Anda di halaman 1dari 8

Vol. 5 No.

1 (2023) Hal 661-668

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kekambuhan Pada Pasien Skizofrenia


Di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung Tahun 2022

Idayati1*, Nabila Wulan Suci1


1
Fakultas Kesehatan, Universitas Muhammadiyah PringsewuJl. Kh.Ghalib No.112, Pringsewu, 35373,
Indonesia

Article Information ABSTRACT


Received: October 2022 Prevalensi gangguan jiwa jumlahnya terus meningkat, di
Revised: December 2022 Indonesia skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau
Available online: January 2023 sebanyak 7 per 1.000 penduduk, di provinsi Lampung sebesar
0, 8 per 1000 penduduk meningkat menjadi 3, 2 per 1000
Keywords penduduk. hasil Riskesdas di tahun 2018 jumlah meningkat
Dukungan Keluarga, menjadi 3, 2 per 1000 penduduk. Data RSJD Provinsi Lampung
pasien skizofrenia meningkat dari 1.445 orang menjadi 2.478
Kekambuhan Skizofrenia orang. Kekambuhan dapat terjadi dikarenakan pengobatan
yang terhenti dan kurangnya peran serta keluarga dalam
Correspondence merawat penderita gangguan jiwa.. Tujuan penelitian ini
Phone: (+62) 85380235152 adalah mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan
E-mail: kekambuhan pada pasien skizofrenia.Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan
Idayati17.bangsawan@gmail.com
kekambuhan pada pasien skizofrenia. Jenis penelitian ini
adalah kuantitatif menggunakan desain cross sectional.
Populasi adalah seluruh pasien skizofrenia yang berkunjung di
Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung, dengan
jumlah sampel sebanyak 96 orang, menggunakan purposive
sampling. Analisa bivariat menggunakan uji chi square dengan
signifikasi 10%. Hasil analisis univariat didapat hasil dukungan
keluarga dengan kategori buruk 45 responden (46,9%) dan
tingkat kekambuhan tinggi, yaitu dengan jumlah 46 responden
(47,9%). Analisis bivariat diperoleh adanya hubungan
dukungan keluarga dengan kekambuhan pada pasien
skizofrenia (p-value=0,038). Pentingnya memotivasi anggota
keluarga dengan memberikan pemahaman tentang
skizofrenia disertai memberikan motivasi untuk selalu
mendukung dan menemani pasien menjalani pengobatan
skizofrenia.

661
PENDAHULUAN Cindy dkk, 2020).
Kesehatan jiwa merupakan suatu sikap Kekambuhan ialah keadaan pasien dimana
positif terhadap diri sendiri, tumbuh muncul gejala yang sama seperti
kembang, memiliki aktualisasi diri, sebelumnya yang mengakibatkan pasien
keutuhan, kebebasan dan kecakapan dalam harus dirawat kembali. Dalam keadaan
beradaptasi dengan lingkungan (Stuart, lingkungan dan sekitar yang penuh stress
2016). dapat menimbulkan pada orang yang
Menurut World Health Organization (WHO, mudah terkena skizofrenia dimana dapat
2013) saat ini lebih dari 450 juta penduduk ditemukan dalam orang-orang yang
dunia hidup dengan gangguan jiwa. Di mengalami kekambuhan lebih besar
Amerika penyakit ini menimpa kurang lebih kemungkinannya dari pada orang-orang
1% dari jumlah pendudukan. Di Indonesia yang tidak mengalami kejadian buruk dalam
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018) kehidupan mereka. Faktor resiko yang
yang dilakukan oleh Kementerian menyebabkan tingginya frekuensi
Kesehatan RI menyimpulkan bahwa kekambuhan skizofrenia ialah penderita
prevalensi gangguan jiwa berat, seperti tersebut tidak patuh dalam minum obat,
skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang lingkungan yang kurang mendukung dan
atau sebanyak 7 per 1.000 penduduk. Data kurangnya dukungan keluarga ( Wisnu,
trisemester pertama tahun 2022 2018).
menyebutkan bahwa jumlah pasien Kekambuhan pasien gangguan jiwa
skizofrenia mencapai 7.201 orang. menimbulkan dampak yang buruk bagi
Berdasarkan hasil prasurvey dengan keluarga pasien dan warga sekitar. Dampak
observasi rekam medik dan keluarga pasien kekambuhan bagi keluarga yaitu
di poliklinik bahwa pasien pernah menambahkan beban dari perawatan dan
mengalami kekambuhan dalam ≥2 kali mental bagi keluarga karena masyarakat
dalam satu tahun terakhir. beranggapan negatif. Sedangkan bagi
Skizofrenia merupakan sekelompok reaksi pasien hal yang sulit diterima oleh
psikotik yang mempengaruhi berbagai area lingkungan atau masyarakat sekitar. Tingkat
fungsi individu, termasuk fungsi berpikir kekambuhan pasien perlu diupayakan agar
dan berkomunikasi dan menunjukkan emosi angka kekambuhannya bias berkurang
dan gaduh gelisah. Gejala gaduh gelisah dengan berperannya keluarga. Pasien juga
pada pasien skizofrenia dijadikan dasar terkadang tidak mau minum obat di
profesi keperawatan dalam menegakkan karenakan merasa bosan dengan jadwal
diagnosis keperawatan yaitu perilaku minum obat setiap hari serta tidak
kekerasan (Keliat, 2015). menyukai rasa atau efek samping pada obat
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan, yang dirasakan, bahkan pasien baiasanya
dan penerimaan keluarga terhadap merasa kalau penyakitnya tidak perlu
penderita sakit. Fungsi dan peran keluarga diobati karena merasa penyakitnya akan
adalah sebagai sistem pendukung dalam sembuh dengan sendirinya tanpa harus
memberikan bantuan, dan pertolongan bagi minum obat. Kurangnya pengetahuan yang
anggotanya dalam perilaku minum obat, dimiliki pasien dan motivasi baik dari dalam
dan anggota keluarga akan siap maupun dari luar diri pasien (Hamidah dkk,
memberikan pertolongan dan bantuan 2020).
ketika dibutuhkan. Dukungan keluarga yang Penelitian terkait yang dilakukan oleh
sejalan dengan konsep dukungan sosial Aprilis pada tahun (2016) didapatkan
terbagi dalam empat dimensi yaitu bahwa terdapat penyebab kekambuhan
dukungan emosional, dukungan informatif, pasien skizofrenia adalah faktor keluarga
dukungan instrumental, serta dukungan yaitu sebesar 46, 6% , dimana dalam hal ini
penghargaan (Kemenkes RI, 2018 dalam keluarga kurang dalam memotivasi dan

662
membimbing pasien terutama dalam proses anggota kelurga yang bersedia menjadi
pengobatan yang dijalani oleh pasien, karna responden yang telah menderita skizofrenia
pada dasarnya keluarga yang merupakan lenih dari satu tahun dan kriteria
factor utama pasien mengalami eksklusinya adalah pasien yang tidak
penyembuhan. Bentuk kurangnya motivasi didampingi oleh keluarga.
dan bimbingan keluarga pada pasien yang Instrument pada penelitian ini
belum dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuisioner dukungan keluarga
membantu pasien dalam minum obat, dari 16 pertanyaan yang terbagi atas 4 jenis
mengantarkan atau mengambil obat pasien dukungan keluarga yang diadopsi dari
ke puskesmas atau rumahsakit. penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Peneliti telah melakukan survey serta Dini pada tahun 2020 berjudul Hubungan
wawancara dan observasi kepada 96 dukungan keluarga dengan kekambuhan
responden. Berdasarkan hasil prasurvey pada pasien gangguan jiwa skizofrenia di
dengan observasi rekam medik dan rumah sakit jiwa daerah provinsi lampung
wawancara terhadap 10 keluarga pasien di pada tahun 2020. Kuisioner ini memiliki 2
poliklinik bahwa pasien pernah mengalami alternatif jawaban Ya dan Tidak, 0 =
kekambuhan dalam ≥2 kali dalam satu tahun Dukungan negatif jika score jawaban ≤ 8
terakhir. Selain itu terjadinya kekambuhan dan 1=Dukungan positif jika score ≥ 8.
di akibatkan kurangnya keluarga dalam Adapun dimensi dukungan keluarga
memberi dukungan dengan baik seperti tersebut adalah dukungan emosional,
diantaranya menperhatikan kebutuhan dukungan instrumental, dukungan
pasien sehari-hari, memotivasi dan informasional dan dukungan penghargaan
mengingatkan pasien untuk minum obat dan kuisioner kekambuhan terdiri dari 1
secara teratur, menyediakan dana untuk pertanyaan dengan alternative pilihan yaitu
pengobatan pasien, menyediakan waktu tidak pernah, 1 kali, 2 kalian lebih dari 2 kali.
menemani pasien kontrol, memfasilitasi Variabel dukungan keluarga telah dilakukan
transportasi untuk pasien yang dibutuhkan uji validitas oleh peneliti sebelumnya
selama kontrol, serta memberikan pujian. sebanyak 88 responden dengan 16
pernyataan telah valid yang diadopsi dari
METODE penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif (Dini, 2020). Hasil uji validitas valid (r hitung-
menggunakan desain penelitian 0, 677 s.d 0, 958 2 r tabel=0, 468) dan dan
observasional analitik dengan Cross uji reliabilitas reliabel (nilai cronbach alfa- 0,
sectional yang digunakan untuk menganlisis 770 20, 468).
hubungan variabel independen dan variabel Analisa data pada penelitian ini
dependen dalam satu satuan waktu. menggunakan uji Chi square yang menguji
(Notoatmodjo, 2014). Populasi yang dalam keterkaitan atau hubungan kedua variable
penelitian ini sebanyak 2.478 orang. Teknik serta menganalisis angka OR atau besarnya
pengambilan sempel yang digunkan adalah keeratan hubungan kedua variable.
teknik purposive sampling yang merupakan
teknik non probability sampling dan rumus
yang digunakan untuk menentukan besaran
sampel menggunakan rumus Slovin
sehingga didapatkan sampel sebanyak 96
responden. Penggunaan rumus slovin
dilakukan untuk mengambil perwakilan
sampel dari jumlah populasi yaitu sebanyak
2.478 orang dengan skizofrenia. Adapun
kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu

663
HASIL memiliki kekambuhan tinggi (26,0%), rendah
Analisis Univariat 26 (27,1%), sedangkan pasien skizofrenia
Tabel 1. Dsitribusi frekuensi karakteristik yang memiliki dukungan keluarga buruk
responden berdasarkan dukungan terdapat 45 responden dengan tingkat
keluarga kekambuhan tinggi 21 responden (21,9%),
dan rendah 24 responden (25%).
Dsitribusi F Presentase Hasil analisis menggunakan uji statistic chi-
Baik 51 53.1% squer, didapatkan p-value=0,038, sehingga
Buruk 45 46.9% Ha ditrima dan nilai Odds Ratio 1.508 artinya
Total 96 100% yang artinya ada hubungan yang bermakna
antara dukungan keluarga dengan
Berdasarkan tabel diatas dari 96 kekambuhan pasien skizofrenia di poliklinik
responden didapat hasil dukungan rumah sakit jiwa provinsi Lampung Tahun
keluarga dengan kategori baik ada 51 2022.
responden (53,1%), buruk 45 responden
(46,9%). PEMBAHASAN
Dukungan keluarga merupakan suatu
Tabel 2. Distribusi frekuensi karakteristik proses hubungan antara keluarga dengan
responden berdasarkan tingkat lingkungan sosialnya. Anggota keluarga
kekambuhan skizofrenia sangat membutuhkan dukungan dari
keluarganya karena hal ini akan membuat
Dsitribusi F Presentase individu tersebut merasa dihargai dan
Rendah 50 50.1% anggota keluarga siap memberikan
Tinggi 46 47.9% dukungan untuk menyediakan bantuan dan
Total 96 100% tujuan hidup yang ingin dicapai individu .
Komponen dukungan menurut Kohen dan
Berdasarkan tabel diatas 4.6 dari 96 MC Kay (1984) adalah dukungan emosional,
responden didapat hasil kekambuhan dukungan informasional, dukungan nyata,
responden masih tinggi dengan jumlah dan dukungan pengharapan.
46 responden (47,9%), rendah 50 Sebagain besar keluarga sudah memberikan
responden (50,1%). dukungan penuh kepada pasien skizofrenia
Analisis Bivariat di RSJD Lampung dengan memberikan
dukungan-dukungan sebagai berikut,
Tabel 3. Hubungan dukungan keluarga Dukungan emosional yang diberikan
dengan kekambuhan pasien keluarga berupa memberikan perhatian,
skizofrenia kasih sayang, serta empati, Dukungan
Dukung Kekambuhan Total P Or Ci informatif Seperti, pemberian saran dan
an Rendah Tinggi N % Val sugesti, Dukungan instrumental keluarga
keluarg ue memberikan bantuan tenaga, dana,
a N % N % maupun meluangkan waktu untuk
Baik 26 27 25 26 51 53.1 0,0 1.508
membantu melayani dan mendengarkan
.1 .0 38
anggota keluarga dalam menyampaikan
Buruk 24 25 21 21. 45 46.
9 9 pesannya, Dukungan penilaian, keluarga
Total 50 50 4 47 32 100 bertindak sebagai pemberi umpan balik
.1 6 .9 untuk membimbing dan menengahi
pemecahan masalah, seperti memberikan
Berdasarkan tabel 3. dapat dilihat dari 51 support, penghargaan, dan perhatian.
pasien skizofrenia dengan dukungan Hal ini juga dibuktikan oleh teori
keluarga baik sebanyak 25 responden (Dolan,2006) yang mengemukakan bahwa

664
dukungan keluarga yang tinggi dapat bahwa dukungan keluarga memiliki
memperkuat setiap individu, menciptakan pengaruh yang lebih dominan dibandingkan
kekuatan keluarga, memperbesar kepatuhan mengkonsumi obat terhadap
penghargaan terhadap diri sendiri, dan kekambuhan pasien skizofrenia.
mempunyai potensi sebagai strategi Hal ini sejalan dengan penelitian yang
pencegahan yang utama bagi seluruh dilakukan oleh (Winanti, 2016) dengan hasil
keluarga dalam menghadapi tantangan uji korelasi chi-squer diperoleh nilai p
kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan dengan sebesar 0,000 yang berati ada hubungan
teori Tomb (2007), Kekacauan dinamika yang signifikan dukungan keluarga dengan
keluarga ini memegang peranan penting tingkat kekambuhan pasien skizofrenia
dalam menimbulkan kekambuhan. dengan kekuatan hubungan berada di
Penderita yang dipulangkan kerumah lebih rentang 0,400-0,599 dalam kategori
cenderung kambuh pada tahun berikutnya sedang, kekuatan berada dikategori sedang
dibandingkan dengan penderita yang karena masih ada beberapa faktor yang bisa
ditempatkan pada lingkungan residensial. mempengaruhi tingkat kekambuhan selain
Penderita yang paling beresiko untuk dukungan keluarga diantaranya yaitu klien,
kambuh adalah penderita yang berasal dari dokter, penanggung jawab klien, dan
keluarga dengan suasana permusuhan lingkungan sekitar. Penelitian lain yang
keluarga yang cemas berlebihan dan terlalu dilakukan oleh (Nsution & Pandiangan,
protektif terhadap penderita, Dukungan 2018) menunjukan bahwa tingkat
penghargaan mengawasi, memperhatikan kekambuhan pasien skizofrenia di RSJD
dan menjaga berupa kepercayaan keluarga Surakarta dipengaruhi oleh faktor
dengan memberikan dukungan melakukan kepatuhan minum obat, dukungan keluarga
suatu pekerjaan dirumah sehingga pasien dan lingkungan sekitar. Penelitian yang
akan merasa berguna dan berharga. dilakukan oleh menyimpulkan bahwa
Penelitian yang dilakukan oleh (Idris & terdapat hubungan kepatuhan minum obat
Nurwasilah, 2017) didapat hasil skizofrenia dengan tingkat kekambuhan minum obat
di RSJD Surakarta. Hasil analisis Rank pada pasien skizofrenia di Poliklinik Rumah
Spearman tentang hubungan dukungan Sakit Jiwa Grahis DIY. Hal ini menunjukan
keluarga dengan kekambuhan pasien bahwa masih banyak faktor lain yang dapat
skizofrenia diperoleh nilai rhitung sebesar - mempengaruhi kekambuhan pada pasien
0,346 dengan nilai signifikansi (p-value) skizofrenia.
0,000. Analisis uji adalah H0 ditolak karena Menurut asumsi peneliti keluarga
p-value lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) merupakan sistem pendukung utama dalam
sehingga disimpulkan terdapat hubungan memberi perawatan langsung pada setiap
dukungan keluarga terhadap kekambuhan keadaan penderita skizofrenia baik itu sehat
pasien skizofrenia di RSJD Surakarta. maupun sakit. Oleh karena itu asuhan
Selanjutnya berdasarkan hasil uji regresi keperawatan keluarga pada keluarga
logistik variabel status dukungan keluarga dengan pasien skizofrenia harus dilakukan
(X2) diketahui bahwa nilai uji Wald adalah oleh perawat, sesuai dengan pencapaian
12,814 p value = 0,000 menunjukkan adanya tugas utama keluarga yaitu salah satunya
signifikasi sehingga keputusan uji adalah H0 adalah merawat anggota keluarga yang
ditolak. Berdasarkan keputusan uji regresi sakit. Dukungan keluarga yang tinggi dapat
logistik, maka disimpulkan dukungan memperkuat setiap individu, menciptakan
keluarga mempunyai pengaruh terhadap kekuatan keluarga, memperbesar
kekambuhan pasien skizofrenia di RSJD penghargaan terhadap diri sendiri, dan
Surakarta. Penelitian menunjukkan bahwa mempunyai potensi sebagai strategi
variabel dukungan keluarga memiliki nilai ex pencegahan yang utama bagi seluruh
(B) yang tertinggi, sehingga disimpulkan keluarga dalam menghadapi tantangan

665
kehidupan sehari-hari. Kepatuhan minum skozofrenia dengan memberi motivasi
obat memiliki pengaruh terhadap untuk selalu mendukung pasien yang
kekambuhan pasien skizofrenia. Namun jika menjalani pengobatan skizofrenia.
dukungan keluarga sudah baik belum tentu
bisa menyebabkan kekamabuhan DAFTAR PUSTAKA
skizofrenia tidak kambuh lagi, terdapat hal Agus & Anggrahini. (2018). Hubungan
lain yang dapat menyebabkan kekambuhan Dukungan Keluarga Dengan
pada pasien skizofrenia diantaranya paling Kekambuhan Klien Skizofrenia Di
banyak menyebabkan kekambuhan pada Poliklinik Psikiatri Rumah Sakit Duren
pasien skizofrenia adalah karena faktor Sawi Jakarta Timur. Jurnal Afiat. Vol. 4
ketidakpatuhan minum obat, hal ini menjadi No. 2.
keterbatasan pada penelitian ini dimana Cindy Dkk. (2020). Hubungan Konsep
factor lain seperti status ekonomi yang Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
membuat keluarga mampu untuk Kekambuhan Pada Paisen Skizofrenia.
mengadakan atau mengambil obat. Pasien Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada,
tidak dapat selalu mengkonsumsi obat Volume 9, , 522–532. Hhttps://Akper-
karena keterbatasan biaya sedangkan Sandikarsa.E-Journal.Id/Jiksh
beberapa pasien lain tidak mengkonsumsi
Dahlan, M. S. (2017). Statistik Untuk
obat sesuai aturan karena efek obat yang
Kedokteran Dan Kesehatan Jakarta:
sangat mengganggu aktivitas dan pekerjaan
Salemba Medika.
mereka. Untuk penelitian selanjutnya
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. (2018).
sebaiknya daopat melihat dan meneliti
Profil Kesehatan Provinsi Lampung 2018.
factor lain untuk menghindari pasien yang
Bandar Lampung.
mungkin menderita efek samping dari obat-
Dini. I. P. (2020). Hubungan Dukungan
obatan yang dikonsumsinya dan meyakini
Keluarga Dengan Kekambuhan Pada
hanya akan menimbulkan lebih banyak
Pasien Gangguan Jiwa Skizofrenia Di
permasalahan dibanding menemukan jalan
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
keluar.
Lampung Tahun 2020.
Friedman M. (2010). Buku Ajar Keperawatan
KESIMPULAN DAN SARAN
Keluarga Riset, Teori, Dan Praktik. Edisi 5.
Sebagian besar dukungan keluarga dengan
Jakarta : Egc.
kategori buruk 45 responden (46,9%)
Friedman, M.M. (2012). Buku Ajar
dengan tingkat kekambuhan responden
Keperawatan Keluarga: Riset, Teori Dan
masih tinggi sebanyak 47,9%. Terdapat
Praktek. Jakarta: Egc.
hubungan yang bermakna antara
Gangguan, Pendahuluan, Poliklinik Psikiatri,
dukungan keluarga dengan tingkat
Rumah Sakit, Duren Sawit, Poliklinik
kekambuhan pasien skizofrenia di poliklinik
Psikiatri, Rumah Sakit, And Duren Sawit.
rumah sakit jiwa provinsi Lampung. Bagi
“1 , 2 1.,” N.D., 613–22.
keluarga yang memiliki penderita
Idris, M., & Nurwasilah, S. (2017). Hubungan
Skizofrenia sebaiknya untuk lebih
Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
memperhatikan serta memberikan
Kekambuhan Pada Pasien Skizofrenia Di
dukungan penuh kepada keluarga yang
Poliklinik Psikiatri Rumah Sakit Jiwa
mengalami skizofrenia agar tidak terjadi
Islam Klender Jakarta Timur Tahun
kekambuhan ulang dan putus obat.
2016. Afiat, 3(1), 253–264.
Sebagai pemberi layanan kesehatan jiwa
Ilmiah, Jurnal, Kesehatan Sandi, Cindy Tiara,
rumah sakit jiwa dan puskesmas perlu
Woro Pramesti, Upik Pebriyani, Ringgo
meningkatkan pengetahuan dan motivasi
Alfarisi, Pendidikan Dokter, Fakultas
anggota keluarga pasien skizofrenia
Kedokteran, And Universitas
dengan memberikan konseling tentang
Malahayati. “Hubungan Konsep
666
Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Kekambuhan Pada Paisen Skizofrenia Cipta.
Pendahuluan Skizofrenia Merupakan Prsityantama, Wisnu Adi, And Yulius Yusak
Sindrom Kompleks Yang Dapat Ranimpi. “Hubungan Dukungan
Menimbulkan Efek Merusak Pada” 9, Keluarga Dengan Tingkat Kekambuhan
No. 1 (2020): 522–32. Penderita Skizofrenia Di Kecamatan
Https://Doi.Org/10.35816/Jiskh.V10i2.339. Kaliwungu Kabupaten Semarang.”
Issac, Ann. (2005). Panduan Belajar Indonesian Journal Of Nursing Research
Keperawatan Kesehatan Jiwa & Psikiatrik (Ijnr) 1, No. 2 (2019).
Edisi 3 : Jakarta, Egc. Https://Doi.Org/10.35473/Ijnr.V1i2.178.
Johani & Deliana. (2018). Hubungan Ratnawati, R. (2016). Hubungan Dukungan
Dukungan Keluarga Dengan Keluarga Dengan Kepatuhan Berobat
Kekambuhan Pada Pasien Skizofrenia Di Penderita Skizofrenia. Stikes Bakti
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumetra Husada
Utara. Jurnal Ilmiah Punnmed. Vol 13 No. Riskesdas. (2013). Laporan Hasil Riset
2. Kesehatan Dasar Nasional. Jakarta:
Kaplan & Sadock, (2010). Sinopsis Psikiatri Badan Penelitian Dan Pengembangan
:Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Depkes Ri.
Klinis (Terjemahan : Edisi Ketujuh). Bina Sandriani. (2014). Hubungan Kepatuhan
Rupa Aksara : Jakarta. Minum Obat Dengan Tingkat
Keliat, B. A. (1996). Peran Serta Keluarga Kekambuhan Pada Pasien Skizofrenia Di
Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa. Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Grhasia, Diy.
Jakarta: Egc. Jurnal Stikes Aisyiyah Yogyakarta, Vol. 1,
Keliat, B.A. & Jesika. P. (2016). Prinsip Dan No. 1, Juli 2014.
Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Satrio,K.L.Dkk. (2015). Buku Ajar
Stuart 1st Indonesia Edition. Elsevier Keperawatan Jiwa.Lampung :
Singapore Pre Ltd. Permatanet.
Keliat, B.A. (2010). Model Praktik Soeroyo, Prof, D I Magelang, And A Gani.
Keperawatan Profesional Jiwa. Edisi I. “Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa
Jakarta: Egc. Family Support Relationship To
Marlita, Lora, Viola Oktavia, And Putri Recurrence Of Mental Disorders
Wulandini. “Pasien Skizofrenia Dirumah Patients At Prof . Dr . Soeroyo Hospitasl
Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru Tahun In Magelang” 14, No. 1 (2019): 59–64.
2020” 4, No. 1 (2020): 77–83. Stuart, G. W & Laraia, M. T (2005). Principles
Muhith. (2015). Pendidikan Keperawatan And Practice Of Psychiatric Nursing 10th
Jiwa Teori Dan Aplikasi.Yogyakarta : Cv Edition. Missouri: Evolve.
Andi Offset. Stuart, Gail. (2009). Buku Keperawatan Jiwa.
Nasir. A & Muhith. A. (2011). Dasar - Dasar Edisi 5. Jakarta : Egc
Keperawatan Jiwa : Pengantar Dan Teori Stuart,G.W. (2013). Buku Saku Keperawatan
: Jakarta, Salemba Medika. Jiwa Edisi 5 Bahasa Indonesia, Jakarta :
Nasution, J. D., & Pandiangan, D. (2018). Egc.
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Kekambuhan Pada Pasien Skizofrenia Di Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Cetakan
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Ke- 12). Bandung: Alfabeta.
Utara Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Pannmed (Pharmacist, Analyst, Nurse, Kuantitatif Kualitatif Dan Rnd. Bandung:
Nutrition, Midwivery, Environment, Alfabeta.
Dentist), 13(2), 126–129. Susanti. (2019). Determinan Kekambuhan
Notoatmodjo, S. (2014). Metodologi Pasien Gangguan Jiwa Yang Dirawat

667
Keluarga Di Wilayah Kerja Uptd
Puskesmas Suak Ribee Aceh Barat.
Makma, 2(1), 99–109.
Theresia. D. (2018). Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Tingkat Kekambuhan
Penderita Gangguan Skizofrenia Di Rsj
Naimata Kupang.
Videbeck, S.L. (2008). Buku Ajar
Keperawatan Jiwa. Jakarta: Egc.
Wardana, Gede Harsa, Alfiery Leda Kio, And
A A Gede Rai Arimbawa. “P A G E | 75 9,
No. 1 (2020): 69–72.
Https://Doi.Org/10.29238/Caring.V9i1.59
2.
Winanti, W. (2016). Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Tingkat Kekambuhan
Pasien Skizofrenia Di Instalasi Rawat
Jalan Rumah Sakit Jiwa Grhasia Diy.
Jurnal Ilmu Keperawatan, 41–49.
Http://Repository.Unjaya.Ac.Id/611/1/Wa
hyu Winanti_2212069_Nonfull
Resize.Pdf
Wisnu. A. & Yulius. (2018). Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
Kekambuhan Penderita Skizofrenia Di
Kecamatan Kaliwungu Kabupaten
Semarang. Indonesian Journal Of
Nursing Research, Vol 1 No 2, Nov 2018
E-Issn 2615-6407. Di, Skizofrenia,
Wilayah Kerja, And Puskesmas Langsa.
“Jp2k, Vol.2, No.1 Tahun 2019 1” 2, No. 1
(2019): 1–9.
Yosep I. (2009). Keperawatan Jiwa.
Bandung: Pt Refika Aditama.S

668

Anda mungkin juga menyukai