DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5 :
PUTU YUDI PUSPAYANTI PO7124321034
ASRINI PO7124321009
MUTIARA AYUFRISKA PO7124321027
NURFAINI PO7124321032
NI NYOMAN WIADNYANI PO7124321055
DEYSI SWANDAYANI PO7124321052
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................................ii
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................3
C. Tujuan..........................................................................................................................3
D. Manfaat penulisan........................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................................4
A. Perawatan Metode Kangguru.......................................................................................4
1. Pengertian Kangaroo Mother Care...........................................................................4
2. Prinsip Perawatan Metode Kangguru.......................................................................4
3. Tujuan metode kangguru.........................................................................................5
4. Manfaat Perawatan Metode Kangguru.....................................................................5
5. Kekurangan Perawatan Metode Kangguru...............................................................6
6. Kriteria bayi untuk metode kanguru.........................................................................6
7. Langkah-langkah metode kanguru...........................................................................6
8. Waktu Pelaksanaan Metode Kanguru.......................................................................8
9. Kriteria keberhasilan Perawatan Metode Kanguru...................................................8
B. Vaksin Hb0 Pada Bayi Baru Lahir..................................................................................9
1. Imunisasi dan Vaksin...............................................................................................9
2. Hepatitis B..............................................................................................................10
3. Imunisasi Hepatitis B pada Bayi Baru Lahir...........................................................13
BAB III..................................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................................16
A. Kesimpulan................................................................................................................16
B. Saran..........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................17
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Data World Health Organization (WHO) memperlihatkan sekitar 20 juta bayi
berat lahir rendah (BBLR) lahir setiap tahunnya yang dapat disebabkan oleh
kelahiran sebelum waktunya (prematur) maupun perkembangan janin terhambat
saat dalam kandungan. Bayi dengan berat lahir rendah merupakan penyumbang
tertinggi angka kematian neonatal (AKN). Dari sekitar 4 juta kematian neonatal,
prematur dan BBLR menyumbang lebih dari seperlima kasus, dan Indonesia
terdaftar sebagai negara di urutan ke-8 berdasarkan jumlah kematian neonatal per
tahun menurut data WHO. Prevalensi BBLR di Indonesia berkisar antara 2
hingga 17,2% dan menyumbang 29,2% AKN.
Masalah utama bayi baru lair pada masa perinatal dapat menyebabkan
kematian, kesakitan dan kecacatan. Hal ini merupakan akibat dari kondisi
kesehatan ibu yang jelek, perawatan selama kehamilan yang tidak adekuat,
penanganan selama persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, serta perawatan
neonatal yang tidak adekuat. Bila ibu meninggal saat melahirkan, kesempatan
hidup yang dimiliki bayinya menjadi semakin kecil. Kematian neonatal tidak
dapat diturunkan secara bermakna tapa dukungan upaya menurunkan kematian
ibu dan meningkatkan kesehatan ibu. Perawatan antenatal dan pertolongan
persalinan sesuai standar, harus disertai dengan perawatan neonatal yang adekuat
dan upaya-upaya untuk menurunkan kematian bayi akibat bayi berat lahir rendah,
infeksi pasca lahir (seperti tetanus neonatorum, sepsis), hipotermia dan asfiksia.
Sebagian bear kematian neonatal yang terjadi pasca lahir disebabkan oleh
1
penyakit - penyakit yang dapat dicegah dan diobati dengan biaya yang tidak
mahal, mudah dilakukan, bisa dikerjakan dan efektif.
2
Berdasarkan uraian tersebut imunisasi diberikan kepada seseorang sesuai
dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi dari penyakit menular.
Sebagaimana dalam pedoman penyelenggaraan imunisasi di Indonesia terdapat
lima jenis imunisasi dasar yang diberikan secara rutin dengan sesuai jadwal yang
terdiri dari Bacillus Calmette Guerin (BCG), Diphtheria Pertusis Tetanus-
Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B-Hemophilus
Influenza type B (DPT-HB-Hib), Hepatitis B pada bayi baru lahir, Polio dan
Campak
Pentingnya pemberian imunisasi HB-0 pada bayi yaitu memberikan
kekebalan pada tubuh bayi dari penularan virus Hepatitis B dari ibu dengan
status HbsAg positif. Virus Hepatitis B jika menyerang bayi akan berdampak
pada kerusakan organ hati pada bayi bahkan dapat menyebabkan kanker hati.
Oleh karena itu, pemberian imunisasi HB-0 pada bayi akan memberikan
perlindungan terhadap paparan virus Hepatitis.
B. Rumusan Masalah
Apakah yang dimaksud dengan perawatan metode kangguru dan Vaksin HB-0
pada bayi baru lahir?
C. Tujuan
Untuk mengetahui Perawatan Metode Kangguru dan vaksin HB-0 pada bayi
baru lahir.
D. Manfaat penulisan
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang Perawatan metode Kangguru dan
Vaksin HB-0 pada bayi baru lahir
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
3. Tujuan metode kangguru
Ibu bertindak seperti ibu kangur yang mendekap bayiya dengan
Tujuan mempertahankan suhu bayi stabil dan optimal. Suhu optimal ini
diperoleh dengan kontak langsung secara terus menerus.
5
f. Mengurangi lama menangis pada bayi
g. Dapat mengurangi biaya rumah sakit.
Hal ini berkaitan dengan penggunaan ikubator di rumah sakit yang cukup
mahal, sehingga dengan menggunakan asuhan metode kangguru dapat
mengurangi biaya rumah sakit.
h. Metode bisa dilakukan oleh anggota keluarga lain, jika ibu perlu istirahat,
termasuk ayah, saudara,atau petugas kesehatan. Bila tidak ada yang
menggantikan , bayi diberi pakaian hangat atau topi, dan diletakkan di
box bayi dalam ruangan yang hangat.
6
c) Baju yang dipakai harus bersih dan hangat sebelum dipakai
d) Selama pelaksanaan metode kanguru ibu tidak memakai BH
e) Bagian bawah baju diikat dengan pengikat baju atau kain
f) Memakai kain baju yang dapat diregangkan
2) Persiapan bayi
a) Bayi jangan dimandikan, tetapi cukup dibersihkan dengan kain bersih
dan hangat
b) Bayi perlu memakai tutup kepala atau topi dan popok selama
penggunaan metode ini.
- Bila metode kangguru dilakukan dengan baju kangguru
1) Badan ibu sudah dalam keadaan bersih, dan dada tidak terhalang BH
2) Memakaikan topi , popok dan kaos kaki pada bayi
3) Meletakkan bayi diantara payudara, dada bayi menempel pada dada ibu.
4) Memalingkan kepala ke sisi kanan/kiri dengan sedikit menengadah
5) Memposisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk , seperti katak.
6) Memakaikan baju model kanguru, dengan batas kain atas berada
dibawah telinga bayi
7) Mengikat dengan kencang agar ibu dapat berativitas dengan bebas
seperti berdiri duduk , jalan, makan dan mengobrol.
8) Mengenakan pakaian luar sebagai penutup.
7
7) Mengikat dengan kencang agar ibu dapat beraktivitas dengan bebas
seperti berdiri duduk, jalan, makan dan mengobrol.
8) Mengenakan pakaian luar sebagai penutup.
- Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan metode kanguru.
1) Posisi ibu sat tidur yaitu dengan setengah duduk dengan meletakkan
bantal di belakang punggung ibu.
2) Bila ibu perlu istirahat , dapat digantikan oleh ayah atau anggota
keluarga yang lain.
3) Dalam pelaksanaan perlu diperhatikan persiapan ibu, bayi, pisisi bayi,
pemantauan bayi, cara pemberian ASI dan kebersihan ibu dan bayi
8
B. Vaksin Hb0 Pada Bayi Baru Lahir
b. Pengertian Vaksin
c. Tujuan Imunisasi
9
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat
ini, penyakit-penyakit tersebut adalah difteri, tetanus, batuk rejan
(pertusis), campak (measles), polio dan tuberkulosis. (Notoatmodjo,
2013) .
2. Hepatitis B
a. Pengertian Hepatitis B
Hepatitis B merupakan infeksi virus yang menyerang hati dan
dapat menyebabkan penyakit akut maupun kronik dan secara potensial
merupakan infeksi hati yang mengancam nyawa disebabkan oleh virus
hepatitis B. (WHO, 2012).
10
Hepatitis adalah peradangan pada organ hati yang disebabkan
infeksi bakteri, virus, proses autoimun, obat-obatan, perlemakan, alkohol
dan zat berbahaya lainnya. (Kemenkes RI, 2016)
Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis
B yang merusak hati dengan masa inkubasi 14-160 hari. Penyebaran
penyakit melalui darah dan produknya, suntikan yang tidak aman,
transfusi darah, proses persalinan, melalui hubungan seksual.
b. Klasifikasi Hepatitis B
Menurut Kemenkes RI (2016), Hepatitis B dibagi menjadi dua,
yakni:
1) Hepatitis B Akut
Hepatitis B Akut merupakan hepatitis B dari golongan virus DNAyang
penularannya vertikal 95% terjadi saat masa perinatal (saat persalinan)
dan 5% intrauterin. Penularan Horisontal melalui transfusi darah,
jarum suntik tercemar, pisau cukur, tatto dan transplantasi organ.
Hepatitis B akut memiliki masa inkubasi 60-90 hari.
2) Hepatitis B Kronik
Hepatitis B kronik merupakan perkembangan dari Hepatitis B akut.
Usia saat terjadi infeksi mempengaruhi kronisitas penyakit. Bila
penularan terjadi saat bayi maka 95% akan menjadi Hepatitis kronik.
Sedangkan bila penularan terjadi saat usia balita, maka 2-3% menjadi
penederita Hepatitis B kronikdan bila penularan saat dewasa maka
hanya 5% yang menjadi penderita Hepatitis kronik.
c. Manifestasi Klinis Hepatitis B
1) Hepatitis B akut
a) Malaise/lesu/kelelahan.
b) Nafsu makan menurun.
c) Demam ringan.
11
d) Nyeri abdomen sebelah kanan.
e) Kencing berwarna seperti teh.
f) Ikterik.
2) Hepatitis B kronis
12
4) Autoimun. Pada Hepatitis terutama Hepatitis B, sistem imun tubuh
justru menyerang dan merusak sel dan jaringan tubuh sendiri, dalam
hal ini adalah sel-sel hati, sehingga menyebabkan peradangan.
Peradangan yang terjadi dapat bervariasi mulai dari yang ringan
hingga berat. Hepatitis autoimun lebih sering terjadi pada wanita
dibanding pria.
e. Komplikasi
Hepatitis B kronik merupakan penyulit jangka lama pada pada
Hepatitis B akut. Penyakit ini terjadi pada sejumlah kecil penderita
hepatitis B akut. Kebanyakan penderita hepatitis kronik tidak pernah
mengalami gejala hepatitis B akut yang jelas. Hepatitis fulminal
merupakan penyulit yang paling dia takuti karena sebagian besar
berlangsung fatal. 50% kasus hepatitis virus fulmnal adalah dari tipe B
dan banyak diantar kasus hepatitis B akut fulminal terjadi akibat ada
koinfeksi dengan hepatitis D atau hepatitis C. Angka kematian lebih
dari 80% tetapi penderita hepatitis fulminal yang berhasil hidup yang
berhasil hidup biasanya mengalam kesembuhan biokimiawi atau
histologik.
Terapi pilihan untuk hepatitis B fulminal adalah transplantasi
hati. Sirosis hati merupakan kondisi dimana jaringan hati tergantikan
oleh jaringan parut yang terjadi bertahap. Jaringan parut ini semakin
lama akan mengubah struktur normal dari hati dan regenerasi sel-sel
hati. Makan sel-sel hati akan mengalami kerusakan yng menyebabkan
fungsi hati mengalami penurunan bahkan kehilangan fungsinya
(Mustofa & Kurniawati, 2013).
13
akan mengalami masalah hepatitis kronis cukup tinggi. Faktanya, 90
persen anak yang terkena hepatitis sebelum berusia 12 bulan akan
mengalami hepatitis kronis. Hingga kini belum ada obat untuk
hepatitis B kronis dan hanya sedikit perawatan yang dapat diandalkan.
Oleh karena itu, memberikan vaksin hepatitis B pada anak sejak lahir
merupakan cara terbaik untuk mencegahnya. Bayi baru lahir memiliki
sistem kekebalan tubuh yang masih lemah. Karena itulah, ia sangat
rentan terkena berbagai penyakit dari lingkungan. Tak terkecuali virus
hepatitis B.
14
Pemberian kepada bayi prematur dengan berat < 2000 gram perlu
diperhatikan karena biasanya tidak berespon baik terhadap vaksin. Pada
kondisi tersebut biasanya imunisasi diberikan setelah berat badan pada
bayi mencapai 2.000 gram atau saat bayi berumur 2 bulan.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan alternatif pengganti incubator
dalam perawatan BBLR, dengan beberapa kelebihan antara lain: merupakan cara
yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu adanya
kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana tubuh ibu akan menjadi thermoregulator
bagi bayinya sehingga bayi mendapatkan kehangatan (menghindari bayi dar
hipotermia), PM memudahkan pemberian ASI, perlindungan dari infeksi,
stimulasi, keselamatan dan kasih sayang. PMK dapat menurunkan kejadian
infeksi, penyakit berat, masalah menyusui dan ketidakpuasan ibu serta
meningkatnya hubungan antara ibu dan bayi serta meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan bayi.
Hepatitis B merupakan infeksi virus yang menyerang hati dan dapat
menyebabkan penyakit akut maupun kronik dan secara potensial merupakan
infeksi hati yang mengancam nyawa disebabkan oleh virus hepatitis B. (WHO,
2012). Untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis B tersebut, bayi baru lahir
diberikan imunisasi Hepatitis B.
B. Saran
Perawatan Metode Kangguru in dapat digunakan lebih efektif bagi tenaga
kesehatan untuk membantu memenuhi sebagian bear kebutuhan dasar bay, antara
lain kehangatan, ASI, perlindungan infeksi, dan stimulasi pada bayi BBLR. Dan
16
Pemberian vaksin hepatitis B kepada bayi baru lahir untuk memberikan
perlindungan terhadap penyakit hepatitis B.
DAFTAR PUSTAKA
Kholipah, S & Tri In. 2014. Perawatan Metode Kangguru Perencanaan Penyuluhan
https://www.halodoc.com/pentingnya-vaksin-hepatitis-b-bagi-bayi-baru-lahir Diakses
pada tanggal 18 November 2019
https://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
hepatitis.pdf Diakses pada tanggal 19 November 2019
17
18