Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

ASUHAN ANTENATAL DI KOMUNITAS

Dosen Pengampu :

Fajaria Nur Aini, S.ST. M. Tr. Keb

Disusun Oleh :

Kelas 2A

1. Istighfarin Aulia Sufianti (P1337424321020)


2. Putri Andini (P1337424321021)
3. Sartika Puspita Dewi (P1337424321022)
4. Kharisma Salsabila (P1337424321023)
5. Rona Alya Ilham (P1337424321024)
6. Lu’luul Badiah (P1337424321025)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

PRODI KEBIDANAN PURWOKERTO PROGRAM DIPOMA TIGA

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Penulis mengucapkan syukur kepada
Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan makalah yang menjadi tugas.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
laporan penelitian yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Terima kasih.

Purwokerto, 18 Januari 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan Kesehatan
mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, masa nifas, persiapan
memberikan ASI, dan pemulihan Kesehatan reproduksi secara wajar. Keselamatan dan
kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan perhatian yang utama bagi seorang bidan.
Bidan bertanggung jawab memberikan pengawasan, nasehat serta asuhan bagi wanita selama
masa hamil, bersalin dan nifas. Asuhan kebidanan yang diberikan termasuk pengawasan
pelayanan kesehatan masyarakat di komunitas, baik di rumah, posyandu maupun polindes.
Sebagai seorang bidan yang nantinya yang akan ditempatkan di desa, dalam menjalankan
tugas ia merupakan komponen dan bagian dari masyarakat desa dimana ia bertugas. Selain
dituntut dapat memberikan asuhan bermutu tinggi dan komprehensif, seorang bidan harus
dapat mengenal masyarakat sesuai budaya setempat dengan sebaik-baiknya, mengadakan
pendekatan dan bekerjasama dalam memberikan pelayanan, sehingga masyarakat dapat
menyadari masalah kesehatan yang dihadapi serta ikut secara aktif dalam menaggulangi
masalah kesehatan baik untuk individu mereka sendiri maupun keluarga dan masyarakat
sekitarnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut asuhan antenatal?
2. Apa tujuan dari asuhan antenatal baik tujuan umum maupun tujuan khusus?
3. Bagaimana standar minimal dari pelayanan antenatal di komunitas?
4. Bagaimana standar minimal peralatan pelayanan antenatal di komunitas?
5. Bagaimana standar minimal tempat pelayanan antenatal di komunitas?
6. Bagaimana manajemen asuhan antenatal di komunitas?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari asuhan antenatal
2. Untuk mengetahui tujuan dari asuhan antenatal baik tujuan umum maupun tujuan khusus
3. Untuk mengetahui standar minimal dari pelayanan antenatal di komunitas
4. Untuk mengetahui standar minimal peralatan pelayanan antenatal di komunitas?
5. Untuk mengetahui standar minimal tempat pelayanan antenatal di komunitas?
6. Untuk mengetahui manajemen asuhan antenatal di komunitas?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asuhan Antenatal


Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama
masa kehamilan, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan
dalam Stande Pelayanan Kebidanan (SPK).
Asuhan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan Kesehatan
mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, masa nifas, persiapan
memberikan ASI, dan pemulihan Kesehatan reproduksi secara wajar.
Asuhan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan memeriksa keadaan
ibu dan janin yang dilakukan secara berkala diikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan selama kehamilan. Asuhan antenatal adalah pengawasan
sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
Rahim.
Pengertian asuhan Antenatal secara luas di komunitas sebagal berikut:
1. Merupakan upaya mempersiapkan pasangan remaja yang baru menikah untuk menjadi
orang tua yang efektif.
2. Meningkatkan pengertian bahwa keluarga adalah bagian dari masyarakat.
3. Mencari faktor sosial budaya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
kesehatan ibu.
4. Meningkatkan pengertian dan merencanakan program keluarga berencana
5. Menanamkan pengertian tentang hubungan seksual yang sehat guna meningkatkan
keharmonisan keluarga.
6. Pemberian konseling tentang kehamilan.

B. Tujuan Asuhan Antenatal


1. Tujuan Umum
Tujuan umum adalah meningkatkan pemeliharaan Kesehatan ibu dan janin yang sesuai
dengan kebutuhan, sehingga kehamilan dapat bertumbuh dengan baik dan persalinan
berjalan secara normal serta bayi lahir dengan sehat tana cacat.
2. Tujuan khusus
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan Kesehatan serta pertumbuhan dan
perkembangan janin secara normal
b. Mendeteksi adanya komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin
c. Merencanakan asuhan khusus sesuai kebutuhan
d. Mempersiapkan persalinan serta kesiagaan dalam menghadapi komplikasi ibu dan
bayi pada saat persalinan
e. Mempersiapkan masa nifas dan pemberian ASI ekskusif

C. Standar Minimaml Pelayanan Antenatal


1. Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal yang berkualitas adalah yang sesuai deng standar pelayanan
antenatal seperti yang ditetapkan dalam buks Standar Pelayanan Kebidanan (SPK).
Pelayanan antenatal standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum das
kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi umum dan
khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan). Dalam penerapannya terdiri
atas timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus
uteri, skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanu Toksoid (TT) bila
diperlukan, pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, test
laboratorium (rutin dan khusus), tata laksana kasus, temu wicara (konseling).
Pelayanan antenatal yang berkualitas meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan dan konseling kesehatan termasuk gizi agar kehamilan
berlangsung sehat dan selamat.
b. Melakukan deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit komplikasi kehamilan
c. Menyiapkan persalinan yang bersih dan aman
d. Merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi
penyulit/komplikasi
e. Melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat waktu bila
diperlukan.
f. Melibatkan ibu dan keluarganya terutama suami dalam menjaga kesehatan dan gizi
ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan bila terjadi penyulit/komplikasi
Dalam pelayanan antenatal terdapat 6 standar asuhan, meliputi :

1. Standar 3 : Identifikasi ibu hamil


Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan pasien secara berkala
untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarga agar
mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan teratur.
2. Standar 4 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Dalam memberikan asuhan antenatal, Bidan harus mampu memberikan pelayanan
dan pemantauan antenatal yang terfokus dan berkualitas. Bidan memberikan
sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal selama periode kehamilan yaitu satu kali
kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu), satu kali kunjungan
selama trimester kedua (antara minggu ke-14 sampai minggu ke 28), dua kali
kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu ke-28 sampai 36 dan sesudah
minggu ke-36).
Salah satu tujuan utama dari kunjungan pertama antenatal adalah untuk
mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan, bidan juga harus mengkaji status
kesehatan untuk mengetahui masalah medis, masalah psikososial atau masalah
potensial yang mungkin saja terjadi pada ibu hamil. Sehingga bidan dapat
berkolaborasi dengan ibu hamil untuk membuat rencana asuhan yang dapat
memenuhi kebutuhan ibu, janinnya dan keluarganya.
Pada pemeriksaan dan pemantauan antenatal, bidan dapat membina hubungan atas
dasar kepercayaan dengan ibu, mempersiapkan ibu dalam persiapan persalinan dan
kesiagaan menghadapi komplikasi melahirkan, melakukan skrining dan pendeteksian
penyakit yang ada, serta pendeteksian secara dini dan penatalaksanaan komplikasi
yang mungkin akan terjadi.
3. Standar 5 : Pemeriksaan Abdomen
Melakukan pemeriksaan mengukur tinggi fundus uteri dengan teknik Mc. Donald
bertujuan untuk menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dibandingkan
dengan hasil anamnesis HPHT dan kapan gerakan janin mulai dirasakan. Tinggi
fundus uteri dalam sentimeter (cm), yang normal harus sama dengan umur kehamilan
dalam minggu yang ditentukan berdasarkan HPHT.
Pemeriksaan palpasi dengan teknik Leopold, bertujuan untuk menentukan umur
kehamilan dan mengetahui presentasi janin.
a. Leopld I bertujuan untuk mengetahui umur kehamilan berdasarkan tingginya
fundus uteri, menentukan bagian-bagian janin yang berada pada fundus uteri
b. Leopold II untuk mengetahui bagian-bagian janin yang berada pada bagian
samping kanan dan kiri uterus.
c. Leopold III untuk menentukan bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawah
uterus, untuk mengetahui apakah bagian tubuh janin yang berada pada bagian
bawah uterus sudah masuk atau belum masuk ke pintu atas panggul ibu.
d. Leopold IV untuk memastikan apakah bagian terendah janin benar-benar sudah
masuk ke pintu atas panggul atau belum, untuk menentukan seberapa banyak
bagian terendah janin sudah masuk ke pintu atas panggul ibu.

Periksa dengar menggunakan stetoskop monoral atau dopler, untuk


mendengarkan denyut jantung janin, mendengarkanirama dan menghitung frekwensi
bunyi jantung janin sen menentukan area terdengarnya DJJ yang paling ker (punctum
maksimum).

Denyut jantung janin dapat di dengar pada usia 10-12 minggu dengan
menggunakan dopler (rata- rata 120-160 dempu menit), dan dapat di dengar pada
minggu ke 17-20 dengan menggunakan monoral.

4. Standar 6 :Pengelolaan anemia dalam kehamilan


Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan serta rujukan
semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Standar 7: Pengelolan dini hipertensi dalam kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenai tanda serta gejala pre eklamsi lainnya serta mengambil tindakan yang tepat
serta merujuknya.
6. Standar 8 : Persiapan persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat pada ibu hamil, suami serta keluarganya pada
trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinannya bersih dan aman
serta suasana yang menyenangkan akan direncakanan dengan baik, disamping
persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, apabila terjadi terjadi
kegawatdaruratan.
2. Jenis Pelayanan Antenatal
a. Anamnesa
b. Pemeriksaan
Pemeriksaan dalam pelayanan antenatal meliputi berbagai jenis pemeriksaan
termasuk menilai keadaan umum (fisik) dan psikologis )kejiwaan) ibu hamil.
Pemeriksaan laboratorium atau penunjang dikerjakan sesuai kesediaan waktu
ketersediaan alat. Apabila di fasilitas tidak tersedia, maka tenaga kesehatan harus
merujuk ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Dengan fasilitas
yang lebih lengkap.
c. Penanganan dan tindak lanjut kasus
Berdasarkan hasil anamnesa pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium /
penunjang lainnya, bidan menegakkan diagnosa kerja atau diagnosa banding, serta
dapat mengenali keadaan normal dan keadaan permasalahan/tidak normal pada ibu
hamil. Pada setiap kunjungan antenatal, semua pelayanan yang meliputi 6 Desa
pemeriksaan dan penanganan yang diberikan serta rencana tindak lanjutnya harus
diinformasikan kepada ibu hamil dan suaminya. Jelaskan tanda-tanda bahaya di mana
ibu hamil harus segera datang untuk mendapatkan pertolongan dari tenaga kesehatan.
Apabila ditemukan kelainan atau keadaan tidak normal pada kunjungan antenatal,
informasikan rencana tindak lanjut termasuk perlunya rujukan untuk penanganan
kasus, pemeriksa laboratorium/penunjang, USG, konsultasi atau perawatan, dan juga
jadwal kontrol berikutnya.
d. Pencatatan hasil pemeriksaan antenatal
Pencatatan hasil pemeriksaan merupakan bagian dari standar pelayanan antenatal
terpadu yang berkualitas. Setiap kali pemeriksaan, tenaga Kesehatan wajib mencatat
hasilnya pada rekam medis, kartu ibu dan buku KIA. Pada saat ini pencatatan hasil
pemeriksaan antenatal masih sangat kurang, sehingga data-datanya tidak dapat
dianalisa untuk peingkatan kualitas pelayanan antenatal. Dengan menerapkan
pencatatan sebagai bagian dari standr pelayanan, maka kualitas pelayanan antenatal
dapat ditingkatkan.
D. Standar Minimal Peralatan Pelayanan Antenatal Di Komunitas
Standar perlatan dalam asuhan antenatal meliputi peralatan steril dan tidak steril, bahan-
bahan habis pakai, formular yang disediakan dan obat-obatan.

E. Standar Minimal Tempat Pelayanan Antenatal Di Komunitas


Pemilihan tempat persalinan di komunitas dipengaruhi oleh:
1. Riwayat kesehatan ibu dan tindakan persalinan yang lalu,
2. Keadaan kehamilan pada saat ini,
3. Pengalaman melahirkan sebelumnya, serta
4. Kondisi rumah dengan ketersediaan kamar dan tempat tidur dirumah ibu bersalin.

Pemilihan tempat persalinan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Pengambilan keputusan untuk menentukan tempat persalinan ibu sendiri dan keluarganya
atas hasil konsultasi dengan bidan
2. Tempat persalinan dapat memberikan rasa aman, nyaman dan keselamatan ibu beserta
bayinya oleh penolong yang terampil selama proses persalinan berlangsung.
3. Tempat persalinan direncanakan dengan baik untuk menghindari adanya rujukan secara
estafet.
4. Ibu hamil yang berpotensi menimbulkan masalah atau faktor resiko harus dilakukan
penapisan oleh bidan dengan menggunakan prinsip 4T yaitu Temu muka, Temu wicara,
Temu faktor resiko, dan Temu keluarga.

Tempat persalinan di komunitas sesuai standar minimal pelayanan kebidanan adalah :

1. Di tempat pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, polindes dan BPS


a. Kamar pemeriksaan dengan ukuran minimal 2x3 meter dengan tempat tidur yang
dirancang sesuai keperluan pelayanan kebidanan.
b. Kamar pemeriksaan terdapat air bersih yang mengalir dengan westafel tempat
mencuci tangan penolong persalianan
c. Kamar pemeriksaan dilengkapi dengan lampu penerangan yang cukup terang dan
pendingin (AC)
d. Kamar pemeriksaan dilengkapi dengan meja dan kursi.
e. Kamar pemeriksaan di lengkapi dengan kamar mandi dan WC
f. Disediakan kamar tunggu keluarga selama persalinan g) Terdapat tempat parkir
kendaraan untuk ambulance dan keluarga pasien
2. Di rumah ibu bersalin
a. Kamar periksa harus dalam keadaan bersih
b. Kamar dengan ventilasi yang cukup sehingga ibu dan penolong tidak panas
c. Di dalam kamar periksa terdapat tempat cuci tangan

F. Manajemen Asuhan Antenatal


Langkah-langkah dalam pelaksanaan manajemen asuhan antenatal di komunitas dalah
sebagai berikut :
1. Ciptakan adanya rasa percaya dengan menyapa ibu dan keluarga seramah mungkin dan
membuatnya merasa nyaman
2. Menanyakan riwayat kehamilan ibu dengan cara menetapkan prinsip mendengar efektif
3. Melakukan anamnesis secara lengkap, terutama riwayat kesehatan ibu dan kebidanan
4. Melakukan pemeriksaan seperlunya
5. Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana (Mis: albumin, Hb)
6. Membantu ibu dan keluarga mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan tindakan darurat
7. Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman di rumah
8. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga untuk segera mencari pertolongan apabila ada
tanda-tanda:
a. Perdarahan pervaginam
b. Sakit kepala lebih dari biasanya
c. Gangguan penglihatan
d. Nyeri abdomen
e. Janin tidak bergerak seperti biasanya
9. Memberi konseling sesuai kebutuhan
10. Memberikan tablet Fe 90 butir dimulai pada saat usia kehamilan 20 minggu
11. Memberikan imunisasi TT dengan dosis 0,5 cc
12. Menjadwalkan kunjungan berikutnya
13. Mendokumentasikan hasil kunjungan. Adapun kunjungan yang dapat dilakukan oleh
seorang bidan, yaitu :
a. Kunjungan rumah
Kunjungan rumah yang minimal dilakukan selama antenatal care:
1) Satu kali kunjungan selama trimester 1, sebelum minggu ke-14
2) Satu kali kunjungan selama trimester II, diantara trimester ke-14 sampai minggu
ke-28
3) Dua kali kunjungan selama trimester III, antara minggu ke-28 sampai minggu ke-
36 dan setelah minggu ke-36
b. Kunjungan ideal selama kehamilan:
1) Pertama dilakukan sedini mungkin ketika ibu mengatakan terlambat haid 1 bulan
2) Satu kali setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan
3) Dua kali setiap bulan sampal usia kehamilan 8 bulan 9 bulan
4) Satu kali setiap minggu samapai usia kehamilan e. Pemeriksaan khusus apabila
ada keluhan
c. Pelaksanaan Asuhan Antenatal di Rumah
Bidan dapat melakukan beberapa hal berikut dalam memberikan asuhan antenatal di
rumah.
1) Bidan harus mempunyal data ibu hamil diwilayah kerjanya
2) Bidan melakukan identifikasi apakah ibu hamil melakukan pemeriksaan
kehamilan dengan teratur
3) Bidan harus melakukan ANC di rumah, apabila ibu hamil tidak merasakan
kehamilannya
4) Sebelum melakukan asuhan dirumah, agar membuat kesepakatan tentang waktu,
tanggal, hari, dan jam agar tidak mengganggu aktifitas ibu serta keluarga
5) Pada saat melakukan kunjungan rumah, lakukan pemeriksaan sesual dengan
standar, kemudian identifikasi lingkungan rumah apabila ibu mempunyai rencana
melahirkan di rumah
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai