Ruly Ramadana
2018.C.10a.0983
LATAR BELAKANG
Skizofrenia merupakan gangguan mental yang membutuhkan perawatan secara
menyeluruh atau komprehensif baik pada penatalaksanaan medis maupun terapi non
farmakalogis dan membutuhkan kontrol rutin guna mencegah kekambuhan setelah
menjalani perawatan. Kekambuhan merupakan timbulnya kembali tanda dan gejala
penyakit yang telah mengalami kemajuan setelah dilakukan perawatan (Mubin, 2015).
Penyebab skizofrenia belum diketahui sampai saat ini, namun beberapa ahli
berpendapat bahwa penyebab skizofrenia adalah kombinasi dari berbagai faktor yaitu
faktor genetik, biokimia, dan psikososial (Yosep, 2016). Gejala-gejala yang serius dan
pola perjalanan penyakit yang kronis berakibat disabilitas pada penderita skizofrenia
(Arianti, D., Novera, M., dan Rosa, A. Y. 2017b).
LATAR BELAKANG
Kekambuhan yang berulang pada penderita skizofrenia akan menyebabkan dampak yang
lebih berat dan lebih besar dari sebelum – sebelumnya. Pada penderita skizofrenia yang
mengalami kekambuhan berulang biasanya memiliki dampak yang serius seperti melukai
diri sendiri, ancaman bunuh diri, emosi yang tidak stabil dan sulit terkontrol, kondisi
kesehatan semakin memburuk, waktu yang lebih lama untuk pulih, serta membawa risiko
biologis. Kekambuhan berulang pada pasien skizofrenia dapat berdampak pada keluarga
hingga masyarakat diantaranya menambah beban keluarga dari segi perawatan, beban
mental, moral disebabkan anggapan negatif dari masyarakat, serta risiko melukai atau
menyakiti masyarakat.
LATAR BELAKANG
Perawat memiliki peran penting dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan
melalui upaya preventif dan promotif yaitu kegiatan pelayanan kesehatan yang
lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan. Upaya perawat
dapat tertuang pada Undang-Undang No. 36 tahun 2009 pasal 146 ayat 3, bahwa
perawat berkewajiban menyediakan layanan informasi dan edukasi tentang
kesehatan jiwa. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pemberdayaan
kesehatan jiwa diperkuat dengan diterbitkannya Undang-Undang No. 18 tahun
2014 tentang kesehatan jiwa, menjamin setiap orang agar dapat mencapai kualitas
hidup yang baik, serta memberikan pelayanan kesehatan secara terintegrasi,
komprehensif dan berkesinambungan melalui upaya promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif (Depkes RI, 2018).
Konsep Dasar Skizofernia
● skizofrenia adalah gangguan jiwa berat berupa sekumpulan
sindrom dengan penyebab dan perjalanan penyakit yang luas
meliputi gangguan proses pikir, gangguan emosi, gangguan
persepsi, dan gangguan perilaku sehingga bisa menimbulkan
kecacatan dan ketergantungan.
Konsep Dasar Keluarga
● Menurut Departemen Kesehatan RI (2000) keluarga merupakan unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut BKKBN keluarga adalah
sekelompok individu yang mempunyai ikatan dan tanggung jawab atas
individu yang lain. Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari
dua orang atau lebih masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan
yang terdiri dari bapak, Ibu, kakak dan nenek (Wahid dan Halilurrahman.
2019).
Konsep Dasar Dukungan Keluarga
● Dukungan keluarga adalah dukungan emosi yang berupa simpati, kasih sayang,
perhatian, yang diberikan keluarga kepada keluarga lain sebagai wujud kasih
sayang, sehingga orang menerima dukungan merasa diperhatikan, dihargai dan
dicintai, dan dengan adanya dukungan tersebut individu seakan mendapatkan
kekuatan baru. Dukungan yang diterima diharapkan dapat membantu individu
beradaptasi dengan kejadian-kejadian hidup yang penuh degan stres
Konsep Dasar kekambuhan
● Menurut Sari (2018) kekambuhan merupakan timbulnya kembali tanda dan
gejala penyakit yang telah mengalami kemajuan setelah dilakukan
perawatan.
Keterangan :
Dukungan yang di berikan : 1. Munculnya tanda gejala skizofernia : Diteliti
1. Dukungan Emosional setelah di berikan perawatan dalam
1 tahun terakhir : Berhubungan
2. Dukungan Informasional
2. Apabila pasien berulang dirawat di
3. Dukungan Instrumetal
RSJ Kalawa Atei Palangkaraya >2 : Berpengaruh
4. Dukungan Penilaian/Penghargaan
kali selama 1 tahun.
3. Apabila pasien berulang dirawat di
RSJ Kalawa Atei Palangkaraya <2
kali selama 1 tahun.
Kategori Kategori