan pribadi, kode etik dalam praktik keperawatan.
Berbagai kerangka model pembuatan keputusan etis telah dirancang oleh banyak
ahli etika, di mana semua kerangka tersebut berupaya menjawab pertanyaan
dasar tentang etika, yang menurut Fry meliputi:
• Hal apakah yang membuat tindakan benar adakah benar?
• Jenis tindakan apakah yang benar?
• Bagaimana aturan-aturan dapat diterapkan pada situasi tertentu?
• Apakah yang harus dilakukan pada situasi tertentu?
7
yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pasien. Kerangka Jameton, seperti
yang ditulis oleh Fry (2002), terdiri dari enam tahap:
a. Identifikasi masalah. Ini berarti mengklasifikasi masalah dilihat dari nilai-
nilai, konflik dan hati nurani. Perawat juga harus mengkaji ke-
terlibatannya terhadap masalah etika yang timbul dan mengkaji parameter
waktu untuk protes pembuatan keputusan. Tahap ini akan memberikan
jawaban pada perawat terhadap pernyataan: Hal apakah yang membuat
tindakan benar adalah benar? Nilai-nilai diklasifikasi dan peran perawat
dalam situasi yang terjadi diidentifikasi.
b. Perawat harus mengumpulkan data tambahan. Informasi yang dikumpul-kan
dalam tahap ini meliputi: orang-orang yang dekat dengan pasien yang
terlibat dalam membuat keputusan bagi pasien, harapan/keinginan dari pasien
dan orang yang terlibat dalam pembuatan keputusan. Perawat kemudian
membuat laporan tertulis kisah dari konflik yang terjadi. Perawat harus
mengindentifikasi semua pilihan atau alternatif secara terbuka kepada
pembuat keputusan. Semua tindakan yang memung-kinkan harus terjadi
termasuk hasil yang mungkin diperoleh beserta dampaknya. Tahap ini
memberikan jawaban: Jenis tindakan apa yang benar?
c. Perawat harus memikirkan masalah etis secara berkesinambungan. Ini
berarti perawat mempertimbangkan nilai-nilai dasar manusia yang pen-ting
bagi individu, nilai-nilai dasar manusia yang menjadi pusat dari masalah,
dan prinsip-prinsip etis yang dapat dikaitkan dengan masalah. Tahap ini
menjawab pertanyaan: Bagaimana aturan-aturan tertentu diterapkan
pada situasi tertentu?
d. Pembuat keputusan harus membuat keputusan. Ini berarti bahwa pem-buat
keputusan memilih tindakan yang menurut keputusan mereka paling tepat.
Tahap ini menjawab pertanyaan etika: Apa yang harus dilaku-kan pada
situasi tertentu?
e. Tahap akhir adalah melakukan tindakan dan mengkaji keputusan dan hasil.
8
Tahap Tentukan tindakan dan laksanakan.
10 Evaluasi/review hasil dari keputusan/tindakan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konflik etik terjadi pada pelayanan perawat, penghalang
perkembangan pada profesi keperawatan, penelitian lebih lanjut yaitu
perawat sangat sulit mengontrol emosinya sampai kepedulian pada aborsi
yang merupakan dilema etik. Masalah abortus memang kompleks, namun
perawat professional tidak diperkenankan memaksakan nilai-nilai yang ia
yakini kepada pasien yang memiliki nilai berbeda termasuk pandangan
terhadap abortus. Perawat memiliki beberapa tanggungjawab yang tidak
bisa dihindari dalam konflik mengenai aborsi:
a. Perawat harus menginformasikan secara lengkap mengenai aborsi
dari legal etik dan hukum regulasi di negara tersebut.
b. Perawat harus mengenalkan pada orang-orang ,aborsi adalah dilema
etik yang menghasilkan kebingungan, ambivalen, stress personal.
c. Perawat harus memberikan masukkan bukan hanya tentang issu dan
dilema tetapi pelanggaran pada agama atau keyakinan tentang makna
hidup.
d. Akhirnya perawat memiliki pengetahuan setulis hati dan pendirian
yang kuat serta mengendalikan emosi terkait semua issu.
3.2 Saran
Perawat seharusnya sebagai tenaga yang profesional harus berpegang
teguh pada etik dan menghindari konflik etik, mendemonstrasikan
pengetahuan pada proses pengambilan keputusan dalam praktik perawatan
pasien , lebih bersikap terbuka dan menunjukkan kepedulian nya pada
pasien, mengapresiasi perbedaan budaya sosial.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net
https://id.m.wikipedia.org
www.sakura.mahasiswa.urimus.ac.id
11