Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN

INTRANATAL CARE

Disusun oleh kelompok 2 kelas A1

1. Agus Darmawan
2. Amanda Zeilika S
3. Dewi Rindang A.S
4. Dini Damayanti
5. Ema Cyintya Indah
6. Malihatul Amaliyah
7. Ranti Rebeca .S
8. Shafira Rumitha.W

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ANGKATAN 2020

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS BINAWAN

JAKARTA

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumus Masalah.......................................................................................................
C. Tujuan Umum..........................................................................................................
D. Manfaat Penelitian
BAB II KONSEP TEORI..................................................................................................

A. Asuhan Intranatal.....................................................................................................
B. Falsafah Ibu Bersalin...............................................................................................
C. Asuhan Persalinan Normal......................................................................................
D. Teori Asuhan Keperawatan Intranatal.....................................................................
1. Kala I..................................................................................................................
2. Kala II................................................................................................................
3. Kala III...............................................................................................................
4. Kala IV...............................................................................................................
BAB III LAPORAN STUDI KASUS...............................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Intranatal merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi atau
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau mendekati cukup bulan yang dapat hidup
diluar kandungan, dan disusul dengan pengeluaran plasenta baik secara spontan
maupun dengan bantuan (Rahmawati, 2017).

Persalinan merupakan hal yang paling diimpikan oleh para ibu hamil, yang
merupakan waktu yang menyenangkan, namun di sisi lain merupakan hal yang paling
mendebarkan. Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm
(bukan prematur atau postmatur), mempunyai omset yang spontan (tidak diinduksi),
selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya (bukan partus
presipitatus atau partus lama) mempunyai janin (tunggal) dengan presentasi verteks
(puncak kepala) dan oksiput pada bagian anteriorpelvis, terlaksana tanpa bantuan
artificial (seperti forsep), tidak mencakup komplikasi (seperti perdarahan hebat dan
mencakup kelahiran palsenta yang normal(Ina Kuswanti, dkk, 2014: 1).

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan suatu indikator penilaian status


kesehatan. AKI menggambarkan kualitas pelayanan kesehatan dalam memberikan
pelayanan untuk ibu hamil, bersalin, dan nifas. Diseluruh dunia diperkirakan 216
kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup (KH), tercatat hanya 93 negara yang
dilaporkan mengalami kemajuan signifikan. Namun badan kesehatan dunia juga
mengungkapkan total hanya 9 negara saja yang benar-benar mencapai target
perserikatan bangsa-bangsa (PBB), yaitu sedikitnya 75% yaitu Bhutan, Rwanda,
Cabo, Verde, Kamboja, Iran, Laos, Mongolia, dan Timor Leste (WHO, 2015).

Tingginya kematian ini disebabkan oleh berbagai faktor risiko yang terjadi
mulai dari fase sebelum hamil yaitu kondisi wanita usia subur yang anemia, kurang
energi kalori, obesitas, mempunyai penyakit penyerta seperti tuberculosis dan lain-
lain. Pada saat hamil ibu juga mengalami berbagai penyulit seperti hipertensi,
perdarahan, anemia, diabetes, infeksi, penyakit jantung dan lain-lain. (Menurut
Rokom dalam Artikel Kemenkes Perkuat Upaya Penyelamatan Ibu dan Bayi, 2021)

B. Rumus Masalah
Melihat dari latar belakang dan dari data di atas maka penulis tertarik untuk meneliti
“Bagaimana Pengalaman Ibu Melahirkan Secara Normal Ketika Didampingi Suami

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengalaman ibu melahirkan secara normal didampingi suami.
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui karakteristik partisipan : umur, pekerjaan dan tingkat pendidikan, ibu yang
menghadapi proses persalinan serta usia kehamilan.
b) Untuk mengetahui alasan istri menginginkan pendampingan suami selama proses
persalinan
c) Untuk mengetahui pengalaman psikologis ibu ketika didampingi suami selama proses
persalinan.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah bacaan di perpustakaan,sebagai masukan dan informasi bagi mahasiswa
serta dapat dijadikan sebagai rujukan penelitian yang lebih lanjut tentang pendampingan
suami dalam proses persalinan normal.
2. Bagi Peneliti Lainnya
Dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian lebih lanjut di bidang maternitas khususnya
yang berhubungan dengan proses persalinan.
3. Bagi suami
Dapat menjadi masukan tersendiri bagi suami untuk dapat mengetahui perannya sebagai
suami dalam mendampingi istri selama proses persalinan sehingga dapat menjalankan
perannya dan mendampingi istri dalam proses persalinan
BAB II
KONSEP TEORI

A. Asuhan Intranatal
Dengan memberikan asuhan intranatal yang tepat dan sesuai dengan standar,
diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi Pendekatan yang
membutuhkan kemampuan analisis yang berhubungan dengan aspek sosial, nilai-nilai
dan budaya setempat.

B. Falsafah Ibu Bersalin


1. Keperawatan meyakini bahwa setiap individu berhak untuk merasa aman,puas
terhadap pelayanan masyarakat.
2. Yakin bahwa proses kehamilan dan persalinan dapat di tingkatkan kualitasnya
melalui pendidikan,kesehatan dan intervensi berbentuk dukungan.
3. Asuhan yang berfokus pada kebutuhan individu dan keluarganya baik emosi,fisik
dan sosial.
4. Asuhan di berikan secara terus menerus yang menekankan pada aspek keamanan
menajemen klinis yang sesuai standar.

C. Asuhan Persalinan Normal


I. Asuhan persalinan kala I
Bertujuan untuk memberikan pelayanan keperawatan yang memadai dalam
pertolongan persalinan yang bersih dan aman. Adapun proses atau langkah-langkah
yang harus dilalui dalam memberikan asuhan persalinan pada kala I, ialah:
1. Melakukan penilaian secara tepat kapan persalinan dimulai.
2. Mampu memberikan asuhan yang memadai dengan memperhatikan kebutuhan
ibu.
3. Terampil dalan melakukan pertolongan persalinan.
4. Menghargai hak dan pribadi klien beserta tradisi setempat.
5. Mengizinkan adanya pendamping.

II. Asuhan persalinan kala II


Bertujuan untuk memastikan proses persalinan aman, baik untuk ibu maupun bayi.
Adapun tugas yang harus dikerjakan perawat dalam asuhan persalinan kala II,
yaitu:
1. Melakukan pertolongan persalinan bersih dan aman
2. Menghargai hak ibu sebagai pribadi
3. Menghargai tradisi setempat
4. Mengizinkan ibu untuk memilih pendamping persalinan
Hal-hal yang perlu menjadi perhatian perawat pada saat memberikan asuhan
intranatal kala II, yaitu:
1. Ingat tiga bersih, yaitu bersih alat, bersih tempat persalinan, pengikatan, dan
pemotongan tali pusat.
2. Pimpin ibu mengejan apabila ada keinginan untuk mengejan.
3. Hindari intervensi apabila tidak dibutuhkan.
4. Terapkan konsep sayang ibu.

III. Asuhan persalinan kala III


Bertujuan untuk membantu mengeluarkan plasenta dan selapu janin secara
lengkap, mengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan, memperpendek kala
III, mencegah terjadinya komplikasi dan mencegah terjadinya retensio plasenta.
Hal-hal yang perlu menjadi perhatian perawat pada saat memberikan asuhan
intranatal kala III, yaitu:
1. Penyimpanan oksitosin harus dalam lemari es pada suhu 2-8℃ dan
hindarkan dari paparan cahaya secara langsung.
2. Pada suhu 30℃ oksitosin dapat bertahan selama 1 bulan, pada suhu 40℃
oksitosin dapat bertahan selama 2 minggu.
3. Tidak dianjurkan untuk memberikan Ergometrin dan Metergin, sebelum
bayi lahir.
4. Tanda-tanda pelepasan plasenta adalah fundus naik dan berkontraksi dengan
baik, keluarnya darah dari vagina, serta tali pusat memanjang.
5. Pada saat melahirkan pasenta, jangan mendorong fundus dan menarik tali
pusat secara berlebihan.
6. Lakukan penanganan tali pusat dengan hati-hati
7. Hentikan pegangan tali pusat apabila ibu mengeluh nyeri atau tali pusat
tertahan
8. Apabila merasa tidak yakin plasenta tidak dapat dilahirkan dengan lengkap,
ikuti prosedur tetap penatalaksanaan retensio plasenta (bila perlu rujuk).

IV. Asuhan persalinan kala IV


Merupakan asuhan yang mencakup pengawasan satu sampai dua jam setelah
plasenta lahir.pada kala ini tidak menutup kemungkinan terjadi pendarahan dan
atonia uteri. Kehilangan darah biasanya dikarenakan pelepasan plasenta atau
robekan serviks dan perineum. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada asuhan
persalinan kala IV, yaitu:
1. Kontraksi uterus.
2. Perdarahan.
3. Kantong kemih.
4. Adanya luka.
5. Keadaan plasenta dan selaputnya harus lengkap.
6. Tanda-tanda vital.
7. Keadaan bayi.
D. Teori Asuhan Keperawatan Intranatl
Kala I
I. Pengkajian
1. Anamnesa
- Nama, umur, dan alamat.
- Gravida dan para.
- Hari pertama haid terakhir (HPHT).
- Riwayat alergi obat.
- Riwayat kehamilan sekarang: ANC, masalah yang dialami selama kehamilan
seperti perdarahan, kapan mulai kontraksi, apakah gerakan bayi masih terasa,
apakah terjadi ketuban sudah pecah? Jika ya, cairanwarna apa? Kental /
encer? Kapan pecahnya? Apakah keluar darah pervagina? Bercak atau
darah segar? Kapan ibu terakhir makan dan minum? Apakah ibu kesulitan
berkemih?

- Riwayat penyakit sebelumnya seperti hipertensi, pernafasan.


- Riwayat medis saat ini (sakit kepala, pusing, mual,muntah atau nyeri
epigastrium).
- Pemeriksaan fisik.
- Tunjukan sikap ramah.
- minta mengosongkan kandung kemih.
- Nilai keadaan umum: suasana hati, tingkat kegelisahan, warna konjungtiva,
kebersihan, status gizi, dan kebutuhan cairan tubuh.
- Nilai tanda – tanda vital (TD, Nadi, suhu, dan pernafasan), untuk akurasi
melakukan pemeriksaan TD dan nadi diantara dua kontraksi.
- Pemeriksaan abdomen.
- Menentukan tinggi fundus.
- Kontraksi uterus.
2. Palpasi jumlah kontraksi dalam 10 menit, durasi dan lamanya kontraksi.
- Memantau denyut jantung janin (normal 120-160x/menit).
- Menentukan presentasi (bokong atau kepala).
- Menentukan bagian terbawah janin.
- Pemeriksaan dalam:
a Nilai pembukaan dan penipisan serviks.
b Nilai penurunan bagian terbawah dan apakah sudah masuk rongga
panggul.
c Jika bagian terbawah kepala, pastikan petunjuknya.
II. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan.
2) Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi akibat
peningkatan metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan.
III. Perencanaan
1) Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus
Tujuan: ibu mampu mengendalikan nyerinya
Evaluasi: ibu menyatakan menerima rasa nyerinya sebagai proses fisiologis
persalinan.
Intervensi:
a Kaji kontraksi uterus dan pengendalian (awitan, frekuensi, intensitas,
intensitas, dan pengenalan).
Rasional: untuk mengetahui kemajuan dan mengetahui yang disadari
ibu.
b Kaji faktor yang dapat toleransi terhadap nyeri.
Rasional: Menemukan jalan keluar yang harus dilakukan.
c Kurangi dan hilangkan faktor yang meningkatkan nyeri
Rasional: tidak menambah nyeri klien.
d Lakukan perubahan posisi sesuai keinginan ibu, tetapi ingin di tempat
tidur untuk miring ke kiri.
Rasional: nyeri persalinan sangat individual sehingga nyaman tiap
individu akan berbeda, miringkan kiri lebih baik karena
memaksimalkan jantung ibu.

2) Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi akibat


peningkatan metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan.
Tujuan: Diharapkan ibu tidak mengalami keletihan.
Evaluasivaluasi: nadi:60-80x/menit (saat ada his). ibu menyatakan masih
memiliki cukup tenaga.
Intervensi:
a Kaji tanda – tanda vital yaitu nadi dan tekanan darah
Rasional: nadi dan tekanan darah dapat menjadi indikator status
hidrasi dan energi iibu.
b Anjurkan untuk relaksasi dan istirahat di antara kontraksi
Rasional: mengurangi bertambahnya keletihan dan menghemat energi
yang dibutuhkan untuk persalinan
c Sarankan suami atau keluarga untuk mendampingi ibu
Rasional: dukungan emosional khususnya dari orang - orang yang
berarti bagi ibu dapat memberikan kekuatan dan motivasi bagi ibu
d Sarankan keluarga untuk menawarkan dan memberikan minuman atau
makanan kepada ibu
Rasional: dan asupan cairan yang cukup akan memberi lebih banyak
energi dan mencegah penghambatan kontraksi atau kontraksi secara
teratur.
Kala II
I. Pengkajian
1. Aktivitas /istirahat:
- Kelelahan, ketidak mampuan melakukan dorongan sendiri/ relaksasi.
- Letargi.
- Lingkaran hitam di bawah mata.
2. Sirkulasi: tekanan darah dapat meningkat 5-10mmHg diantara kontraksi.
3. Integritas Ego:
- Respon emosional dapat meningkat.
- Dapaat merasa kehilangan kontrol atau sebaliknya seperti ini klien
terlibat secara aktif.
4. Eliminasi:
- Keinginan untuk defikasi, disertai tekanan intra abdomen dan tekanan
uterus.
- Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan.
- Distensi kandung kemih mungkin ada, dengan urin yang dikeluarkan
selama upaya yang mendorong.
5. Nyeri/ Ketidaknyamanan:
- Dapat dirasakan atau dialami selama kontraksi.
- Amnesia diantara mungkin terlihat.
- Melaporkan rasa terbakar/ meregang dari perineum.
- Kaki dapat gemetar selama upaya yang mendorong.
- Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 - 2 mnt masing-masing dan berakhir 60-
90 dtk.
- Dapat melawan kontraksi, khususnya bila tidak berpartisipasi dalam kelas
kelahiran anak.
6. Pernafasan: peningkatan frekuensi pernafasan.
7. Keamanan:
- Diaforesis sering terjadi.
- Bradikardi janin dapat terjadi selama kontraksi.
8. Sexualitas
- Servik dilatasi penuh (10 cm) dan penonjolan 100%.
- Peningkatan penampakan vagina.
- Penonjolan rektal/ perineum dengan turunnya janin.
- Membran mungkin pecah pada saat ini bila masih utuh.
- Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi.
- Crowning terjadi, kaput tampak tepat sebelum kelahiran pada presentasi
vertex.

II. Diagnosa Keperawatan


1) Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian presentasi,
dilatasi/ peregangan jaringan, kompresi saraf, pola kontraksi semakin intens,
hiperventilasi maternal.
2) Risiko infeksi maternal b/d prosedur invasif berulang, trauma jaringan,
pemajanan terhadap patogen, persalinan lama atau pecah ketuban.

III. Perencanaan
1) Nyeri b/d tekanan tekanan mekanik pada presentasi, dilatasi/ peregangan
jaringan, kompresi saraf, pola kontraksi kontraksi intensif.
Tujuan: diharapkan klien dapat mengontrol rasa nyeri.
Kriteria evaluasi:
- Mengungkapkan penurunan nyeri.
- Menggunakan tehnik yang tepat untuk mempertahan kan control.nyeri.
- Istirahat diantara kontraksi.
Intervensi:
a Identifikasi derajat ketidak nyamanan dan sumbernya.
Rasional: Mengklarifikasi kebutuhan yang mendukung intervensi yang
tepat.
b Pantau dan catat aktivitas uterus pada setiap kontraksi.
Rasional: Memberikan informasi tentangkemajuan kontinu, membantu
menjelaskan pola kontraksi yang abnormal.
c Memberikan dukungan dan informasi yang berhubungan dengan
persalinan.
Rasional: Informasi tentang kebangkitan memperkuat upaya yang
telah dilakukan berarti.
d Anjurkan klien untuk mengatur upaya untuk mengejan.
Rasional: Upaya mengejan spontan yang tidak terus menerus
menghindari efek negatif terhadappenurunan kadar oksigen ibu dan
janin.
e Bantu ibu untuk memilih posisi optimal untuk mengejan.
Rasional: Posisi yang tepat dengan relaksasi memudahkan kemajuan
persalinan.
f Kaji kandung kemih, kateterisasi bila terlihat distensi.
Rasional: Peningkatan kenyamanan, memudahkan turunnya janin,
menurunkan trauma kandung kencing.
g Dukung dan posisikan blok sadel/anastesi spinal, sesuai indikasi.
Rasional: Posisi yang tepat menjamin penempatan yang tepat dari
obat-obatan dan mencegah komplikasi.

2) Risiko infeksi ibu b/d prosedur invasif berulang, trauma jaringan, pemajanan
terhadap patogen, persalinan lama atau pecah ketuban
Tujuan: diharapkan tidak terjadi infeksi.
Kriteria evaluasi: Tidak ditemukan tanda-tanda adanya infeksi.
Intervensi:
a Lakukan perawatan parienal setiap 4 jam.
Rasional: Membantu meningkatkan kebersihan, mencegah terjadinya
infeksi uterus asenden dan kemungkinan sepsis.
b Catat tanggal dan waktu pecah ketuban.
Rasional: Dalam 4 jam setelah ketuban pecah akan terjadi infeksi.
c Lakukan pemeriksaan vagina hanya bila sangat perlu, dengan
menggunakan tehnik aseptik.
Rasional: Pemeriksaan vagina berulang meningkatkan risiko infeksi
endometrium.
d Pantau suhu, nadi dan sel darah putih.
Rasional: Peningkatan suhu atau nadi > 100 dpm dapat menandakan
infeksi.
e Gunakan tehnik asepsis bedah pada persiapan peralatan.
Rasional: Menurunkan resiko kontaminasi.
f Kolaborasi: Berikan antibiotik sesuai indikasi.
Rasional: Penggunaan dengan kewaspadaan karena pemakaian
antibiotik dapat memicu pertumbuhan yang berlebihan dari penyakit.

Kala III
I. Pengkajian
1. Aktivitas atau istirahat: Perilaku dapat direntang dari senang sampai keletihan.
2. Sirkulasi:

- Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat kemudian kembali


ke tingkat normal dengan cepat.
- Hipotensi dapat terjadi sebagai respon terhadap analgesik dan anestesi.
- Frekuensi nadi lambat pada respon terhadap perubahan jantung.
3. Makanan atau cairan: kehilangan darah normal 200-300ml.
4. Nyeri atau ketidaknyamanan: inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir
menetukan adanya robekan atau laserasi. Perluasan episiotomi atau laserasi
jalan lahir mungkin ada.
5. Seksualitas: darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
dari endometrium, biasanya dalam 1-5 menit setelah kelahiran bayi. Tali pusat
memanjang pada muara vagina. Rahim berubah dari diskoid menjadi bentuk
globular.
6. Pemeriksaan Fisik
- Kondisi umum ibu: tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu tubuh),
status mental klien.
- Inspeksi: perdarahan aktif dan terus menerus sebelum atau sebelum
melahirkan.
- Palpasi: tinggi fundus uteri dan konsistensinya baik sebelum maupun
sebelum sebelum pengeluaran plasenta.

II. Diagnosa Keperawatan


1) Rrisiko cedera maternal b/d posisi selama melahirkan /pemindahan kesulitan
dengan plasenta.
2) Nyeri b/d trauma jaringan, respons fisiologis setelah melahirkan.

III. Perencanaan
1) Risiko cedera saat melahirkan/pemindahan, kesulitan dengan plasenta.
Tujuan: diharapkan tidak terjadi cedera maternal.
Kriteria evaluasi:
- Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan.
- Kesadaran pasien bagus.

Intervensi:

a Palpasi fundus uteri dan masase secara perlahan.


Rasional: Memudahkan mengganti plasenta.
b Masase fundus secara perlahan setelah pengeluaran plasenta.
Rasional: Rangsangan/trauma berlebihan pada fundus.
c Kaji irama pernapasan dan pengembangan.
Rasional: Pada pelepasan plasenta. Bahaya berupa emboli cairan amnion
dapat masuk ke sirkulasi ibu, menyebabkan emboli paru.
d Bersihkan vulva dan perineum dengan larutan antiseptik, berikan pembalut
perineum steril.
Rasional: Menghilangkan kemungkinan kontaminan yang dapat
mengakibatkan infesi saluran asenden selama periode pasca partum.
e Rendahkan kaki klien secara simultan dari pijakan kaki.
Rasional: Membantu menghindari regangan otot, kaji perilaku klien,
Perhatikan perubahan SSP.
Rasional: Peningkatan tekanan intrakranial selama mendukung dan
meningkatkan curah jantung yang cepat membuat klien dengan aneurisme
serebral sebelumnya berisiko terhadap ruptur.
f Dapatkan sampel darah tali pusat untuk menetukan golongan darah.
Rasional: Bila bayi Rh-positif dan klien Rh-negatif, klien akan menerima
kekebalan dengan imun globulin Rh (Rh-lg) pada pasca partum.
g Kolaborasi
- Gunakan bantuan ventilator bila diperlukan.

Rasional: Kegagalan pernapasan dapat terjadi mengikuti emboli amnion


atau pulmoner.

- Berikan oksitosin IV, posisikan kembali uterus di bawah pengaruh


anastesi dan berikan ergonovin maleat (ergotrat) setelah penemapatan
uterus kembali. Bantu dengan tampon sesuai indikasi.

Rasional: Peningkatan kontraktilitas miometrium rahim.

- Berikan antibiotik profilatik.

Rasional: Membatasi potensi infeksi endometrium.

2) Nyeri b/d trauma jaringan, respons fisiologis setelah melahirkan.


Tujuan: diharapkan nyeri hilang atau berkurang
Kriteria Evaluasi:
- Menyatakan nyeri berkurang dengan skala (0-3).
- Wajah tampak tenang.
- Wajah tidak tampak meringis.

Intervensi:

a Bantu dengan teknik pernapasan selama pembedahan pembedahan bila


tepat.
Rasional: Pernapasan membantu perhatian perhatian langsung dari
mengarahkan, meningkatkan relaksasi.
b Berikan kompres es pada perineum setelah melahirkan.
c Rasional: Mengkonstriksikan pembuluh darah, menurunkan edema dan
memberikan kenyamanan dan anastesi lokal.
d Ganti pakaian dan linen basah.
e Rasional: Peningkatan kenyamanan, hangat, dan kebersihan.
f Berikan selimut hangat.
g Rasional: Tremor atau menggigil pada pasca melahirkan mungkin karena
selisih tekanan secara tiba-tiba pada saraf panggul atau kemungkinan
besar dengan tranfusi janin ke ibu yang terjadi pada pelepasan plasenta.
h Kolaborasi:
- Bantu dalam perbaikan episiotomi bila perlu.
Rasional: Penyambungan tepi-tepi memudahkan penyembuhan.

Kala IV
I. Pengkajian
1. Aktivitas atau Istirahat: Pasien Pasien tampak “berenergi" atau keletihan /
kelelahan, biasanya jam.

2. Sirkulasi:

- Nadi biasanya lambat (50 – 70x /menit) karena hipersensitivitas vagal.


- TD bervariasi: mungkin lebih rendah pada respons analgesia/anastesia,
atau meningkat pada respons terhadap pemeriksaan oksitosin atau
hipertensi karena kehamilan.
- Edema: bila ada mungkin ketergantungan (misal: pada ekstremitas bawah),
atau dapat juga pada ekstremitas atas dan wajah atau mungkin umum
(tanda hipertensi pada kehamilan) Kehilangan darah selama persalinan dan
kelahiran sampai 400 – 500 ml untuk kelahiran per vagina atau 600-800 ml
untuk kelahiran sesaria.

3. Integritas Ego: Reaksi emosional yang bervariasi dan dapat berubah-ubah


misal: eksitasi atau perilaku menunjukkan kurangnya pendekatan, maaf tidak
berminat (kelelahan), atau kecewa dapat mengungkapkan masalah atau
meminta untuk perilaku intrapartum atau kehilangan kontrol, dapat
mengekspresikan rasa takut mengenai kondisi bayi baru lahir dan perawatan
segera pada neonatus.
4. Eliminasi:
- Hemoroid Sering ada dan menonjol.
- Hemoroid Kandung kemih mungkin teraba di atas simpisis pubis atau
kateter urinarius mungkin dipasang.
- Diuresis dapat terjadi bila tekanan bagian presentasi menghambat aliran
urinarius dan atau cairan IV diberikan selama persalinan dan kelahiran.
5. Makanan atau Cairan Dapat mengeluh haus, lapar, mual.
6. Neurosensori: Hiperrefleksia mungkin ada (menunjukkan terjadinya dan
menetapnya hipertensi, khususnya pada pasien dengan diabetes mellitus, remaja,
atau pasien primipara).
7. Keamanan: pada awalnya suhu tubuh meningkat sedikit (dehidrasi) Perbaikan
episiotomi utuh dengan tepi jaringan merapat.
8. Seksualitas: Fundus keras berkontraksi, pada garis tengah dan terletak setinggi
umbilicus Drainase vagina atau lokhia jumlahnya sedang, merah gelap dengan
hanya beberapa bekuan kecil Perine bebas dari kemerahan, edema, ekimosis, atau
rabas Striae mungkin ada pada abdomen, paha, dan payudara payudara lunak
dengan menempatkan tegang.
9. Penyuluhan atau Pembelajaran: Catat obat-obatan yang diberikan, termasuk waktu
dan jumlah.
10. Pemeriksaan Diagnostik: Hemoglobin atau Hematokrit (Hb/Ht), jumlah darah
lengkap, urinalisis.

II. Diagnosa Keperawatan


1) Nyeri akut b/d trauma mekanis atau edema jaringan, kelelahan fisik dan
psikologis, ansietas.
2) Perubahan proses keluarga b/d transisi atau peningkatan perkembangan
anggota keluarga.

III. Perencanaan
1) Nyeri akut b/d trauma mekanis/edema jaringan, kelelahan fisik dan psikologis,
ansietas.
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama diharapkan dapat
mengontrol nyeri, nyeri berkurang
Kriteria evaluasi:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang.
- Postur dan ekspresi wajah rileks pasien merasakan nyeri berkurang pada
skala nyeri (0-2).

Intervensi:

a Kaji sifat dan sifat turunan, jenis kelahiran, sifat kejadian intrapartal,
lama, dan pemberian analgesia atau analgesia.
Rasional: membantu mengidentifikasi faktor – faktor yang memperberat
ketidaknyamanan atau nyeri.
b Berikan informasi yang tepat tentang perawatan rutin selama periode
pascapartum
Rasional: Informasi dapat mengurangi kecemasan tentang rasa takut
tentang ketidaktahuan, yang dapat memperberat persepsi nyeri.
c Inspeksi perbaikan episiotomi atau laserasi. Evaluasi penyatuan luka,
perhatikan adanya edema, hemoroid.
Rasional: Trauma dan edema meningkatkan derajat dan dapat
menyebabkan stres pada garis jahitan.
d Memberikan kompres es.
Rasional: Es memberikan anestesi lokal, meningkatkan vasokontriksi dan
menurunkan pembentukan edema.
e Catat adanya faktor-faktor yang memperberat hebatnya dan frekuensi
afterpain.
Rasional: Masase perlahan meningkatkan kontraktilitas tetapi tidak
seharusnya menyebabkan peningkatan berlebihan. Multipara, distensi
uterus berlebihan, rangsangan oksitosin dan menyusui meningkatkan
derajat nyeri setelah kontraksi myometrium.
f Anjurkan penggunaan teknik pernafasan atau relaksasi.
Rasional: meningkatkan rasa kontrol dan dapat menurunkan beratnya
memperhatikan dengan afterpain (kontraksi).
g Masase fundus berikan lingkungan yang tenang, anjurkan pasien istirahat.
Rasional: Persalinan dan kelahiran merupakan proses yang melelahkan.
Dengan istirahat dan istirahat dapat mencegah kelelahan yang tidak perlu.
h Kolaborasi: Memberikan analgesik sesuai kebutuhan.
Rasional: Analgesik bekerja di pusat otak, yaitu dengan menghambat
prostaglandin yang memicu timbulnya nyeri.

2) Perubahan proses keluarga b/d transisi / peningkatan perkembangan anggota


keluarga. Tujuan: diharapkan keluarga dapat menerima kehadiran anggota
keluarga yang baru. Kriteria Evaluasi: Menggendong bayi saat kondisi ibu dan
neonatus memungkinkan Mendemonstrasikan perilaku kedekatan dengan anak.
Intervensi:
a Anjurkan pasien untuk mengamati, menyentuh, dan memeriksa bayi.
Rasional: Jam-jam pertama memberikan kesemaptan untuk terjadinya
setelah keluarga, karena ibu secara emosional saling menerima
menghadapi yang berdekatan dan penerimaan.
b Anjurkan untuk menyentuh dan memperhatikan bayi dan membantu
dalam perawatan bayi, sesuai kondisi.
Rasional: membantu memfasilitasi atau dekat di antara ayah dan bayi.
Ayah yang secara aktif berpartisipasi dalam proses kelahiran dan interaksi
pertama dari bayi, secara umum menyatakan perasaan khusus pada bayi.
c Observasi dan catat interaksi bayi - keluarga, perhatikan perilaku untuk
menunjukkan ikatan dan kedekatan dalam budaya khusus.
Rasional: Kontak mata dengan mata khusus Ra: Kontak mata dengan mata
khusus penggunaan posisi menghadap wajah, berbicara dengan suara
tinggi dan membandingkan bayi dengan dekat antara ibu dan bayi.
d Catat perilaku yang menunjukkan kekecewaan atau kurang minat atau
pendekatan.
Rasional: Datangnya anggota baru, bahkan jika sudah diinginkan
menciptakan periode sementara penggabungan anak baru ke dalam
keluarga yang ada.
e Anjurkan dan bantu pemberian ASI, tergantung pada pilihan pasien dan
keyakinan / praktik.
Rasional: Kontak awal memiliki efek positif pada durasi pemberian ASI,
kontak kulit dengan kulit, dan mulainya tugas ibu meningkatkan.
BAB III

LAPORAN STUDI KASUS

A. Intranatal Normal
1. Identifikasi
Tanggal pengkajian : 15 mei2019
Pukul : 11.50WIB
Nama klien : Ny. Y
Umur : 30 tahun
Alamat : BatuRaja
Jeniskelamin : Perempuan
Status pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga

2. Riwayat Kesehatan Sekarang:


Klien datang ke rumah sakit dengan rujukan puskesmas dengan HbSAg (-),
G4P3A0 pada pukul 11.20 WIB. Saat tiba di RS klien mengeluh nyeri hebat, saat
dilakukan pemeriksaan leopold 1 tinggi fundus uteri: 33cm, leopold 2 didapatkan
data punggung janin terletak di sebelah kanan dengan Djj 137x/menit, janin telah
masuk ke pintu atas panggul, His tiap 10 menit berdurasi <20 detik sebanyak 4
kali, saat di periksa dalam klien sudah pembukaan 5, dengan presentase kepala.

3. Keluhan Utama Saat Pengkajian


Klien mengatakan nyeri hebat dan seperti ingin BAB, skala nyeri 9 (1-10). Dan
his tiap 10 menit berdurasi < 20 detik sebanyak 4 kali saat dilakukan pengkajian
klien sudah pembukaaan lengkap, usia kehamilan 37 minggu, Djj 139x/menit.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Penampilan Umum
Tingkat keasadaran klien Compos Mentis E4M6V5, akral klien teraba dingin,klien
tampak ikterik, turgor kulit klien elastis, klien memiliki riwayat penyakit HbSAg,
klien tidak mengalami edema, klien tampak cemas dan gelisah.
Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 120/90mmHg
Nadi :80x/menit
Pernafasan :28x/menit
Suhu : 36.6°C

2. Pengkajian Respirasi
Saat persalinan berlangsung klien tampak sesak, klien tidak batuk, tidak
menggunakan otot bantu pernapasan, klien tidak mengalami takipnea, bradipnea,
takikardi, kesadaran klien compos mentis dan klien tampak gelisah karna mengalami
nyeri.

3. Pengkajian Sirkulasi Klien tidak mengalami bradikardi, takikardi, Klien


mengeluarkan darah kurang lebih 500cc dari persalinan sampai plasenta keluar, klien
tidak mengalami distensi vena jugularis, klien tidak mengalami oliguria, klien tampak
kelelahan saat mengedan, CRT < 3 detik, klien mengalami parestesi saat persalinan
berlangsung.

4. Pengkajian Nutrisi dan Cairan Klien mengalami nyeri abdomen karna kontraksi, klien
tidak mengalami gangguan menelan, tidak mengalami sariawan, tidak mengalami
diare, tidak mengeluh haus, dan klien tidak mengalami penurunan BB.

5. Pengkajian Eliminasi Kandung kemih klien tidak penuh, klien mengatakan urine nya
keluar sedikit-sedikit, klien tidak mengalami disuria, klien mengatakan sudah 3 hari
belum BAB (konstipasi).
6. Pengkajian Aktifitas dan Istirahat Klien mengatakan nyeri saat bergerak, kekuatan
otot klien tidak mengalami penurunan, klien tidak mengalami kaku sendi, fisik klien
tidak lemah, klien tidak tampak lesu dan lelah.

7. Pengkajian Neurosensori Klien tidak mengeluh ada gangguan pada neurosensori.


Klien tidak sakit kepala, tidak ada cedera medula spinalis, tidak mengeluh sulit
menelan, tidak ada batuk sebelum menelan. tidak batuk setelah makan dan minum,
tidak mengalami hematemesis, dan tidak mengiler.

8. Pengkajian Ibu Hamil dan Melahirkan Pukul. 11.50 WIB

Kala I
Fase Aktif: klien mengalami kontraksi tiap 10 menit berdurasi <20 detik sebanyak 4
kali dan sudah pembukaan 5cm.
Fase Transisi: klien mengalami kontraksi tiap 10 menit berdurasi <20 detik sebanyak
4 kali dengan pembukaan lengkap.

Kala II
Klien sudah pembukaan lengkap dengan kontraksi meningkat tiap 10 menit berdurasi
50 detik sebanyak 4 kali, ketuban pecah dengan warna jernih, teraba ada tekanan di
daerah perenium, klien mengalami robekan selama persalinan berlangsung.

Kala III
Pukul 12.30 bayi lahir spontan dengan jenis kelamin laki-laki, berat badan 2700 gram,
panjang badan 46 cm, plasenta lengkap berbentuk bulat dengan diameter 15cm, tebal
2.5 cm dengan berat 500 gram, darah yang keluar dari kala I-III ±500cc.

Kala IV
Pukul: 15.00WIB Tekanan darah: 120/80 mmHg, nadi: 80 x/menit, pernapasan: 24
x/menit, suhu: 36,6 °C, kandung kemih kosong, perdarahan ±200 cc, kesadaran klien
composmentis, TFU: 2 jari dibawah pusat.
7. Pengkajian Nyeri dan Kenyamanan
Klien mengeluh nyeri skala 9 (1-10), klien mengatakan seperti ingin BAB, klien
mengatakan nyeri yang dirasakan semakin bertambah dan semakin sering, nyeri seperti
tertusuk-tusuk, klien tampak gelisah, klien tampak meringis, klien tidak mengalami
diaforesis, klien tidak mengeluh gatal.

8. Pengkajian Psikologis
Klien tidak mengalami gangguan pada psikologis. Klien tidak tegang, klien tidak merasa
bingung, klien tidak menangis, tidak marah, dan klien tidak tampak panik.

9. Pengkajian Kebersihan Diri


Klien tidak mampu ke toilet sendiri sehingga membutuhkan bantuan untuk ke toilet,
klien tidak menolak untuk dilakukan perawatan diri seperti, mengelap badan.

10. Pemeriksaan Laboratorium


Hasil Pemeriksaan Laboratorium pada Ny. Y Intrapartum Tanggal 15 Mei 2019.

JENIS PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN


Golongan Darah O+¿
Hemoglobin 11 gr/dl
HbsAg Negatif
Protein urine Negatif

11. Pengobatan yang diberikan pada klien saatpengkajian


 InfusRL : 20Tpm
 InjeksiOxytosin : 1 Amp/iv
 InjeksiCefotaxime : 1g /iv
ANALISA DATA

Nama Klien : Ny. Y

Diagnosa Medis : Intranatal

Tanggal : 15 Mei 2019

DATA/SYMPTOM MASALAH ETIOLOGI


KALA I
Ds :
- Pasien mengatakan
nyeri.hebat
- Pasien mengatakan
perineum seperti tertekan.
P : Nyeri akibat kontaksi
Nyeri Melahirkan Pengeluaran Janin
Q : Seperti di tusuk-tusuk
(D.0079)
R : Dibagian abdomen
S : 9 (1-10)
T : Semakin sering
Do :
- Pasien tampak meringis
- TTV
TD : 120/90 mmHg
N : 80x/menit
RR : 28x/menit
S : 36,6℃
- Kesadaran CM
- Pembukaan 5
Kala II
Ds :
- Pasien mengatakan nyeri Risiko Cedera pada Ketubah pecah

perut ibu (D.0137)

- Pasien mengatakan nyeri


pada jalan lahir
Do :
- Ketuban pecah dengan
warna jernih
- Pasien tampakcemas dan
gelisah
Kala III

Ds :
Pasien mengatakan nyeri
pada perineum Risiko cedera pada Nyeri pada jalan

Do : janin (D.0138) lahir

- Pasien mengalami robekan


selama persalinan
berlangsung
- Pasien mengeluarkan
darah dari kala I – III ±
500 cc
- Pasien tidak mengalami
edema
Kala IV

Ds :
- Pasien mengatakan nyeri
bertambah jika banyak
Nyeri Akut Agen pencedera
bergerak
(D.0077) fisik
- - pasien mengeluh tidak
nyaman dibagian
perienum karna jahitan
Do :
- TTV
TD : 120/90 mmHg
Suhu : 36,6℃
Nadi : 80x/menit
RR : 24x/menit
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak kelelahan
saat mengedan

Diagnosa Keperawatan

Kala I
1. Nyeri melahirkan berhubungan dengan Pengeluaran janin ditandi dengan pasien
mengeluh nyeri skala 9 (1-10) saat kontraksi

Kala II

2. Risiko cedera pada ibu berhubungan dengan ketuban pecah ditandai usia pasien 40
tahun, cemas, berlebihan dan mal posisi janin

Kala III

3. Risiko cedera pada janin berhubungan dengan Nyeri pada jalan lahir ditandai
dengan nyeri pada perut

Kala IV

4. Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera fisik


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Diagnosa Medis :

Nama Klien : Ny. Y Tanggal :

Diagnosa Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional


Keperawatan Evaluasi
Nyeri persalinan Tingkat Nyeri Manajemen nyeri - Mengidentifikasi
berhubungan (SLKI L.08066) (SIKI I.08238) lokasi, karakteristik,
dengan kontraksi kualitas
uterus Tujuan : Observation : - Mengidentifikasi
(SDKI D. 0079) Setelah dilakukan - Identifikasi skala nyeri
tindakan keperawatan lokasi, - Mengidentifikasi
selama 3x24 jam karakteristik, faktor apa yang
diharapkan masalah kualitas menyebabkan nyeri
dapat teratasi dengan - Identifikasi skala - Agar pasien tidak
Kriteria hasil : nyeri nyeri
- Nyeri berkurang - Identifikasi faktor - Agar pasien tahu
- Pasien tidak memperberat dan startegi untuk
meringis memperingan mengurangi nyeri
kesakitan nyeri - Untuk mengetahui
- Tekanan darah seberapa nyeri
normal Terapeutik :
- Frekuensi nadi Berikan teknik
normal nonfarmakologis.

Edukasi :
- Jelaskan startegi
meredakan nyeri
- Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
Risiko cedera Status Intrapartum Perawatan persalinan - Agar pasien
pada ibu (SLKI L.07060) (SIKI I.07227) mengetahui
berhubungan - Untuk mengetahui
dengan ketuban Tujuan : Observasi : kondisi ibu dan
pecah Setelah dilakukan - Identifikasi janin
(SDKI D.0137) tindakan keperawatan proses persalinan - Agar tidak ada mis
selama 3x24 jam - Monitor kondisi komunikasi
diharapkan masalah fisik dan - Agar pasien
dapat teratasi dengan psikologis pasien mengetahui
Kriteria hasil : - Monitor tindakan persalinan
- Warna ketuban kesejahteraan ibu - Agar pasien tidak
normal - Monitor gelisah dan cemas
- Dasar denyut kemajuan
jantung janin persalinan
120-160 normal - Monitor
- Posisi janin pemajuan
tidak terganggu pembukaan
-
Terapeutik :
Berikan metode
alternatif
penghilang rasa
sakit

Edukasi :
- Jelaskan prosedur
pertolongan
persalinan
- Informasikan
kemajuan
persalinan
- Ajarkan teknik
relaksasi
- Anjurkan ibu
pengosongan
kandung kemih
- Anjurkan ibu
cukup nutrisi
Risiko cedera Status Intrapartum Pemantauan denyut - Untuk mengetahui
pada janin (SLKI L.07060) jantung janin perbedaan
berhubungan (SIKI I.02056) kehamilan
dengan nyeri Tujuan : sebelumnya
pada jalan lahir Setelah dilakukan Observasi : - Untuk mengetahui
(SDKI D.0138) tindakan keperawatan - Identifikasi perkembangan janin
selama 3x24 jam riwayat obstetrik - Untuk mengetahui
diharapkan masalah - Indentifikasi perkembangan ibu
dapat teratasi dengan penggunana obat - Agar pasien lebih
Kriteria hasil : - Identifikasi nyaman
- Tidak ada pemeriksaan - Agar pasien
perdarahan pada kehamilan mengetahui
vagina sebelumnya
- Koping - Monitor denyut
ketidaknyamana jantung janin
n kehamilan - Monitor tanda
- Sakit punggung vital ibu
tidak ada
Terapeutik :
Atur posisi pasien

Edukasi :
- Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
- Informasikan
hasil pemantauan,
jika perlu
Nyeri akut Mobilitas Fisik Manajemen nyeri - Untuk mengetahui
berhubungan (SLKI L.05042) (SIKI I.08238) seberapa nyeri
dengan - Untuk mengetahui
pencedera fisik Tujuan : Observasi : respon nyeri
(SDKI D.0077) Setelah dilakukan - Identifikasi - Untuk mengetahui
tindakan keperawatan lokasi, apakah terapi
selama 2x24 jam karakteristik berhasil
masalah dapat teratasi nyeri, kualitas - Meminimalkan akan
dengan - Identifikasi terjadi nya nyeri
Kriteria hasil : respons nyeri non - Untuk mengurangi
- Dapat verbal nyeri
menggerakan - Monitor
ektremitas keberhasilan
- Kekuatan otot terapi
meningkat komplementer
- Nyeri berkurang yang sudah
diberikan
Terapeutik :
- Kontrol
lingkungan yang
memperberat
nyeri
- Fasilitasi istirahat
dan tidur
EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Diagnosa Medis :

Nama Klien : Ny Y

No. Tanggal dan Implementasi Evaluasi (SOAP) paraf


Dx Jam
1. Selasa, 14 Mei 1. Mengidentifikasi S:
2019 nyeri, karakteristik, - Pasien mengatakan
Pukul 11.50 WIB frekuensi nyeri diperut
2. Mengidentifikasi - Pasien mengatakan
skala nyeri nyeri sedikit
3. Mengidentifikasi berkurang jika
faktor memperberat ditekan
rasa nyeri punggungnya
4. Anjurkan O:
memonitor secara - Pasien tampak
mandiri meringis kesakitan
5. Berikan teknik - Skala nyeri 9,
nonfarmakologis karakteristik
seperti di tusuk-
tusuk
A:
Masalah belum
teratasi
P:
Lanjutkan
Intervensi

2. Pukul 12.20 WIB


1. Monitor kondisi
S:
fisik dan psikologis
Pasien mengatakan
pasien gelisah
2. Monitor O:
kesejahteraan ibu - Pasien sudah
3. Monitor kemajuan pembukaan ke 5
persalinan cm
4. Ajarkan teknik - Presentase kepala
relaksasi A:
5. Anjurkan ibu Masalah dapat
pengosongan teratasi
kandung kemih P:
6. Anjurkan ibu cukup Lanjutkan
nutrisi Intervensi
3. Pukul 12.50 WIB

1. Indentifikasi S:
penggunana obat - Pasien mengatakan
nyeri berkurang
2. Identifikasi O:
pemeriksaan - Skala nyeri 5
kehamilan - Pasien tampak
sebelumnya meringis
3. Monitor denyut - Ada luka robekan
4. jantung janin perineum
5. Monitor tanda vital A :
ibu Masalah teratasi
6. Atur posisi pasien sebagian
4. Pukul 13.00 WIB P : lanjutkan intervensi

1. Identifikasi lokasi,
karakteristik nyeri, S:
kualitas - Pasien mengatakan
2. Identifikasi respons nyeri di lika jahitan
nyeri non verbal sudah berkurang
3. Monitor O:
keberhasilan terapi - Pasien tampak
komplementer yang rileks
sudah diberikan - Skala nyeri 1
4. Kontrol lingkungan A:
yang memperberat Masalah sebagian
nyeri teratasi
5. Fasilitasi istirahat P : lanjutkan Intervensi
dan tidur

1. Rabu, 15 Mei 1. Mengidentifikasi S:


2019 nyeri, karakteristik, - Pasien mengatakan
Pukul 10.00 WIB frekuensi nyeri diperutt
2. Mengidentifikasi O:
skala nyeri - Pasien tampak
3. Mengidentifikasi meringis kesakitan
faktor memperberat - Skala nyeri 7,
rasa nyeri karakteristik
4. Anjurkan seperti di tusuk-
memonitor secara tusuk
mandiri A:
5. Berikan teknik Masalah belum
nonfarmakologis teratasi
P:
Lanjutkan
Intervensi
2. Pukul 10.20 WIB
1. Monitor kondisi S:
fisik dan psikologis Pasien mengatakan
pasien gelisah
2. Monitor O:
kesejahteraan ibu - Pasien sudah
3. Monitor kemajuan pembukaan ke 5
persalinan cm
4. Ajarkan teknik - Presentase kepala
relaksasi A:
5. Anjurkan ibu Masalah
pengosongan belumteratasi
kandung kemih P:
6. Anjurkan ibu cukup Lanjutkan
nutrisi Intervensi

3. Pukul 11.00 WIB


1. Indentifikasi S:
penggunana obat - Pasien mengatakan
2. Identifikasi nyeri berkurang
pemeriksaan O:
kehamilan - Skala nyeri 4
sebelumnya - Pasien tampak
3. Monitor denyut meringis
jantung janin A:
4. Monitor tanda vital Masalah teratasi
ibu sebagian
5. Atur posisi pasien P : lanjutkan intervensi

4. Pukul 11.40 WIB

1. Identifikasi lokasi, S:
karakteristik nyeri, - Pasien mengatakan
kualitas nyeri di lika jahitan
2. Identifikasi respons sudah berkurang
nyeri non verbal O:
3. Monitor - Pasien tampak
keberhasilan terapi rileks
komplementer yang - Skala nyeri 1
sudah diberikan A:
4. Kontrol lingkungan Masalah sebagian
yang memperberat teratasi
nyeri P : lanjutkan Intervensi
5. Fasilitasi istirahat
dan tidur

1. Kamis, 16 Mei 1. Mengidentifikasi S:


2019 nyeri, karakteristik, - Pasien mengatakan
Pukul 13.00 WIB frekuensi tidak nyeri diperutt
2. Mengidentifikasi O:
skala nyeri - Pasien tampak
3. Mengidentifikasi tidak meringis
faktor memperberat kesakitan
rasa nyeri - Skala nyeri 0
4. Anjurkan A:
memonitor secara Masalah teratasi
mandiri P:
5. Berikan teknik Intervensi
nonfarmakologis dihentikan

2. Pukul 13.20 WIB 1. Monitor kondisi S:


fisik dan psikologis Pasien mengatakan
pasien tidak gelisah
2. Monitor O:
kesejahteraan ibu - Pasien sudah
3. Monitor kemajuan pembukaan ke 5
persalinan - Pasien tampak
4. Ajarkan teknik nyaman saat
relaksasi diberikan posisi
5. Anjurkan ibu dorsal recumben
pengosongan A:
kandung kemih Masalah teratasi
6. Anjurkan ibu cukup P:
nutrisi Intervensi
dihentikan

3. Pukul 13.50 WIB


1. Indentifikasi S:
penggunana obat - Pasien mengatakan
2. Identifikasi nyeri berkurang
pemeriksaan O:
kehamilan - Skala nyeri 0
sebelumnya - Tidak Ada luka
3. Monitor denyut robekan perineum
4. jantung janin A:
5. Monitor tanda vital Masalah teratasi
ibu P:
6. Atur posisi pasien Intervensi
dihentikan
4. Pukul 14.20 WIB

1. Identifikasi S:
lokasi,karakteristik - Pasien mengatakan
nyeri, kualitas sudah tidak nyeri
2. Identifikasi respons O:
nyeri non verbal - Skala 0
3. Monitor - Pasien tampak
keberhasilan terapi rileks
komplementer yang A : Masalah teratasi
sudah diberikan P : Intervensi dihentikan
4. Kontrol lingkungan
yang memperberat
nyeri
5. Fasilitasi istirahat
dan tidur

DAFTAR PUSTAKA
Yuanita Syaiful. S.Kep., N. M. (2020). ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU
BERSALIN. Surabaya: CV. Jakad Media Publishing
Kristianingrum, D. Y. (2020). Pengaruh Rangsangan Puting Susu dengan Pembukaan Serviks
pada Persalinan Kala 1 Fase Aktif. Jurnal Kebidanan, 10(1), 51-55.

Anda mungkin juga menyukai