DISUSUN
OLEH KELOMPOK 3:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, karena atas berkat
dan rahmat-Nya makalah ini dapat terselesaikan. Kami juga
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pembina mata kuliah kami ibu Nurhidayat Trianingsih, S.ST, M.Kes.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang……………………………………………..……………………… 1
B. Rumusan Masalah…………..…………………………………………………… 2
C. Tujuan …..……………………………………………………………………………. 2
A. Pengertian …..……………………………………………..………………………. 3
2. Alat ………………………………….............................................................. 8
3. Prosedur…………………………………................................................... 9
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan data WHO pada tahun 2016 kematian bayi
baru lahir atau neonatal mencakup 45% kematian diantara bayi
yang baru lahir, bayi pada 28 hari pertama kehidupan atau masa
neonatal. Mayoritas dari semua kematian neonatal 75% terjadi
pada minggu pertama dan 25% terjadi pada 24 jam pertama.
Penyebab utama kematian bayi baru lahir adalah
prematuritas, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Infeksi, Askfiksia,
dan Trauma Kelahiran (WHO, 2016).
Teknologi tepat guna adalah teknologi yang didesain dengan
mempertimbangkan aspek lingkungan, etika budaya, sosial dan
ekonomi. Ciri-ciri teknologi tepat guna adalah mudah diterapkan,
dimodifikasi, untuk kegiatan skala kecil, sesuai dengan
perkembangan budaya masyarakat ( Tri Niswati, dkk. 2015).
Salah satu contoh penerapan tekhnologi tepat guna yaitu
pada penanganan kasus bayi premature dan BBLR. Adanya
incubator sebagai salah satu kemajuan tekhnologi di bidang
kesehatan. Incubator yang berfungsi memberikan kehangatan,
kelembaban dan oksigen dimana seluruh lingkungannya terkontrol
sehingga bayi terhindar dari hipotermi yang rentan terjadi pada bayi
lahir premature atau BBLR.
Teknologi tepat guna kesehatan diharapkan dapat
menjembatani masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan hidup
sehat. Maka dari itu, perlu kiranya melihat kondisi penerangan
teknologi tepat guna, khususnya bidang kesehatan yang
berkembang di masyarakat dan sejauh mana teknologi tersebut
berhasil mewujudkan kondisi masyarakat yang sehat.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari latar belakang tersebut yaitu
bagaimama penerapan teknologi terapan tepat guna dalam
pelayanan bayi baru lahir dan balita?
C. Tujuan
Tujuan penulisan untuk mengetahui, memahami dan
menerapkan teknologi tepat guna dalam pelayanan bayi baru lahir
dan balita.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
3. Pengertian Balita
Balita adalah anak dengan usia dibawah 5 tahun dengan
karakteristik pertumbuhan cepat pada usia 0-1 tahun, dimana
umur 5 bulan berat badan naik 2 kali berat badan lahir dan berat
badan naik 3 kali dari berat badan lahir pada umur 1 tahun dan
menjadi 4 kali pada umur 2 tahun.
B. Teknologi Tepat Guna Pada Bayi Baru Lahir dan Balita
b. Manfaat imunisasi
1) Untuk Anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit
dan kemungkinan cacat atau kematian.
2) Untuk Keluarga
Menghilangkan kecemasan dan psikologis pengobatan
bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga
apabila orang tua yakin bahwa anaknya menjalani masa
kanak kanak dengan nyaman.
3) Untuk Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa
yang kuat, dan berakal untuk melanjutkan pembangunan
Negara.
e. Jenis-jenis obat
1) Vitamin K
Vitamin K adalah vitamin larut dalam lemak yang
memiliki peranan penting dalam mengaktifkan zat-zat
yang berperan dalam pembekuan darah. Vitamin K
diberikan bayi 1 jam setelah lahir yang diberikan secara
IM di paha kiri. Ada tiga jenis vitamin K yang diketahui,
yaitu vit K1 (phytomenadione) yang terdapat pada
sayuran hijau, vit K2 (menaquinone) dihasilakn oleh
bakteri normal usus, vit K3 (menadione) merupakan
vitamin K sintetik. Namun pada bayi baru lahir usus
dalam keadaan kosong dan tidak ada sayuran hijau yang
bias dikonsumsi sehingga bayi baru lahir diberikan
suntikan vitamin K.
Bayi Bayi baru lahir cenderung mengalami defisiensi
vitamin K karena cadangan vitamin K dalam hati relatif
masih rendah, sedikitnya transfer vitamin K melalui tali
pusat, rendahnya kadar vitamin K pada ASI, dan saluran
pencernaan bayi baru lahir yang masih steril. Kekurangan
vitamin K berisiko tinggi bagi bayi sehingga
mengakibatkan Vitamin K Deficiency Bleeding. Hal ini
sejalan dengan pendapat Djami (2013), semua bayi baru
lahir harus segera diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg
intramuskular di paha kiri sesegera mungkin untuk
mencegah perdarahan pada bayi bru lahir akibat
defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian
bayi baru lahir.
2) Vitamin A
Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan gangguan
penglihatan dan peningkatan resiko kesakitan dan
kematian akibat infeksi seperti campak dan diare.
Kebutuhan vitamin A pada bayi dan anak-anak
meningkat dalam masa pertumbuhan dan membantu
melawan infeksi.
Pemberian sumpelementasi kapsul vitamin A dua kali
setahun menurut penelitian merupakan salah satu
intervensi kesehatan yang berdaya ungkit tinggi bagi
pencegahan kekurangan vitamin A dan kebutaan serta
penurunan kejadian kesakitan dan kematian pada balita.
Di Indonesia sendiri program pelaksanaan pemberian
vitamin A yaitu pada bulan februari dan agustus di
posyandu dan puskesmas.
3) Salep Mata
Menurut Djami (2013), pencegahan infeksi mata
dapat diberikan segera setelah bayi lahir. Pencegahan
infeksi pada mata dapat dilakukan dengan memberikan
salep mata tetrasiklin 1 %. Salep antibiotika ini harus
diberikan dalam waktu satu jam setelah kelahiran,
pencegahan infeksi mata ini tidak efektif apabila diberikan
lebih dari satu jam setelah kelahiran.
2. Alat
a. Umbilical Cord Clem Nylon
Alat yang digunakan untuk menjepit tali pusat bayi
sesaat setelah bayi dilahirkan
b. Eye Protector Photo Thereapy
Alat yang digunakan untuk melindungi bagian mata
bayi saat dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan
sinar X-ray atau jenis pemeriksaan lain yang menggunakan
media sinar agar tidak menganggu penglihatan bayi yang
akan di periksa.
c. Alat Pengukur Panjang Bayi
Peralatan sederhana yang biasa digunakan oleh
bidan dan petugas posyandu untuk mengetahui
perkembangan tinggi bayi dari waktu ke waktu.
d. Staturmeter
Alat yang di gunakan untuk mengukur tinggi badan,
alat ini sederhana hanya ditempelkan pada tembok bagian
atas dan ketika akan digunakan hanya perlu untuk
menariknya sampai ke bagian kepala.
e. Lingkar Lengan Bayi
Alat yang digunakan untuk mengetahui status gizi
bayi dan balita.
f. Incubator
Alat biomedis yang memberikan kehangatan,
kelembaban dan oksigen dimana seluruh lingkungannya
terkontrol yang diperlukan oleh bayi baru lahir.
g. Blue Light
Blue light atau sering disebut fototerapi adalah
prosedur pengobatan terhadap bayi yang terdiagnosis
terkena ikterus. Menurut American Academy of Pediatrics
(AAP), penggunaan fototerapi intensif dapat menurunkan
kadar bilirubin 30% sampai 40 % atau bilirubin serum total 1
sampai 2 mg/dL dalam waktu 4 sampai 6 jam (Repository,
2015).
Blue light therapy bertujuan untuk mengendalikan
kadar Bilirubin serum agar tidak mencapai nilai yang dapat
menimbulkan ensefalopati bilirubin atau kernikterus. Bila bayi
kuning memerlukan terapi untuk menurunkan kadar bilirubin
nya, maka salah satu terapinya adalah dengan fototerapi
berupa penyinaran bayi dengan lampu TL sinar biru atau
blue light. Pada terapi secara alami maka bayi dijemur
dengan sinar matahari pagi (dibawah jam 10 pagi).
3. Prosedur
a. Pemberian Imunisasi Bayi dan Balita
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknologi tepat guna merupakan teknologi yang telah
dikembangkan dari yang sebelumnya masih tradisional. Proses
pengenalannya pun banyak yang ditentukan oleh keadaan
lingkungan dan mata pencaharian pokok masyarakat.
Di era sekarang, pengobatan dalam hal kesehatan semakin
berkembang. Alat- alat semakin canggih dengan majunya teknologi.
Salah satu perkembangan teknologi tepat guna yang terlihat jelas
yaitu pada obat, vaksin dan alat yang digunakan pada bayi dan
balita.
Penerapan teknologi terapan tepat guna tentunya bertujuan
untuk mempermudah segala kegiatan kesehatan khususnya dalam
hal kebidanan yang menyangkut kesehatan ibu dan anak.
Teknologi tepat guna pada bayi dalam hal alat, obat maupun vaksin
harus terus berkembang dengan berkembangnya zaman. Selain itu
prosedur serta system yang dilakukan dalam penerapan teknologi
terapan tepat guna pun harus sesuai dengan standar operasional
yang berlaku.
Dengan adanya teknologi tepat guna ini diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat akan hal hidup sehat sehingga
terciptanya generasi yang sehat serta menurunkan angka
morbiditas dan mortalitas pada ibu dan anak.
B. Saran
Mari kita bersama-sama memanfaatkan teknologi tepat guna
dengan sebaik- baiknya. Selain itu semoga kita semakin berinovasi
untuk meningkatkan teknologi tepat guna yang telah ada sekarang.
Sehingga tercipta kehidupan yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Fajar Sari Tamberika, 2018. “Teknologi Terapan Dan Tepat Guna Dalam
Pelayanan Bayi Baru Lahir Dan Balita”. Pekanbaru, Stikes Al-
Insyirah Press.
Infodatin, Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI.
Khadijah Pratiwi, 2015. “Tekhnologi Tepat Guna dalam Asuhan Bayi Baru
Lahir Balita dan KB”. Jakarta, Jurnal Rekursif.
Sanitasari Rati Dwi, dkk. 2017. “Sistem Monitoring Tumbuh Kembang
Anak usia 0-5 tahun Berbasis Android di Puskesmas Beringin
Raya Kota Bengkulu”. Jurnal Rekursif, Vol. 5 No.1.
Sembiring, Juliana Br. “Buku ajar neonatus, bayi, balita, dan anak
prasekolah”. Edisi 1. Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2017.
Utami Tri Niswati, dkk. “Perspektif Kesehatan Masyarakat Teori dan
Aplikasi”. Yogyakarta, CV Budi Utama, 2015.