Anda di halaman 1dari 15

TEKNOLOGI TERAPAN DAN TEPAT GUNA

DALAM PELAYANAN BAYI BARU LAHIR DAN BALITA

DISUSUN

OLEH KELOMPOK 3:

1. Bungatang (A1 B1 19 177)


2. Asminar Ahmad (A1 B1 19 178)
3. Sianda Rongo (A1 B1 19 179)
4. Remi Sarliyani (A1 B1 19 180)
5. Hanna Yuli (A1 B1 19 181)
6. Rina Nurul Azmi (A1 B1 19 182)
7. Ira Masrurah Eka Putri (A1 B1 19 183)
8. Annisa Nurul Hikmah (A1 B1 19 184)
9. Fauziah Syam (A1 B1 19 185)
10. Karisma Pasumbung (A1 B1 19 186)

JURUSAN DIV KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGA RESKI MAKASSAR
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, karena atas berkat
dan rahmat-Nya makalah ini dapat terselesaikan. Kami juga
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pembina mata kuliah kami ibu Nurhidayat Trianingsih, S.ST, M.Kes.

Semoga berbagai motivasi beserta petunjuk selama ini bernilai


ibadah dan mendapat balasan rahmat dari Allah swt. Kami berharap,
semua pihak dapat menerima dan memanfaatkan hasil makalah ini. Oleh
karena itu, saran dan kritik kami harapkan untuk perbaikan dan kemajuan
kualitas tulisan makalah kami di masa yang akan datang. Akhirnya,
kepada Allah swt jualah segalanya kembali. Semoga bentuk kepedulian
ini memberikan berkah dan karunia untuk kita semua. Amin.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar , 09 Oktober 2019

Kelompok 3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................... ….. iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang……………………………………………..……………………… 1

B. Rumusan Masalah…………..…………………………………………………… 2

C. Tujuan …..……………………………………………………………………………. 2

BAB II TINJAUAN TEORI ....................................................................... 3

A. Pengertian …..……………………………………………..………………………. 3

1. Pengertian Teknologi Tepat Guna ……………………………………... 3

2. Pengertian Bayi Baru Lahir ……………………………………................ 3

3. Pengertian Balita …………………………………….................................. 3

B. Teknologi Tepat Guna Bayi dan Balita ……………………………………. 4

1. Obat dan Vaksin…………………………………..................................... 4

2. Alat ………………………………….............................................................. 8

3. Prosedur…………………………………................................................... 9

BAB III PENUTUP................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 12


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan data WHO pada tahun 2016 kematian bayi
baru lahir atau neonatal mencakup 45% kematian diantara bayi
yang baru lahir, bayi pada 28 hari pertama kehidupan atau masa
neonatal. Mayoritas dari semua kematian neonatal 75% terjadi
pada minggu pertama dan 25% terjadi pada 24 jam pertama.
Penyebab utama kematian bayi baru lahir adalah
prematuritas, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Infeksi, Askfiksia,
dan Trauma Kelahiran (WHO, 2016).
Teknologi tepat guna adalah teknologi yang didesain dengan
mempertimbangkan aspek lingkungan, etika budaya, sosial dan
ekonomi. Ciri-ciri teknologi tepat guna adalah mudah diterapkan,
dimodifikasi, untuk kegiatan skala kecil, sesuai dengan
perkembangan budaya masyarakat ( Tri Niswati, dkk. 2015).
Salah satu contoh penerapan tekhnologi tepat guna yaitu
pada penanganan kasus bayi premature dan BBLR. Adanya
incubator sebagai salah satu kemajuan tekhnologi di bidang
kesehatan. Incubator yang berfungsi memberikan kehangatan,
kelembaban dan oksigen dimana seluruh lingkungannya terkontrol
sehingga bayi terhindar dari hipotermi yang rentan terjadi pada bayi
lahir premature atau BBLR.
Teknologi tepat guna kesehatan diharapkan dapat
menjembatani masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan hidup
sehat. Maka dari itu, perlu kiranya melihat kondisi penerangan
teknologi tepat guna, khususnya bidang kesehatan yang
berkembang di masyarakat dan sejauh mana teknologi tersebut
berhasil mewujudkan kondisi masyarakat yang sehat.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari latar belakang tersebut yaitu
bagaimama penerapan teknologi terapan tepat guna dalam
pelayanan bayi baru lahir dan balita?

C. Tujuan
Tujuan penulisan untuk mengetahui, memahami dan
menerapkan teknologi tepat guna dalam pelayanan bayi baru lahir
dan balita.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

1. Pengertian Teknologi Tepat Guna


Teknologi tepat guna adalah suatu alat yang sesuai dengan
kebutuhan dan dapat berguna serta sesuai dengan fungsinya.
Ada yang menyebutnya tekhnologi tepat guna sebagai
tekhnologi yang telah dikembangkan secara tradisional ,
sederhana dan proses pengenalannya banyak ditentukan oleh
keadaan lingkungan dan mata pencaharian pokok masyarakat
tertentu.

2. Pengertian Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari
(Kementrian Kesehatan RI). Bayi baru lahir adalah bayi yang
lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat
badan lahir 2500 gram sampai 4000 gram. Menurut Sembiring
(2017), bayi baru lahir adalah individu yang baru saja
mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari
kehidupan intrauterine ke ekstrauterine.

3. Pengertian Balita
Balita adalah anak dengan usia dibawah 5 tahun dengan
karakteristik pertumbuhan cepat pada usia 0-1 tahun, dimana
umur 5 bulan berat badan naik 2 kali berat badan lahir dan berat
badan naik 3 kali dari berat badan lahir pada umur 1 tahun dan
menjadi 4 kali pada umur 2 tahun.
B. Teknologi Tepat Guna Pada Bayi Baru Lahir dan Balita

1. Obat dan Vaksin


a. Pengertian
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan
pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam
tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah
terhadap penyakit tertentu. Tujuan pemberian imunisasi
adalah diharapkan anak menjadi kebal menjadi penyakit
sehingga dapat menurunkan angka morbilitas dan mortalitas
serta dapat mengurangi kecatatan akibat penyakit yang
dapat di cegah dengan imunisasi.
Vaksin adalah suatu bahan yang berasal dari kuman atau
virus yang menjadi penyebab penyakit, namun telah
dilemahkan atau dimatikan, atau diambil sebagian, atau
mungkin tiruan dari kuman penyebab penyakit, yang seara
sengaja di masukkan kedala tubuh seseorang atau
kelompok orang yang dengan tujuan merangsang timbulnya
zat anti penyakit tertentu pada orang tersebut.

b. Manfaat imunisasi
1) Untuk Anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit
dan kemungkinan cacat atau kematian.
2) Untuk Keluarga
Menghilangkan kecemasan dan psikologis pengobatan
bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga
apabila orang tua yakin bahwa anaknya menjalani masa
kanak kanak dengan nyaman.
3) Untuk Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa
yang kuat, dan berakal untuk melanjutkan pembangunan
Negara.

c. Jenis- Jenis Imunisasi


1) Imunisasi Aktif
Pemberian suatu bibit penyakit yang telah dilemahkan
(Vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh berespon
spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap antigen
ini, sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat mengenali
dan meresponnya. Contoh : imunisasi polio dan campak.
2) Imunisasi Pasif
Suatu proses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara
memberikan zat immunoglobulin, yaitu zat yang
dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat
berasal dari plasma manusia ( Kekebalan yang
didapatkan bayi dari ibu melalui placenta ).

d. Jenis- Jenis Imunisasi Lengkap


1) BCG
Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit TBC. Diberikan pada bayi sejak lahir sebelum
umur 3 bulan, pemberian melalui intrakutan. Efek
samping, terjadinya ulkus pada daerah suntikan,
limfadenitis regionalis dan rasa panas.
2) Hepatitis B
Imunisasi yang diberikan untuk mencegah terjadinya
penyakit hepatitis B. Diberikan sebanyak empat kali
dimulai sejak bayi baru lahir yang dikenal dengan
sebutan hb0, bayi usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.
3) DPT
Vaksin yang diberikan untuk mencegah difteri, pertussis,
tetanus. Diberikan sebanyak 3 kali dimulai usia 2 bulan, 3
bulan dan empat bulan. Diberikan secara IM. Efek
samping misalnya terjadi pembengkakan dan nyeri pada
tempat penyuntikan serta demam.
4) Polio
Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan
kelumpuan pada anak. Diberikan sebanyak empat kali
yakni pada usia sejak 1-4 bulan secara oral . Lalu ada
imunisasi IPV atau dikenal dengan imunisasi polio suntik
yang diberikan pada usia 4 bulan.
5) Campak
Campak adalah imunisasi yang diberikan pada bayi untuk
mencegah terjadinya campak. Diberikan pada usia 9
bulan secara IM. Efek samping terjadinya ruam pada
tempat suntikan dan demam.

e. Jenis-jenis obat
1) Vitamin K
Vitamin K adalah vitamin larut dalam lemak yang
memiliki peranan penting dalam mengaktifkan zat-zat
yang berperan dalam pembekuan darah. Vitamin K
diberikan bayi 1 jam setelah lahir yang diberikan secara
IM di paha kiri. Ada tiga jenis vitamin K yang diketahui,
yaitu vit K1 (phytomenadione) yang terdapat pada
sayuran hijau, vit K2 (menaquinone) dihasilakn oleh
bakteri normal usus, vit K3 (menadione) merupakan
vitamin K sintetik. Namun pada bayi baru lahir usus
dalam keadaan kosong dan tidak ada sayuran hijau yang
bias dikonsumsi sehingga bayi baru lahir diberikan
suntikan vitamin K.
Bayi Bayi baru lahir cenderung mengalami defisiensi
vitamin K karena cadangan vitamin K dalam hati relatif
masih rendah, sedikitnya transfer vitamin K melalui tali
pusat, rendahnya kadar vitamin K pada ASI, dan saluran
pencernaan bayi baru lahir yang masih steril. Kekurangan
vitamin K berisiko tinggi bagi bayi sehingga
mengakibatkan Vitamin K Deficiency Bleeding. Hal ini
sejalan dengan pendapat Djami (2013), semua bayi baru
lahir harus segera diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg
intramuskular di paha kiri sesegera mungkin untuk
mencegah perdarahan pada bayi bru lahir akibat
defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian
bayi baru lahir.
2) Vitamin A
Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan gangguan
penglihatan dan peningkatan resiko kesakitan dan
kematian akibat infeksi seperti campak dan diare.
Kebutuhan vitamin A pada bayi dan anak-anak
meningkat dalam masa pertumbuhan dan membantu
melawan infeksi.
Pemberian sumpelementasi kapsul vitamin A dua kali
setahun menurut penelitian merupakan salah satu
intervensi kesehatan yang berdaya ungkit tinggi bagi
pencegahan kekurangan vitamin A dan kebutaan serta
penurunan kejadian kesakitan dan kematian pada balita.
Di Indonesia sendiri program pelaksanaan pemberian
vitamin A yaitu pada bulan februari dan agustus di
posyandu dan puskesmas.
3) Salep Mata
Menurut Djami (2013), pencegahan infeksi mata
dapat diberikan segera setelah bayi lahir. Pencegahan
infeksi pada mata dapat dilakukan dengan memberikan
salep mata tetrasiklin 1 %. Salep antibiotika ini harus
diberikan dalam waktu satu jam setelah kelahiran,
pencegahan infeksi mata ini tidak efektif apabila diberikan
lebih dari satu jam setelah kelahiran.

2. Alat
a. Umbilical Cord Clem Nylon
Alat yang digunakan untuk menjepit tali pusat bayi
sesaat setelah bayi dilahirkan
b. Eye Protector Photo Thereapy
Alat yang digunakan untuk melindungi bagian mata
bayi saat dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan
sinar X-ray atau jenis pemeriksaan lain yang menggunakan
media sinar agar tidak menganggu penglihatan bayi yang
akan di periksa.
c. Alat Pengukur Panjang Bayi
Peralatan sederhana yang biasa digunakan oleh
bidan dan petugas posyandu untuk mengetahui
perkembangan tinggi bayi dari waktu ke waktu.
d. Staturmeter
Alat yang di gunakan untuk mengukur tinggi badan,
alat ini sederhana hanya ditempelkan pada tembok bagian
atas dan ketika akan digunakan hanya perlu untuk
menariknya sampai ke bagian kepala.
e. Lingkar Lengan Bayi
Alat yang digunakan untuk mengetahui status gizi
bayi dan balita.
f. Incubator
Alat biomedis yang memberikan kehangatan,
kelembaban dan oksigen dimana seluruh lingkungannya
terkontrol yang diperlukan oleh bayi baru lahir.
g. Blue Light
Blue light atau sering disebut fototerapi adalah
prosedur pengobatan terhadap bayi yang terdiagnosis
terkena ikterus. Menurut American Academy of Pediatrics
(AAP), penggunaan fototerapi intensif dapat menurunkan
kadar bilirubin 30% sampai 40 % atau bilirubin serum total 1
sampai 2 mg/dL dalam waktu 4 sampai 6 jam (Repository,
2015).
Blue light therapy bertujuan untuk mengendalikan
kadar Bilirubin serum agar tidak mencapai nilai yang dapat
menimbulkan ensefalopati bilirubin atau kernikterus. Bila bayi
kuning memerlukan terapi untuk menurunkan kadar bilirubin
nya, maka salah satu terapinya adalah dengan fototerapi
berupa penyinaran bayi dengan lampu TL sinar biru atau
blue light. Pada terapi secara alami maka bayi dijemur
dengan sinar matahari pagi (dibawah jam 10 pagi).

3. Prosedur
a. Pemberian Imunisasi Bayi dan Balita

1) Imunisasi pada bayi baru lahir


Prosedur pemberian imunisasi pada bayi dimulai sejak
lahir. Yang pertama yaitu pemberian Vitamin K satu jam
setelah lahir di paha kiri secara Intramuskular. Yang
kedua pemberian Hb0 satu jam setelah pemberian
vitamin K di paha kanan secara intramuscular.

2) Imunisasi pada bayi dan balita


a) BCG
Diberikan pada umur sebelum 3 bulan. Dosis 0,05 ml,
secara intrakutan.
b) DPT
Diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan- 4 bulan. Dosis
0,5 ml secara IM.
c) Hepatitis B
Diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan- 4 bulan. Dosis
0,5 ml secara IM. Pemberian imunisasi ini diberikan
bersamaan dengan pemberian DPT atau dikenal
dengan vaksin pentavalen. Vaksin pentavalen
merupakan vaksin kombinasi dari vaksin DPT, vaksin
HB, dan vaksin HiB (haemophilus influenza tipe B).
Vaksin ini diberikan untuk mencegah 6 penyakit
sekaligus, yaitu difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus,
hepatitis B, pneumonia, dan meningitis (radang otak).
d) Polio
Diberikan sebanyak 4 kali secara oral mulai sejak
umur 1- 4 bulan. Lalu setelah itu ada imunisasi IPV
atau dikenal dengan polio suntik yang diberikan pada
usia 4 bulan secara intramuskular
e) Campak
Diberikan pada usia 9 bulan. Dosis 0,5 ml secara
subkutan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Teknologi tepat guna merupakan teknologi yang telah
dikembangkan dari yang sebelumnya masih tradisional. Proses
pengenalannya pun banyak yang ditentukan oleh keadaan
lingkungan dan mata pencaharian pokok masyarakat.
Di era sekarang, pengobatan dalam hal kesehatan semakin
berkembang. Alat- alat semakin canggih dengan majunya teknologi.
Salah satu perkembangan teknologi tepat guna yang terlihat jelas
yaitu pada obat, vaksin dan alat yang digunakan pada bayi dan
balita.
Penerapan teknologi terapan tepat guna tentunya bertujuan
untuk mempermudah segala kegiatan kesehatan khususnya dalam
hal kebidanan yang menyangkut kesehatan ibu dan anak.
Teknologi tepat guna pada bayi dalam hal alat, obat maupun vaksin
harus terus berkembang dengan berkembangnya zaman. Selain itu
prosedur serta system yang dilakukan dalam penerapan teknologi
terapan tepat guna pun harus sesuai dengan standar operasional
yang berlaku.
Dengan adanya teknologi tepat guna ini diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat akan hal hidup sehat sehingga
terciptanya generasi yang sehat serta menurunkan angka
morbiditas dan mortalitas pada ibu dan anak.

B. Saran
Mari kita bersama-sama memanfaatkan teknologi tepat guna
dengan sebaik- baiknya. Selain itu semoga kita semakin berinovasi
untuk meningkatkan teknologi tepat guna yang telah ada sekarang.
Sehingga tercipta kehidupan yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Fajar Sari Tamberika, 2018. “Teknologi Terapan Dan Tepat Guna Dalam
Pelayanan Bayi Baru Lahir Dan Balita”. Pekanbaru, Stikes Al-
Insyirah Press.
Infodatin, Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI.
Khadijah Pratiwi, 2015. “Tekhnologi Tepat Guna dalam Asuhan Bayi Baru
Lahir Balita dan KB”. Jakarta, Jurnal Rekursif.
Sanitasari Rati Dwi, dkk. 2017. “Sistem Monitoring Tumbuh Kembang
Anak usia 0-5 tahun Berbasis Android di Puskesmas Beringin
Raya Kota Bengkulu”. Jurnal Rekursif, Vol. 5 No.1.
Sembiring, Juliana Br. “Buku ajar neonatus, bayi, balita, dan anak
prasekolah”. Edisi 1. Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2017.
Utami Tri Niswati, dkk. “Perspektif Kesehatan Masyarakat Teori dan
Aplikasi”. Yogyakarta, CV Budi Utama, 2015.

Anda mungkin juga menyukai