Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “Teknologi tepat guna dalam kebidanan pada Bayi Baru Lahir”
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil makalah ini masih jauh
Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
PENUTUP...............................................................................................................................10
A. Kesimpulan............................................................................................................................10
B. Saran.......................................................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi baru lahir yaitu kondisi dimana bayi baru lahir (neonatus), lahir melalui
jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat,
nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.Neonatus (BBL)
adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28 hari,dimana
terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar
rahim.Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system. Neonatus
(BBL) bukanlah miniature orang dewasa, bukan pula miniature anak.Neonatus
mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba tergantung
pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang serba mandiri.Masa perubahan yang
paling besar terjadi selama jam ke 24-72 pertama.Transisi ini hampir meliputi semua
system organ tapi yang terpenting bagi anastesi adalah system pernafasan
sirkulasi,ginjal dan hepar.Maka dari itu sangatlah diperlukan penataan dan persiapan
yang matang untuk melakukan suatu anastesi terhadap neonates (BBL).
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang
bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin.
Perkembangan bayi normal sangat tergantung dari respon kasih sayang ibu dengan
bayi yang dilahirkan yang bersatu dalam hubungan psikologis dan fisiologis. Ikatan
ibu dan anak dimulai sejak anak belum dilahirkan dengan suatu perencanaan dan
konfirmasi kehamilan, serta menerima janin yang tumbuh sebagai individu. Sesudah
lahir sampai minggu berikut-berikutnya, kontak visual dan fisik bayi memicu
berbagai penghargaan satu sama lain.
1
sederhana dan proses pengenalannya banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan dan
mata pencaharian pokok masyarakat tertentu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi teknologi tepat guna dalam pelayanan bayi baru lahir?
2. Apa saja contoh dan manfaat teknologi tepat guna dalam pelayanan bayi baru lahir?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi teknologi tepat guna dalam pelayanan bayi baru lahir
2. Untuk mengetahui contoh dan manfaat teknologi tepat guna dalam pelayanan bayi
baru lahir
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Inkubator
Kelahiran bayi prematur adalah bayi yang belum cukup bulan untuk
lahir tapi diharuskan lahir karena adanya masalah dalam kandungan.Ketuban
yang peceh lebih cepat bisa membuat air ketuban terinfeksi kuman, jika terlalu
lama dibiarkan lebih dari 18 jam, akibatnya bayi bisa sesak nafas. Penyebab
pecahnya ketuban karena stres yang dialami bayi dalam kandungan. Stresnya
dapat disebabkan oleh infeksi.
3
Selain itu lahir prematur bisa jadi karena kontraksi sang ibu. Jika
kontraksi terjadi sebelum waktunya, bukan tak mungkin bayi akan lahir
prematur. Karena bayi stres, katup mulut janin pun jadi terbuka dan air
ketuban bisa terminum oleh bayi, sehingga bayi akan mengalami sesak nafas.
4
3. Blue Light (Foto Terapi)
Ikterus adalah warna kuning yang tampak pada putih mata (sklera) dan
kulit bayi baru lahir. Warna kuning itu pertanda terjadinya penumpukan
bilirubin, yaitu senyawa hasil pemecahan sel darah merah, bisa karena sel
darah merah sudah tua atau ada proses penghancuran yang abnormal. Semasa
dalam kandungan, bilirubin dikeluarkan melalui plasenta ibu. Setelah lahir,
bayi harus mengeluarkannya sendiri. Pengeluaran bilirubin oleh bayi
memerlukan fungsi hati yang sempurna dan makanan dalam usus yang
membawanya keluar sebagai feses, Kadar bilirubin yang normal bergantung
pada usia bayi. Contohnya, kadar bilirubin 12 mg/dl pada bayi kurang dari 24
jam adalah abnormal. Tetapi kadar tersebut pada bayi cukup bulan usia 3 hari
adalah normal. Bila bayi tampak kuning, perlu diperiksa kadar bilirubin untuk
menentukan apakah kadarnya masih normal atau sudah abnormal sehingga
perlu terapi. Dianggap di atas normal bila kadar biliburin lebih dari 12 mg/dl.
Bila kadar bilirubin di atas normal, dokter akan melakukan terapi sinar biru
pada bayi kuning tersebut. Terapi ini dilakukan di rumah sakit. Bayi diletakkan
di bawah lampu yang memancarkan spektrum cahaya biru dengan panjang
gelombang tertentu (ukurannya sekitar 450 nanometer).
Fungsi terapi sinar biru ini akan mengubah bilirubin menjadi senyawa
yang larut dalam air sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh bayi. Berapa lama
bayi menjalani terapi sinar biru tergantung pada kadar bilirubin, biasanya
sekitar 2-4 hari. Bila kadar bilirubin 12- 15 mg/dl, terapi dilakukan selama 2-3
hari. Bila kadarnya mencapai 15-20 mg/dl terapi dilakukan selama 3-4 hari.
Biliblanket, Selain terapi sinar biru, dapat pula dilakukan dengan biliblanket,
yaitu selimut yang mengandung serat optik yang juga terdapat pada sinar biru.
Bedanya, selimut ini dapat langsung menutup tubuh bayi sehingga Anda dapat
langsung menyusui dan memeluknya. Di Indonesia juga tersedia biliblanket,
namun tidak begitu efektif dalam menurunkan kadar bilirubin. Yang paling
efektif adalah terapi sinar biru. Tranfusi darah. Bila kadar bilirubin bayi baru
lahir di atas 20 mg/dl, dokter akan malakukan transfusi darah untuk menukar
darah bayi. Karena, bilirubin yang sangat tinggi berisiko tinggi masuk ke
dalam otak sehingga terjadi gangguan pada otak dan kualitas perkembangan
bayi.
Gejala kuning:
Kulit, selaput lendir (gusi, mata) berwarna kuning.
Bayi rewel, mengantuk, lemas
Kurang aktif menyusu.
Urin berwarna kuning tua (pekat).
Cara terapi:
1. Bayi dalam boks disinar dari jarak 10 – 23,5 cm
2. Saat diterapi, mata bayi ditutup dengan kain kassa, agar retinanya
aman.
3. Selama menjalani terapi, bayi harus sering disusui karena ASI
efektif dalam
5
melancarkan proses buang air kecil dan buang air besar, dan bayi
terhindar dari dehidrasi akibat efek panas sinar biru tersebut. Belum
ditemukan efek negatif dari terapi sinar biru terhadap kesehatan bayi bila
dilaksanakan dengan tepat. Terapi sinar biru masih dianggap aman dan tidak
mahal.
4. Resucitation
Resusitasi merupakan sebuah upaya menyediakan oksigen ke otak,
jantung dan organ-organ vital lainnya melalui sebuah tindakan yang meliputi
pemijatan jantung dan menjamin ventilasi yang adekwat (Rilantono, 1999).
Tindakan ini merupakan tindakan kritis yang dilakukan pada saat terjadi
kegawatdaruratan terutama pada sistem pernafasan dan sistem kardiovaskuler.
kegawatdaruratan pada kedua sistem tubuh ini dapat menimbulkan kematian
dalam waktu yang singkat (sekitar 4 – 6 menit). Tindakan resusitasi
merupakan tindakan yang harus dilakukan dengan segera sebagai upaya untuk
menyelamatkan hidup (Hudak dan Gallo, 1997). Resusitasi pada anak yang
mengalami gawat nafas merupakan tindakan kritis yang harus dilakukan oleh
perawat yang kompeten. Perawat harus dapat membuat keputusan yang tepat
pada saat kritis. Kemampuan ini memerlukan penguasaan pengetahuan dan
keterampilan keperawatan yang unik pada situasi kritis dan mampu
menerapkannya untuk memenuhi kebutuhan pasien kritis (Hudak dan Gallo,
1997) Kondisi yang memerlukan resusitasi neonatus misalnya :
a. sumbatan jalan napas : akibat lendir / darah / mekonium, atau akibat lidah
yang jatuh ke posterior
b. kondisi depresi pernapasan akibat obat-obatan yang diberikan kepada ibu
misalnya obat anestetik, analgetik lokal, narkotik, diazepam, magnesium
sulfat, dan sebagainya
c. kerusakan neurologis.
d. kelainan / kerusakan saluran napas atau kardiovaskular atau susunan saraf
pusat, dan / atau kelainan-kelainan kongenital yang dapat menyebabkan
gangguan pernapasan / sirkulasi.
e. syok hipovolemik misalnya akibat kompresi tali pusat atau perdarahan. Ada
pembatasan dalam penilaian Apgar ini, yaitu :
Resusitasi SEGERA dimulai bila diperlukan, dan tidak menunggu
sampai ada penilaian pada menit pertama.
Keputusan perlu tidaknya resusitasi maupun penilaian respons
resusitasi dapat cukup dengan menggunakan evaluasi frekuensi
jantung, aktifitas respirasi dan tonus neuromuskular, daripada dengan
nilai Apgar total. Hal ini untuk menghemat waktu. Perencanaan
berdasarkan perhitungan nilai Apgar:
1. Nilai Apgar menit pertama 7 – 10 :
Biasanya bayi hanya memerlukan tindakan pertolongan berupa
penghisapan lendir / cairan dari orofaring dengan menggunakan bulb
syringe atau suction unit tekanan rendah. Hati-hati, pengisapan yang
terlalu kuat / traumatik dapat menyebabkan stimulasi vagal dan
bradikardia sampai henti jantung.
6
2. Nilai Apgar menit pertama 4 – 6 :
Hendaknya orofaring cepat diisap dan diberikan O2 100%. Dilakukan
stimulasi sensorik dengan tepokan atau sentilan pada telapak kaki dan
gosokan selimut kering pada punggung. Frekuensi jantung dan
respirasi terus dipantau ketat. Bila frekuensi jantung menurun atau
ventilasi tidak adekuat, harus diberikan ventilasi tekanan positif
dengan kantong resusitasi dan sungkup muka. Jika tidak ada alat bantu
ventilasi, gunakan teknik pernapasan buatan dari mulut ke hidung-
mulut.
3. Nilai Apgar menit pertama 3 atau kurang :
Bayi mengalami depresi pernapasan yang berat dan orofaring harus
cepat diisap. Ventilasi dengan tekanan positif dengan O2 100%
sebanyak 40-50 kali per menit harus segera dilakukan. Kecukupan
ventilasi dinilai dengan memperhatikan gerakan dinding dada dan
auskultasi bunyi napas. Jika frekuensi jantung tidak meningkat sesudah
5-10 kali napas, kompresi jantung harus dimulai. Frekuensi : 100
sampai 120 kali per menit, dengan 1 kali ventilasi setiap 5 kali
kompresi (5:1).
JIKA frekuensi jantung tetap di bawah 100 kali per menit setelah 2-3
menit, usahakan melakukan intubasi endotrakea. Gunakan laringoskop dengan
daun lurus (Magill). Gunakan stilet untuk menuntun jalan pipa. Stilet jangan
sampai keluar dari ujung pipa. Posisi pipa diperiksa dengan auskultasi.
Gunakan laringoskop dengan daun lurus (Magill). Gunakan stilet untuk
menuntun jalan pipa. Stilet jangan sampai keluar dari ujung pipa. Posisi pipa
diperiksa dengan auskultasi. Kalau frekuensi jantung tetap kurang dari 100
setelah intubasi, berikan 0.5 – 1 ml adrenalin (1:10.000). Dapat juga secara
intrakardial atau intratrakeal, tapi lebih dianjurkan secara intravena. Jika tidak
ada ahli yang berpengalaman untuk memasang infus pada vena perifer bayi,
lakukan kateterisasi vena atau arteri umbilikalis pada tali pusat, dengan kateter
umbilikalis. Sebelum penyuntikan obat, harus dipastikan ada aliran darah yang
bebas hambatan. Dengan demikian pembuluh tali pusat dibuat menjadi
drug/fluid transport line.
JANGAN memasukkan larutan hipertonik seperti glukosa 50% atau
natrium bikarbonat yang tidak diencerkan melalui vena umbilikalis, karena
dapat merusak parenkim hati. Bayi dengan asfiksia berat yang tidak responsif
terhadap terapi atau mempunyai frekuensi jantung yang adekuat tetapi
perfusinya buruk, hendaknya diberikan cairan ekspansi volume darah (plasma
volume expander) : 10 ml/kgBB Plasmanate atau albumin 5% secara infus
selama 10 menit. Kalau diduga banyak terjadi perdarahan, berikan transfusi 10
ml/kgBB darah lengkap (wholeblood). Bila bradikardia menetap : ulangi dosis
adrenalin. Dapat juga diberikan kalsium glukonat 10% untuk efek inotropik
50-100 mg/kgBB intravena perlahan-lahan, atau sulfas atropin untuk
antikolinergik/terapi bradikardia 0.01 mg/kgBB.
7
1. Fetal Doppler
Adalah merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi denyut
jantung bayi yang menggunakan prinsip pantulan gelombang elektromagnetik,
alat ini sangat berguna untuk mengetahui kondisi kesehatan janin, sangat
disarankan untuk dimiliki dirumah sebagai deteksi rahim harian, selain aman
juga mudah dalam penggunaannya serta harga yang sangat terjangkau untuk
dimiliki.
2. Fetal Doppler Sunray
Adalah salah satu jenis dan merk Doppler yang digunakan untuk
mengetahui denyut jantung janin dalam kandungan, m fetal Doppler ini sangat
praktis digunakan baik secara pribadi atau digunakan oleh kalangan
paramedic.
3. Staturmeter
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan, alat ini
adalah sangat sederhana pada desainnya karena hanya ditempelkan pada
tembok bagian atas dan ketika akan digunakan hanya perlu untuk menariknya
sampai ke bagian kepala teratas, sehingga dapat diketahui tinggi badan orang
tersebut.
4. Eye Protector Photo Therapy
Adalah alat bantu yang diigunakan untuk melindungi bagian mata bayi
pada saat dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan sinar X:ray atau jenis
pemeriksaan lain yang menggunakan media sinar agar tidak menggangu
penglihatan bayi yang akan diperiksa.
8
6. Breast Pupm
Biasanya digunakan oleh para ibu yang berkarier diluar rumah, agar
ASI tidak terbuang dengan percuma,sehingga tetap bisa mendapatkan ASI dari
bundanya.
9
cara yang lebih baik untuk menambah daya isap bayi tersebut dan tidak
memerlukan banyak biaya adalah dengan melakukan pijat bayi.
12. Pijat&bayi
13. Konseling ibu, remaja, dan Wanita Pekerja Seks (WPS)
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/11315/1/Modul%20TTG%20fix.pdf
https://id.scribd.com/document/500376303/teknologi-bbl
12