Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MEMECAHKAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN


ETIKOLEGAL DALAM ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

OLEH :
KELOMPOK 8
SUMARNI
AULIA NURUL FADILLA
NURJANNA
IKA AYU PUSPITASARI

INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI BISNIS MENARA

BUNDA KOLAKA SULAWESI TENGGARA

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT., Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
kami panjatkan puji dan sykur atas kehadiratnya, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Memecahkan Masalah Yang Berkaitan Dengan Etikolegal Dalam Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Nifas”

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk ini kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masihada


kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “perubahan


psikologis kala III” ini dapat memberikan manfaat maupun menjadi inspirasi terhadap
pembaca.

WUNDULAKO, 27 OKOTOBER 2022


DAFTAR ISI

KATA PEMGANTAR

DAFTA ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Rumus masalah

C. Tujuan penelitian

BAB II PEMBAHASAAN

A. Pengertian etika

B. Tujuan Asuhan Masa Nifas

C. Tahapan Masa Nifas

D. Involusi Alat Kandungan

E. Perubahan Psikologis Masa Nifas

F. Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas itu merupakan masa yang paling rawan dan selalu dialami oleh ibu
yang habis melahirkan, dimana pada masa ini terjadinya proses pengeluaran darah
dari dalam uterus selama atau sesudah persalinan dan pada normalnya berlangsung
selama kurang lebih 6 minggu (Purwoastuti & Walyani, 2015). Pada proses
pengeluaran darah ini ada yang berjalan lancar dan ada juga yang lambat. Yang
mempengaruhi kelancaran pengeluaran darah ini salah satunya adalah kuatnya
kontraksi uterus. Jika uterus mengalami kelambatan atau kegagalan berkontraksi
maka bisa menyebabkan perdarahan pada ibu post partum. Kegagalan uterus
berkontraksi ini biasa disebut dengan atonia uteri (Sukarni & Margareth, 2013).
Atonia uteri (uterus tidak bisa mengkerut) merupakan penyebab terjadinya
perdarahan pada saat melahirkan maupun setelah melahirkan (Sulastri., Maliya, A.,
& Susilaningsih, E. Z. 2014). Jika hal ini tidak ditangani dengan cepat dan tepat
dapat berakibat pada kematian ibu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah


bagaimana gambaran lama pengeluaran lochea dan pola menyusui pada ibu post
partum di Puskesmas Pajang dan Banyuanyar Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran lama pengeluaran lochea serosa


pada ibu post partum yang menyusui.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran pola menyusui pada ibu post partum.

b. Untuk mengetahui gambaran frekuensi menyusui (dalam sehari) pada ibu


post partum.

c. Untuk mengetahui gambaran durasi menyusui (dalam sekali menyusui)


pada ibu post partum.
BAB II

PEMBAHASAAN

A. PENGERTIAN ETIKA

Menurut Bertens, etika adalah nilai-nilai atau norma-norma moral yang


menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya, arti ini bias dirumuskan sebagai sistem nilai. Di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia Etika dirumuskan dalam 3 arti yaitu tentang apa yang baik dan apa yang
buruk, nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan nilai mengenai benar dan salah
yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Dalam konteks lain secara luas
dinyatakan bahwa “etika” adalah aplikasi dari proses dan teori filsafat moral terhadap
kenyataan yang sebenarnya. Hal ini berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar dan
konsep yang membimbing makhluk hidup dalam berpikir dan bertindak serta
menekankan nilai-nilai mereka (Shirley R Jones- Ethics in Midwifery).

Peranan Etika dan Moral dalam Pelayanan Kebidanan

Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan issu utama di berbagai tempat,


dimana sering terjadi karena kurang pemahaman para praktisi pelayanan
kebidanan terhadap etika. Bidan sebagai pemberi pelayanan harus menjamin
pelayanan yang professional dan akuntabilitas serta aspek legal dalam
pelayanan kebidanan. Sehingga disini berbagai dimensi etik dan bagaimana
pendekatan tentang etika merupakan hal yang penting untuk digali dan
dipahami. Moralitas merupakan suatu gambaran manusiawi yang menyeluruh,
moralitas hanya terdapat pada manusia serta tidak terdapat pada makhluk lain
selain manusia.

1. Hak dan Kewajiban Bidan

a. Hak.

1) Pengertian
Hak merupakan klaim yang dibuat oleh orang atau kelompok yang satu
terhadap yang lain atau terhadap masyarakat. Menurut pendapat lain hak
adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan
pribadinya sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas.

2) Jenis – Jenis Hak


a) Hak terdiri dari 3 jenis yaitu

1. Hak Kebebasan

2. Hak Kesejahteraan

3. Hak Legislatif

3) Teori Tentang Hak

Hak itu mengandung suatu individualisme yang merugikan solidaritaas


dalam masyarakat. Hak ditegaskan berarti menempatkan individu diatas
masyarakat. Kririk atas hak antara lain dikemukakan oleh Marx. Menurut
Marx hak – hak itu tidak lain dari pada hak – hak manusia yang egoistis.
Dengan hak ini egoisme manusia mendapat legitimasinya.

4) Peranan Hak

a) Hak dapat digunakan sebagai pengekspresian kekuasaan dalam


konflik antara seseorang dengan kelompok.

b) Hak dapat digunakan untuk memberikan pembenaran pada suatu


tindakan.

c) Hak dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan.

d) Kewajiban
Kewajiban pada hakikatnya adalah tugas yang harus dijalankan oleh
setiap manusia untuk mempertahankan dan membuka haknya. Tidak
adil jika manusia menuntut haknya, tetapi tidak melaksanakan
kewajibannya.

B. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Selama bidan memberikan asuhan sebaiknya bidan mengetahui apa tujuan dari
pemberian asuhan ibu masa nifas, tujuan diberikannya asuhan pada ibu selama
masa nifas antara lain untuk :

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis dimana
dalam asuhan pada masa ini peranan keluarga snagat penting, dengan
pemberian nutrisi, dukungan psikologi, maka kesehatan ibu dan bayi selalu
terjaga.

2. Melaksanakan skrining yang komprehensif (menyeluruh) dimana bidan harus


melakukan manajemen asuhan kebidanan pada ibu masa nifas secara
sistematis yaitu mulai dari pengkajian data subjektif, objektif, maupun
penunjang.

3. Setelah bidan melaksanakan pengkajian data maka bidan harus menganalisa


data tersebut hingga tujuan masa nifas ini dapat mendeteksi masalah yang
terjadi pada ibu dan bayi.

4. Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu atau bayinya, yakni
setelah masalah ditemukan maka bidan dapat langsung masuk ke langkah
berikutnya sehingga tujuan diatas dapat dilaksanakan.

5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,


keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya, dan
perawatan bayi sehat; memberikan pelayanan keluarga berencana
(Saifuddin,2006).

C. Tahapan Masa Nifas

Masa nifas seperti yang dijelaskan diatas merupakan rangkaian setelah proses
persalinan dilalui seorang wanita, beberapa tahapan masa nifas yang harus
dipahami oleh seorang bidan antara lain:

1. Puerperium dini, yaitu pemulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan.

2. Puerperium intermedial, yaitu pemulihan menyeluruh alat-alat genital yang


lamanya enam sampai delapan minggu.

3. Remote peurperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
terutama bila selama hamil atau bersalin memiliki komplikasi.

D. Involusi Alat Kandungan

Involusi alat-alat kandungan menurut Mochtar (2002, hal.87) adalah sebagai


berikut:

1. Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (berinvolusi) hingga akhirnya


kembali seperti sebelum hamil,

2. Bekas implantasi uri mengecil karena kontraksi dan menonjol ke karvum uteri
dengan diameter 7,5 cm. Sesudah dua minggu menjadi 2,5 cm. Pada minggu ke-
enam menjadi 2,4 cm, dan akhirnya menjadi pulih

3. Luka-luka pada jalan lahir jika tidak disertai infeksi akan sembuh dalam enam
sampai tujuh hari.

4. Rasa nyeri yang disebut after pains (meriang atau mules-mules) disebabkan
kontraksi rahim, biasanya berlangsung dua sampai empat hari pasca persalinan.
Perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal tersebut dan jika terlalu
mengganggu, dapat diberikan obat anti nyeri dan anti mules.

5. Lochea adalah cairan secret yang berasal dari karvum uteri dan vagina dalam
masa nifas.
6. Serviks

Setelah persalinan bentuknya menjadi agak mengangaseperti corong,


berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat
perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa dimasukkan ke dalam
rongga rahim, setelah 2 jam dapaat dilalui oleh 2-3 jari, dan setelah 7 hari hanya
dapat dilalui 1 i: jari

7. Ligamen-ligamen yang meregang pada waktu persalinan menjadi ciut dan pulih
kembali.

E. Perubahan Psikologis Masa Nifas

Menurut Lyndon (2014,hal. 21) perubahan psikologis masa nifas yaitu:

1. Fase Taking-in (perilaku maternal 1-2 hari postpartum)

a. Fase ini berlangsung secara pasif dan dependen.

b. Mengarahkan energi kepada diri sendiri dan bukan kepada bayi yang baru
dilahirkan.

c. Dapat memulihkan diri dari proses persalinan dan melahirkan untuk


mengintegrasikan proses tersebut ke dalam kehidupannya

d. Dapat mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan.

2. Fase Taking hold (perilaku maternal 2-7 hari postpartum)

a. Memiliki lebih banyak energy

b. Memperlihatkan indepedensi dan memiliki inisiatif untuk memulai aktifitas


perawatan diri

c. Mengambil tanggung jawab yang bertambah atas bayinya.

d. Dapat mengambil tugas merawat bayi dan edukasi perawatan sendiri.

e. Dapat memperlihatkan kurangnya keyakinan diri dalam merawat bayinya.

3. Fase Letting-go (perilaku maternal sekitar 7 hari postpartum)

a. Menyesuaikan kembali hubungan dengan anggota keluarga seperti menerima


peranan sebagai ibu

b. Menerima tanggung jawab attas bayinya yang tergantung pada dirinya


Mengaku bayinya sebagai individu yang terpisah dengan dinya dan
melepaskan gambaran bayi yang menjadi khayalannya

c. Dapat mengalami depresi

F. Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas

Menurut Rukiyah (2013, hal. 1 16) tanda-tanda bahaya masa nifas, yaitu :
1. Perdarahan hebat atau peningkatan perdarah secara tiba-tiba (melebihi haid
biasa atau jika perdarahan tersebut membasahi lebih dari 2 pembalut saniter
dalam waktu setengah jam).

2. Pengeluaran cairan vaginal dengan bau busuk yang keras.

3. Rasa nyeri di perut bagian bawah atau punggung

4. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigestic, atau masalah penglihatan.

5. Pembengkakan pada wajah dan tangan.

6. Demam, muntah, rasa sakit sewaktu buang air seni, atau merasa tidak enak
badan.

7. Payudara yang memerah, panas, dan sakit.

8. Kehilangan selera makan untuk waktu yang berkepanjangan.

9. Rasa sakit, warna merah, kelembutan, dan pembengkakan pada kaki.

10. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengurus diri sendiri atau bayi.

11. Merasa sangat letih atau bernafas terengah-engah.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya bidan klien menjaga kita untuk
melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yang merugikan atau
membahayakan orang lain. Menjaga privacy setiap individu. Mengatur manusia
untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya.

Etika mengandung arti apa yang dianggap baik, dan apa yang dianggap buruk, juga
berarti adat kebiasaan. Pembagian etika yaitu etika deskriptif, etika normatif, dan
metaetika bioetik, etik klinik, dan etik kebidanan merupakan tipe – tipe etika teori
etika meliputi Utilitarian dan Hedonisme, Eudonisme, Utilitarian, Deontologi

Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan


pribadinya sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas. Baik Bidan maupun
pasien masing – masing mempunyai hak yang harus dihormati. Kewajiban
merupakan tugas yang harus dijalankan oleh setiap manusia untuk
mempertahankan dan membuka haknya. Bidan dan pasien juga mempunyai
kewajiban yang harus ditaati. Dalam tanggungjawab terkandung makna yang asasi
yaitu kewajiban. Sebagai pemberi asuhan. Bidan bertanggungjawab atas
kewenangan yang diberikan pada dirinya.

Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung kira-kira enam minggu (Prawirohardjo, 2002:N-23).

Masa nifas adalah masa segera setelah kelahiran sampai enam minggu.
Selama masa ini saluran reproduktif anatominya kembali ke keadaan tidak hamil
yang normal (Obstetri William).

Masa nifas (peurperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas
enam sampai delapan minggu (Sinopsis Obstetri),
DAFTAR PUSTAKA

https//:id.scribd,com/document/409088936/MAKALAH-ETIKOLEGAL-TENTANG-
NIFAS-docx

httpps://www.academia.edu/28373068/makalah_etika

Anda mungkin juga menyukai