Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN

TEORI HAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Etika dan Hukum
Kesehatan Yang Diampu oleh Ibu Nurul Ariningtyas, S.ST., M.PH.

Disusun oleh :

Kelompok 3

Agnes Widya Ningrum (1118183) Nurul Tasya Qomar (1118221)

Agustina Rahayu (1118184) Rahma Susilawati (1118223)

Aknovviastri Suryani (1118186) Rohana (1118225)

Dewi Tri Wulandari (1118198) Sutikah (1118231)

Nuraini Sarah (1118219) Umi Hasanah (1118232)

DIII KEBIDANAN

AKADEMI KEBIDANAN NYAI AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang senantiasa melimpahkan rahmat


serta karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Teori Hak dalam Pengambilan Keputusan”. Makalah ini disusun sebagai
salah satu tugas mata kuliah Etika dan Hukum Kesehatan di Akademi Kebidanan
Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta. Sholawat dan salam tidak lupa penulis sampaikan
kepada junjungan dan pemimpin umat manusia, Nabi Muhammad SAW., beserta
keluarganya, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti-Nya dengan baik
sampai hari kemudian kelak.

Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Nurul Ariningtyas, S.ST., M.PH., selaku dosen pengampu mata


kuliah Etika dan Hukum Kesehatan.
2. Semua pihak yang berkontribusi dalam penyusunan makalah yang
berjudul “Teori Hak dalam Pengambilan Keputusan”.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis juga menyadari masih memiliki


kekurangan baik dari segi teknis maupun dari segi penyajian dan bahasanya. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan dan pembenaran makalah ini, sehingga makalah ini dapat digunakan
sebagai rujukan yang tepat dan bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 29 Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................ 1
C. Tujuan .............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3

A. Pengertian Kala IV ........................................................................... 3


B. Fisiologi Kala IV .............................................................................. 3
C. Pemeriksaan Serviks, Vagina dan Perineum .................................... 5
D. Asuhan dan Pemantauan Kala IV .................................................... 7

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 9

A. Kesimpulan ...................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan.
Persalinan kala IV dimulai sejak plasenta lahir sampai dengan dua
jam sesudahnya, adapun hal-hal yang perlu diperhatikan adalah kontraksi
uterus sampai uterus kembali normal. Hal ini dapat dilakukan dengan
rangsangan taktil (masase) untuk merangsang uterus berkontraksi baik dan
kuat. Perlu juga dipastikan bahwa plasenta telah lahir lengkap dan tidak ada
yang tersisa sedikit pun dalam uterus serta benar-benar dijamin tidak terjadi
perdarahan lanjut.
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan saat yang paling
kritis bagi ibu dan bayinya. Tubuh ibu melakukan adaptasi yang luar biasa
setelah kelahiran bayinya agar kondisi tubuh kembali stabil, sedangkan bayi
melakukan adaptasi terhadap perubahan lingkungan hidupnya di luar uterus.
Kematian ibu terbanyak terjadi pada kala ini, oleh karena itu bidan tidak
boleh meninggalkan ibu dan bayi sendirian.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan persalinan kala IV ?
2. Bagaimana fisiologi kala IV ?
3. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan serviks, vagina dan perineum?
4. Apa saja asuhan dan pemantauan pada kala IV ?

1
C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari pembuatan
makalah ini yaitu :
1. Mengetahui tentang persalinan kala IV.
2. Mengetahui tentang fisiologi kala IV.
3. Mengetahui tentang pemeriksaan serviks, vagina dan perineum.
4. Mengetahui tentang asuhan dan pemantauan pada kala IV.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Hak
Suatu tindakan atau perbuatan dianggap baik bila perbuatan atau tindakan
tersebut sesuai dengan HAM. Menurut Bertens (2007) merupakan suatu
aspek dari deontology (teori kewajiban) karena hak tidak dapat dipisahkan
dengan kewajiban. Bila suatu tindakan merupakan hak bagi seeorang maka
sebenarnya tindakan yang sama Hak Hukum (legal Right), adalah hak yang

B. Fisiologi Kala IV
1) Tanda Vital
Dalam dua jam pertama setelah persalinan, tekanan darah, nadi,
pernapasan, akan kembali berangsur normal.

2) Gemetar
Hal ini normal sepanjang suhu kurang dari 38ºC dan tidak dijumpai
tanda-tanda infeksi lain.

3) Sistem Gastrointenstinal
Selama dua jam pasca persalinan kadang dijumpai pasien merasa mual
sampai muntah, oleh karena itu hidrasi sangat penting diberikan untuk
mencegah dehidrasi.

4) Sistem Renal
Pasca persalinan sistem kandung kemih masih dalam keadaan hipotonik
akibat adanya alokasi sehingga sering dijumpai kandung kemih dalam
keadaan penuh. Kondisi ini dapat diringankan dengan selalu

3
mengosongkan kandung kemih. Setelah melahirkan kandung kemih
sebaiknya tetap kosong guna mencegah uterus berubah posisi dan terjadi
atoni.

5) Sistem Kardiovaskuler
Selama dua jam pasca persalianan kadang dijumpai pasien merasa mual
sampai muntah atasi hal ini dengan posisi tubuh yang memungkinkan
dapat mencegah terjadinya aspirasi korpus aleanum kesaluran
pernafasan dengan setengah duduk atau duduk di tempat tidur. Perasaan
haus pasti dirasakan pasien, oleh karena itu hidrasi sangat penting
diberikan untuk mencegah dehidrasi.

6) Serviks
Bentuk serviks agak menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan
oleh korpus uterus yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan
serviks tidak berkontraksi sehingga seolah-olah pada perbatasan antara
korpus dan serviks berbentuk semacam cincin.

7) Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena
sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada hari
ke-5 pasca melahirkan, perinuem sudah mendapatkan kembali sebagian
tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dibandingkan keadaan sebelum
hamil.

8) Vulva dan Vagina


Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat
besar selama proses melahirkan dan dalam beberapa hari pertama
sesudah proses tersebut kedua organ ini dalam keadaan kendur. Setelah
3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan
ruge dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali,
sementara labia lebih menonjol.

4
C. Pemeriksaan Serviks, Vagina dan Perineum
Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui terjadinya laserasi
(adanya robekan) yang dapat diketahui dari adanya perdarahan pasca
persalinan, plasenta yang lahir lengkap serta adanya kontraksi uterus.
Segera setelah kelahiran bayi, serviks dan vagina harus diperiksa
secara menyeluruh untuk mencari ada tidaknya laserasi dan dilakukan
perbaikan lewat pembedahan kalua diperlukan. Serviks, vagina dan
perineum dapat diperiksa lebih mudah sebelum pelepasan plasenta karena
tidak ada perdarahan rahim yang mengaburkan pandangan ketika itu.
Pelepasan plasenta biasanya dalam waktu 5 sampai 10 menit pada akhir kala
II.
Memijat fundus seperti memeras untuk mempercepat pelepasan
plasenta tidak dianjurkan karena dapat meningkatkan kemungkinan
masuknya sel janin kedalam sirkulasi ibu. Setelah kelahiran plasenta
perhatian harus ditujukan pada setiap perdarahan rahim yang dapat berasal
dari tempat implantasi plasenta. Kontraksi uterus yang mengurangi
perdarahan ini dapat dilakukan dengan pijat uterus dan penggunaan
oksitosin. Dua puluh unit oksitosin rutin ditambahkan pada infus intravena
setelah bayi dilahirkan.
Plasenta harus diperiksa untuk memastikan kelengkapannya. Kalua
pasien menghadapi perdarahan masa nifas (misalnya karena anemia,
pemanjangan masa augmentasi, oksitosin pada persalinan, kehamilan
kembar atau hidramnion) dapat diperlukan pembuangan plasenta secara
manual, eksplorasi uterus secara manual atau kedua-duanya.

1. Pemeriksaan Serviks
Indikasi dilakukan pemeriksaan ini adalah :

5
a) Aliran menetap atau sedikit aliran perdarahan per vaginam berwarna
merah terang, dari bagian atas tiap laserasi yang diamati setelah
kontraksi uterus dipastikan.
b) Persalinan cepat atau presipitatus.
c) Manipulasi serviks selama persalinan, misalnya untuk mengurangi
tepi anterior.
d) Dorongan maternal (meneran) sebelum dilatasi serviks lengkap.
e) Kelahiran per vaginam operatif dengan forsep atau vakum.
f) Persalinan traumatic, misalnya distosia bahu.

Adanya salah satu faktor diatas mengindikasikan kebutuhan untuk


pemeriksaan serviks dan memastikan kebutuhan untuk melakukan
perbaikan. Pemeriksaan serviks tanpa adanya perdarahan persisten pada
persalinan spontan normal tidak perlu secara rutin dilakukan.

2. Pemeriksaan Vagina
Pengkajian kemungkinan robekan atau laserasi pada vagina dilakukan
setelah pemeriksaan robekan pada serviks. Penentuan derajat laserasi
dilakukan untuk menentukan langkah penjahitan.

3. Pemeriksaan Perineum
Setelah pengkajian derajat robekan, perineum kembali dikaji dengan
melihat adanya edema, memar dan pembentukan hematoma yang
dilakukan bersamaan saat pengkajian lokia. Pengkajian ini termasuk
untuk mengetahui apakah terjadi hemoroid atau tidak. Jika terjadi,
lakukan tindakan untuk mengurangi ketidaknyamanan yang
ditimbulkan dengan memberikan kantong es yang ditempelkan pada
area hemoroid. Selain itu, dapat diberikan zat bersifat menciutkan,
misalnya witch hazel, krim anestesi, analgetik yang digunakan secara
lokal.

Laserasi dapat dikategorikan sebagai berikut:

6
1) Derajat satu
Laserasi mengenai mukosa dan kulit perineum, tidak perlu dijahit.
2) Derajat dua
Laserasi mengenai mukosa vagina, kulit dan jaringan perineum (perlu
dijahit).
3) Derajat tiga
Laserasi mengenai mukosa vagina, kulit dan jaringan perineum (perlu
dijahit).
4) Derajat empat
Laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan spinkter
ani yang meluas hingga ke rectum (rujuk segera).

D. Asuhan dan Pemantauan Kala IV


Secara umum, asuhan dan pemantauan pada kala IV meliputi :
1. Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit
selama jam kedua. Jika kontraksi uterus tidak kuat, masase uterus
sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi, otot uterus akan
menjepit pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan pasca
persalinan.

7
2. Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih, dan perdarahan tiap 15
menit pada jam pertama dan tiap 30 menit pada jam kedua.
3. Anjurkan ibu minum untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Tawarkan
ibu untuk makan atau minum yang disukainya.
4. Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian yang bersih dan kering.
5. Biarkan ibu beristirahat karena telah bekerja keras melahirkan bayinya,
bantu ibu pada posisi yang nyaman.
6. Biarkan bayi berada di dekat ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan
bayi. Menyusui juga dapat dipakai sebagai permulaan dalam
meningkatkan hubungan ibu dan bayi.
7. Bayi sangat bersiap segera setelah dilahirkan. Hal ini sangat tepat untuk
memulai diberikan ASI, karena dapat membantu proses kontraksi
uterus.
8. Jika perlu ke kamar mandi, saat ibu dapat bangun, pastikan ibu dibantu
karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
Pastikan ibu sudah buang air kecil tiga jam pasca persalinan.
9. Ajarkan ibu dan keluarga mengenai hal-hal berikut :
a) Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
b) Tanda-tanda bahaya pada ibu dan bayi

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan saat yang paling
kritis bagi ibu dan bayinya. Tubuh ibu melakukan adaptasi yang luar biasa
setelah kelahiran bayinya agar kondisi tubuh kembali stabil, sedangkan bayi
melakukan adaptasi terhadap perubahan lingkungan hidupnya di luar uterus.
Pemeriksaan serviks, vagina dan perineum berguna untuk
mengetahui adanya laserasi (robekan) yang dapat diketahui dari adanya
perdarahan pasca persalinan, plasenta yang lahir lengkap serta adanya
kontraksi uterus.

B. Saran
Menyadari penulis jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
dipertanggung jawabkan. Untuk saran dapat berisi kritik atau saran terhadap
penulisan juga dapat untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan
makalah yang telah dijelaskan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bidanichabdg.blogspot.com. Pembahasan Kasus dan Teori Etika dalam Kebidanan


(internet). (diakses 29 Oktober 2019).
http://bidanichabdg.blogspot.com/2016/03/pembahasankasus-dan-teori-etika-
dalam.html

Staffnew.uny.ac.id. Teori Etika (internet). (diakses 29 Oktober 2019).


http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318570/pendidikan/TEORI+ETIKA.pdf

Astriyani-fitri.blogspot.com. Pengambilan Keputusan dalam Menghadapi Dilema


Etik dan Moral dalam Pelayanan Kebidanan (internet). (diakses 30 Oktober 2019).
https://astriyani-fitri.blogspot.com/2017/05/pengambilan-keputusan-dalam-
menghadapi.html

Septiratnasarigitulah.blogspot.com. Pengambilan Keputusan dalam Menghadapi


Dilema Etik dalam Pelayanan Kebidanan (internet). (diakses 30 Oktober 2019).
http://septiratnasarigitulah.blogspot.com/2017/05/makalah-pengambilan-
keputusan-dalam.html

10

Anda mungkin juga menyukai