TUGAS RESUME
Dosen Mata Kuliah :
Nasrawati, S,Si.T, M.PH
Oleh :
Melisa Tiara Sari
P00324021138
4. Lingkungan, seperti air bersih, daerah konflik, daerah kantong (daerah yang
terisolir), kumuh, padat dll
Tujuan kebidanan komunitas mencakup tujuan umum dan tujuan khusus berikut ini.
Tujuan umum
Tujuan khusus
e. Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat setempat
atau terkait.
Pelayanan antenatal adalah pelayanan pada ibu hamil yang diberikan oleh tenaga
kesehatan sesuai dengan Standar Pelayanan Kebidanan (SPK).Pelayanan antenatal
sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan),
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai
risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan).
b. Persalinan
c. Nifas
Kebijakan pemerintah dalam asuhan PNC
Melakukan kunjungan post partum minimal 4 kali:
1. 6-8 jam postpartum
2. 6 hari postpartum
3. 2 minggu postpartum
4. 6 minggu postpartum
Asuhan postpartum oleh bidan:
1. Pemantauan 4 jam pertama postpartum yaitu tanda-tanda vital dan
perdarahan.
2. Perawatan ibu postpartum.
3. Bimbingan menyusui dini.
4. Bimbingan pemantauan kontraksi uterus kepada ibu dan keluarga.
5. Pemberian dukungan psikologi.
6. Memberikan pendidikan kesehatan tentang kebutuhan gizi ibu, KB,
tanda bahaya masa nifas, hubungan seksual dan perawatan bayi.
• Manfaat program keluarga berencana
Anak tumbuh dengan baik terpenuhi kebutuhan dasar asah, asih, asuh
c. Manfaat bagi suami
• Sasaran dari program keluarga berencana dibagi menjadi dua yaitu sasaran utama
dan sasaran antara. Sasaran utama adalah Pasangan Umur Subur (PUS), sedangkan
untuk sasaran antara adalah tenaga kesehatan (Rahayu dan Prijatni, 2016).
• Jenis alat kontrasepsi
Jenis kontrasepsi yang sekarang banyak digunakan ada berbagai macam dan
kegunaannya, klasifikasi kontrasepsi terbagi menjadi:
a. Kontrasepsi hormonal
1) Pil/ minipil.
2) Suntik 1 bulan/ 3 bulan.
3) AKBK/ implant.
4) AKDR dengan kandungan progesterone.
b. Kontrasepsinonhormonal
1) AKDR/ IUD.
2) Kondom.
3) Diafragma.
4) Spermisida.
c. Kontrasepsi alami
1) Metode kalender/ pantang berkala.
2) Metode suhu basal.
2) Pengetahuan dasar yang perlu diberikan kepada remaja agar mereka mempunyai
kesehatan reproduksi yang baik antara lain (Depkes RI, 2005) :
a) Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi (aspek tumbuh
kembang remaja),
b) Alasan remaja perlu mendewasakan usia perkawinan serta cara
c) merencanakan kehamilan agar sesuai dengan keinginannya dan
d) pasangannya,
e) Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap
f) kondisi kesehatan reproduksi,
g) Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi,
h) Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual, f. Kekerasan seksual dan cara
menghindarinya,
i) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat
j) kepercayaan diri agar mampu menangkal hal-hal yang bersifat negatif,
k) Hak-hak reproduksi.
• Calon Pengantin
Persiapan gizi perlu dilakukan sebelum menikah, ini berkaitan dengan persiapan
kehamilan, dimana proses kehamilan membutuhkan cadangan nutrisi dari
ibu. Persiapan gizi meliputi penentuan status gizi dan pemenuhan gizi seimbang.
3. Imunisasi tetanus
Imunisasi tetanus diperlukan untuk melindungi ibu dan bayi dari penyakit tetanus.
4. Menjaga Kesehatan organ reproduksi
Usahakan organ kemaluan dalam kondisi kering, setelah BAB/BAK lap dengan
menggunakan tissue/ handuk yang lembut, kering, bersih, hal ini untuk menghidari
timbulnya jamur diarea kemaluan. Memakai celana dalam dengan bahan yang mudah
menyerap keringat/ katun, Pakaian dalam diganti minimal 2 kali dalam sehari Bagi
perempuan, sesudah buang air kecil, membersihkan alat kelamin sebaiknya dilakukan
dari arah depan menuju belakang agar kuman yang terdapat pada anus tidakmasuk ke
dalam organ reproduksi. Pada saat haid , seringlah mengganti pembalut paling lama
setiap 4 jam sekali. Bagi laki-laki, dianjurkan untuk dikhitan atau disunat agar
mencegah terjadinya penularan penyakit menular seksual serta menurunkan risiko
kanker penis.
5. Menjaga Kesehatan jiwa
• Ibu
Menjaga kesehatan reproduksi merupakan hal yang penting, karena gangguan atau
penyakit dalam sistem reproduksi menimbulkan banyak masalah kesehatan, termasuk
sulit untuk memiliki buah hati.Hal pertama yang perlu kita lakukan untuk menjaga
kesehatan sistem reproduksi wanita adalah mengenal bagiannya terlebih dahulu.Organ
reproduksi wanita terdiri dari vagina, klitoris, serviks (atau leher rahim), rahim, tuba
falopi, dan ovarium atau indung telur. Organ ini memiliki berbagai fungsi penting,
mulai dari sebagai jalan keluarnya menstruasi, untuk berhubungan seksual,
perkembangan sel telur, kehamilan hingga persalinan.Mari kita simak beberapa tips
untuk menjaga kesehatan reproduksi wanita.
a. Membersihkan Vagina dengan Baik dan Benar
Cara membersihkan vagina yang benar adalah membasuhnya dengan air dari
depan ke belakang atau dari arah vagina menuju anus, terutama setelah buang air kecil
dan besar. Anda tidak disarankan untuk menggunakan sabun khusus area kewanitaan
yang mengandung alkohol, pewangi dan antiseptik, karena vagina merupakan organ
yang dapat membersihkan dirinya sendiri.
b. Hindari Perilaku Seksual Berisiko
Akibat perilaku seksual yang berisiko, kesehatan sistem reproduksi juga dapat
terganggu.Jangan bergonta-ganti pasangan seksual, atau gunakan kondom saat
berhubungan.Perilaku seks yang tidak sehat, tidak hanya memicu gangguan pada
sistem kesehatan reproduksi, namun juga dapat menimbulkan risiko terjangkit
penyakit menular seksual.
c. Melakukan Skrining Kanker Serviks
Umumnya wanita yang sudah aktif secara seksual perlu melakukan deteksi dini
atau skrining kanker serviks melalui pap smear atau tes IVA. Bagi wanita yang
berusia 21 tahun dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan pap smear setiap tiga
tahun sekali, sementara wanita yang berusia 30-65 tahun setiap lima tahun sekali dan
dilengkapi dengan tes HPV. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan sel
yang bisa memicu kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi virus Human
Papillomavirus (HPV).
d. Menjalani Gaya Hidup Sehat
g. MTBS/MTBM
h. SDIDTK
Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) anak yaitu suatu
kegiatan untuk merangsang kemampuan dasar anak usia 0 – 6 tahun agar anak
tumbuh dan berkembang secara optimal, serta untuk menemukan penyimpangan
secara dini agar lebih mudah dilakukan intervensi. Melalui kegiatan SDIDTK kondisi
terparah dari penyimpangan pertumbuhan anak seperti gizi buruk dapat dicegah,
karena sebelum anak jatuh dalam kondisi gizi buruk, penyimpangan pertumbuhan
yang terjadi pada anak dapat terdeteksi melalui kegiatan SDIDTK. Selain mencegah
terjadinya penyimpangan pertumbuhan, kegiatan SDIDTK juga mencegah terjadinya
penyimpangan perkembangan dan penyimpangan mental emosional)
Perawatan Jangka Panjang (PJP) bagi lanjut usia menurut WHO adalah sistem
kegiatan-kegiatan terpadu yang dilakukan oleh caregiver (pengasuh/pelaku rawat)
informal atau profesional untuk memastikan bahwa lanjut usia yang tidak sepenuhnya
mampu merawat diri sendiri, dapat menjaga kualitas tertinggi kehidupannya, sesuai
dengan keinginannya, dan dengan kemungkinan terbesar memiliki kebebasan,
otonomi, partisipasi, pemenuhan kebutuhan pribadi, dan kemanusiaan.
Kematian Ibu dan Bayi Sejak kehamilan pertama manusia,mereka mengarahkan diri
pada keterampilan menolong persalinan. DiIndonesia dikenal penolong persalinan
parahi atau dukun beranak. Salah satu bentuk kepedulian dunia tentang tingginya
angka kematian ibu diseluruh dunia melalui WHO dan UNICEF (1978) melaksanakan
pertemuan dan mencanagkan primaryhealth care dan health for all bu the years 2000.
Diperkirakan Terjadi kematian dinegara berkembang. Sebagian besar kematian
maternal masih dapat dihindari jika pertolongan pertama dapat dilakukan
denganmemuaskan. Kematian maternal merupakan masalah yang kompleks karena
berkaitan dengan penyebab antara dan penyebab tidak langsung. penyebab kematian
antara lain sebagai berikut.
2. Keadaan gizi ibu hamil laktasi yang berkaitan dengan status sosialekonomi
padapelayanan tradisional.
2. Faktor fisik:
a) Tumbuh-kembang janin dalam rahim yang belum matyr dapat menimbulkan
abortus, persalinan prematur, dapat Terjadi komplikasi penyakit yang telah lama
dideritanya.
Remaja berusia muda yang sedang menuntut ilmu akan mengalamiputus sekolah
sementara atau seterusnya, dan dapat kehilanganpekerjaan yang baru dirintisnya.
Perasaan tertekan karena mendapat cercaan dari keluarg, teman,atau lingkungan
masyarakat.
Tersisih dari pergaulan karena dianggap belum mampu membawa diri. Mungkin
kehamilannya disertai kecanduan obat-obatan , merokok atau minuman keras.
Mungkin kehamilan ini tidak diketahui siapa ayah sebenarnya
Kehamilan dapat disertai penyakit hubungan seksial sehingga memerlukan
pemeriksaan ekstra yang lebih lengkap.
Tumbuh-kembang janin dalam rahim yang belum matyr dapat menimbulkan abortus,
persalinan prematur, dapat Terjadi komplikasi penyakit yang telah lama dideritanya.
Saat persalinan sering memerlukan tindakan medis operatif.
Hasil janin mengalami kelainan kongenital atau berat badan lahir rendah. Kematian
maternal dan perinatal pda kehamilan remaja lebih tinggi dibandingkan dengan usia
reproduksi sehat (20-35 tahun).
Fungsi seksial, yaitu untuk prokreasi (mendapat keturunan), rekresi(untuk
kenikmatan), rekasi (hubungan kekelurgaan), dan bersifat institusi(kewajiban suami
untuk istriny). Hubungan seksual remaja merupakanmasalah besar dalam disiplin ilmu
Kedokteran (Andrologi,seksologi,penyakit kulit dan kelamin, kebidanan dan
kandungan) .
Langkah langkah untuk mengendalikan masalah ke hamilan remaja adalah sebagai
berikut.
a. Akses dan fasilitas kesehatan: Pemerintah perlu menyediakan akses dan fasilitas
kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat pesisir, termasuk nelayan
b. Perbaikan sanitasi dasar dan penyediaan air bersih: Upaya perbaikan sanitasi dasar
dan penyediaan air bersih sangat penting untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
pesisir
c. Pelayanan kesehatan ibu dan anak: Peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak
juga merupakan aspek penting dalam promosi kesehatan di komunitas masyarakat
pesisir
d. Keselamatan kerja: Fokus pada keselamatan kerja juga perlu diperhatikan dalam
kegiatan promosi kesehatan di komunitas masyarakat pesisir
e. Pendidikan dan beasiswa: Memberikan kesempatan pendidikan dalam bidang
kesehatan kepada masyarakat pesisir, seperti beasiswa untuk pendidikan perawat,
bidan, dan dokter, dapat menjadi bagian dari upaya promosi Kesehatan
f. Perilaku hidup bersih dan sehat: Promosi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
juga penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat pesisir. Hal ini meliputi
aspek pengetahuan dan praktik PHBS dalam tatanan rumah tangga
g. Advokasi, dukungan sosial, dan pemberdayaan masyarakat: Strategi promosi
kesehatan melalui advokasi, dukungan sosial, dan pemberdayaan masyarakat juga
dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas sanitasi lingkungan di komunitas
masyarakat pesisir
h. Komunikasi kesehatan: Peran komunikasi kesehatan juga penting dalam
pemberdayaan masyarakat pesisir. Komunikasi yang efektif dapat digunakan untuk
meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya prilaku
hidup bersih dan sehat
i. Dalam promosi kesehatan di komunitas masyarakat pesisir, pendekatan yang
dilakukan dapat melibatkan metode tanya-jawab langsung dengan bantuan media
leaflat secara door to door
oleh tenaga kesehatan pada ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai
standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan.
2. Tujuan pelayanan kebidanan komunitas
a. Untuk menfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan
cara membina hubungan saling percaya dengan ibu
c. Mempersiapkan kelahiran
d. Memberikan pendidikan
B. INTRANATAL CARE (INC)
diperlukan
Masa nifas merupakan periode yang akan dilalui oleh ibu setelah
masa persalinan, yang dimulai dari setelah kelahiran bayi dan plasenta, yakni setelah
berakhirnya kala IV dalam persalinan dan berakhir sampai dengan 6 minggu (42 hari)
yang ditandai dengan berhentinya perdarahan. Masa nifas berasal dari bahasa latin
dari kata puer yang artinya bayi, dan paros artinya melahirkan yang berarti masa
pulihnya kembali, mulai dari persalinan sampai organ- organ reproduksi kembali
seperti sebelum kehamilan.
2. Tujuan asuhan postnatal
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus adalah asuhan sesuai standar
yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten pada neonatus sedikitnya 3 kali
selama periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir baik difasilitas kesehatan
maupun kunjungan rumah.
d. Mencegah infeksi
dasar
2. Kebutuhan pakaian Pakaian yang layak, bersih dan aman (tidak mudah terbakar,
tanpa pernikpernik yang mudah menyebabkan anak kemasukan benda asing).
Kebutuhan rasa aman dan nyaman yang diberikan pada anak dapatdiberikan melalui
pemenuhan kebutuhan pakaian pada anak.
5. Bermain, aktivfitas fisik tidur Anak perlu bermain, melakukan aktifitas fisik dan
tidur karena hal ini dapat:
c. Merangsang perkembangan
6. Kebutuhan rekreasi dan waktu luang Aktifitas olah raga dan rekreasi digunakan
untuk melatih otot dan membuang sisa metabolisme, selain itu untuk melatih aktifitas
motorik dan aspek perkembangan anak. Aktifitas olah raga dan bermain merupakan
aktifitas yang menyenangkan bagi anak.