Anda di halaman 1dari 26

TUGAS TERSTRUKTUR

Teknologi terapan dalam pelayanan bayi baru lahir dan balita


Dosen pengampu : Ratna Indah Kartika Sari, SST.,M.Keb

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


TEKNOLOGI TEPAT GUNA

Disusun oleh Kelompok 14:

1. Azalia Shabita.S (NIM 231092093)

2. Minarni (NIM 231092042)

3. Retno Indrawaty (NIM 231092060)

KEMENKES KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
JURUSAN KEBIDANAN PRODI SARJANA TERAPAN
DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TA. 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena hanya dengan
izin,dan rahmat dan kuasa-Nyalah kami masih diberikan kesehatan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Teknologi Terapan Dalam Pelayanan Bayi
Baru Lahir dan Balita”.
Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak terutama kepada Dosen pengajar Mata Kuliah
Teknologi Tepat Guna yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita khususnya mengenai Teknologi Terapan Dalam
Pelayanan Bayi Baru Lahir dan Balita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari apa
yang diharapkan.
Untuk itu, kami berharap kritik dan saran serta usulan demi perbaikan makalah
ini di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
sarana yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapa
pun yang membacanya.

Pontianak, 12 September 2023

Kelompok 14

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSAKA...................................................................... 3
A. Prosedur ................................................................................................. 3
B. Sistem ..................................................................................................... 17
BAB III PENUTUP....................................................................................... 18
A. Kesimpulan............................................................................................. 18
B. Saran....................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi baru lahir yaitu kondisi dimana bayi baru lahir (neonatus), lahir
melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan,
menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000
gram.Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai
dengan usia 28 hari,dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan
didalam rahim menjadi diluar rahim.Pada masa ini terjadi pematangan organ
hampir pada semua system.
Neonatus (BBL) bukanlah miniature orang dewasa, bukan pula miniature
anak.Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang
serba tergantung pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang serba
mandiri.Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72
pertama.Transisi ini hampir meliputi semua system organ tapi yang terpenting
bagi anastesi adalah system pernafasan sirkulasi,ginjal dan hepar.Maka dari itu
sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk melakukan suatu
anastesi terhadap neonates (BBL).
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang
sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat
melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin
(Dewi, 2010). Perkembangan bayi normal sangat tergantung dari respon kasih
sayang ibu dengan bayi yang dilahirkan yang bersatu dalam hubungan psikologis
dan fisiologis. Ikatan ibu dan anak dimulai sejak anak belum dilahirkan dengan
suatu perencanaan dan konfirmasi kehamilan, serta menerima janin yang tumbuh
sebagai individu. Sesudah lahir sampai minggu berikut-berikutnya, kontak visual
dan fisik bayi memicu berbagai penghargaan satu sama lain (Marmi, 2009).
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi tepat
guna adalah suatu alat yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat berguna serta

1
2

sesuai dengan fungsinya. Selain itu, teknologi tepat guna atau yang disingkat
dengan TTG adalah teknologi yang digunakan dengan sesuai (tepat guna). Ada
yang menyebutnya teknologi tepat guna sebagai teknologi yang telah
dikembangkan secara tradisional, sederhana dan proses pengenalannya banyak
ditentukan oleh keadaan lingkungan dan mata pencaharian pokok masyarakat
tertentu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teknologi terapan dalam prosedur pelayanan pada bayi baru lahir
dan balita
2. Bagaimana teknologi terapan dalam sistem pelayanan bayi baru lahir dan
balita.
C. Tujuan
1. Mengetahui teknologi terapan dalam prosedur pelayanan pada bayi baru lahir
dan balita
2. Mengetahui teknologi terapan dalam sistem pelayanan bayi baru lahir dan
balita.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prosedur
1. Pengertian
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang
sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus
dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan
ekstrauterin (Dewi, 2010). Perkembangan bayi normal sangat tergantung dari
respon kasih sayang ibu dengan bayi yang dilahirkan yang bersatu dalam
hubungan psikologis dan fisiologis. Ikatan ibu dan anak dimulai sejak anak
belum dilahirkan dengan suatu perencanaan dan konfirmasi kehamilan, serta
menerima janin yang tumbuh sebagai individu. Sesudah lahir sampai minggu
berikut- berikutnya, kontak visual dan fisik bayi memicu berbagai
penghargaan satu sama lain (Marmi, 2009).
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang
yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Teknologi tepat guna adalah suatu alat yang sesuai dengan kebutuhan dan
dapat berguna serta sesuai dengan fungsinya. Selain itu, teknologi tepat guna
atau yang disingkat dengan TTG adalah teknologi yang digunakan dengan
sesuai (tepat guna). Ada yang menyebutnya teknologi tepat guna sebagai
teknologi yang telah dikembangkan secara tradisional, sederhana dan proses
pengenalannya banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan dan mata
pencaharian pokok masyarakat tertentu.
2. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Inisiasi menyusui dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera
setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri
(tidak disodorkan ke puting susu). Inisiasi Menyusu Dini akan sangat
membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan

3
4

lama menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga


usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi.
Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef yang
merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan ‘penyelamatan
kehidupan’, karena inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 22 persen dari
bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. “Menyusui satu jam pertama
kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan
sebagai indikator global. Ini merupakan hal baru bagi Indonesia, dan
merupakan program pemerintah, sehingga diharapkan semua tenaga kesehatan
di semua tingkatan pelayanan kesehatan baik swasta, maupun masyarakat
dapat mensosialisasikan dan melaksanakan mendukung suksesnya program
tersebut, sehingga diharapkan akan tercapai sumber daya Indonesia yang
berkualitas,“ ujar Ibu Negara pada suatu kesempatan.
a. Tahap-tahap dalam IMD
1) Dalam proses melahirkan, ibu disarankan untuk mengurangi/tidak
menggunakan obat kimiawi. Jika ibu menggunakan obat kimiawi
terlalu banyak, dikhawatirkan akan terbawa ASI ke bayi yang nantinya
akan menyusu dalam proses inisiasi menyusu dini.
2) Para petugas kesehatan yang membantu Ibu menjalani proses
melahirkan, akan melakukan kegiatan penanganan kelahiran seperti
biasanya. Begitu pula jika ibu harus menjalani operasi caesar.
3) Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa
menghilangkan vernix (kulit putih). Vernix (kulit putih) menyamankan
kulit bayi.
4) Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit
bayi melekat pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala
bayi dapat dipakaikan topi. Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu
diselimuti.
5) Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk
mencari sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting
5

susu). Pada dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari
puting susu ibunya.
6) Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, Ibu perlu
didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum
menyusu. Posisi ibu yang berbaring mungkin tidak dapat mengamati
dengan jelas apa yang dilakukan oleh bayi.
7) Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit
ibu sampai proses menyusu pertama selesai.
8) Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang,
diukur, dicap, diberi vitamin K dan tetes mata.
9) Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat-gabung. Rawat-gabung
memungkinkan ibu menyusui bayinya kapan saja si bayi
menginginkannya, karena kegiatan menyusu tidak boleh dijadwal.
Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dengan
bayinya, bayi jadi jarang menangis karena selalu merasa dekat dengan
ibu, dan selain itu dapat memudahkan ibu untuk beristirahat dan
menyusui.
b. Manfaat Kontak Kulit Bayi ke Kulit Ibu
1) Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan
menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat
menyusu menurunkan risiko kematian karena hypothermia
(kedinginan).
2) Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan
detak jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih
jarang rewel sehingga mengurangi pemakaian energi.
3) Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada
antinya di ASI ibu. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan
kulit bayi untuk menyaingi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan.
4) Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang
kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang
6

penting untuk pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih


sangat muda, tidak siap untuk mengolah asupan makanan.
5) Antibodi dalam ASI penting demi ketahanan terhadap infeksi,
sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi.
6) Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu
pertumbuhan, fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI
mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu
hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi.
7) Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu
ASI eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
8) Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan
merangsang keluarnyaoksitosin yang penting karena:
9) Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta
dan mengurangi perdarahan ibu.
10) Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks,
dan mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon
meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia.
11) Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang
(yang berwarna putih) dapat lebih cepat keluar.
3. Perawatan Metode Kanguru (PMK)
Adalah teknik yang di rekomendasikan WHO untuk menjaga suhu
BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah). Menurut WHO, PMK terdiri dari kontak
kulit ke kulit secara terus menerus antara ibu dan bayi, frekuensi menyusui
lebih sering dan perencanaan pulang dari rumah sakit lebih awal. Penelitian
Toni, Sitompul dan Tambunan (2016) menyatakan ibu yang melakukan PMK,
memiliki berbagai pengalaman seperti sedih, trauma dan khawatir, takut,
nyaman, merasa bersalah dan menyesal. Ibu melakukan PMK dipengaruhi
oleh pengetahuan dan sikap ibu (Amalia & Herawati, 2018).
Pengetahuan ibu BBLR berkaitan dengan umur dan pendidikan ibu,
semakin tinggi pendidikan ibu makan semakin banyak ilmu pengetahuan yang
7

didapat (Amalia & Herawati, 2018; Idris & Enggar, 2019; Solehati, Kosasih,
Rais, & Fithriyah, 2018; Willaims, Ambika, Chandrashekar, Prasannakumar,
& Muralimohan, 2016). Hal ini bertentangan dengan penelitian yang
dikemukakan oleh Gomathi, (2014); dan Nina, Magdalena, & Przemko,
(2018) yang menyatakan tidak ada hubungan pengetahuan dan tingkat
pendidikan ibu. Pengetahuan ibu yang baik, akan menghasilkan sikap yang
positif. Sikap positif dipengaruhi oleh kepercayaan diri (self efficancy) ibu.
Kepercayaan diri ibu timbul setelah ada pengalaman melakukan PMK.
Memberi edukasi ibu mengenai PMK menjadi hal penting. WHO (2003)
memberikan panduan edukasi posisi kanguru sebagai berikut : bayi
ditempatkan diantara kedua payudara ibu, dengan posisi tegak serta dada bayi
menempel kedada ibu. Kepala bayi dimiringkan kesalah satu sisi dengan
posisi sedikit ekstensi. Pertahankan posisi kepala bayi ekstensi untuk
memastikan jalan napas terbuka dan terjadi kontak mata ibu dan bayi. Hindari
kepala bayi menekuk dan menghadapkan muka keatas. Bayi diberikan posisi
“kodok” dengan pinggul bayi posisi fleksi. Pertahankan pelekatan dengan
optimal. Lakukan PMK minimal 1 jam, PMK bisa dilakukan ibu, ayah atau
anggota keluarga lainnya.
PMK memberikan efek kepada bayi dan ibu. PMK memberikan
manfaat meningkatkan kepercayaan diri ibu dan meningkatkan keterikatan ibu
dan bayi (Stuard, 2016). Pelaksanaan PMK di ruang rawat mengalami
hambatan seperti ibu takut menyentuh bayi, takut terhadap lingkungan dan
peralatan yang ada pada bayi dan kehadiran ibu yang tidak terus menerus
(Namnabati, Talakoub, Mohammadizadeh, & Mousaviasl, 2016). Selain itu
pelaksanaan PMK di rumah mengalami hambatan seperti memerlukan waktu
khusus (16,7%), tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah (11,9%), bayi
kepanasan dan terlihat tidak nyaman (19,5%), waktu berkurang untuk anak
lain (7,1%) dan terlalu stres (7,1%) (Opara & Okorie, 2017).
Durasi melaksanakan PMK berbeda – beda. Penelitian Parsa, Karimi,
Basiri, dan Roshanaei (2018) mengemukakan PMK selama 4 jam sehari
8

memberikan peningkatan saturasi oksigen signifikan dibandingkan dengan


yang dilakukan kurang dari 4 jam sehari. PMK memberikan efek kepada bayi
berupa perubahan fisiologis (meningkat denyut jantung, saturasi oksigen dan
kecepatan pernapasan), frekuensi menangis bayi lebih rendah, kenaikan berat
badan bayi, dan daya hisap bayi meningkat (Parsa et al., 2018; Stuard, 2016).
Penelitian Opara dan Okorie (2017) mengemukakan durasi PMK yang efektif
dilakukan selama di rumah sakit 2,03 ± 1,22 ( 0,81 – 3,25) jam dan di rumah
selama 3,25 ± 2,85 (0,5 – 12) jam. Hal ini didukung oleh penelitian
Namnabati et al., (2016) yang menyatakan durasi PMK selama 60 menit
dengan pelekatan yang benar, akan meningkatkan berat badan bayi.
Posisi menyusui ideal untuk BBLR adalah saat sedang dilakukan
PMK. Selama PMK bayi memiliki jalan masuk yang tidak terbatas ke
payudara ibu (Giannì et al., 2016). Pada saat PMK bayi akan menunjukkan
tanda menghendaki menyusui seperti menggerak – gerakkan lidah dan mulut,
dan ingin untuk menghisap (seperti jari dan kulit ibu). Memberikan edukasi
ibu tentang cara menyusui yang benar menjadi hal utama.
Edukasi ibu mengenai menyusui dengan panduan WHO (2003)
sebagai berikut:
a. Pastikan posisi dan bayi benar untuk menyusui
b. Ajarkan ibu bagaimana cara menggendong bayinya seperti pegang kepala
dan tubuh bayi dengan lurus, buat bayi menghadap dadanya, hidung bayi
berlawanan dengan putingnya, pegang tubuh bayi dekat dengan tubuhnya,
menopang seluruh tubuh bayi
c. Ajarkan ibu bagaimana membantu bayi menyusu seperti sentuh bibir
bayinya dengan puting ibu, tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar,
gerakkan bayinya dengan cepat kepayudara ibu, arahkan bibir bawah bayi
jauh kebawah puting susu
d. Ajarkan ibu tanda – tanda pelekatan yang baik seperti dagu bayi
menyentuh payudaranya, mulutnya terbuka lebar, bibir bawahnya dower,
9

area areola yang lebih besar terlihat diatas daripada dibawah mulut bayi,
bayi menghisap perlahan dan dalam, terkadang terhenti.
4. Asi Ekslusif
Berdasarkan penelitian Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), angka
ibu yang pernah menyusui anak di Indonesia sudah tinggi, yaitu 90%, namun
yang memberikan secara eksklusif selama 6 bulan masih rendah sebesar 20%.
Pemberian ASI direkomendasikan sampai dua tahun atau lebih. Alasan ASI
tetap diberikan setelah bayi berusia 6 bulan, karena 65% kebutuhan energi
seorang bayi pada umur 6-8 bulan masih terpenuhi dari ASI. Pada umur 9-12
bulan sekitar 50% kebutuhannya dari ASI dan umur 1-2 tahun hanya sekitar
20% dari ASI.
Banyak bukti ilmiah yang memperlihatkan bahwa ASI yang diberikan
secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan dapat mencukupi
kebutuhan nutrisi bayi untuk tumbuh dan berkembang. Beberapa contoh
diantaranya, kolostrum (ASI pada hari 1-3) kaya protein, laktosa ASI sebagai
sumber karbohidrat diserap lebih baik dibanding yang terdapat di dalam susu
formula.
ASI eksklusif didefinisikan sebagai pemberian ASI tanpa suplementasi
makanan maupun minuman lain kecuali obat. Setelah 6 bulan ASI tidak dapat
mencukupi kebutuhan mineral seperti zat besi, seng sehingga untuk
memenuhi kebutuhan tersebut harus diberikan MP ASI (makanan pendamping
ASI ) yang kaya zat besi. Bayi prematur, bayi dengan berat lahir rendah, dan
bayi yang memiliki kelainan hematologi tidak memiliki cadangan besi
adekuat pada saat lahir umumnya membutuhkan suplementasi besi sebelum
usia 6 bulan, yang dapat diberikan bersama dengan ASI eksklusif. Yang perlu
dipahami dalam pemberian ASI adalah produksi ASI yang tidak selalu sama
setiap harinya; yaitu antara 450 - 1200 ml per hari, sehingga bila dalam 1 hari
dirasakan produksinya berkurang, maka belum tentu akan begitu seterusnya.
Bahkan pada 1-2 hari kemudian jumlahnya akan melebihi rata-rata sehingga
secara kumulatif akan mencukupi kebutuhan bayi.
10

Cairan yang dihasilkan kelenjar mama yaitu Air Susu Ibu (ASI) sering
disebut “darah putih” karena komposisinya mirip darah plasenta.
Sebagaimana darah, ASI dapat mentransport nutrien, meningkatkan imunitas,
merusak patogen dan berpengaruh pada system biokimiawi tubuh manusia.
Sebagai contoh pada bayi yang mendapat ASI eksklusif organ thymus pada
usia 4 bulan dua kali lebih besar dibandingkan pada bayi 4 bulan yang hanya
mendapat susu formula.
ASI diproduksi di sel pembuat susu, lalu akan mengalir menuju puting
melalui saluran-saluran ASI. Saluran saluran tersebut akan bermuara pada
saluran utama yang mengalirkan ASI menuju puting. Muara ini terletak di
bagian dalam payudara, di bawah areola. ASI sebenarnya tidak disimpan, jika
tidak sedang menyusui, ASI tidak mengalir, tetapi “diam” di saluran ASI.
Terkadang ASI bisa menetes dari puting meskipun tidak menyusui, karena
ASI yang berada di saluran sudah terlalu banyak, dan ketika ibu memikirkan
sang bayi, ada sel otot yang mendorong ASI mengalir secara otomatis ke arah
puting.
Nutrisi yang terkandung di dalam ASI cukup banyak dan bersifat
spesifik pada setiap ibu. Komposisi ASI dapat berubah dan berbeda dari
waktu ke waktu disesuaikan dengan kebutuhan bayi sesuai usianya.
Berdasarkan waktunya, ASI dibedakan menjadi tiga stadium, yaitu:
a. Kolostrum (ASI hari 1-3)
Kolostrum merupakan susu pertama keluar, berbentuk cairan
kekuningan yang diproduksi beberapa hari setelah kelahiran dan berbeda
dengan ASI transisi dan ASI matur. Kolostrum mengandung protein tinggi
8,5%, sedikit karbohidrat 3,5%, lemak 2,5%, garam dan mineral 0,4%, air
85,1%, dan vitamin larut lemak. Kandungan protein kolostrum lebih
tinggi, sedangkan kandungan laktosanya lebih rendah dibandingkan ASI
matang. Selain itu, kolostrum juga tinggi imunoglobulin A (IgA)
sekretorik, laktoferin, leukosit, serta faktor perkembangan seper faktor
pertumbuhan epidermal. Kolostrum juga dapat berfungsi sebagai pencahar
11

yang dapat membersihkan saluran pencernaan bayi baru lahir. Jumlah


kolostrum yang diproduksi ibu hanya sekitar 7,4 sendok teh atau 36,23
mL per hari. Pada hari pertama bayi, kapasitas perut bayi ≈ 5-7 mL (atau
sebesar kelereng kecil), pada hari kedua ≈ 12-13 mL, dan pada hari kega ≈
22- 27 mL (atau sebesar kelereng besar/gundu). Karenanya, meskipun
jumlah kolostrum sedikit tetapi cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi
baru lahir
b. ASI masa transisi (ASI hari 4-10)
ASI ini merupakan transisi dari kolostrum ke ASI matur.
Kandungan protein makin menurun, namun kandungan lemak, laktosa,
vitamin larut air, dan volume ASI akan makin meningkat. Peningkatan
volume ASI dipengaruhi oleh lamanya menyusui yang kemudian akan
digantikan oleh ASI matur.
c. ASI matur
ASI matur merupakan ASI yang disekresi dari hari ke-10
seterusnya dan komposisinya relatif konstan. ASI matur, dibedakan
menjadi dua, yaitu susu awal atau susu primer, dan susu akhir atau susu
sekunder. Susu awal adalah ASI yang keluar pada setiap awal menyusui,
sedangkan susu akhir adalah ASI yang keluar pada setiap akhir menyusui.
Susu awal, menyediakan pemenuhan kebutuhan bayi akan air. Jika bayi
memperoleh susu awal dalam jumlah banyak, semua kebutuhan air akan
terpenuhi Susu akhir memiliki lebih banyak lemak daripada susu awal,
menyebabkan susu akhir kelihatan lebih putih dibandingkan dengan susu
awal. Lemak memberikan banyak energi; oleh karena itu bayi harus diberi
kesempatan menyusu lebih lama agar bisa memperoleh susu akhir yang
kaya lemak dengan maksimal. Komponen nutrisi ASI berasal dari 3
sumber, beberapa nutrisi berasal dari sintesis di laktosit, beberapa berasal
dari makanan, dan beberapa dari bawaan ibu
12

5. Manfaat ASI bagi bayi


a. Air susu ibu memberikan nutrisi ideal untuk bayi. ASI lebih mudah
dicerna daripada susu formula.
b. ASI mengandung kolostrum yang kaya antibody, SigA untuk proteksi
lokal pada permukaan saluran cerna.
c. Membantu ikatan batin ibu dengan bayi.
d. Meningkatkan kecerdasan anak. ASI eksklusif selama 6 bulan akan
menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak secara
optimal. Hal ini karena ASI mengandung nutrien khusus yang diperlukan
otak.
e. Bayi yang diberi ASI lebih berpotensi mendapatkan berat badan ideal.
f. Menyusui dapat mencegah sudden infant death syndrome (SIDS); dapat
menurunkan risiko diabetes, obesitas, dan kanker tertentu.
6. Ditengah pandemic COVID-19, Untuk wanita yang ingin menyusui, tindakan
pencegahan harus diambil untuk membatasi penyebaran virus ke bayi
a. Mencuci tangan sebelum menyentuh bayi, pompa payudara atau botol.
b. Mengenakan masker untuk menyusui.
c. Lakukan pembersihan pompa ASI segera setelah penggunaan.
d. Pertimbangkan untuk meminta bantuan seseorang dengan kondisi yang
sehat untuk memberi ASI.
e. Ibu harus didorong untuk memerah ASI (manual atau elektrik), sehingga
bayi dapat menerima manfaat ASI dan untuk menjaga persediaan ASI
agar proses menyusui dapat berlanjut setelah ibu dan bayi disatukan
kembali. Jika memerah ASI menggunakan pompa ASI, pompa harus
dibersihkan dan didesinfeksi dengan sesuai.
f. Pada saat transportasi kantong ASI dari kamar ibu ke lokasi penyimpanan
harus menggunakan kantong spesimen plastik. Kondisi penyimpanan
harus sesuai dengan kebijakan dan kantong ASI harus ditandai dengan
jelas dan disimpan dalam kotak wadah khusus, terpisah dengan kantong
ASI dari pasien lainnya.
13

7. Posisi yang benar dalam memberikan ASI


Carilah posisi menyusui yang paling nyaman untuk ibu. Dekap bayi
sedekat mungkin dan hadapkan bayi ke payudara ibu dengan posisi badan
yang lurus. Hendaknya seluruh badan bayi menghadap ke dada dan perut
ibu,bukan hanya wajahnya saja. Telinga bayi akan tampak sejajar dengan
bahu dan hidung mendekat ke payudara. Rangsang refleks hisap bayi dengan
menyentuh sudut bibirnya. Saat mulut bayi terbuka lebar, masukkan puting
dan areola ke dalam mulut bayi. Perlekatan yang baik akan terjadi bila mulut
bayi terbuka lebar dengan bibir bawah terlipat keluar (dower). Bayi dikatakan
menyusu efektif bila ia menghisap perlahan, pipi membulat, dan sesekali
berhenti untuk menelan ASI.
ASI pada suhu ruangan 19-25 °C dapat tahan selama 4-8 jam. Bila
ASI disimpan di dalam lemari es pada suhu 0-4 °C akan tahan selama 1-2
hari. Penyimpanan di dalam lemari pembeku (freezer) di dalam lemari es 1
pintu ASI tahan selama 2 bulan, sedangkan dalam freezer di lemari es 2 pintu
(pintu freezer terpisah) tahan selama 3-4 bulan. Tempat menyimpan ASI
sebaiknya dari plastik polietylen, atau gelas kaca.
a. Ibu duduk dengan nyaman, santai, Ibu menatap bayi. Punggung ibu
bersandar dan kaki tidak menggantung, bila perlu kaki diatas penyangga.
b. Kepala dan badan bayi dalam garis lurus, bayi dipeluk dekat badan ibu,
seluruh badan bayi ditopang, bayi mendekat ke payudara dan hidung
berhadapan dengan puting.
c. Untuk bayi yang lebih tua, letakkan kepala bayi pada lengan tangan ibu
dan bokong bayi di atas pangkuan ibu.
d. Bila ibu memiliki bayi kembar, maka kedua bayi dapat disusui secara
bersamaan dengan posisi menyilang atau menyangga di bawah ketiak ibu.
8. Screening
Kunci keberhasilan pengobatan anak yang menderita gangguan
Hipotiroid Kongenital adalah deteksi dini dan pengobatan sebelum berumur
1-3 bulan, yang secara kasat mata sulit diketahui. Gangguan penyakit baru
14

akan nampak manifestasinya setelah anak berumur kurang lebih satu tahun,
ujar Dr. Budihardja, DTM&H, MPH, Direktur Jenderal Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak ketika membuka seminar “Skrining Bayi Baru Lahir
untuk Mencegah Keterbelakangan Mental” di Jakarta, 25 Mei 2011.
Menurut Dirjen Bina Gizi dan KIA, skrining atau uji saring pada bayi
baru lahir atau Neonatal Screening dilakukan untuk mendapatkan generasi
yang berkualitas. Skrining adalah tes yang dilakukan pada saat bayi baru
berumur beberapa hari, untuk mengetahui adanya gangguan sejak awal
kelahiran, sehingga apabila ditemukan gangguan/kelainan dapat diantisipasi
sedini mungkin.
“Seringkali bayi baru lahir tampak normal dan tidak terlihat sakit atau
seperti ada gangguan. Kondisi Hipotiroid Kongenital baru dikenali setelah
timbul gejala khas dan sudah terjadi dampak permanen yang baru nampak
manifestasinya setelah anak berumur kurang lebih 1 tahun. Akibatnya
penderita mengalami gangguan pertumbuhan atau Cebol dan mental
terbelakang/ retardasi mental”, tambah Dr.Budihardja.
Mengingat pentingnya program skrining bayi baru lahir khususnya
Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) sebelum usia 2 bulan perlu dilakukan
sosialisasi kepada masyarakat maupun kepada tenaga kesehatan terkait
khususnya di rumah sakit agar skrining bayi baru lahir dijadikan sebagai
prosedur tetap.
Upaya tersebut telah dilakukan organisasi profesi dan Kementerian
Kesehatan RI sejak tahun 2009 melalui Kelompok Kerja Program Skrining
Bayi Baru Lahir (Pojoknas Skrining BBL). “Kegiatan ini merupakan usaha
mensosialisasikan dan melancarkan pelaksanaan skrining hipotiroid
kongenital pada bayi baru lahir, dan telah direkomendasikan 2 (dua)
laboratorium RSHS dan laboratorium RSCM. Namun begitu, masih
dibutuhkan usaha yang sangat besar dan juga koordinasi dengan pihak swasta
agar pelaksanaan skrining pada bayi baru lahir ini dapat dilakukan di seluruh
Indonesia”, tambah Dr. Budihardja.
15

Dr. Budihardja menjelaskan berdasarkan telaah rekam medis tahun


1995 di RSCM dan RSHS terhadap 134 anak, menunjukkan bahwa lebih dari
tujuh puluh (70) persen penderita didiagnosis setelah umur satu (1) tahun dan
hanya dua koma tiga (2,3) persen dibawah 3 bulan, dimana akibat dari
penyakit ini adalah gangguan pertumbuhan dan mental terbelakang pada
penderita.
Deteksi dini melalui skrining pada bayi baru lahir merupakan salah
satu usaha untuk mendapatkan generasi berkualitas untuk kemajuan bangsa
agar dapat bersaing dalam persaingan global.
Sebagian besar negara di dunia, skrining pada bayi baru lahir sudah
dilakukan secara rutin. Di Amerika dan Eropa mulai tahun 1974, Hongkong
sejak 1978, dan Inggris sejak 1982. Sementara untuk negara-negara ASEAN,
Singapura sudah memulai sejak 1982, Malaysia sejak 1991, disusul Thailand
dan Philipina pada tahun 1992 dan 1996.
9. Baby massage
Pijat bayi atau baby massage merupakan kombinasi bentuk stimulasi
multi modal, yaitu raba (taktil) dan gerak (kinestetik) yang dilakukan oleh
orang tua, tenaga kesehatan, atau anggota keluarga lainnya.
Pada saat yang sama, orang tua juga melakukan stimulasi auditory
(pendengaran, dengan mengajak bayi bicara saat dipijat), stimulasi visual
(penglihatan, dengan mengadakan kontak mata saat memijat), dan lainnya.
Pijat bayi bisa dilakukan sesegera mungkin pada bayi yang terlahir
secara cukup bulan (matur).
Untuk bayi yang kurang bulan (prematur), pemberian pijat bayi harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan sebelum benar-benar
dilakukan. Tujuannya adalah untuk memastikan apakah bayi sudah bisa
diberikan pijat bayi atau belum.
a. Waktu yang tepat ntuk melakukan baby massage
Pijat bayi boleh dilakukan ketika bayi dirasa benar-benar siap
untuk diberikan pijatan. Pijat bayi tidak boleh dilakukan setelah bayi
16

minum susu atau makan. Jangan pula melakukan pijat bayi ketika bayi
dalam kondisi lapar dan menunjukkan tanda-tanda enggan untuk dipijat.
Saat bayi sedang tidur, jangan bangunkan mereka hanya demi dipijat.
Untuk bayi yang sakit, lebih baik bawa mereka terlebih dahulu ke tenaga
kesehatan supaya bisa dipastikan apakah bayi memerlukan perawatan
khusus atau tidak
b. Manfaat baby massage
Pijat bayi bukanlah sebuah aktivitas yang menjadi rutinitas tanpa faedah
semata. Justru, pijat bayi disarankan untuk dilakukan karena menyimpan
beragam manfaat yang baik bagi bayi maupun ibu. Merangkum dari
berbagai sumber, inilah berbagai manfaat pijat bayi yang perlu Moms
ketahui.
Sebelum melakukan pijat bayi, ada beberapa hal yang harus diketahui dan
diingat yakni siapa pun yang memijat bayi harus selalu melihat atau
memerhatikan respons bayi. Bila bayi menangis, maka sebaiknya dicek
terlebih dahulu apa penyebabnya dan jangan memaksa untuk melakukan
pijat bayi pada saat itu juga.
Selain itu, Moms dapat memijat bayi sembari memperdengarkan mereka
lagu atau mengajak mereka bicara. Moms bisa menggunakan lotion, baby
oil, atau minyak kelapa untuk digunakan memijat bayi. Dan, sebaiknya
pijat bayi dilakukan selama 15 menit dengan tenang tanpa adanya
gangguan apapun.
1) Manfaat untuk bayi
a) Meningkatkan frekuensi menyusu
b) Meningkatkan berat badan bayi
c) Membantu bayi untuk berlatih relaksasi
d) Membantu bayi untuk tidur dengan lelap dan lama
e) Membuat ikatan / bonding dengan ibu
f) Menyembuhkan gangguan pernapasan
g) Meningkatkan kemampuan sensorik dan motorik bayi
17

a) Membantu melancarkan sistem pencernaan


b) Meredakan ketidaknyamanan bayi akibat kolik maupun tumbuh
gigi
c) Mencegah bayi mengalami tantrum (kehilangan kontrol emosional
yang mendadak pada bayi)
2) Manfaat untuk ibu
a) Memberikan perhatian spesial dan mempererat ikatan / bonding
dengan bayi
b) Membantu mengetahui bahasa (isyarat) non-verbal bayi
c) Meningkatkan rasa percaya diri dalam mengasuh bayi
d) Meningkatkan komunikasi antara ibu dan bayi
e) Meningkatkan kemampuan ibu untuk membantu bayi relaksasi
f) Meredakan stres
g) Menciptakan suasana yang menyenangkan
B. Sistem
1. Kunjungan Neonatal
Neonatus : Bayi baru lahir yang berusia 0 hari - 28 hari. Kunjungan
Neonatus adalah pelayanan sesuai standar yang diberikan tenaga kesehatan
yang kompeten kepada neonatus, sedikitnya 3 (tiga) kali selama periode 0-28
hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah yaitu:
Kunjungan Neonatal ke-1 (KN1) dilakukan pada kurun waktu 6-48
jam setelah lahir, Kunjungan Neonatal ke-2 (KN2) dilakukan pada kurun
waktu hari 3 hari-7 hari setelah lahir, Kunjungan Neonatal ke-3 (KN3)
dilakukan pada kurun waktu hari 8 hari - 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas
kesehatan maupun kunjungan rumah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang
sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat
melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin
(Dewi, 2010).
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi tepat
guna adalah suatu alat yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat berguna serta
sesuai dengan fungsinya. Selain itu, teknologi tepat guna atau yang disingkat
dengan TTG adalah teknologi yang digunakan dengan sesuai (tepat guna). Ada
yang menyebutnya teknologi tepat guna sebagai teknologi yang telah
dikembangkan secara tradisional, sederhana dan proses pengenalannya banyak
ditentukan oleh keadaan lingkungan dan mata pencaharian pokok masyarakat
tertentu.
B. Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah
ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi
makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.

18
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, V. N. L., & Sunarsih, T. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas (A.
Suslia (ed.)). Salemba Medika.
Kemenkes RI. Pedoman Bagi Ibu Hamil, Ibu Nifas dan Bayi Baru Lahir. Kemenkes.
2020: 1-21.
IDAI. Air Susu Ibu dan Menyusui. IDAI. 2016: 1-28.
Kemenkes RI. Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak Bagi Bidan dan Perawat.
Kemenkes RI. 2014.
SOAL DAN JAWABAN

1. Berikut ini merupakan tahap-tahap dalam melakukan IMD adalah, kecuali…


a. Bayi Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa
menghilangkan vernix (kulit putih).
b. Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi
melekat pada kulit ibu.
c. Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari
sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu).
d. Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, Ibu perlu didukung dan
dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi ibu yang
berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan
oleh bayi.
e. Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta
dan mengurangi perdarahan ibu.
2. Direkomendasikan WHO untuk menjaga suhu BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)
berat badan bayi kurang dari 2500 gram atau bayi kurang bulan (<37 minggu)
terdiri dari kontak kulit ke kulit secara terus menerus antara ibu dan bayi,
frekuensi menyusui lebih sering dan perencanaan pulang dari rumah sakit lebih
awal. Merupakan pernyataan dari…
a. Kangaroo mother care
b. Inisiasi Menyusui Dini
c. Breast feeding
d. ASI Ekslusif
e. Baby Massage
3. Berdasarkan waktunya, ASI dibedakan menjadi tiga stadium yaitu kolostrum, ASI
transisi, dan ASI matur, berikut ini pernyatan yang benar mengenai ASI adalah…
a. Kolostrum ( ASI hari ke 4-10)
b. ASI Transisi (ASI hari ke 5-14)
c. Kolostrum (ASI hari ke 1-3)
d. ASI Matur (ASI hari ke 14-21)
e. ASI Transisi (ASI hari ke 4-15)
4. ASI matur merupakan ASI yang disekresi dari hari ke-10 seterusnya dan
komposisinya relatif konstan. ASI matur, dibedakan menjadi dua, yaitu susu awal
atau susu primer, dan susu akhir atau susu sekunder. Kandungan yang paling
dominan yang terdapat pada ASI akhir adalah…
a. Protein
b. Karbohidrat
c. Mineral
d. Lemak
e. laktosa
5. ASI memberikan nutrisi ideal untuk bayi yang lebih mudah dicerna daripada susu
formula serta mengandung kolostrum yang kaya antibody, SigA untuk proteksi
lokal pada permukaan saluran cerna. Pernyataan tersebut merupakan manfaat dari
ASI bagi…
a. Ibu
b. Bayi
c. Ayah
d. Kakak
e. Keluarga
6. Tempat menyimpan ASI sebaiknya dari plastik polietylen, atau gelas kaca, pada
penyimpanan didalam lemari es dengan suhu 0-4 °C, berapa lama ASI dapat
bertahan…
a. 4-8 jam
b. 12-24 jam
c. 1-2 hari
d. 1-2 minggu
e. 1-2 bulan
7. Ciri-ciri bayi menyusui dengan benar dan efektif salah satunya dengan perlekatan
yang baik antara bibir bayi dan areola. Berikut ini bentuk dari perlekatan yang
baik antara bibir bayi dan areola adalah…
a. Pipi bayi membulat
b. Sesekali berhenti untuk menelan ASI
c. Telinga bayi akan sejajar dengan bahu dan hidung mendekat ke payudara
d. Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah terlipat keluar (dower)
e. Seluruh badan bayi menghadap ke dada dan perut ibu,bukan hanya wajahnya
8. Pijat bayi atau baby massage merupakan kombinasi bentuk stimulasi multi modal,
yaitu raba (taktil) dan gerak (kinestetik) yang dilakukan oleh orang tua, tenaga
kesehatan, atau anggota keluarga lainnya. Berdsarkan pernyataan tersebut, kapan
waktu yang tepat untuk melakukan baby massage
a. Setelah bayi minum susu atau makan
b. Saat bayi dalam kondisi lapar
c. Saat bayi dalam kondisi kenyang
d. Saat bayi sedang tidur
e. Saat bayi dirasa benar-benar siap
9. Deteksi dini melalui skrining pada bayi baru lahir merupakan salah satu usaha
untuk mendapatkan generasi berkualitas untuk kemajuan bangsa agar dapat
bersaing dalam persaingan global. Tujuan dari deteksi dini pada bayi adalah…
a. mengetahui adanya gangguan sejak awal kelahiran, sehingga apabila
ditemukan gangguan/kelainan dapat diantisipasi sedini mungkin.
b. Meningkatkan kemampuan sensorik dan motorik bayi
c. Membantu bayi untuk berlatih relaksasi
d. Meningkatkan berat badan bayi dan Membantu melancarkan sistem
pencernaan
e. Mencegah bayi mengalami tantrum (kehilangan kontrol emosional yang
mendadak pada bayi)
10. Dalam pelayanan bayi baru lahir akan dilakukan kunjungan neonatus sebanyak 3
kali yaitu kunjungan neonates 1 (KN 1), kunjungan neonates 2 (KN 2), dan
kunjungan neonates 3 (KN 3) difasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah.
Pada kurun waktu untuk melakukan kunjungan neonates 2 adalah…
a. 6-48 jam
b. 3-7 hari
c. 8-14 hari
d. 15-28 hari
e. 29-40 hari

KUNCI JAWBAN
1. e.
2. a
3. c
4. d
5. b
6. c
7. d
8. e
9. a
10. b

Anda mungkin juga menyukai