Anda di halaman 1dari 22

Tugas Kelompok

TEKNOLOGI TEPAT GUNA


METODE KANGURU PADA BAYI DAN VAKSIN HB0
PADA BAYI BARU LAHIR

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5 :
PUTU YUDI PUSPAYANTI PO7124321034
ASRINI PO7124321009
MUTIARA AYUFRISKA PO7124321027
NURFAINI PO7124321032
NI NYOMAN WIADNYANI PO7124321055
DEYSI SWANDAYANI PO7124321052

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
PROGRAM STUDI S.Tr.KEB
KELAS ALIH JENJANG
2022
Kata Pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 01 Juni 2022

kelompok 5

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................................ii
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................3
C. Tujuan..........................................................................................................................3
D. Manfaat penulisan........................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................................4
A. Perawatan Metode Kangguru.......................................................................................4
1. Pengertian Kangaroo Mother Care...........................................................................4
2. Prinsip Perawatan Metode Kangguru.......................................................................4
3. Tujuan metode kangguru.........................................................................................5
4. Manfaat Perawatan Metode Kangguru.....................................................................5
5. Kekurangan Perawatan Metode Kangguru...............................................................6
6. Kriteria bayi untuk metode kanguru.........................................................................6
7. Langkah-langkah metode kanguru...........................................................................6
8. Waktu Pelaksanaan Metode Kanguru.......................................................................8
9. Kriteria keberhasilan Perawatan Metode Kanguru...................................................8
B. Vaksin Hb0 Pada Bayi Baru Lahir..................................................................................9
1. Imunisasi dan Vaksin...............................................................................................9
2. Hepatitis B..............................................................................................................10
3. Imunisasi Hepatitis B pada Bayi Baru Lahir...........................................................13
BAB III..................................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................................16
A. Kesimpulan................................................................................................................16
B. Saran..........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................17

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Data World Health Organization (WHO) memperlihatkan sekitar 20 juta bayi
berat lahir rendah (BBLR) lahir setiap tahunnya yang dapat disebabkan oleh
kelahiran sebelum waktunya (prematur) maupun perkembangan janin terhambat
saat dalam kandungan. Bayi dengan berat lahir rendah merupakan penyumbang
tertinggi angka kematian neonatal (AKN). Dari sekitar 4 juta kematian neonatal,
prematur dan BBLR menyumbang lebih dari seperlima kasus, dan Indonesia
terdaftar sebagai negara di urutan ke-8 berdasarkan jumlah kematian neonatal per
tahun menurut data WHO. Prevalensi BBLR di Indonesia berkisar antara 2
hingga 17,2% dan menyumbang 29,2% AKN.

Masalah utama bayi baru lair pada masa perinatal dapat menyebabkan
kematian, kesakitan dan kecacatan. Hal ini merupakan akibat dari kondisi
kesehatan ibu yang jelek, perawatan selama kehamilan yang tidak adekuat,
penanganan selama persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, serta perawatan
neonatal yang tidak adekuat. Bila ibu meninggal saat melahirkan, kesempatan
hidup yang dimiliki bayinya menjadi semakin kecil. Kematian neonatal tidak
dapat diturunkan secara bermakna tapa dukungan upaya menurunkan kematian
ibu dan meningkatkan kesehatan ibu. Perawatan antenatal dan pertolongan
persalinan sesuai standar, harus disertai dengan perawatan neonatal yang adekuat
dan upaya-upaya untuk menurunkan kematian bayi akibat bayi berat lahir rendah,
infeksi pasca lahir (seperti tetanus neonatorum, sepsis), hipotermia dan asfiksia.
Sebagian bear kematian neonatal yang terjadi pasca lahir disebabkan oleh

1
penyakit - penyakit yang dapat dicegah dan diobati dengan biaya yang tidak
mahal, mudah dilakukan, bisa dikerjakan dan efektif.

Intervensi yang efektif masih sangat terbatas akibat terbatasnya jumlah


fasilitas dan tenaga yang terampil. Akibatnya angka morbiditas dan mortalitas
bayi BBLR menjadi tinggi. Perawatan dengan metode kanguru (PMK)
merupakan salah satu cara yang sederhana dan terbukti efektif untuk memenuhi
sebagian bear kebutuhan dasar bayi, antara lain kehanatan, ASI, perlindungan
infeksi, dan stimulasi.

Metode kanguru didalam dunia peawatan bayi dikenal beberapa teknologi


tepat guna yang konon kabarnya pada masa nenek moyang kita dahulu belum ada
teknologi yang canggih seperti sekarang maka mereka sudah melaksanakan
perawatan bayi secara alami seperti mencegah hipotermi dengan menggunakan
botol yang berisi air hangat dan melakukan tindakan menggendong dan
mendekap bayi seperti kanguru agar suhu tubuh si ibu mampu menghangatkan
tubuh bayi. metode kangguru ini yang sedang digalakan sekarang untuk
mengatasi dan diharapkan mampu menurunkan angka kematian bayi pada kasus
berat badan lahir rendah.

Saat ini pemerintah Indonesia juga sangat memprioritaskan kesehatan


terutama anak balita guna peningkatan kualitas sumber daya manusia. Setiap
harinya ada 460 bayi meninggal di Indonesia yang disebabkan oleh penyakit
yang sebagian besar dapat dicegah melalui vaksinasi. Oleh karena itu, United
Nations Children’s Fund (UNICEF) dan pemerintah Indonesia berupaya dan
bekerja sama untuk memastikan sekitar 5 juta bayi setiap harinya mendapat
imunisasi lengkap dan tepat waktu untuk melawan tujuh penyakit yang dapat
mematikan di antaranya : Tubercolosis, Polio, Difteri, Tetanus, Pertusis,
Hepatitis B dan Campak.

2
Berdasarkan uraian tersebut imunisasi diberikan kepada seseorang sesuai
dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi dari penyakit menular.
Sebagaimana dalam pedoman penyelenggaraan imunisasi di Indonesia terdapat
lima jenis imunisasi dasar yang diberikan secara rutin dengan sesuai jadwal yang
terdiri dari Bacillus Calmette Guerin (BCG), Diphtheria Pertusis Tetanus-
Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B-Hemophilus
Influenza type B (DPT-HB-Hib), Hepatitis B pada bayi baru lahir, Polio dan
Campak
Pentingnya pemberian imunisasi HB-0 pada bayi yaitu memberikan
kekebalan pada tubuh bayi dari penularan virus Hepatitis B dari ibu dengan
status HbsAg positif. Virus Hepatitis B jika menyerang bayi akan berdampak
pada kerusakan organ hati pada bayi bahkan dapat menyebabkan kanker hati.
Oleh karena itu, pemberian imunisasi HB-0 pada bayi akan memberikan
perlindungan terhadap paparan virus Hepatitis.

B. Rumusan Masalah
Apakah yang dimaksud dengan perawatan metode kangguru dan Vaksin HB-0
pada bayi baru lahir?

C. Tujuan
Untuk mengetahui Perawatan Metode Kangguru dan vaksin HB-0 pada bayi
baru lahir.

D. Manfaat penulisan
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang Perawatan metode Kangguru dan
Vaksin HB-0 pada bayi baru lahir

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perawatan Metode Kangguru

1. Pengertian Kangaroo Mother Care


Pengertian Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode
Kangguru (PMK) adalah kontak kulit antara ibu dan bayi secara dini, terus-
menerus serta dikombinasi dengan pemberian ASI eksklusif. Tujuannnya
adalah agar bayi kecil tetap hangat. Dapat dimulai segera setelah lahir atau
bayio telah stabil. KMC dapat dilakukan di rumah sakit atau di rumah setelah
bayi pulang. Bayi tetap dapat di rawat dengan KMC meskipun belum dapat
menyusu, berikan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif
pemberian minum. Meski namanya kanguru, metode ini bukan berasal dari
Australia, metode ini meniru perilaku binatang asal Australia yang
menyimpan anaknya di kantung perutnya, sehingga diperoleh suhu optimal
bagi kehidupan bayi. Metode ini asalnya bukan dari Australia melainkan
dikembangkan di Kolombia.

2. Prinsip Perawatan Metode Kangguru


Prinsip metode ini adalah menggantikan perawatan bayi baru lahir
dalam inkubator dengan meniru kanguru. Ibu bertindak seperti ibu kanguru
yang mendekap bayinya dengan tujuan mempertahankan suhu bayi stabil dan
optimal (36,50C- 37,50C). Suhu optimal ini diperoleh dengan kontak
langsung kulit bayi dengan secara terus-menerus.Bayi yang dapat bertahan
dengan cara ini adalah yang keadaan umumnya baik, suhu tubuhnya stabil
(36,50C- 37,50C) dan mampu menyusui dengan baik. Metode ini dihentikan
jika bai telah mencapai bobot badan minimal 2500 g dan suhu tubuh optimal
370C, dan bayi bisa menyusui dengan baik.

4
3. Tujuan metode kangguru
Ibu bertindak seperti ibu kangur yang mendekap bayiya dengan
Tujuan mempertahankan suhu bayi stabil dan optimal. Suhu optimal ini
diperoleh dengan kontak langsung secara terus menerus.

4. Manfaat Perawatan Metode Kangguru


Beberapa penelitian menyebutkan metode in memberikan manfaat
yang dapat dirasakan langsung oleh bayi dan ibu :
a. Untuk meningkatkan Berat Badan terutama pada BBLR
b. Menjaga kehangatan, agar suhu tubuh bayi tetap normal. Suhu optimal
didapat lewat kontak langsung kulit ibu dengan kulit bayi (skin to skin
contact). Suhu ibu merupakan sumber panas yang efisien dan murah.
c. Mempercepat pengeluaran ASI dan meningkatkan keberhasilan menyusui
sehingga Inisiasi Menyusu Dini juga akan cepat tercapai dalam tahap
metode ini dan apabila ASI sudah keluar manfaat ekonomis juga akan
dirasakan. Ibu selain mudah, praktis dan murah dapat menyusui bayinya,
tidak perlu juga membeli susu formula yang harganya cukup mahal
d. Menjalin ikatan batin antara ibu dan bayi.
Metode ini tentunya akan lebih mendekatkan ikatan batin ibu dan
si bai, karena apabila bayi berada di inkubator, tentunya hubungan bayi
dan ibu akan "terbatas". Dengan metode KMC ini akan diketahui
pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi
karena berbagai rangsangan seperti skin to skin contact. Bayi akan merasa
aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan
mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi mash dalam
rahim. Bayi dapat merasakan sentuhan lembut ibu, ungkapan rasa sayang
dan perhatian seorang ibu. Bayi prematur yang mendapat banyak
sentuhan ibu, menurut penelitian, menunjukkan kenaikan berat badan
yang cepat dari pada jika si bayi jarang disentuh.
e. Perlindungan dari infeksi

5
f. Mengurangi lama menangis pada bayi
g. Dapat mengurangi biaya rumah sakit.

Hal ini berkaitan dengan penggunaan ikubator di rumah sakit yang cukup
mahal, sehingga dengan menggunakan asuhan metode kangguru dapat
mengurangi biaya rumah sakit.

h. Metode bisa dilakukan oleh anggota keluarga lain, jika ibu perlu istirahat,
termasuk ayah, saudara,atau petugas kesehatan. Bila tidak ada yang
menggantikan , bayi diberi pakaian hangat atau topi, dan diletakkan di
box bayi dalam ruangan yang hangat.

5. Kekurangan Perawatan Metode Kangguru


Adapun salah satu kekurangan dari asuhan metode kangguru yaitu,
Waktu ibu cenderung lebih banyak digunakan untuk metode ini, sehingga
tidak dapat melakukan aktivitas lain yang lebih berat(sangat aktif).

6. Kriteria bayi untuk metode kanguru


Adapun kriteria bayi untuk metode kanguru menurut Suriviana adalah
a. Bayi dengan berat badan ≤ 2000 gram.
b. Tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai.
c. Refleks dan koordinasi isap dan menelan yang baik.
d. Perkembangan selama di inkubator (rumah sakit) baik.
e. Kesiapan dan keikutsertaan orang tua, sangat mendukung dalam
keberhasilan

7. Langkah-langkah metode kanguru


- Persiapan pelaksanaan metode kangguru
1) Persiapan ibu
a) Membersihkan daerah dada dan pert dengan cara mandi dengan
sabun 2-3 kali sehari.
b) Membersihkan kuku dan tangan

6
c) Baju yang dipakai harus bersih dan hangat sebelum dipakai
d) Selama pelaksanaan metode kanguru ibu tidak memakai BH
e) Bagian bawah baju diikat dengan pengikat baju atau kain
f) Memakai kain baju yang dapat diregangkan
2) Persiapan bayi
a) Bayi jangan dimandikan, tetapi cukup dibersihkan dengan kain bersih
dan hangat
b) Bayi perlu memakai tutup kepala atau topi dan popok selama
penggunaan metode ini.
- Bila metode kangguru dilakukan dengan baju kangguru
1) Badan ibu sudah dalam keadaan bersih, dan dada tidak terhalang BH
2) Memakaikan topi , popok dan kaos kaki pada bayi
3) Meletakkan bayi diantara payudara, dada bayi menempel pada dada ibu.
4) Memalingkan kepala ke sisi kanan/kiri dengan sedikit menengadah
5) Memposisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk , seperti katak.
6) Memakaikan baju model kanguru, dengan batas kain atas berada
dibawah telinga bayi
7) Mengikat dengan kencang agar ibu dapat berativitas dengan bebas
seperti berdiri duduk , jalan, makan dan mengobrol.
8) Mengenakan pakaian luar sebagai penutup.

- Bila metode kanguru dilakukan dengan selendang.


1) Badan ibu sudah dalam keadaan bersih, dan dada tidak terhalang BH
2) Memakaikan topi, popok dan kaos kaki pada bayi
3) Meletakkan bayi diantara payudara, dada bayi menempel pada dada ibu.
4) Memalingkan kepala ke sisi kanan/kiri dengan sedikit menengadah
5) Memposisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk , seperti katak.
6) Menggunakan selendang, handuk atau kain lebar yang dibuat sedemikian
untuk menjaga tubuh bayi.

7
7) Mengikat dengan kencang agar ibu dapat beraktivitas dengan bebas
seperti berdiri duduk, jalan, makan dan mengobrol.
8) Mengenakan pakaian luar sebagai penutup.
- Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan metode kanguru.
1) Posisi ibu sat tidur yaitu dengan setengah duduk dengan meletakkan
bantal di belakang punggung ibu.
2) Bila ibu perlu istirahat , dapat digantikan oleh ayah atau anggota
keluarga yang lain.
3) Dalam pelaksanaan perlu diperhatikan persiapan ibu, bayi, pisisi bayi,
pemantauan bayi, cara pemberian ASI dan kebersihan ibu dan bayi

8. Waktu Pelaksanaan Metode Kanguru


a. Segera setelah lahir
b. Sangat awal, setelah 10-15 menit
c. Awal, setelah umur 24 jam
d. Menengah, setelah 7 hari perawatan
e. Lambat, setelah bayi bernafas sendiri tanpa O2
f. Setelah keluar dari perawatan incubator

9. Kriteria keberhasilan Perawatan Metode Kanguru


a. Suhu tubuh bayi stabil dan optimal (36,50C -37,50 C)
b. Kenaikan berat badan stabil
c. Produksi ASI adekuat
d. Bayi tumbuh dan berkembang optimal
e. Bayi dapat menetek kuat

8
B. Vaksin Hb0 Pada Bayi Baru Lahir

1. Imunisasi dan Vaksin


a. Pengertian Imunisasi

Imunisasi berasal dari kata “imun” yang berarti kebal atau


resisten. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu
penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan
terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang
(Lisnawati, 2011).

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/ meningkatkan


kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila
suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan (Kemenkes RI, 2013).

b. Pengertian Vaksin

Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati,


masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah
diolah, berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid,
protein rekombinan yang apabila diberikan kepada seseorang akan
menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit infeksi
tertentu.

c. Tujuan Imunisasi

Tujuan imunisasi yaitu untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu


pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok
masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan suatu penyakit tertentu
dari dunia. (Ranuh, 2008).

9
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat
ini, penyakit-penyakit tersebut adalah difteri, tetanus, batuk rejan
(pertusis), campak (measles), polio dan tuberkulosis. (Notoatmodjo,
2013) .

Secara umun tujuan imunisasi antara lain: (Atikah, 2010) :

a) Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular.


b) Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular
c) Imunisasi menurunkan angka mordibitas (angka kesakitan) dan
mortalitas (angka kematian) pada balita
d. Manfaat Imunisasi
a. Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit,
dan kemungkinan cacat atau kematian.
b. Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan
bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua
yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang
nyaman.
c. Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa
yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.

2. Hepatitis B
a. Pengertian Hepatitis B
Hepatitis B merupakan infeksi virus yang menyerang hati dan
dapat menyebabkan penyakit akut maupun kronik dan secara potensial
merupakan infeksi hati yang mengancam nyawa disebabkan oleh virus
hepatitis B. (WHO, 2012).

10
Hepatitis adalah peradangan pada organ hati yang disebabkan
infeksi bakteri, virus, proses autoimun, obat-obatan, perlemakan, alkohol
dan zat berbahaya lainnya. (Kemenkes RI, 2016)
Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis
B yang merusak hati dengan masa inkubasi 14-160 hari. Penyebaran
penyakit melalui darah dan produknya, suntikan yang tidak aman,
transfusi darah, proses persalinan, melalui hubungan seksual.

b. Klasifikasi Hepatitis B
Menurut Kemenkes RI (2016), Hepatitis B dibagi menjadi dua,
yakni:
1) Hepatitis B Akut
Hepatitis B Akut merupakan hepatitis B dari golongan virus DNAyang
penularannya vertikal 95% terjadi saat masa perinatal (saat persalinan)
dan 5% intrauterin. Penularan Horisontal melalui transfusi darah,
jarum suntik tercemar, pisau cukur, tatto dan transplantasi organ.
Hepatitis B akut memiliki masa inkubasi 60-90 hari.
2) Hepatitis B Kronik
Hepatitis B kronik merupakan perkembangan dari Hepatitis B akut.
Usia saat terjadi infeksi mempengaruhi kronisitas penyakit. Bila
penularan terjadi saat bayi maka 95% akan menjadi Hepatitis kronik.
Sedangkan bila penularan terjadi saat usia balita, maka 2-3% menjadi
penederita Hepatitis B kronikdan bila penularan saat dewasa maka
hanya 5% yang menjadi penderita Hepatitis kronik.
c. Manifestasi Klinis Hepatitis B
1) Hepatitis B akut
a) Malaise/lesu/kelelahan.
b) Nafsu makan menurun.
c) Demam ringan.

11
d) Nyeri abdomen sebelah kanan.
e) Kencing berwarna seperti teh.
f) Ikterik.

2) Hepatitis B kronis

a) HbsAg (Hepatitis B surface Antigen) positif.


b) HbeAg (Hepatitis B E-Antigen, anti-Hbe dalam serum, kadar ALT
(Alanin Amino Transferase), HBV DNA (Hepatitis B Virus-
Deoxyyribunukleic Acid) positif.
c) Berlangsung >6 bulan
d) Asimtomatik (tanpa tanda dan gejala)
d. Etiologi

Penyebab penyakit Hepatitis B menurut Susan Smeltzer (dalam


Brunner and Suddarth, 2015), yaitu :

1) Penularan melalui cairan tubuh. Hepatitis B dapat ditularkan melalui


cairan tubuh yang terinfeksi virus hepatitis B. Cairan tubuh yang
dapat menjadi sarana penularan hepatitis B adalah darah, cairan
vagina, dan air mani. Karena itu, berbagi pakai jarum suntik serta
berhubungan seksual tanpa kondom dengan penderita hepatitis B
dapat menyebabkan seseorang tertular penyakit ini. bu yang
menderita hepatitis B dan C juga dapat menularkan kepada bayinya
melalui jalan lahir.
2) Konsumsi alkohol. Kerusakan pada hati oleh senyawa kimia,
terutama alkohol. Konsumsi alkohol berlebihan akan merusak sel-
sel hati secara permanen dan dapat berkembang menjadi gagal hati
atau sirosis.
3) Penggunaan obat-obatan melebihi dosis atau paparan racun juga
dapat menyebabkan hepatitis.

12
4) Autoimun. Pada Hepatitis terutama Hepatitis B, sistem imun tubuh
justru menyerang dan merusak sel dan jaringan tubuh sendiri, dalam
hal ini adalah sel-sel hati, sehingga menyebabkan peradangan.
Peradangan yang terjadi dapat bervariasi mulai dari yang ringan
hingga berat. Hepatitis autoimun lebih sering terjadi pada wanita
dibanding pria.
e. Komplikasi
Hepatitis B kronik merupakan penyulit jangka lama pada pada
Hepatitis B akut. Penyakit ini terjadi pada sejumlah kecil penderita
hepatitis B akut. Kebanyakan penderita hepatitis kronik tidak pernah
mengalami gejala hepatitis B akut yang jelas. Hepatitis fulminal
merupakan penyulit yang paling dia takuti karena sebagian besar
berlangsung fatal. 50% kasus hepatitis virus fulmnal adalah dari tipe B
dan banyak diantar kasus hepatitis B akut fulminal terjadi akibat ada
koinfeksi dengan hepatitis D atau hepatitis C. Angka kematian lebih
dari 80% tetapi penderita hepatitis fulminal yang berhasil hidup yang
berhasil hidup biasanya mengalam kesembuhan biokimiawi atau
histologik.
Terapi pilihan untuk hepatitis B fulminal adalah transplantasi
hati. Sirosis hati merupakan kondisi dimana jaringan hati tergantikan
oleh jaringan parut yang terjadi bertahap. Jaringan parut ini semakin
lama akan mengubah struktur normal dari hati dan regenerasi sel-sel
hati. Makan sel-sel hati akan mengalami kerusakan yng menyebabkan
fungsi hati mengalami penurunan bahkan kehilangan fungsinya
(Mustofa & Kurniawati, 2013).

3. Imunisasi Hepatitis B pada Bayi Baru Lahir


Penting untuk diingat, meski anak kecil sering kali tidak
menunjukkan gejala saat terkena infeksi hepatitis B, tapi risiko anak

13
akan mengalami masalah hepatitis kronis cukup tinggi. Faktanya, 90
persen anak yang terkena hepatitis sebelum berusia 12 bulan akan
mengalami hepatitis kronis. Hingga kini belum ada obat untuk
hepatitis B kronis dan hanya sedikit perawatan yang dapat diandalkan.
Oleh karena itu, memberikan vaksin hepatitis B pada anak sejak lahir
merupakan cara terbaik untuk mencegahnya. Bayi baru lahir memiliki
sistem kekebalan tubuh yang masih lemah. Karena itulah, ia sangat
rentan terkena berbagai penyakit dari lingkungan. Tak terkecuali virus
hepatitis B.

Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI,


95% penularan hepatitis B terjadi secara vertikal, yaitu dari ibu ke bayi
pada saat persalinan. Sedangkan 5% lainnya terjadi secara intra uterine
atau pada saat di dalam kandungan. Jika penularan terjadi saat bayi,
maka kemungkinan besar virus ini akan bertahan lama di dalam tubuh
bayi dan terbawa sampai ia dewasa. Akibatnya, bayi mengalami
hepatitis B kronis. Bila tidak cepat-cepat ditangani, hal ini bisa
memicu komplikasi dan menyebabkan kematian.

Vaksin ini diberikan untuk mencegah infeksi hati serius, yang


disebabkan oleh virus hepatitis B. Vaksin hepatitis B diberikan dalam
waktu 12 jam setelah bayi lahir, dengan didahului suntik vitamin K,
minimal 30 menit sebelumnya. Lalu, vaksin kembali diberikan pada
usia 2, 3, dan 4 bulan. Vaksin diberikan dengan dosis 0,5 ml. Vaksin
hepatitis B dapat menimbulkan efek samping, seperti demam serta
lemas dan sedikit nyeri di area suntikan beberapa hari. Pada kasus
yang jarang terjadi, efek samping bisa berupa gatal-gatal, kulit
kemerahan, dan pembengkakan pada wajah. Imunisasi ini diberikan
melalui paha bagian luar.

14
Pemberian kepada bayi prematur dengan berat < 2000 gram perlu
diperhatikan karena biasanya tidak berespon baik terhadap vaksin. Pada
kondisi tersebut biasanya imunisasi diberikan setelah berat badan pada
bayi mencapai 2.000 gram atau saat bayi berumur 2 bulan.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan alternatif pengganti incubator
dalam perawatan BBLR, dengan beberapa kelebihan antara lain: merupakan cara
yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu adanya
kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana tubuh ibu akan menjadi thermoregulator
bagi bayinya sehingga bayi mendapatkan kehangatan (menghindari bayi dar
hipotermia), PM memudahkan pemberian ASI, perlindungan dari infeksi,
stimulasi, keselamatan dan kasih sayang. PMK dapat menurunkan kejadian
infeksi, penyakit berat, masalah menyusui dan ketidakpuasan ibu serta
meningkatnya hubungan antara ibu dan bayi serta meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan bayi.
Hepatitis B merupakan infeksi virus yang menyerang hati dan dapat
menyebabkan penyakit akut maupun kronik dan secara potensial merupakan
infeksi hati yang mengancam nyawa disebabkan oleh virus hepatitis B. (WHO,
2012). Untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis B tersebut, bayi baru lahir
diberikan imunisasi Hepatitis B.

B. Saran
Perawatan Metode Kangguru in dapat digunakan lebih efektif bagi tenaga
kesehatan untuk membantu memenuhi sebagian bear kebutuhan dasar bay, antara
lain kehangatan, ASI, perlindungan infeksi, dan stimulasi pada bayi BBLR. Dan

16
Pemberian vaksin hepatitis B kepada bayi baru lahir untuk memberikan
perlindungan terhadap penyakit hepatitis B.

DAFTAR PUSTAKA

Hanani. 2011. Kangaroo Mother Care.


http://sihhanani.blogspot.co.id/2011/11/kangaroo

mother-care.html diakses : 10 oktober 2015.

Kholipah, S & Tri In. 2014. Perawatan Metode Kangguru Perencanaan Penyuluhan

Pendidikan Kesehatan tentang perawatan BBLR


http://ncembidan.blogspot.co.id/2014/02/askeb-v-perawatan-metode-kanguru.html
diakses 10 Oktober 2015.

Rahmayanti. 2011. Pelaksanaan Perawatan Metode Kangguru Pada Ibu Yang


Memiliki BBLR di Rumah Sakit Budi Kemuliaan Jakarta Tahun 2011 .
http://lib.ui.ac.id/ diakses : 10

https://www.alodokter.com/hepatitis-b Diakses pada tanggal 18 November 2019

https://www.halodoc.com/pentingnya-vaksin-hepatitis-b-bagi-bayi-baru-lahir Diakses
pada tanggal 18 November 2019

https://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
hepatitis.pdf Diakses pada tanggal 19 November 2019

17
18

Anda mungkin juga menyukai