Anda di halaman 1dari 26

KEBIDANAN KOMUNITAS MASYARAKAT PESISIR

TUGAS RESUME
Dosen Mata Kuliah :
Nasrawati, S,Si.T, M.PH

Oleh :
Melisa Tiara Sari
P00324021138

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN
2023
Tugas Resume Kelompok 1-5

1. Kebidanan komunitas masyarakat pesisir

Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan yang menekankan pada aspek-


aspek psikososial budaya yang ada di komunitas (masyarakat sekitar). Maka seorang
bidan di tuntut mampu memberikan pelayanan yang bersifat individual maupun
kelompok. Untuk itu bidan perlu dibekali dengan strategi-strategi untuk mengatasi
tantangan/kendala seperti berikut ini.

1. Soaial budaya seperti ketidakadilan gender, pendidikan, tradisi yang merugikan


ekonomi, seperti kemiskinan

2. Politik dan hukum, seperti ketidakadilan sosial 

3. Fasilitas, seperti tidak ada peralatan yang cukup, pelayanan rujukan

4. Lingkungan, seperti air bersih, daerah konflik, daerah kantong  (daerah yang
terisolir), kumuh, padat dll

Tujuan kebidanan komunitas mencakup tujuan umum dan tujuan khusus berikut ini.

 Tujuan umum 

     Seorang bidan komunitas mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,


khususnya kesehatan perempuan diwilayah kerjanya, sehingga masyarakat
mampu mengenali masalah dan kebutuhan serta mampu memecahkan masalahnya
secara mandiri

 
 Tujuan khusus 

a. Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan tanggung


jawab bidan

b. Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalianan, perawatan nifas


dan perinatal secara terpadu

c. Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko kehamilan,


persalinan, nifas, dan perinatal

d. Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan angka


kesakitan dan kematian pada ibu dan anak

e. Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat setempat
atau terkait.

 Tujuan Utama Bidan Dikomunitas Masyarakat Pesisir

Tugas utama bidan di komunitas memberikan pelayanan kebidanan meliputi:

1. Pelaksana asuhan /pelayanan kebidanan 

2. Pengelola pelayanan kia/kb

3. Pendidikan individu, keluarga dan masyarakat

4. Peneliti dalam asuhan kebidanan 

2. Konsep pengelolaan program kesehatan ibu dan anak dikomunitas masyarakat


pesisir
Pengelolaan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)dikomunitas masyarakat
pesisir,sebagai berikut.
a. Kehamilan

Pelayanan antenatal adalah pelayanan pada ibu hamil yang diberikan oleh tenaga
kesehatan sesuai dengan Standar Pelayanan Kebidanan (SPK).Pelayanan antenatal
sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan),
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai
risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan).

 Standar Pelayanan Kehamilan di komunitas

Standar pelayanan asuhan antenatal di komunitas merupakan bagian dari ruang


lingkup pelayanan kebidanan yaitu standar 3 –standar 8. Standar tersebut meliputi :

- Standar 3 Identifikasi ibu hamil

- Standar 4 Pemeriksaan dan pemantapan

- Standar 5 Palpasi abdominal

- Standar 6 Pengelolaan anemia pada ibu hamil

- Standar 7 Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

- Stabdar 8 Persiapan persalinan

 Standar Minimal Asuhan Antenatal


1) Timbang berat badan (T1)
2) Ukur tekanan darah (T2)
3) Ukur tinggi fundus uteri (T3)
4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
5) Pemberian imunisasi TT (T5)
6) Pemeriksaan Hb (T6)
7) Pemeriksaan VDRL (T7)
8) Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8)
9) Pemeliharaan tingkat kebugaran/senam ibu hamil (T9)
10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
11) Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)
12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)
14) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14)

b. Persalinan

Pada prinsipnya, penolong persalinan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:


1. Pencegahan infeksi
2. Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar
3. Manajemen aktif kala III 
4. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke tingkat pelayanan yang lebih
tinggi. 
5. Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
6. Memberikan Injeksi Vit K 1 dan salep mata pada bayi baru lahir. Tenaga
kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan pertolongan persalinan
adalah: dokter spesialis kebidanan, dokter dan bidan.

c. Nifas

Pengelolaan PNC Dalam Pelayanan kebidanan komunitas masyarakat pesisir


Tujuan:
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya
2. Melaksanakan skrining secara komprehensif, deteksi dini dan
3. Merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya
4. Memberikan pendidikan kesehatan 
5. Memberikan pelayanan keluarga berencana

 
Kebijakan pemerintah dalam asuhan PNC

Melakukan kunjungan post partum minimal 4 kali:
1. 6-8 jam postpartum
2. 6 hari postpartum
3. 2 minggu postpartum
4. 6 minggu postpartum

 
 Asuhan postpartum oleh bidan:
1. Pemantauan 4 jam pertama postpartum yaitu tanda-tanda vital dan
perdarahan.
2. Perawatan ibu postpartum.
3. Bimbingan menyusui dini.
4. Bimbingan pemantauan kontraksi uterus kepada ibu dan keluarga.
5. Pemberian dukungan psikologi.
6. Memberikan pendidikan kesehatan tentang kebutuhan gizi ibu, KB,
tanda bahaya masa nifas, hubungan seksual dan perawatan bayi.

Jadwal kunjungan minimal ibu nifas 3 kali dengan ketentuan sebagai berikut :


1. Kunjungan pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari setelah
persalinan. 
2. Kunjungan kedua dalam waktu hari ke- 4 sampai dengan hari ke-28
setelah persalinan .
3. Kunjungan ketiga dalam waktu hari ke-29 sampai dengan hari ke 42 setelah
persalinan.

d.   Neonatus, Bayi, Balita dan anak prasekolah

BBL/neonatus meliputi umur 0-28 hari. Pelayanan kesehatan neonatus adalah


pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan 28 hari
setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan rumah.

Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus adalah :


1) Kunjungan neonatus ke-1 (KN 1) dilakukan pada waktu 6-48jam setelah lahir. Hal
yang dilaksanakan :
a. Jaga kehangatan tubuh bayi
b. Berikan ASI eksklusif
c. Rawat tali pusat
2) Kunjungan neonatus ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke-3 sampai
dengan hari ke-7 setelah lahir.
1) Jaga kehangatan tubuh bayi
b. Berikan ASI eksklusif
c. Cegah infeksi
d. Rawat tali pusat
3) Kunjungan neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai
ke 28 setelah lahir.
a. Periksa ada/tidak tanda bahaya dan atau gejala sakit,
b. Lakukan :
a) Jaga kehangatan tubuh
b) Beri ASI eksklusif
c) Rawat tali pusat
e. Keluarga berencana

Program Keluarga Berencana (KB) Bertujuan untuk menerima norma keluarga kecil


yang sehat dan sejahtera (NKKBS) untuk pertumbuhan yang seimbang. Tujuan KB
dibagi menjadi dua bagian:
a. Tujuan umum

Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak untuk mencapai NKKBS (Normal


Happiness and Prosperity Small Family), fondasi untuk masyarakat yang sejahtera
melalui pengendalian kelahiran dan manajemen pertumbuhan penduduk.
b. Tujuan khusus
1. Meningkatkan jumlah orang yang menggunakan kontrasepsi.
2. Jumlah anak yang lahir menurun.
3. Kurungan kelahiran telah meningkatkan kesehatan keluarga berencana.

 
• Manfaat program keluarga berencana

Beberapa manfaat untuk program Keluarga Berencana (KB) sebagai berikut: 


a. Manfaat bagi ibu. 
Ibu dapat memperbaiki kesehatan tubuh, peningkatan kesehatan mental dan sosial
karena mempunyai waktu yang cukup untuk mengasuh anak, beristirahat dan
menikmati waktu luang.
b. Manfaat bagi anak yang dilahirkan

Anak tumbuh dengan baik terpenuhi kebutuhan dasar asah, asih, asuh
c. Manfaat bagi suami

Memperbaiki kesehatan fisik, mental, dan sosial karena kecemasan berkurangserta


memiliki lebih banyak waktu untuk keluarganya.
d. Manfaat bagi seluruh keluarga

Setiap anggota keluarga akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk


memperoleh pendidikan (Marmi, 2016).

 
• Sasaran dari program keluarga berencana dibagi menjadi dua yaitu sasaran utama
dan sasaran antara. Sasaran utama adalah Pasangan Umur Subur (PUS), sedangkan
untuk sasaran antara adalah tenaga kesehatan (Rahayu dan Prijatni, 2016).

 
• Jenis alat kontrasepsi

Jenis kontrasepsi yang sekarang banyak digunakan ada berbagai macam dan
kegunaannya, klasifikasi kontrasepsi terbagi menjadi:
a. Kontrasepsi hormonal
1) Pil/ minipil.
2) Suntik 1 bulan/ 3 bulan.
3) AKBK/ implant.
4) AKDR dengan kandungan progesterone.
b. Kontrasepsinonhormonal
1) AKDR/ IUD.
2) Kondom.
3) Diafragma.
4) Spermisida.
c. Kontrasepsi alami
1) Metode kalender/ pantang berkala.
2) Metode suhu basal.

f. Kesehatan reproduksi remaja, calon pengantin, ibu


Kesehatan reproduksi remaja
1) Sasaran
a) Sasaran utama: kelompok remaja berusia 10–19 tahun di sekolah maupun di luar
sekolah.
b) Sasaran sekunder: orang tua, keluarga yang mempunyai anak remaja, guru/pamong
belajar, organisasi pemuda, pemimpin agama.
c) Sasaran tersier: petugas kesehatan, petugas lintas sektoral, LSM, organisasi
masyarakat.

 
2) Pengetahuan dasar yang perlu diberikan kepada remaja agar mereka mempunyai
kesehatan reproduksi yang baik antara lain (Depkes RI, 2005) :
a) Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi (aspek tumbuh
kembang remaja),
b) Alasan remaja perlu mendewasakan usia perkawinan serta cara
c) merencanakan kehamilan agar sesuai dengan keinginannya dan
d) pasangannya,
e) Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap
f) kondisi kesehatan reproduksi,
g) Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi,
h) Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual, f. Kekerasan seksual dan cara
menghindarinya,
i) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat
j) kepercayaan diri agar mampu menangkal hal-hal yang bersifat negatif,
k) Hak-hak reproduksi.

• Calon Pengantin

Kehidupan pernikahan yang bahagia dan mempunyai keturunan yang sehat,


cerdas adalah dambaan setiap orang.  Akan tetapi tak jarang  banyakpermasalahan
yang timbul  dalam pernikahan, salah satunya masalah Kesehatan. Sebagai contoh
adalah masalah infertilitas , kehamilan berisiko, bayi lahir tidak sehat, keguguran,
dll. Oleh karena itu sangat penting sebelum pernikahan untuk mempersiapkan
Kesehatan reproduksi kita.

Beberapa persiapan pranikah yang terkait dengan Kesehatan reproduksi adalah:


1. Pemeriksaan Kesehatan

Pemeriksaan Kesehatan ini dilakukan idealnya adalah 3 bulan sebelum tanggal


pernikahan. Manfaatnya untuk :
a. Mengetahui status kesehatan calon pengantin (catin)
b. Memberikan waktu pengobatan apabila ditemukan masalah kesehatan
c. Mencegah penularan penyakit kepada pasangan
d. Mempersiapkan kehidupan rumah tangga yang sehat
e. Mempersiapkan kehamilan dan menghasilkan keturunan yang sehat dan berkualitas
2. Persiapan gizi

Persiapan gizi perlu dilakukan sebelum menikah, ini berkaitan dengan persiapan
kehamilan, dimana proses kehamilan membutuhkan cadangan nutrisi dari
ibu. Persiapan gizi meliputi penentuan status gizi dan pemenuhan gizi seimbang.
3. Imunisasi tetanus

Imunisasi tetanus diperlukan untuk melindungi ibu dan bayi dari penyakit tetanus.
4. Menjaga Kesehatan organ reproduksi
Usahakan organ kemaluan dalam kondisi kering, setelah BAB/BAK lap dengan
menggunakan tissue/  handuk yang lembut, kering, bersih, hal ini untuk menghidari
timbulnya jamur diarea kemaluan. Memakai celana dalam dengan bahan yang mudah
menyerap keringat/ katun, Pakaian dalam diganti minimal 2 kali dalam sehari Bagi
perempuan, sesudah buang air kecil, membersihkan alat kelamin sebaiknya dilakukan
dari arah depan menuju belakang agar kuman yang terdapat pada anus tidakmasuk ke
dalam organ reproduksi. Pada saat haid , seringlah mengganti pembalut paling lama
setiap 4 jam sekali. Bagi laki-laki, dianjurkan untuk dikhitan atau disunat agar
mencegah terjadinya penularan penyakit menular seksual serta menurunkan risiko
kanker penis.
5. Menjaga Kesehatan jiwa

Sebelum menikah, calon pengantin harus mempersiapkan mental. Karena pada saat


pernikahan akan banyak terjadi penyesuaian terhadap karakter pasangan, penyesuaian
peran, ekonomi dan sosial. Oleh karena itu sangat penting bagi catin untuk menjaga
kesehatan jiwanya sebelum menikah.

Berikut cara menjaga Kesehatan jiwa antaralain:


a. Katakan sesuatu yang positif pada diri sendiri.
b. Kenali karakter calon pasangan dan keluarga
c. Jalin hubungan baik dengan calon pasangan, keluarga maupun orang lain
Bersama- samamenjaga Kesehatan keluarga seperti rajin olahraga, konsumsi makanan
berigizi seimbang, istirahat yang cukup.
d. Tetap menjalani hobi yang positif

 
• Ibu
Menjaga kesehatan reproduksi merupakan hal yang penting, karena gangguan atau
penyakit dalam sistem reproduksi menimbulkan banyak masalah kesehatan, termasuk
sulit untuk memiliki buah hati.Hal pertama yang perlu kita lakukan untuk menjaga
kesehatan sistem reproduksi wanita adalah mengenal bagiannya terlebih dahulu.Organ
reproduksi wanita terdiri dari vagina, klitoris, serviks (atau leher rahim), rahim, tuba
falopi, dan ovarium atau indung telur. Organ ini memiliki berbagai fungsi penting,
mulai dari sebagai jalan keluarnya menstruasi, untuk berhubungan seksual,
perkembangan sel telur, kehamilan hingga persalinan.Mari kita simak beberapa tips
untuk menjaga kesehatan reproduksi wanita.
a. Membersihkan Vagina dengan Baik dan Benar

Cara membersihkan vagina yang benar adalah membasuhnya dengan air dari
depan ke belakang atau dari arah vagina menuju anus, terutama setelah buang air kecil
dan besar. Anda tidak disarankan untuk menggunakan sabun khusus area kewanitaan
yang mengandung alkohol, pewangi dan antiseptik, karena vagina merupakan organ
yang dapat membersihkan dirinya sendiri.
b. Hindari Perilaku Seksual Berisiko

Akibat perilaku seksual yang berisiko, kesehatan sistem reproduksi juga dapat
terganggu.Jangan bergonta-ganti pasangan seksual, atau gunakan kondom saat
berhubungan.Perilaku seks yang tidak sehat, tidak hanya memicu gangguan pada
sistem kesehatan reproduksi, namun juga dapat menimbulkan risiko terjangkit
penyakit menular seksual.
c. Melakukan Skrining Kanker Serviks

Umumnya wanita yang sudah aktif secara seksual perlu melakukan deteksi dini
atau skrining kanker serviks melalui pap smear atau tes IVA. Bagi wanita yang
berusia 21 tahun dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan pap smear setiap tiga
tahun sekali, sementara wanita yang berusia 30-65 tahun setiap lima tahun sekali dan
dilengkapi dengan tes HPV. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan sel
yang bisa memicu kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi virus Human
Papillomavirus (HPV).
d. Menjalani Gaya Hidup Sehat

Mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi serta rutin berolahraga juga


diperlukan guna menjaga kesehatan organ reproduksi. Beberapa asupan nutrisi yang
dibutuhkan oleh sistem reproduksi wanita terdiri dari protein, lemak sehat,
antioksidan, serat dan berbagai jenis mineral seperti folat, zinc, dan zat besi. Tidak
hanya itu saja, gayahidup sehat juga perlu diimbangi dengan pengelolaan stres dan
istirahat yang cukup. Olahraga juga perlu dilakukan secara rutin dan cukup dengan
jenis olahraga yang ringan saja, misalnya berjalan kaki selama 30 menit dalam 2-3
kali dalam seminggu.
e. Hindari Kebiasaan Merokok dan Konsumsi Minuman Beralkohol

Kebiasaan merokok dapat mengurangi jumlah serta menurunkan kualitas sel


telur yang akanmemberikan dampak jika Anda sedang merencanakan
kehamilan. Selain itu, minuman beralkohol juga dapat meningkatkan risiko terjadinya
gangguan ovulasi.

g.    MTBS/MTBM

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dalam bahasa Inggris yaitu Integrated


Management of ChildhoodIllness (IMCI) adalah suatu manajemen melalui pendekatan
terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit yang datang di pelayanan
kesehatan, baik mengenai beberapa klasifikasi penyakit, status gizi, status imunisasi
maupun penanganan balita sakit tersebut dan konseling yang diberikan. MTBS
merupakan intervensi yang cost effective untuk mengatasi masalah kematian balita
yang disebabkan oleh Infeksi Pernapasan Akut (ISPA), diare, campak, malaria,
kurang gizi dan yang sering merupakan kombinasi dari keadaan tersebut.
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) merupakan suatu pendekatan yang
terpadu dalam tatalaksana bayi umur 1 hari – 2 bulan, baik yang sehat maupun yang
sakit, baik yang datang ke fasilitas rawat jalan maupun yang dikunjungi oleh tenaga
kesehatan pada saat kunjungan neonatal. Manajemen Terpadu Bayi Muda ini adalah
bagian dari Manajemen Terpadu Balita Sakit sebagai bentuk strategi pendekatan
terpadu pada kesehatan bayi umur kurang dari dua bulan untuk mengurangi
mortalitas, morbiditas dan kecacatan.Manajemen standar pada bayi muda dilakukan
minimal 3 kali pada 6 – 24 jam, 3 – 7 hari, dan 8 – 28 hari setelah melahirkan.
(Sriwulandari, 2019)

h.    SDIDTK

Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) anak yaitu suatu
kegiatan untuk merangsang kemampuan dasar anak usia 0 – 6 tahun agar anak
tumbuh dan berkembang secara optimal, serta untuk menemukan penyimpangan
secara dini agar lebih mudah dilakukan intervensi. Melalui kegiatan SDIDTK kondisi
terparah dari penyimpangan pertumbuhan anak seperti gizi buruk dapat dicegah,
karena sebelum anak jatuh dalam kondisi gizi buruk, penyimpangan pertumbuhan
yang terjadi pada anak dapat terdeteksi melalui kegiatan SDIDTK. Selain mencegah
terjadinya penyimpangan pertumbuhan, kegiatan SDIDTK juga mencegah terjadinya
penyimpangan perkembangan dan penyimpangan mental emosional)

Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) minimal 2


kali dalam setahun.Pelayanan SDIDTK meliputi pemantauan perkembangan motorik
kasar, motorik halus, bahasa, sosialisasi dan kemandirian minimal 2 kali pertahun
(setiap 6 bulan).Pelayanan SDIDTK diberikan di dalam gedung (sarana pelayanan
kesehatan) maupun di luar gedung.
Upaya deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada
anak usia dini menjadi sangat penting agar dapat dikoreksi sedini mungkin dan atau
mencegah gangguan ke arah yang lebih berat

Bentuk pelaksanaan tumbuh kembang anak di lapangan dilakukan dengan


mengacu pada pedoman Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Tumbuh Kembang Anak
(SDIDTK) yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di puskesmas dan jajarannya
seperti dokter, bidan perawat, ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat dan tenaga
kesehatan lainnya yang peduli dengan anak.

i.  PJP Lansia untuk caregiver

Perawatan Jangka Panjang (PJP) bagi lanjut usia menurut WHO adalah sistem
kegiatan-kegiatan terpadu yang dilakukan oleh caregiver (pengasuh/pelaku rawat)
informal atau profesional untuk memastikan bahwa lanjut usia yang tidak sepenuhnya
mampu merawat diri sendiri, dapat menjaga kualitas tertinggi kehidupannya, sesuai
dengan keinginannya, dan dengan kemungkinan terbesar memiliki kebebasan,
otonomi, partisipasi, pemenuhan kebutuhan pribadi, dan kemanusiaan.

Caregiver adalah seseorang yang memiliki profesi melayani (merawat) orang tua/


orang sakit meliputi melayani kebutuhan fisik (aktivitas mulai dari bangun tidur
sampai tidur lagi seperti kebutuhan personal hygiene, eliminasi, mobilisasi),
kebutuhan medis seperti minum obat, terapi fisik, kebutuhan social (menjadi teman
bicara), dan kebutuhan spritual (berdoa bersama).Caregiver lanjut usia informal
adalah caregiver yang berasal dari keluarga, tetangga dan relawan/ kader yang telah
mengikuti pelatihan untuk melakukan pendampingan secara sukarela. 
3. Identifikasi Permasalahan Kebidanan Komunitas Masyarakat Pesisir

A. Kematian ibu dan bayi

Kematian Ibu dan Bayi Sejak kehamilan pertama manusia,mereka mengarahkan diri
pada keterampilan menolong persalinan. DiIndonesia dikenal penolong persalinan
parahi atau dukun beranak. Salah satu bentuk kepedulian dunia tentang tingginya
angka kematian ibu diseluruh dunia melalui WHO dan UNICEF (1978) melaksanakan
pertemuan dan mencanagkan primaryhealth care dan health for all bu the years 2000.
Diperkirakan Terjadi kematian dinegara berkembang. Sebagian besar kematian
maternal masih dapat dihindari jika pertolongan pertama dapat dilakukan
denganmemuaskan. Kematian maternal merupakan masalah yang kompleks karena
berkaitan dengan penyebab antara dan penyebab tidak langsung. penyebab kematian
antara lain sebagai berikut.

1. Kesanggupan memberi pelayanan gawat-dararut

2. Keadaan gizi ibu hamil laktasi yang berkaitan dengan status sosialekonomi

3. Kebodohan dan kemiskinan sehingga masih tetap berorientasi

padapelayanan tradisional.

4. Penerimaan gerakan keluarga berencana kurang nyata menurunkanangka

kematian ibu (AKI) atau angka kematian perinatal (AKP)

5. Masalah perilaku seksual sehingga terjadi kehamilan yang tidak

dikehendaki dan melakukan terminasi yang tidak adekat.


B. Kehamilan remaja

Arus informasi menuju globalisasi mengakibatkan perubahan perilaku remaja yang


makin menerima hubungan seksual sebagai cerminanfungsi rekreasi. Akibatnya,
terjadi peningkatan kehamilan yang tidak dikehendaki atau terjadi penyakit hubungan
seksual.
Berikut ini adalah dampak-dampak kehamilan remaja.
1. Faktor psikologis yang belum matur.
a) Alat reproduksinya masih belum siap menerima kehamilan
sehingga dapat menimbulkan berbagai bentuk komplikasi.

2. Faktor fisik:
a) Tumbuh-kembang janin dalam rahim yang belum matyr dapat menimbulkan
abortus, persalinan prematur, dapat Terjadi komplikasi penyakit yang telah lama
dideritanya.

Remaja berusia muda yang sedang menuntut ilmu akan mengalamiputus sekolah
sementara atau seterusnya, dan dapat kehilanganpekerjaan yang baru dirintisnya.
Perasaan tertekan karena mendapat cercaan dari keluarg, teman,atau lingkungan
masyarakat.
Tersisih dari pergaulan karena dianggap belum mampu membawa diri. Mungkin
kehamilannya disertai kecanduan obat-obatan , merokok atau minuman keras.
Mungkin kehamilan ini tidak diketahui siapa ayah sebenarnya
Kehamilan dapat disertai penyakit hubungan seksial sehingga memerlukan
pemeriksaan ekstra yang lebih lengkap.
Tumbuh-kembang janin dalam rahim yang belum matyr dapat menimbulkan abortus,
persalinan prematur, dapat Terjadi komplikasi penyakit yang telah lama dideritanya.
Saat persalinan sering memerlukan tindakan medis operatif.
Hasil janin mengalami kelainan kongenital atau berat badan lahir rendah. Kematian
maternal dan perinatal pda kehamilan remaja lebih tinggi dibandingkan dengan usia
reproduksi sehat (20-35 tahun).
Fungsi seksial, yaitu untuk prokreasi (mendapat keturunan), rekresi(untuk
kenikmatan), rekasi (hubungan kekelurgaan), dan bersifat institusi(kewajiban suami
untuk istriny). Hubungan seksual remaja merupakanmasalah besar dalam disiplin ilmu
Kedokteran (Andrologi,seksologi,penyakit kulit dan kelamin, kebidanan dan
kandungan) .
Langkah langkah untuk mengendalikan masalah ke hamilan remaja adalah sebagai
berikut.

1. Sebelum terjadi kehamilana.


a) Menjaga kesehatan reproduksi dengan jalan melakukan hubungan seksual yang
bersih dan aman

2. Setelah terjadi kehamilan.


Setelah terjadi komsepsi sampai nidasi,persoalannya makin sulit karena secara fisik
hasil konsepsi dan nidasi mempunyai beberapa ketetapan sebagai berikut.
a. Hasil konsepsi dan nidasi menpunyai hak untuk hidup dan mendapatkan
perlindungan.
b. Hasil konsepsi dan nidasi merupakan zigot yang mempunyai potensi untuk
hidup
c. Hasil konsepsi dan nidasi nasibnya ditentukan oleh ini yang mengandung
d. Hasil konsepsi dan nidasi mempunyai landasan moral yang kuat keena
potensinya untuk tumbuh-kembang menjadi generasi yang didambakan
setiap keluarga.

Berdasarkan pertimbangan tersebut langkah yang dapat diambilantaralain sebagai


berikut.
1. Membiarkan tumbuh kembang janin sampai lahir. Sekalipun tanpa saya yang
jelas dan selanjutnya menjadi tanggung jawab negarapasangan dinikahkan
sehingga bayi yang lahir mempunyai keluarga yang sah.
2. Di lingkungan neegara yang dapat menerima kehadiran bayi tanpa ayah, pihak
perempuan memeliharanya sebagai anak secara lazim
3. Dapat dilakukan terminasi kehamilan dengan berbagai tekniksehingga
keselamatan remaja dapat dijamin untuk menyongsong kehidupan normal
sebagaimana mestinya. Undang-undang kesehatan yang mengatur gugur
kandungan secara legal yaitu No.23 Tahun 1992.

4. Promosi kesehatan asuhan kebidanan dikomunitas masyarakat pesisir

Dalam promosi kesehatan di komunitas masyarakat pesisir, terdapat beberapa dasar


yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa poin penting yang dapat menjadi
dasar promosi kesehatan di komunitas masyarakat pesisir:

a. Akses dan fasilitas kesehatan: Pemerintah perlu menyediakan akses dan fasilitas
kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat pesisir, termasuk nelayan
b. Perbaikan sanitasi dasar dan penyediaan air bersih: Upaya perbaikan sanitasi dasar
dan penyediaan air bersih sangat penting untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
pesisir
c. Pelayanan kesehatan ibu dan anak: Peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak
juga merupakan aspek penting dalam promosi kesehatan di komunitas masyarakat
pesisir
d. Keselamatan kerja: Fokus pada keselamatan kerja juga perlu diperhatikan dalam
kegiatan promosi kesehatan di komunitas masyarakat pesisir
e. Pendidikan dan beasiswa: Memberikan kesempatan pendidikan dalam bidang
kesehatan kepada masyarakat pesisir, seperti beasiswa untuk pendidikan perawat,
bidan, dan dokter, dapat menjadi bagian dari upaya promosi Kesehatan
f. Perilaku hidup bersih dan sehat: Promosi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
juga penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat pesisir. Hal ini meliputi
aspek pengetahuan dan praktik PHBS dalam tatanan rumah tangga
g. Advokasi, dukungan sosial, dan pemberdayaan masyarakat: Strategi promosi
kesehatan melalui advokasi, dukungan sosial, dan pemberdayaan masyarakat juga
dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas sanitasi lingkungan di komunitas
masyarakat pesisir
h. Komunikasi kesehatan: Peran komunikasi kesehatan juga penting dalam
pemberdayaan masyarakat pesisir. Komunikasi yang efektif dapat digunakan untuk
meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya prilaku
hidup bersih dan sehat
i. Dalam promosi kesehatan di komunitas masyarakat pesisir, pendekatan yang
dilakukan dapat melibatkan metode tanya-jawab langsung dengan bantuan media
leaflat secara door to door

5. Asuhan kebidanan dikomunitas masyarakat pesisir

A. ASUHAN ANTENATAL CARE (ANC)

1. Pengertian Asuhan Antenatal Care

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan

oleh tenaga kesehatan pada ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai
standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan.
2. Tujuan pelayanan kebidanan komunitas

a. Tujuan umum pelayanan kebidanan komunitas adalah

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan

perempuan atau ibu, bayi, balita diwilayah kerjanya.

b. tujuan khusus dari pelayanan kebidanan komunitas adalah :

1) Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan tanggung


jawab bidan

2) Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas,


perinatal bayi dan balita secara terpadu. Menurunkan jumlah kasus-kasus yang
berkaitan dengan risiko kehamilan, persalinan dan perinatal

3) Mendukung program pemerintah untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu,


bayi dan anak d. Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh
masyarakat setempat atau unsur terkait lainnya

3. Tujuan Asuhan Antenatal Di komunitas

Tujuan utama dari asuhan antenatal adalah:

a. Untuk menfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan
cara membina hubungan saling percaya dengan ibu

b. Mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa

c. Mempersiapkan kelahiran

d. Memberikan pendidikan
B. INTRANATAL CARE (INC)

1. Pengertian Intranatal Care

Intranatal adalah pelayanan pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan (bidan) sesuai dengan kewenangannya.

2. Tujuan asuhan intranatal

Tujuan dari asuhan intranatal adalah

a. Memastikan persalinan yang telah direncanakan

b. Memastikan persiapan persalinan bersih, aman, dan dalam

suasana yang menyenangkan

c. Mempersiapkan transportasi, serta biaya rujukan apabila

diperlukan

C. POST NATAL CARE (PNC)

1. Pengertian Post Natal Care

Masa nifas merupakan periode yang akan dilalui oleh ibu setelah

masa persalinan, yang dimulai dari setelah kelahiran bayi dan plasenta, yakni setelah
berakhirnya kala IV dalam persalinan dan berakhir sampai dengan 6 minggu (42 hari)
yang ditandai dengan berhentinya perdarahan. Masa nifas berasal dari bahasa latin
dari kata puer yang artinya bayi, dan paros artinya melahirkan yang berarti masa
pulihnya kembali, mulai dari persalinan sampai organ- organ reproduksi kembali
seperti sebelum kehamilan.
2. Tujuan asuhan postnatal

a. Memulihkan keadaan umum ibu

b. Mencegah terjadinya komplikasi

c. Memperlancar produksi Air Susu Ibu (ASI)

D. ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

1. Pengertian Asuhan Bayi Baru Lahir dan Neonatus

Asuhan bayi baru lahir dan neonatus adalah asuhan sesuai standar

yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten pada neonatus sedikitnya 3 kali
selama periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir baik difasilitas kesehatan
maupun kunjungan rumah.

2. Tujuan Asuhan Bayi Baru Lahir dan Neonatus

a. Menilai kondisi bayi baru lahir.

b. Membantu di mulainya pernafasan

c. Mencegah hipotermi dan hipoglikemi

d. Mencegah infeksi

e. Meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan

dasar

E. ASUHAN PADA ANAK PRASEKOLAH


1. Kebutuhan perawatan kesehatan dasar Perawatan kesehatan anak merupakan suatu
tindakan yang berkesinambungan dan terdiri dari pencegahan primer, sekunder, dan
tersier. Tindakan pencegahan primer dilakukan untuk mencegah risiko tinggi terkena
penyakit, seperti melakukan imunisasi dan penyuluhan pada orang tua tentang diare.

2. Kebutuhan pakaian Pakaian yang layak, bersih dan aman (tidak mudah terbakar,
tanpa pernikpernik yang mudah menyebabkan anak kemasukan benda asing).
Kebutuhan rasa aman dan nyaman yang diberikan pada anak dapatdiberikan melalui
pemenuhan kebutuhan pakaian pada anak.

3. Kebutuhan perumahan Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi


bangunan yang tidak membahayakan penghuninya, akan menjamin keselamatan dan
kesehatan penghuninya.

4. Higiene diri dan sanitasi lingkungan Kebersihan, baik kebersihan perseorangan


maupun lingkungan memegang peranan penting pada tumbuh kembang anak.
Kebersihan perorangan yang kurang akan memudahkan terjadinya penyakit-penyakit
kulit dan saluran perncernaan seperti: diarhe, cacingan dll, sedangkan kebersihan
lingkungan erat hubungannya dengan penyakit saluran pernafasan, percernaan serta
penyakit akibat nyamuk.

5. Bermain, aktivfitas fisik tidur Anak perlu bermain, melakukan aktifitas fisik dan
tidur karena hal ini dapat:

a. Merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang

metabolisme karbohidrat, lemak dan protein

b. Merangsang pertumbuhan otot dan tulang

c. Merangsang perkembangan
6. Kebutuhan rekreasi dan waktu luang Aktifitas olah raga dan rekreasi digunakan
untuk melatih otot dan membuang sisa metabolisme, selain itu untuk melatih aktifitas
motorik dan aspek perkembangan anak. Aktifitas olah raga dan bermain merupakan
aktifitas yang menyenangkan bagi anak.

Anda mungkin juga menyukai