Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SISTEM KELAS IBU HAMIL

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

1. Nyoman Wiadnyani PO7124321055


2. Asrini PO7124321009
3. Besse Erawati PO7124321011
4. Fatimah Thursina Sari PO7124321014
5. Nurfaini PO7124321032

PROGRAM STUDI S.Tr KEBIDANAN ALIH JENJANG

POLTEKKES KEMENKES PALU

2021/2022

i
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “sistem kelas ibu
hamil” Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Teknologi Tepat
Guna dalam Pelayanan”. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang Pemeriksaan HB pada Ibu Hamil bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hadriani, SST.,M.Keb.


ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua anggota yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Palu, 10 Maret 2022

Penyusun

ii
Daftar Isi

KATA PENGANTAR...............................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Tujuan..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................3
A. Pengertian.............................................................................................................3
B. Hasil yang diharapkan............................................................................................4
C. Sasaran Kelas Ibu Hamil Peserta Kelas Ibu Hamil………………………………...5
D. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil………………………………………………5
E. Persiapan pelaksanaan kelas ibu hamil……………………………………..7
F. Kekurangan……………………………………………………………………………………………………….8
G. Kelebihan…………………………………………………………………………………………………………..8
H. Pelaksanaan kelas ibu hamil………………………………………………....8
I. Tahapan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil……………………………………...9

BAB III PENUTUP................................................................................. 11


A. Kesimpulan........................................................................................................11
B. Saran....................................................................................................................12
Daftar Pustaka...........................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Senam ibu hamil merupakan suatu program latuhan bagi ibu hamil sehat
untuk mempersiapkan kondisi fisik ibu dengan menjaga kondisi otot-otot dan
persendian yang berperan dalam proses persalinan, serta mempersiapkan
kondisi psikis ibu terutama menumbuhkan kepercayaan diri dalam
menghadapi persalinan. Senam hamil memeberikan manfaat terhadap
komponen biomotorik otot yang dilatih. Olahraga atau senam yang teratur
selama kehamilan dihubungkan dengan melahirkan tepat pada waktunya.
Manfaat lain senam hamil langsung atau berperan menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
Ibu hamil seharusnya mempunyai pengetahuan tentang perubahan tubuh
selama kehamilan, keluhan umum dan penangannnya, pemeriksaan wajib
selama kehamilan, pengaturan gizi, perawatan saat kehamilan, tanda- tanda
persalinan dan tanda bahayanya, serta perawatan saat nifas.
Tingkat pengetahuan ibu hamil yang masih cukup dikarenakan
ketersediaan petugas pelayanan yang masih sedikit atau fasilitas yang kurang
memadai untuk penyuluhan sehingga kurangnya informasi dan pengetahuan
ibu hamil mengenai kehamilan, perawatan, nifas, gejala kehamilan, dan
jadwal pemeriksaan serta pemahaman tentang buku Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) yang menyebabkan kunjungan antenatal care yang tidak teratur.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah sistem kelas ibu hamil?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui sistem kelas ibu hamil?
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Dapat memberikan informasi dan menambah wawasan pengetahuan serta
mendapatkan pengalaman dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang di
dapatkan selama perkuliahan.
2. Bagi Mahasiswa
Sebagai hasil dari sebuah penelitian yang sangat diharapkan agar bisa
mengembangkan hasil belajar dalam sistem kelas ibu hamil.
3. Bagi Institusi Kesehatan
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi instansi kesehatan di
Poltekkes Kemenkes Palu dalam dalam sistem kelas ibu hamil.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kelas Ibu Hamil


1. Defenisi
Kelas Ibu Hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur
kehamilan antara 20 minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal
10 orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar
pengalaman tentang kesehatan Ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh dan
sistimatis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan.
Kelas ibu hamil difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan
paket Kelas Ibu Hamil yaitu Buku KIA, Flip chart (lembar balik), Pedoman
Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil dan Buku
senam Ibu Hamil.
2. Tujuan Kelas Ibu Hamil Tujuan Umum :
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar
memahami tentang Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama
kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan Nifas, KB pasca
persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat
setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.
Tujuan Khusus :
a. Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta (ibu hamil
dengan ibu hamil) dan antar ibu hamil dengan petugas kesehatan/bidan
tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan,
perawatan kehamilan, persalinan, Perawatan Nifas, KB pasca persalinan,
perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat,
penyakit menular dan akte kelahiran.
b. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang:
kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan (apakah kehamilan itu?,
perubahan tubuh selama kehamilan, keluhan umum saat hamil dan
cara mengatasinya, apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil dan
4

pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk


penanggulangan anemia).
c. perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi kehamilan,
hubungan suami isteri selama kehamilan, obat yang boleh dan tidak
boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, dan
P4K(perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi).
a. persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan dan
proses persalinan).
b. perawatan Nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat
menyusui ekslusif?, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas,
tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas).
c. KB pasca persalinan.
d. perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir, pemberian
k1 injeksi, tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan
perkembangan bayi/anak dan pemberian imunisasi pada bayi
baru lahir).
e. mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat yang berkaitan dengan
kesehatan ibu dan anak.
f. penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan
pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil).
g. akte kelahiran.
B. Hasil yang diharapkan :
a. Adanya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta (ibu hamil
dengan ibu hamil) dan ibu hamil dengan bidan/tenaga kesehatan
tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan,
perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi,
mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte
kelahiran.
b. Adanya pemahaman, perubahan sikap dan perilaku ibu hamil tentang:
1) kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan (apakah kehamilan itu?,
perubahan tubuh selama kehamilan, keluhan umum saat hamil
5

dan cara mengatasinya, apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil
dan pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah
untuk penanggulangan anemia).
2) perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi kehamilan,
hubungan suami istri selama kehamilan, obat yang boleh dan tidak
boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, dan
P4K(perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi).
3) persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan, dan
proses persalinan).
4) perawatan Nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat
menyusui ekslusif?, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas,
tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas).
5) KB pasca persalinan.
6) perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir, pemberian
K1 injeksi, tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan
perkembangan bayi/anak dan pemberian imunisasi pada bayi baru
lahir).
7) mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat yang berkaitan dengan
kesehatan ibu dan anak.
8) penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan
pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil).
9) akte kelahiran.
C. Sasaran Kelas Ibu Hamil Peserta Kelas Ibu Hamil :
Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan 20
s/d 32 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat,
tidak takut terjadi keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil.
Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal sebanyak 10 orang setiap kelas.
Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat
mengikuti berbagai materi yang penting, misalnya materi tentang
persiapan persalinan atau materi yang lainnya.
D. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
6

Penyelenggaraan kelas Ibu Hamil dapat di dilaksanakan oleh Pemerintah,


Swasta LSM dan Masyarakat
a. Fungsi dan Peran (Provinsi, Kabupaten dan Puskesmas)
Pelaksanaan kelas ibu hamil dikembangkan sesuai dengan fungsi dan
peran pada masing-masing level yaitu : Provinsi, Kabupaten dan
Puskesmas.
Provinsi :
1) Menyiapkan tenaga pelatih
2) Mendukung pelaksanaan kelas ibu hamil (sarana dan prasarana)
3) Monitoring dan evaluasi.
Kabupaten :
1) Menyiapkan tenaga fasilitator kelas ibu hamil
2) Bertanggung jawab atas terlaksananya kelas ibu
hamil (dana, sarana dan prasarana)
3) Monitoring dan evaluasi.
Puskesmas :
1) Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab dan mengkoordinir
pelaksanaan kelas ibu hamil di wilayah kerjanya.
2) Bidan/tenaga kesehatan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kelas
ibu hamil (identifikasi calon peserta, koordinasi dengan stake holder,
fasilitasi pertemuan, monitoring, evaluasi dan pelaporan)
3) Fasilitator dan Nara Sumber
Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau petugas kesehatan yang
telah mendapat pelatihan fasilitator kelas ibu hamil (atau melalui on
the job training) dan setelah itu diperbolehkan untuk melaksanakan
fasilitasi kelas ibu hamil. Dalam pelaksanaan kelas ibu hamil
fasilitator dapat meminta bantuan nara sumber untuk menyampaikan
materi bidang tertentu. Nara sumber adalah tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dibidang tertentu untuk mendukung kelas ibu
hamil.
b. Sarana dan Prasarana
7

Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melaksanakan kelas ibu


hamil adalah :
Ruang belajar untuk kapasitas 10 orang peserta kira-kira ukuran 4 m x 5
m, dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup Alat tulis menulis
(papan tulis, kertas, spidol, bolpoin) jika ada
1) Buku KIA
2) Lembar Balik kelas ibu hamil
3) Buku pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil
4) Buku pegangan fasilitator
5) Alat peraga (KB kit, food model, boneka, metode kangguru, dll) jika
ada
6) Tikar/Karpet
7) Bantal, kursi(jika ada)
8) Buku senam hamil/CD senam hamil(jika ada)
Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum pelaksanaan kelas ibu hamil :
Melakukan identifikasi/mendaftar semua ibu hamil yang ada di wilayah kerja.
Ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa jumlah ibu hamil dan umur
kehamilannya sehingga dapat menentukan jumlah peserta setiap
E. Persiapan pelaksanaan kelas ibu hamil
1. kelas ibu hamil dan berapa kelas yang akan dikembangkan dalam kurun
waktu tertentu misalnya, selama satu tahun.
2. Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas ibu hamil, misalnya
tempat di Puskesmas atau Polindes, Kantor Desa/Balai Pertemuan,
Posyandu atau di rumah salah seorang warga masyarakat. Sarana belajar
menggunakan, tikar/karpet, bantal dan lain-lain jika tersedia.
3. Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal pelaksanaan
kelas ibu hamil serta mempelajari materi yang akan disampaikan.
4. Persiapan peserta kelas ibu hamil, mengundang ibu hamil umur
kehamilan antara 5 sampai 7 bulan.
Siapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu siapa saja fasilitatornya dan
nara sumber jika diperlukan.
8

F. Kekurangan
1. Pada pelaksanaan program kelas ibu hamil tidak ada peran serta suami
atau keluarga peserta kelas ibu hamil, suami atau keluarga hanya ikut serta
1 kali pertemuan
2. Tidak semua bidan diberikan pelatihan kelas ibu hamil
3. Belum adanya perencanaan untuk penilaian terhadap kegiatan kelas ibu
hamil yang telah dilakukan.
G. Kelebihan
Beberapa keuntungan Kelas Ibu Hamil adalah:
1. Materi diberikan secara menyeluruh dan terencana sesuai dengan pedoman
kelas ibu hamil yang memuat mengenai kehamilan, perawatan kehamilan,
persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit
menular seksual dan akte kelahiran.
2. Penyampaian materi lebih komprehensif karena ada persiapan petugas
sebelum penyajian materi.
3. Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai
topik tertentu.
4. Waktu pembahasan materi menjadi efektif karena pola penyajian materi
terstruktur dengan baik.
5. Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat
pembahasan materi dilaksanakan.
6. Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.
7. Dilakukan evaluasi terhadap petugas Kesehatan dan ibu hamil dalam
memberikan penyajian materi sehingga dapat meningkatkan kualitas
sistim pembelajaran.
H. Pelaksanaan kelas ibu hamil
Pelaksanaan pertemuan kelas ibu hamil dilakukan sesuai dengan
kesepakatan antara bidan/petugas kesehatan dengan peserta/ibu hamil, dengan
tahapan pelaksanaan.
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
9

Untuk memantau perkembangan dan dampak pelaksanaan kelas ibu hamil


perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan
berkesinambungan. Seluruh pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil dibuatkan
pelaporan dan didokumentasikan. (Terlampir Form Evaluasi dan Form
Pelaporan).
I. Tahapan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
Beberapa tahapan yang dilakukan untuk melaksanakan kelas ibu hamil :
1. Pelatihan bagi pelatih
Pelatihan bagi pelatih (TOT) Pelatihan bagi pelatih dipersiapkan untuk
melatih bagi para fasilitator di tempat pelaksanaan kelas ibu, baik di
tingkat kabupaten, Kecamatan sampai ke desa. Peserta TOT adalah bidan
atau petugas kesehatan yang sudah mengikuti sosialisasi tentang Buku
KIA dan mengikuti pelatihan fasilitator. Kegiatan TOT bertujuan untuk
mencetak para fasilitator dan selanjutnya fasilitator akan mampu
melaksanakan serta mengembangkan pelaksanaan kelas ibu hamil.
Pelatihan bagi pelatih dilakukan secara berjenjang dari tingkat provinsi ke
tingkat Kabupaten/Kota.
2. Pelatihan bagi fasilitator
a. Pelatihan fasilitator dipersiapkan untuk melaksanakan kelas ibu hamil.
Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau petugas kesehatan yang
telah mendapatkan pelatihan fasilitator kelas ibu hamil atau on the job
training. Bagi bidan atau petugas kesehatan ini, boleh melaksanakan
pengembangan kelas ibu hamil di wilayah kerjanya. Untuk mencapai
hasil yang optimal dalam memfasilitasi kelas ibu hamil, fasilitator
hendaknya menguasai materi yang akan disajikan baik materi medis
maupun non medis. Beberapa materi non medis berikut akan
membantu Kemampuan fasilitator dalam pelaksanaan kelas ibu hamil
diantaranya :
b. Komunikasi interaktif
c. Presentasi yang baik
10

d. Menciptakan suasana yang kondusif Penjelasan materi, lihat pegangan


fasilitator.
3. Sosialisasi kelas ibu hamil pada Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat
dan Stakeholder
Sosialisasi kelas ibu hamil pada tokoh agama, tokoh masyarakat
dan stakeholder sebelum kelas ibu hamil dilaksanakan sangat penting.
Melalui kegiatan sosialisasi ini diharapkan semua unsur masyarakat dapat
memberikan respon dan dukungan sehingga kelas ibu hamil dapat
dikembangkan dan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Materi sosialisasi antara lain :
a. Buku KIA
b. Apa itu kelas ibu hamil ?
c. Tujuan Pelaksanaan kelas ibu hamil
d. Manfaat kelas ibu hamil
e. Peran Tokoh agama, Tokoh masyarakat dan stakeholder dalam
mendukung pelaksanaan kelas ibu hamil.
Peran apa saja yang dapat dilakukan oleh tokoh masyarakat, tokoh
agama dan stakeholder untuk mendukung pelaksanaan kelas ibu
hamil, misalnya :
1) memotivasi ibu hamil dan keluarganya agar mau mengikuti kelas
ibu hamil
2) memberikan informasi tentang kelas ibu hamil pada masyarakat
khususnya keluarga ibu hamil atau memberikan dukungan fasilitas
bagi kelas ibu hamil dan lain-lain.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot
sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secaraoptimal dalam persalinan
normal. Senam hamil ditujukan bagiibu hamil tanpa kelainan atau tidak
terdapat penyakit yangdisertai kehamilan, yaitu penyakit jantung, penyakit
ginjal, penyulit kehamilan (hamil dengan perdarahan, hamil dengankelainan
letak) dan kehamilan disertai anemia. Senam hamilmerupakan bagian dari
perawatan antenatal pada beberapa pusat pelayanan kesehatan tertentu, seperti
rumah sakit, puskesmas, klinik, ataupun pusat pelayanan kesehatan yang
lainnya(Muhimah dan Safi’i, 2010). Pergerakan dan latihan senamkehamilan
tidak saja menguntungkan sang ibu, tetapi jugasangat berpengaruh terhadap
kesehatan bayi yang di kandungan.Pada saat bayi mulai dapat bernafas sendiri,
maka oksigen akanmengalir kepadanya melalui plasenta, yaitu dari aliran
darahibunya ke dalam aliran darah bayi yang di kandung. Senamkehamilan
akan menambah jumlah oksigen dalam darah diseluruh tubuh sang ibu dank
arena itu aliran oksigen kepada bayimelalui plasenta juga akan menjadi lebih
lancar.
Senam hamil bagi ibu hamil adalah salah satu bagian pentingyang
harus anda perhatikan sebagai persiapan untuk proses persalinan
nantinya.Selama kehamilan, ibu mengalami perubahan fisik
dankejiwaan/emosi ibu hamil. Pada masakehamilan, emosi mudah turun dan
naik, yang terjadi akibat perubahan hormon. Adapun kecemasan menjelang
pesalinan ibuhamil akan muncul pernyataan dan bayangan apakah
dapatmelahirkan normal, cara mengejan, apakah akan terjadi sesuatusaat
melahirkan, atau apakah bayi lahir selamat, akan semakinmuncul dalam benak
ibu, kondisi ini dapat menyebabkan kecemasan dan ketegangan lebih lanjut
sehingga membentuk suatu siklus umpan balik yang dapat meningkatkan
intensitasemosional secara keseluruhan. Untuk memutuskan sikluskecemasan
tersebut, maka senam hamil sebagai salah satu pelayanan prenatal, merupakan
suatu alternatif terapi yang dapatdiberikan pada ibu hamil.
B. Saran
Senam hamil akan membantu membuat ibu dan janin tetap sehatserta
sebagai persiapan persalinan. Ibu hamil yang rajinmelakukan senam hamil
secara teratur dan benar, proses persalinannya akan lebih mudah. Begitu pula
saat setelahmelahirkan, ibu tidak akan berlama-lama merasakan sakit pasca
persalinan. Sebagai mahasiswa calon perawat sebaiknya kitaharus memahami
bagaimana gerakan – gerakan senam yangmudah dan aman untuk dilakukan
oleh ibu hamil agar dapatmembantu mempermudah dalam proses
persalinannya nanti.

9
DAFTAR PUSTAKA

banjarsarilabuhanhaji.desa.id/first/artikel/2022/1/17/pedoman-pelaksanaan-
kelas-ibu-hamil
Indonesia, Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Bina Ind Kesehatan
Masyarakat Pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil.-- Jakarta

10

Anda mungkin juga menyukai