Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT

KEKAMBUHAN PADA PASIEN HALUSINASI DI PUSKESMAS KABUH

Maratus Sholihah1, H. Arif Wijaya2, Tiara Fatma P3,


Mahasisiwa Prodi Sarjana Keperawatan STIKES Bahrul Ulum Jombang1,
STIKES Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang2
Email: sholihahmaratus18@gmail.com

ABSTRAK

Halusinasi merupakan salah satu tanda dan gejala yang paling sering
dijumpai pada orang dengan gangguan jiwa. Penderita halusinasi mengalami
kekambuhan terjadi tiga sampai lima tahun setelah seseorang didiagnosa
menderita halusinasi. Dukungan keluarga dan teman merupakan salah satu obat
penyembuhan yang sangat berarti bagi penderita, sehingga sangat berpengaruh
besar dalam proses penyembuhan.

Desain penelitian ini adalah korelasi analitik dengan pendekatan


retrospektif. Populasi nya seluruh kerluarga dengan anggota keluarga pasien
halusinasi sebanyak 107 anggota keluarga di kecamatan Kabuh Jombang. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling (54 responden) dengan
membagikan kuisioner dukungan keluarga dan kekambuhan halusinasi. Uji
statistic menggunakan rank spearmen dengan α < 0,05.

Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa dukungan keluarga dengan


kategori baik sebanyak 41 responden (75,9%). Hasil analisa data menggunakan
uji rank spearmen diperoleh nilai signifikan ρ value = 0,368 > α = 0,05 artinya
tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kekambuhan pada
penderita halusinasi. Sehingga selain dukungan keluarga terdapat factor lain yang
perlu diperhatikan untuk mencegah kekambuhan pada pasien.

Kata Kunci : Dukungan keluarga, tingkat kekambuhan, halusinasi.


RELATIONSHIP OF FAMILY SUPPORT WITH RETURN RATE IN
HALLUCINATION PATIENTS AT KABUH JOMBANG

Maratus Sholihah1,H. Arif Wijaya2,Tiara Fatma P3, Asri Kusyani4, Suci Nurjannah5,
Undergraduate Nursing Student of STIKES Bahrul Ulum Jombang1,
STIKES Bahrul Ulum Rice Pond Jombang2
E-mail: sholihahmaratus18@gmail.com

ABSTRACT

Hallucinations are one of the most common signs and symptoms found in
people with mental disorders. Patients with hallucinations experience relapses that
occur three to five years after a person is diagnosed with hallucinations. Support
from family and friends is one of the most significant healing drugs for sufferers,
so it has a big influence on the healing process.

The design of this study was analytic correlation with a retrospective


approach. The population is all families with family members of patients with
hallucinations as many as 107 family members in the district of Kabuh Jombang.
The sampling technique used purposive sampling (54 respondents) by
distributing questionnaires on family support and recurrence of hallucinations.
Statistical test using rank spearmen with < 0.05.

The results of this study note that family support with good categories as
many as 41 respondents (75.9%). The results of data analysis using the rank spear
men test obtained a significant value value = 0.368 > = 0.05, meaning that there i
s no relationship between family support and recurrence rates in patients with hall
ucinations. So in addition to family support there are other factors that need to be
considered to prevent recurrence in patients.

Keywords: Family Support, Recurrence Rate, Hallucinations


PENDAHULUAN 2019 menunjukan 1,7 jiwa atau 1-2
Halusinasi merupakan distorsi orang dari 1.000 warga di Indonesia.
persepsi palsu yang terjadi pada respon Jumlah ini cukup besar, artinya 50 juta
neurobiologist maladaptive, penderita atau sekitar 25 % dari jumlah penduduk
sebenarnya mengalami distorsi sensori indonesia mengalami gangguan
sebagai hal yang nyata dan kesehatan jiwa.
meresponnya. Diperkirakan ≥ 90% Provinsi Jawa Timur menunjukan
penderita gangguan jiwa jenis angka 2,2 jiwa berdasarkan data jumlah
halusinasi. dengan bentuk yang penduduk Jawa Timur yaitu 38.005.413
bervariasi tetapi sebagian besarnya jiwa, maka dapat disimpulkan 83.612
mengalami halusinasi pendengaran yang jiwa yang mengalami gangguan jiwa di
dapat berasal dari dalam diri individu Jawa Timur. Studi pendahaluan yang
atau dari luar individu tersebut, suara dilakukan peneliti pada tanggal 17
yang didengar dapat dikenalnya, jenis desember 2021 di PUSKESMAS Kabuh
suara tunggal atau multiple yang terdapat 107 pasien dengan yang
dianggapnya dapat memerintahkan gangguan halusinasi yang tersebar di
tentang perilaku individu itu sendiri beberapa dusun.
(Yanti dan Sitepu, 2020). Orang dengan Faktor penting yang memiliki
halusinasi diperkirakan akan kambuh pengaruh besar dalam menentukan
60% sampai 70% dalam beberapa tahun keberhasilan asuhan keperawatan pada
pertama setelah diagnosis (Wiscarz, pasien halusinasi adalah dukungan
2016). keluarga, karena dukungan keluarga
Menurut data World Health selama pasien dirawat di rumah sakit
Organization (WHO) pada tahun 2016 sangat dibutuhkan, sehingga pasien
dari keseluruhan penduduk dunia termotivasi untuk sembuh (Keliat et al.
sebanyak 25% orang mengalami 2011). Keikutsertaan keluarga dalam
gangguan jiwa dan angka ini cukup pendampingan, pengawasan serta
terbilang tinggi dengan sebanyak 1% pemberi dukungan terhadap pasien
mengalami gangguan jiwa berat.. dengan halusinasi sangatlah penting dan
Indonesia merupakan negara dengan dapat membantu proses penyembuhan
angka gangguan jiwa yang relative serta terapinya. Keluarga seharusnya
tinggi dari jumlah total populasi orang memahami bagaimana merawat anggota
dewasa keluarganya yang mengalami gangguan
Indonesia merupakan negara halusinasi karena keluarga merupakan
dengan angka gangguan jiwa yang orang terdekat dengan pasien yang
relative tinggi dari jumlah total populasi dapat memberikan perawatan selain
orang dewasa. Jika ada 250.000.000 yang dilakukan oleh tenaga medis di
orang dewasa maka sebanyak rumah sakit. Menurut (Sarahwati, 2019)
15.000.000 atau 6,0% orang Indonesia keluarga harus dilibatkan dalam proses
mengalami gangguang jiwa (Damanik, penyembuhan dari penderita gangguan
2019) Kasus gangguan jiwa di halusinasi, tentu saja dengan perlunya
Indonesia berdasarkan hasil riset data pendidikan, bimbingan dan pelatihan
riskesdas pada tahun 2018 meningkat. sehingga dapat mengoptimalkan peran
peningkatan ini terlihat dari kenaikan keluarga dalam merawat penderita
prevalensi rumah tangga yang memilki gangguan halusinasi sehingga pasien
ODGJ di Indonesia . per 1000 rumah tidak mengalami kekambuhan kembali.
tangga terdapat 7 rumah tangga dengan Berdasarkan uraian latar belakang
ODGJ , sehinngga jumlahnya diatas, penulis tertarik untuk meneliti
diperkirakan 450 rb ODGJ berat . Data tentang Hubungan antara dukungan
dari Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) keluarga dengan tingkat kekambuhan
pada pasien dengan halusinasi Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan
pendengaran di Puskesmas Kabuh bahwa hampir setengah dari usia
Jombang. responden adalah 44 – 57 tahun
sebanyak 20 (37%) dan 58 – 71 tahun
METODE sebanyak 20 (37%) .
Desain penelitian ini adalah korelasi 3. Distribusi Karakteristik Responden
analitik dengan pendekatan retrospektif. Berdasarkan Status Hubungan
Populasi nya seluruh kerluarga dengan Keluarga Di Kecamatan Kabuh
anggota keluarga pasien halusinasi Jombang.
sebanyak 107 anggota keluarga di
kecamatan Kabuh Jombang. Teknik
Status Hubungan F %
pengambilan sampel menggunakan
Anak 9 16.7
purposive sampling (54 responden)
Orang Tua 28 51.9
dengan membagikan kuisioner Saudara yang tinggal 17 31.5
dukungan keluarga dan kekambuhan serumah
halusinasi. Total 54 100.0
Instrumen mengunakan kuisioner
oleh Suwardiman tahun 2011 tentang Sumber Data Primer, 2022.
dukungan keluarga dengan total 24 Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan
pertanyaan, sedangkan untuk instrument bahwa sebagian besar status hubungan
kekambuhan menggunakan kuisioner keluarga responden dengan pasien
oleh Sarahwati 2019 menggunakan adalah orang tua yaitu sebanyak 28
indicator kekambuhan 1 tahun terakhir. (51,9 %)
HASIL PENELITIAN 4. Distribusi Karakteristik Responden
1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Di
Berdasarkan Jenis Kelamin Di Kecamatan Kabuh Jombang.
Kecamatan Kabuh Jombang.
Jenis kelamin F % Pendidikan F %

Laki-laki 21 38.9 Tidak tamat SD 11 20.4


Perempuan 33 61.1 SD 22 40.7
Total 54 100.0 SMP 9 16.7
SMA 12 22.2
Sumber Data Primer,2022. Total 54 100.0
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan
bahwa sebagian besar jenis kelamin Sumber Data Primer,2022.
responden yaitu perempuan sebanyak Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan
33 (61,1 %). bahwa hampir setengah tingkat
pendidikan responden adalah SD
2. Distribusi Karakteristik Responden
sebanyak 22 (40,7 %)
Berdasarkan Umur Di Kecamatan
Kabuh Jombang

Usia F %
31 - 43 tahun 14 25.9
44 – 57 tahun 20 37.0
58 – 71 tahun 20 37.0
Total 54 100.0
5. Distribusi Karakteristik Responden
Berdasarkan Pekerjaan Di
Sumber Data Primer, 2022. Kecamatan Kabuh Jombang.
(72,2%), dan sedang sebanyak 15 orang
Pekerjaan F % (27,8%).
Tidak Bekerja 6 11.1
Pedagang 14 25.9 8. Distribusi Frekuensi Dukungan
Keluarga Terhadap Tingkat
Petani 23 42.6
Kekambuhan Pada Pasien
Swasta 11 20.4 Halusinasi Di Kecamatan Kabuh
Total 54 100.0 Jombang.

Dukungan Tingkat kekambuhan Total


Sumber data Primer,2022. Rendah Sedang
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan F % F % f %
bahwa hampir setengah responden Baik 31 57,4% 10 18,5% 41 75,9%
bekerja sebagai petani yaitu sebanyak Cukup 7 13% 5 9,3% 12 22,2%
23 (42,6 %) Kurang 1 1,9% 0 0% 1 1,9%
6. Distribusi Frekuensi Dukungan Total 39 72,2% 15 27,8% 54 100%
Keluarga Di Kecamatan Kabuh Uji Rank Spearmen 0,368
Jombang.
Sumber Data Primer, 2022.
Frekuensi Persentase
Berdasarkan tabel 5.13 didapatkan hasil
Baik 41 75,9 dari 41 responden dengan dukungan
Cukup 12 22,2 keluarga baik sebagian besar memiliki
Kurang 1 1.9 tingkat kekambuhan rendah sebanyak
Total 54 100.0 31 orang (57,4%), 12 orang dengan
dukungan keluarga cukup sebagian kecil
memiliki tingkat kekambuhan rendah
Sumber Data Primer, 2022.
sebanyk 7 orang (13%) dan 1 orang
Berdasarkan tabel 5.11 dapat
dengan dukungan keluarga kurang
diketahui jika dukungan keluarga pada
memiliki tingkat kekambuhan rendah.
pasien halusinasi di kecamatan Kabuh
Berdasarkan hasil analisa
dari 54 responden terdapat 41 responden
data menggunakan uji statistic rank
(75,9%) dukungan keluarga tergolong
sparmen dengan program SPSS versi
baik, 12 responden (22,2%) tergolong
16.0 didapatkan nilai signifikasi sebesar
kurang dan 1 responden (1,9%)
ρ value = 0.368 > α =0.05, artinya H1
dukungan keluarga tergolong kurang.
ditolak, maka tidak ada hubungan
dukungan keluarga dengan tingkat
7. Distribusi Frekuensi Tingkat
kekambuhan pasien halusinasi di
Kekambuhan Pasien Halusinasi Di
Puskesmas Kabuh. Puskesmas Kabuh Jombang.

PEMBAHASAN
Tingkat kekambuhan F %
Dukungan Keluarga
Rendah 39 72,2 Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan
Sedang 15 27,8 bahwa dari total 41 orang responden
Total 54 100.0 dengan dukungan keluarga baik hampir
setengahnya berjenis kelamin
Sumber Data Primer, 2022. perempuan yaitu sebanyak 26 orang
Hasil penelitian berdasarkan satu tahun (48,1%) , dari data tersebut dapat
terakhir menunjukkan bahwa hampir disimpulkan bahwa keluarga dengan
setengah nya memiliki tingkat jenis kelamin perempuan lebih mampu
kekambuhan rendah sebanyak 39 orang untuk memberikan dukungan keluarga
yang baik. Menurut Orizani dan
Kurniawan (2018) perempuan
menempati skor tertinggi dalam Berdasarkan tabel 5.9 menunjukkan
pemberian dukungan baik karena bahwa dari 41 responden dengan
perempuan lebih mencari informasi dukungan keluarga baik hampir
tentang kesehatan keluarga yang sakit setengahnya memiliki tingkat
untuk mencapai kesembuhan nya pendidikan SD sebanyak 16 orang
dibandingkan laki laki. Berdasarkan (29,6%). Menurut Keliat (2012)
uaraian diatas peneliti berpendapat, Pengetahuan dan dukungan keluarga
keluarga berjenis kelamin perempuan yang baik akan mempengaruhi angka
lebih banyak memberikan dukungan kekambuhan pasien. Berdasarkan
yang baik karena mereka lebih penelitian bahwa angka kekambuhan
berpengalaman dalam mengurus pada pasien gangguan jiwa tanpa terapi
anggota keluarga yang lain. keluarga sebesar 25 – 50%, sedangkan
Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan angka kambuh pada pasien yang
bahwa dari total 41 orang responden mendapatkan terapi keluarga adalah
dengan dukungan keluarga baik hampir sebesar 5 – 10%. Berdasarkan uraian
setengahnya berusia 44-57 tahun yaitu diatas peneliti berpendapat jika
sebanyak 17 orang (41,5%). Menurut pengetahuan keluarga sangat penting
Orizani dan Kurniawan (2018) keluarga dan berpengaruh terkait pemberian
dengan usia dewasa menengah telah dukungan informasi pada pasien
memiliki/ lebih berpengalaman dalam halusinasi.
merawat pasien dengan halusinasi. Dari
uraian diatas peneliti berpendapat jika Tingkat Kekambuhan Pasien
keluarga dengan usia 44-57 tahun (usia Halusinasi di Kecamatan Kabuh
menengah dewasa) lebih mampu karena Jombang.
di usia pertengahan sehingga dapat Hasil penelitian tabel 5.12 menunju
merawat anggota keluarga halusinasi kkan bahwa tingkat kekambuhan pada p
dengan baik. enderita halusinasi di Kecamatan Kabuh
Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan yang termasuk dalam 3 indikator didapa
bahwa dari 41 responden dengan tkan hasil satu tahun terakhir kambuh de
dukungan keluarga baik hampir ngan kategori Hasil penelitian berdasark
setengahnya memiliki status hubungan an satu tahun terakhir menunjukkan
sebagai orang tua pasien yaitu sebanyak bahwa hampir setengah nya memiliki
19 orang (35,2%) menurut tingkat kekambuhan rendah sebanyak
Friedman(2012) salah satu peran orang 39 orang (72,2%), dan sedang sebanyak
tua adalah sebagai perawatan kesehatan 15 orang (27,8%). Berdasarkan data ters
keluarga dimana orang tua melindungi ebut diketahui bahwa hampir setengah d
keamanan dan kesehatan seluruh ari pasien halusinasi memiliki timgkat k
anggota keluarga serta menjamin ekambuhan tidak pernah dalam satu tah
pemenuhan kebutuhan perkembangan un terakhir.
fisik, mental, dan spiritual, dengan cara Menurut penelitian Orizani tahun
memelihara dan merawat anggota 2018 pasien dapat dikategorikan
keluarga serta mengenali kondisi sakit memiliki tingkat kekambuhan tinggi
setiap anggota keluarga. Berdasarkan jika dalam satu tahun terdapat lebih dari
uraian diatas penulis berpendapat jika 3x kekambuhan, dikatakan sedang jika
orang tua berperan penting dalam terjadi 2-3 kali kekambuhan, dan
perawatan anggota keluarga lain yang dikategorikan rendah jika dalam satu
sakit, dan lebih paham mengenai tahun hanya terjadi 1 kali dalam
kondisi, kebiasaan serta perasaan setahun. Menurut videback (2018)
pasien. factor resiko pasien untuk kambuh
meliputi gangguan sebab akibat fikir,
konsep diri rendah, kurang tidur, ng kurang. Dari hasil data tersebut dapat
pengobatan dan penatalaksanaan yang disimpulkan bahwa hampir seluruh
buruk, efek samping obat yang tidak responden memberikan dukungan
bisa ditoleransi, perasaan putus asa, keluarga yang baik.
kehilangan motivasi, kesulitan ekonomi Hasil penelitian ini didukung oleh
dan tempat tinggal, peristiwa kehidupan penelitian Orizani (2018) yang
yang dapat menimbulkan stress, isolasi menyatakan bahwa tidak ditemukan
social, dan kesulitan interpersonal. adanya hubungan dukungan keluarga
Menurut Putri dan Yanti (2019) pada kekambuhan pasien halusinasi di
Keluarga merupakan faktor yang sangat RSJ Menur Surabaya dengan hasil uji
penting dalam proses kesembuhan Spearmen Rank Test ρ = 0.085 > α =
pasien halusinasi. Keluarga yang 0.05, nilai tertinggi dari dukungan
bersikap terapeutik dan mendukung keluarga adalah cukup sebanyak 18
pasien, masa kesembuhan pasien dapat responden (45%) dan tertinggi dari
dipertahankan selama mungkin. frekuensi kekambuhan pasien halusinasi
Sebaliknya, jika keluarga kurang adalah sedang sebanyak 16 responden
mendukung angka kekambuhan akan (40%). Penelitian juga didukung oleh
lebih cepat. penelitian dari Tiara (2020) yang
Berdasarkan penelitian yang dil menyatakan bahwa tidak terdapat
kakukan peneliti berpendapat bahwa an hubungan yang signifikan antara
gka kekambuhan pasien halusinasi men dukungan keluarga dengan kekambuhan
galami penurunan, walaupun rekapitulas pasien halusinasi dengan nilai ρ value =
i kuisioner dukungan keluarga mayorita 0.280 > α = 0.05. Berdasarkan
s baik hal ini kemungkinan disebabkan penelitian yang dilakukan Tiara (2020)
karena banyak faktor lain yang mempen didapatkan kesimpulan jika angka
garuhi tingkat kekambuhan pasien menu kekambuhan halusinasi mengalami
run salah satu nya adalah pengobatan se penurunan, walaupun ada beberapa
rta motivasi dari diri pasien yang mengi pasien halusinasi yang tidak mengalami
nginkan untuk kembali sembuh dan hid kekambuhan sedangkan dukungan
up dengan normal seperti orang lain pad keluarga tidak baik dan juga sebaliknya
a umumnya, selain itu lingkungan temp masih terdapat pasien kambuh dengan
at tinggal pasien yang mendukung juga dukungan keluarga yang baik, hal ini
dapat menjadi salah satu faktor menurun dapat disebabkan banyak factor yang
nya kekambuhan pasien halusinasi. mempengaruhi kekambuhan bukan
Hubungan Dukungan Keluarga hanya dukungan dukungan keluarga.
Dengan Tingkat Kekambuhan Pasien Berdasarkan hasil penelitian, peneliti
Halusinasi Di Puskesmas Kabuh berpendapat bahwa banyak factor yang
Jombang. mempengaruhi kekambuhan pasien
Hasil uji Rank spearmen menunjukkan halusinasi dan bukan hanya dukungan
bahwa ρ value = 0.368 > α = 0.05 keluarga. . Hal ini menunjukkan jika
artinya Ha ditolak berarti menunjukkan terdapat faktor selain dukungan
tidak adanya hubungan yang signifikan keluarga yang mempengaruhi tingkat
antara dukungan keluarga dengan kekambuhan pasien halusinasi salah
tingkat kekambuhan pasien halusinasi di satunya keteraturan pengobatan serta
Puskesmas Kabuh Jombang. Dari hasil motivasi untuk sembuh dalam diri
analisa data diperoleh dari 54 responden pasien. Hasil yang sama dengan
41 orang memberikan dukungan penelitian (Nasution & Pandiangan,
keluarga yang baik (75,9%), 12 respond 2018) terhadap 43 pasien halusinasi di
en (22,2%) tergolong cukup dan 1 respo Rumah Sakit Jiwa Medan Sumatra
nden (1,9%) dukungan keluarga tergolo Utara. Berdasarkan uji chi square
dukungan emosional keluarga dengan Diharapkan responden yang merupa
kekambuhan pasien halusinasi diperoleh kan keluarga pasien halusinasi untu
nilai p value = 0,280 (p>0,05) hal ini k lebih mendukung dalam dukungan
menunjukkan secara statistik bahwa informasional yang mana selalu me
tidak terdapat hubungan yang signifikan mberikan informasi kekambuhan pe
antara dukungan penilaian dengan nderita. Selain itu keluarga juga dih
kekambuhan pasien halusinasi. arapkan mengupayakan rasa peka te
Berdasarkan penelitian yang dilakukan rhadap individu diadalam keluarga
peneliti berpendapat bahwa angka untuk lebih menghargai dan membe
kekambuhan pasien halusinasi rikan rasa nyaman pada penderita.
mengalami penurunan, walaupun
dukungan emosi dari keluarga Bagi tempat penelitian
mayoritas hasil rekapitulasi kuesioner Hendaknya pihak Puskesmas Kabuh
kurang baik, hal ini kemungkinan selaku pemberi layanan kesehatan
disebabkan karena banyak faktor yang jiwa untuk lebih ditingkatkan
mempengaruhi kekambuhan pasien asuhan keperawatan serta selalu
menurun salah satunya adalah memberikan edukasi pada keluarga
keteraturan dalam pengobatan serta pasien serta lebih memperhatikan
motivasi dari diri pasien yang diskusi bersama keluarga.
menginginkan sehat dan hidup seperti
orang normal lainnya. Bagi institusi akademik
Kekambuhan pada pasien halusinasi Diharapkan sebagai masukan untuk
dapat ditekan selain dengan adanya penelitian selanjutnya, dan pihak
dukungan keluarga yang baik juga institusi akademik diharapkan
diperlukan nya motivasi dari diri pasien menambah literature tentang asuhan
serta dengan adanya intervensi dari keperawatan halusinasi sehingga
tenaga kesehatan setempat yang hasil penelitian dapat
melakukan kunjungan secara rutin pada dikembangkan.
pasien serta denga pemberian edukasi
pada keluarga pasien dalam melakukan Bagi peneliti
perawatan pada pasien halusinasi Diharapkan dapat dijadikan sebagai
dirumah. pembalajaran untuk meningkatkan
KESIMPULAN DAN SARAN pengetahuan dan informasi
Kesimpulan mengenai hubungan dukungan
Berdasarkan hasil penelitian dan pe keluarga dan tingkat kekambuhan
mbahasan yang telah dilakukan, maka d halusinasi agar tidak terjadi kembali
apat diambil kesimpulan sebagai berikut masalah yang serupa.
: .
Dukungan keluarga yang diberikan oleh
responden hampir seluruhnya baik. DAFTAR PUSTAKA
Andika, R. (2018) ‘Hubungan
Tingkat kekambuhan pada pasien Dukungan Keluarga Dengan
halusinasi adalah jarang dan tidak Kemampuan Pasien
pernah. mengontrol Halusinasi Pada
Tidak ada hubungan antara dukungan Penderita Skizofrenia’, Jurnal
keluarga dengan tingkat kekambuhan Kebidanan, 10(01), p. 80.
pasien halusinasi di Puskesmas Kabuh doi:
Jombang 10.35872/jurkeb.v10i01.301.
Saran
Bagi Responden
Azwar. Saifuddin. 2013. Metode Notoadmojo, Soekidjo. 2018.
Penelitian . Yogyakarta: Metodologi Penelitian
Pustaka Pelajar Kesehatan. Jakarta : Rineka
Friedman. M and Bowden. Cipta.
(2010).’Keperawatan Orizani. C and Kurniawan. Y
Keluarga Teori dan (2018) ‘Dukungan Keluarga
Praktek’.Edisi 5, Jakarta: Dengan Frekuensi
EGC Kekambuhan Pasien
Manao. M and Pardede. J (2019) Halusinasi Pendengaran Di
‘Beban Keluarga Rumah Sakit Jiwa Menur
Berhubungan Dengan Surabaya’ Adi Husada
Pencegahan Kekambuhan Nursing Journal . 4(1), p. 8 –
Pasien Skizofrenia’. Jurnal 12 .
Keperawatan Jiwa 2019. Putri, S and Yanti, R. (2021)
12(3). p. 2 – 12 ‘Hubungan Pengetahuan Dan
Nasution, J. D., & Pandiangan, Dukungan Keluarga Dengan
D. (2018). Hubungan Cara Merawwat Pasien
Dukungan Keluarga Dengan Halusinasi Di Wilayah Kerja
Kekambuhan Pada Pasien Puskesmas Kebun Handil
halusinasi Di Rumah Sakit Kota Jambi’ Jurnal
Jiwa Provinsi Sumatera Utara Akademika Baiturrahim
Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Jambi, 10(2), p. 274 – 281.
PANNMED (Pharmacist, doi: 10.36565/jab.v10i2.324.
Analyst, Nurse, Nutrition, Sarahwati. D (2019) ‘Hubungan
Midwivery, Environment, Antara Dukungan Keluarga
Dentist), 13(2), 126–129. Dengan Tingkat
Nugroho, A and Santi, F (2021) Kekambuhan Pada Penderita
‘Perawatan Halusinasi, Halusinasi Di Wilayah Kerja
Dukungan Keluarga Dan Puskesmas Geger Kabupaten
Kemampuan Pasien Madiun’. Skripsi Fakultas
Mengontrol Keperawatan STIKES Bhakti
Halusinasi :Literatur review’ Husada Madiun.
10(3), p.272 – 284 . E-ISSN Setiawan. R (2017) ‘Asuhan
2598-4217. Keperawatan Jiwa Pada Kien
Nurlela. L , Harfika. M and Skizofrenia Simplek Dengan
Novitasari. E (2019) ‘Family Masalah Gangguan Persepsi
Support Relationships with Sensori Halusinasi
Patient Adaptation Ability Pendengaran Di Ruang
Above with Diagnosis Flamboyan Rumah Sakit
Hallucination of Post Care’ Jiwa Menur Surabaya ‘.
In Proceedings of the 9th Karya Tulis Ilmiah Program
International Nursing Studi Diploma III
Conference (INC 2018) p. Keperawatan STIKES Insan
626 – 630. doi : Cendekia Medika Jombang.
10.5220/0008329906260630 Susanti. (2019). Determinan
Nursalam (2013) ‘Metedeologi Kekambuhan Pasien
Penelitian Ilmu Gangguan Jiwa Yang
Keperawatan’.Edisi 3 , Dirawat Keluarga Di
Jakarta : Salemba Medika Wilayah Kerja Uptd
Puskesmas Suak Ribee Aceh
Barat. MaKMA, 2(1), 99–
109
Tiara. C and Pramesti, W (2020)
‘Hubungan Konsep
Dukungan Keluarga Dengan
Tingkat Kekambuuhan Pada
Pasien Halusinasi’ Jurnal
Ilmiah Kesehatan Sandi
Husada. 9(1). p. 522 – 532.
doi:
10.35816/jiskh.v10i2.339
Trimelia. S (2011) ‘Asuhan
Keperaawatan Klien
Halusinasi’ Trans Info Media
: Jakarta.
Utomo. Shella and Aisyah. P
(2021) ‘Efektifitas Terapi
Quranic Healing Terhadap
Halusinasi Pendengaran Pada
Skizofrenia’. Jurnal
Keperawatan ‘Aisyiyah. 8(1).
p. 77 – 85 .
Yanti. D and Sitepu. A(2020)
‘Efektivitas Terapi Musik
Terhadap Penurunan Tingkat
Halusinasi Pendengaran Pada
Pasien Gangguan Jiwa Di
Rumah Sakit Jiwa
Prof.DR.M.Ildrem’. Jurnal
Keperawatan dan Fisioterapi
(JKF). 3(1) . p. 125 –
131 .doi:
10.35451/jkf.v3i1.527

Anda mungkin juga menyukai