Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

Teknologi Terapan Dan Tepat guna Dalam


Pelayanan Kehamilan

Disusun Oleh:
KELOMPOK III
1. Dwi Oktovera
2. Elfa Novayanti
3. Erdawati
4. Husri Yanti
5. Orien Westiyunia
6. Resti Syarwi
7. Relly vilzia Dewi
8. Rini Anggraini
9. Syurganil Hayati
10. Savitri
11. Tisra Anggraini
12. Vina Syarwi

Dosen Pembimbing :
Vedjia Medhyna, S.ST, M.Keb

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI TAHUN 2021

1
Kata Pengantar

Dengan mengucap Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat
menyelesaikan makalah “ Teknologi Terapan dan Tepat Guna Dalam Pelayanan
Kehamilan” ini dengan baik.
Penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada dosen pembimbing dan semua
pihak yang telah membantu, membimbing dan memberi kemudahan dalam
menyelesaikan tugas ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswi
Poltekkes Kemenkes Riau. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dalam
mata kuliah Inovasi Kebidanan.
Meskipun penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini penulis masih merasa banyak
kekurangan kekurangan, baik dari teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan pembuatan
makalah yang selanjutnya.

Bukittingi, 7 Januari 2022

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar..........................................................................................................2
Daftar isi...................................................................................................................3
Bab 1 Pendahuluan
1.1. Latar Belakang....................................................................................................4
1.2. Rumusan masalah...............................................................................................5
1.3. Tujuan Penulisan................................................................................................5
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1. Skrinning dan Deteksi Dini Ibu Hamil
2.1.1 Kartu Skor Poedji Rohyati (KSPR)..................................................6
2.1.2 Kartu Pantau Gerak Janin.................................................................9
2.1.3 Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) 9
2.1.4 Ante Natal Care (ANC).............................................................................11
2.2 Sistem Pengelolaan Teknologi Terapan (Kehamilan)...........................................12
2.2.1 Metode one-way/ Short Message Service (SMS)......................................12
2.2.2 Program Mobile Obstetrik Monitoring (MOM)...........................................13
2.2.3 Kelas Ibu Hamil.........................................................................................15
2.2.4 Senam Hamil..............................................................................................18
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Masalah kesehatan merupakan salah satu masalah yang tidak dapat dilepaskan
dari kehidupan pedesaan. Masih banyak desa-desa terutama desa tertinggal yang
jauh dari perilaku hidup sehat. Kesehatan merupakan aspek penting dan menjadi
salah satu kebutuhan yang mendasar dalam kehidupan masyarakat menjadi salah
satu hak yang seharusnya didapatkan oleh semua masyarakat termasuk masyarakat
desa.
Keterbatasan financial menjadi hambatan masyarakat desa dalam mengakses
sarana kesehatan. Selain itu umumnya program ataupun teknologi kesehatan dari
pihak luar kadang kala tidak sesuai dengan keadaan masyarakat desa serta sulit
diterapkan oleh masyarakat desa. Oleh karena itu perlu adanya Teknologi Tepat
Guna (TTG) kesehatan yang dapat membantu masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatannya.
Teknologi tepat guna adalah teknologi yang didesain dengan
mempertimbangkan aspek lingkungan, etik budaya, sosial, dan ekonomi bagi
komunitas. Ciri-ciri teknologi adalah (1) mudah diterapkan (2) mudah dimodifikasi
(3) untuk kegiatan skala kecil (4) padat karya (5) sesuai dengan perkembangan
budaya masyarakat (6) bersumber dari nilai tradisional (7) adaptif terhadap
perubahan lingkungan.
Adanya Teknologi Tepat Guna Kesehatan diharapkan dapat menjembatani
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan hidup sehat. Maka, perlu kiranya
melihat kondisi penerapan Teknologi Tepat Guna, khususnya bidang kesehatan
yang berkembang di masyarakat dan melihat sejauh mana teknologi tersebut
berhasil mewujudkan kondisi masyarakat yang sehat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja skrinning dan deteksi dini pada ibu hamil ?
2. Apa saja system dan alat alat pada teknologi terapan dalam pelayanan
kebidanan ibu hamil ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Inovasi serta mengetahui Teknologi Terapan dan tepat guna dalam pelayanan
kehamilan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Skrining dan Deteksi Dini Ibu Hamil


Skrining (screening) adalah deteksi dini dari suatu penyakit atau usaha
untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan secara klinis belum jelas dengan
menggunakan test, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan
secara cepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat tetapi
sesunguhnya menderita suatu kelainan. Test skrining dapat dilakukan dengan :
Pertanyaan (anamnesa), Pemeriksaan fisik, Pemeriksaan laboratorium.
2.1.1 Kartu Skor Poedji Rohyati (KSPR)
Kartu Skor Poedji Rochjati adalah suatu cara untuk mendeteksi dini
kehamilan yang memiliki risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun
bayinya), akan terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah
persalinan (Dian, 2007).
Adapun tujuan tujuan kartu ini adalah :
1. Membuat pengelompokkan dari ibu hamil (KRR, KRT, KRST) agar
berkembang perilaku kebutuhan tempat dan penolong persalinan sesuai
dengan kondisi dari ibu hamil.
2. Melakukan pemberdayaan ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat
agar peduli dan memberikan dukungan dan bantuan untuk kesiapan
mental, biaya dan transportasi untuk melakukan rujukan terencana.
Fungsi dari kartu itu sendiri adalah :
1. Alat komunikasi informasi dan edukasi/KIE – bagi klien/ibu hamil,
suami, keluarga dan masyarakat.
2. Alat peringatan-bagi petugas kesehatan.

Pencegahan Kehamilan Resiko Tinggi


a. Informasi dan Edukasi/ KIE untuk Kehamilan dan Persalinan aman.
Untuk kehamilan resiko rendah (KKR) persalinan dapat dirumah
ataupun di polindes, tetapi penolongnya harus bidan. Dukun hanya
membantu pada saat nifas. Dalam kehamilan Risiko Tinggi (KRT)
berikan penyuluhan untuk bersalin di puskesmas, polindes, atau
langsung di rumah sakit. Terutama pada letak lintang primigravida,
dengan tinggi badan rendah. Kemudian untuk kehamilan Risiko Sangat
Tinggi (KRST). Berikan penyuluhan untuk langsung dirujuk ke rumah
sakit dengan alat lengkap dan di bawah pengawasan dokter spesialis.
b. Memeriksakan kehamilan secara teratur minimal 4 kali.
c. Imunisasi TT dua kali selama kehamilandengan jarak satu bulan, untuk
mencegah tetanus neonatorum.
d. Makan makanan bergizi selama kemahilan.
e. Mengenali tanda tanda kehamilan risiko tinggi. Jika menemukan tanda
resiko tinggi langsung periksa ke puskesmas, polindes, bidan, rumah
bersalin atau rumah sakit.
f. Menghindari hal hal yang menimbulkan komplikasi pada ibu hamil.

Cara untuk mendeteksi dini kehamilan berisiko menggunakan skor


Poedji Rochjati. Jumlah skor kehamilan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu
:
a. Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2 (fisiologis)
b. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10 (Faktor
Resiko APGO atau AGO, AGDO)
c. Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥ 12 (2
faktor resiko atau lebih )

Tingkat dan sifat Risiko Sesuai Dengan Kegawatannya


1. APGO ( Ada Potensi Gawat Obstetri )
Ada masalah yang perlu diwaspadai. 10 faktor risiko ( 7 terlalu, 3
pernah ).
 Terlalu muda hamil (≤ l6 tahun)
 a. terlalu lama hamil pertama setelah kawin ≥ 4 tahun
b. terlalu tua hamil pertama ≥ 35 tahun
 terlalu cepat hamil lagi (< 2 tahun
 terlalu lama hamil (≥ l0 tahun)
 terlalu banyak anak (≥ 4 anak)
 terlalu tua (≥ 35 tahun)
 terlalu pendek (≤ l45 cm)
 pernah gagal hamil (riwayat obstetric jelek)
 pernah melahirkan dengan:
a. tarikan forsep/vakum
b. induksi
 pernah operasi sesar

2. AGO (Ada Gawat Obstetri)


8 Faktor Risiko
 Penyakit Ibu hamil ( TBC, DM, PMS, Jantung, Anemia,
Malaria)
 Preeklamsia Ringan
 Gemeli
 Hydramnion
 Hamil Serotinus
 Kematian Janin Dalam Kandungan
 Letak Sungsang
 Letak Lintang

3. AGDO (Ada Gawat Darurat Obstetri )


Yang mengancam nyawa ibu dan bayi ada 2 faktor resiko :
 Perdarahan sebelum bayi lahir
 PEB/ EKLAMSIA
CARA PEMBERIAN SKOR ( Skor Poedji Rochjati)
 Skor awal X yaitu skor dari umur dan paritas yang merupakan
karakteristik setiap ibu hamil.
 Skor awal X + Y, nilai Y yaitu skor dari factor yang mungkin
sudah ditemukan pada kontak pertama.
 Jumlah skor dapat tetap atau bertambah, disesuaikan dengan
factor risiko yang kemudian hari timbul.
 Tiap factor risiko diberi skor 4 kecuali bekas SC, letak sungsang,
lintang, HAP, PE dan Eklamsia diberi skor 8.
JUMLAH SKOR
 Jumlah skor 2, Kehamilan Risiko Rendah (KKR) = HIJAU
 Jumlah skor 6-10 Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) = KUNING
 Jumlah skor ≥12 Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) = MERAH
Komplikasi obstetric tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin
saja terjadi pada ibu hamil yang telah diidentifikasi normal.

2.1.2 RSPAD ( GATOT SUBROTO) Kartu Pantau Gerak Janin


Dimulai 28 minggu. Bila dalam 12 jam (06.00 – 18.00) tidak
tercapai gerak janin 10 kali maka harus segera konsultasi. Di selang
waktu menghitung gerak janin ibu dianjurkan makan dulu,
mengosongkan kandung kemih dan tidur miring.

2.1.3 Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi ( P4K)


Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) adalah kegiatan yang di fasilitasi oleh bidan dalam rangka
meningkatkan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam
merencanakan persalinan yang aman dan persiapan dalam menghadapi
kemungkinan terjadinya komplikasi pada saat hamil, bersalin dan nifas,
termasuk perencanaan menggunakan metode Keluarga Berencana (KB)
pasca persalinan dengan menggunakan stiker P4K sebagai media
pencatatan sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu
pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir (Depkes RI, 2009).
P4K menggunakan stiker adalah terobosan percepatan penurunan
angka kematian ibu. Stiker P4K berisi data tentang nama ibu hamil,
taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping
persalinan, transportasi yang digunakan dan calon donor darah (Depkes
RI, 2009).

Tujuan P4K (Program Perencanaan Persalinan dan


Pencegahan Komplikasi).
1. Tujuan Umum
Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil
dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga dan
masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan
menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan bagi ibu sehingga
melahirkan bayi yang sehat.
2. Tujuan Khusus
1) Terdatanya status ibu hamil dan terpasangnya Stiker P4K disetiap
rumah ibu hamil yang memuat informasi tentang lokasi tempat
tinggal ibu hamil, identitas ibu hamil, taksiran persalinan, penolong
persalinan, pendamping persalinan, fasilitas tempat persalinan, calon
donor darah, transportasi yang akan digunakan serta pembiayaan.
2) Adanya perencanaan persalinan, termasuk pemakaian metode KB
passca persalinan yang sesuai dan disepakati ibu hamil, suami,
keluarga dan bidan.
3) Terlaksananya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat bila
terjadi komplikasi selama, hamil, bersalin maupun nifas.
4) Meningkatnya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun
non formal, dukun/pendamping persalinan dan kelompok masyarakat
dalam perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi dengan
stiker, dan KB pasca salin sesuai dengan perannya masing-masing
(Depkes RI, 2009).

2.1.5 Antenatal Care


Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
profesional (dokter spesialis, dokter umum, bidan dan perawat) untuk ibu selama
masa kehamilannya, sesuai dengan standar minimal pelayanan antenatal.
Pelayanan antenatal sangat penting untuk mendeteksi dini komplikasi-
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu hamil selama kehamilan.

Tujuan Pelayanan Antenatal Care


Menurut Wiknjosastro, tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan
ibu sebaik-baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan calon anak
dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan postpartum sehat
dan normal, tidak hanya fisik akan tetapi juga mental, ini berarti dalam antenatal
care harus diusahakan agar :
 Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang-kurangnya harus sama
sehatnya atau lebih sehat
 Adanya kelainan fisik atau psikologi harus ditemukan sedini mungkin dan
diobati
 Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat pula fisik
dan mental
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tujuan pelayanan antenatal
adalah :
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin
2. Meningkatkan serta mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan
janin
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi

Pedoman Pelayan Antenatal Care


Menurut Clinical Practice Guidelines, Standar adalah keadaan ideal atau
tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna sebagai batas penerimaan minimal.
Standar pelayanan kebidanan dapat digunakan untuk menentukan kompetensi yang
diperlukan oleh bidan dalam menjalankan praktek sehari-hari.
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pemeriksaan antenatal
dilakukan dengan standar pelayanan antenatal dimulai dengan :
1. Timbang Berat Badan dan Ukur tinggi badan
2. Ukur tekanan darah
3. Ukur LILA
4. Ukur tinggi fundus uteri (TFU)
5. Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin
6. Skrining status Imunisasi tetanus toxoid (TT)
7. Pemberian tablet besi (Fe)
8. Tes/Periksa laboratorium
9. Tata laksana/penanganan kasus
10. Temu wicara/konseling

2.2 Sistem Pengelolaan Teknologi Terapan (Kehamilan)


2.2.1 Metode one-way, Text messaging / Short Message Service (SMS)

Short Message Service (SMS) adalah suatu fasilitas untuk


mengirim dan menerima suatu pesan singkat berupa teks melalui
perangkat nirkabel, yaitu perangkat komunikasi telefon selular, dalam
hal ini perangkat nirkabel yang digunakan adalah telepon selular. Salah
satu kelebihan dari SMS adalah biaya yang murah.
Edukasi yang diberikan pada ibu hamil dapat berupa perubahan –
perubahan yang dialami selama hamil, serta perencanaan untuk
persalinan, perawatan bayi, dan persiapan kontrasepsi untuk pasca
persalinan. Prenatal care dengan SMS dapat diterapkan di Indonesia
karena mudah dan tidak memerlukan banyak biaya, serta dengan gaya
hidup masyarakat yang mayoritas memiliki telepon seluler. Program ini
sangat tepat diterapkan pada rumah sakit pemerintah sehingga
memudahkan dalam pemberian pendidikan kesehatan dan perencanaan
perawatan kehamilan dan paska melahirkan.

2.2.2 Program Mobile Obstetrik Monitoring (MOM)


Mobile obstetrical monitoring (MoM) adalah sebuah platform
prototipe telehealth yang bisa diadaptasi sesuai dengan kebutuhan
spesifik daerah pedesaan maupun perkotaan dengan memanfaatkan
aplikasi ponsel. Dengan aplikasi ini, seorang bidan bisa membuat profil
kesehatan ibu hamil yang relevan melalui pengumpulan data yang didapat
dari pemeriksaan fisik serta tes yang dilakukan di puskesmas setempat
atau di rumah Sang Bumil.
Dengan memadukan panduan lokal angka risiko dalam solusi ini,
spesialis kebidanan atau dokter kandungan bisa menentukan apakah
sebuah kehamilan berisiko tinggi, sehingga bisa segera memberikan
pertolongan yang memadai.
Program ini sejalan dengan usaha pemerintah Kota Padang serta
Kementerian Kesehatan RI untuk menjawab masalah keprihatinan
terhadap tingkat AKI di Indonesia. Menurut data statistik, SDKI (2019)
sebanyak 334 per 100.000 kelahiran hidup. Aplikasi MoM ini berjangka
waktu 1 tahun, yang telah dimulai pada Desember 2013. Sejak 3 bulan
pertama aplikasi ini berjalan, dari 500 bumil yang diperiksa, telah
terdeteksi lebih dari 60 bumil dengan kehamilan berisiko tinggi. Hal ini
dapat dicapai dengan melibatkan 12 tenaga bidan dari 6 puskesmas
setempat.

Bagi bidan dan ibu hamil di daerah daerah terpencil program ini
sangat berguna karena mampu menjangkau seluruh area Indonesia.
Program ini diharapkan mampu mengurangi angka kematian ibu hamil
yang cukup tinggi. Manfaat MOM antara lain
 Memantau kondisi ibu hamil
 Deteksi dini kehamilan dengan risiko tinggi
 Membantu bidan dalam membuat profil ibu hamil yang relevan
 Dapat memberi solusi untuk mengatasi keterbatasan SDM dengan
memanfaatkan teknologi kesehatan jarak jauh.
 Solusi untuk wilayah terpencil yang tidak memiliki akses ke tenaga
kesehatan.
2.2.3 Kelas Ibu Hamil
Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok
yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu
mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi
baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran (Depkes RI,
2009). Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan
umur kehamilan antara 20 minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta
maksimal 10 orang. Setiap ibu hamil diwajibkan memiliki buku KIA,
karena di buku ini terdapat beberapa informasi tentang kehamilan.Akan
tetapi, tidak semua informasi penting termuat di buku KIA.

a. Tujuan Kelas Ibu Hamil


Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu
agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh, dan
keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan,
perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir,
mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan
akte kelahiran.
b. Manfaat kelas ibu hamil
1. Bagi ibu hamil dan keluarganya : merupakan sarana untuk
mendapatkan teman, bertanya,mampu mempraktekkan, serta
membantu ibu dalam menghadapi persalinan dengan aman
dan nyaman.
2. Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta
(ibu hamil dengan ibu hamil) dan antar ibu hamil dengan
petugas kesehatan/bidan
3. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil
tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama
kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca bersalin,
dan perawatan bayi baru lahir
4. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil
tentang mitos/ keprcayaan/ adat istiadat setempat yang
berkaitan dengan kesehatan ibu hamil dan anak.
5. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil
tentang penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS
dan pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil)
6. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil
tentang akte kelahiran.

c. Keuntungan Kelas Ibu Hamil


1. Materi diberikan secara menyeluruh dan terencana sesuai
dengan pedoman kelas ibu hamil yang memuat mengenai
kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas,
perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular seksual
dan akte kelahiran.
2. Penyampaian materi lebih komprehensif karena ada persiapan
petugas sebelum penyajian materi.
3. Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan
penjelasan mengenai topik tertentu.
4. Waktu pembahasan materi menjadi efektif karena pola
penyajian materi terstruktur dengan baik.
5. Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu hamil pada
saat pembahasan materi dilaksanakan.
6. Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.
7. Dilakukan evaluasi terhadap petugas kesehatan dan ibu hamil
dalam memberikan penyajian materi sehingga dapat
meningkatkan kualitas sistim pembelajaran.
d. Sasaran Kelas Ibu Hamil
Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur
kehamilan 20 s/d 32 minggu, karena pada umur kehamilan ini
kondisi ibu sudah kuat, tidak takut terjadi keguguran, efektif
untuk melakukan senam hamil. Jumlah peserta kelas ibu hamil
maksimal sebanyak 10 orang setiap kelas. Suami/keluarga ikut
serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat mengikuti
berbagai materi yang penting, misalnya materi tentang persiapan
persalinan atau materi yang lainnya (Depkes RI, 2009).

e. Langkah Pendidikan di Kelas Ibu Hamil


Dalam memberikan pendidikan pada ibu hamil tersebut
dilakukan langkah-langkah dari mulai persiapan sampai
pelaksanaan pembelajaran kelas ibu hamil Depkes & JICA
(2008) antara lain sebagai berikut:
1. Melakukan identifikasi terhadap ibu hamil yang ada di
wilayah kerja. Ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa
jumlah ibu hamil dan umur kehamilannya
2. Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas ibu
hamil, misalnya tempat di puskesmas atau polindes, kantor
desa/balai pertemuan, posyandu atau di rumah salah seorang
warga masyarakat. Sarana belajar menggunakan kursi, tikar,
karpet, VCD player dan lain-lain jika tersedia.
3. Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal
pelaksanaan kelas ibu hamil serta mempelajari materi yang
akan disampaikan.
4. Persiapan peserta kelas ibu hamil, mengundang ibu hamil.
5. Siapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu siapa saja
fasilitatornya dan nara sumber jika diperlukan.
6. Membuat rencana pelaksanan kegiatan.
7. Akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil, sebagai
kegiatan/materi ekstra.
8. Menentukan waktu pertemuan, yang disesuaikan dengan
kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari
dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam
hamil 15-20 menit.

2.2.4. Senam Hamil


Senam hamil adalah adalah terapi latihan gerak untuk
mempersiapkan ibu hamil, secara fisik atau mental, pada persalinan
cepat, aman dan spontan.
Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot
sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam
persalinan normal. Senam hamil ditujukan bagi ibu hamil tanpa kelainan
atau tidak terdapat penyakit yang disertai kehamilan, yaitu penyakit
jantung, penyakit ginjal, penyulit kehamilan (hamil dengan perdarahan,
hamil dengan kelainan letak), dan kehamilan disertai anemia. Senam
hamil dimulai pada umur kehamilan sekitar 24 sampai 28 minggu
(Manuaba, 1998).

a. Tujuan Senam Hamil


1. Penguatan otot -otot tungkai, mengingat tungkai akan menopang
berat tubuh ibu yang makin lama makin berat seiring dengan
bertambahnya usia kehamilan.
2. Mencegah varises, yaitu pelebaran pembuluh darah balik (vena)
secara segmental yang tak jarang terjadi pada ibu hamil.
3. Memperpanjang nafas, karena seiring bertambah besarnya janin
maka dia akan mendesak isi perut ke arah dada. hal ini akan
membuat rongga dada lebih sempit dan nafas ibu tidak bisa
optimal. dengan senam hamil maka ibu akan dajak berlatih agar
nafasnya lebih panjang dan tetap relax.
4. Latihan pernafasan khusus yang disebut panting quick breathing
terutama dilakukan setiap saat perut terasa kencang.
5. Latihan mengejan, latihan ini khusus utuk menghadapi persalinan,
agar mengejan secara benar sehingga bayi dapat lancar keluar dan
tidak tertahan di jalan lahir.
6. Yang terpenting, konsultasikan kepada Dokter Kandungan anda
sebelum melakukan senam hamil.

b. Syarat Mengikuti Senam Hamil


1. Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh
dokter atau bidan
2. Latihan dilakukan setelah kehamilan mencapai 22 minggu
3. Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin
4. Sebaiknya latihan dilakukan di puskesmas, rumah sakit atau
klinik bersalin dibawah pimpinan instruktur senam hamil.

c. Penatalaksanaan Senam Hamil


1. Syarat Pelaksanaan Senam Ibu Hamil
Senam hamil biasanya dilakukan di rumah sakit, rumah
bersalin, atau tempat-tempat tertentu dengan bimbingan seorang
guru senam hamil yang berijazah. Meskipun begitu, senam hamil
juga bisa dilakukan sendiri di rumah. Senam sebaiknya dilakukan
secara teratur dan dalam suasana tenang dengan menggunakan
pakaian yang cukup longgar.
2. Bagian dan Tahapan Senam Hamil
Senam hamil ini terdiri dari 4 bagian yaitu:
 Latihan umum. Yang boleh dilakukan oleh ibu hamil yang
usia kehamilannya lebih dari 22 minggu dan diijinkan oleh
Dokter Kandungan untuk senam hamil.
 Latihan khusus untuk usia kehamilan 22-30 minggu.
 Latihan khusus untuk usia kehamilan 30-36 minggu.
 Latihan khusus untuk usia kehamilan 36-40 minggu.
3. Pelaksanaan Senam Hamil
Adapun tata cara pelaksanaan senam hamil sebagai berikut :
Latihan Umum
a. Latihan Pernafasan Dada
Ibu telentang dengan lutut ditekuk dan tangan terjalin di atas
dada. Tiupkan nafas dari mulut sepanjang mungkin sambil
kedua tangan menekan dada pada hitungan 5-6-7-8.
Kemudian tarik nafas dalam dengan mengembungkan dada
pada hitungan 1-2-3-4. Ulangi sampai 8 X 8 hitungan.
b. Latihan Pernafasan Diafragma
Posisi seperti di atas dan tangan di atas perut, lakukan hal
yang sama dan dimulai pada hitungan yang sama. Ulangi
sampai 8 X 8 hitungan.
c. Latihan Penguatan Dan Perlemasan Otot Dasar Panggul
Ibu telentang dengan lutut ditekuk dan tangan di samping
badan. Kerutkan otot-otot yang ada dikedua paha hingga
dengan sendirinya pantat terlepas dari alat tidur. Jangan
melakukan gerakan mengangkat paha dengan sengaja agar
latihan ini efektif. Kemudian lepaskan kerutan pelan-pelan
sehingga pantat kembali menyentuh alas tidur (1-2). Ulangi
sampai 8 X 8 hitungan.
d. Latihan Penguatan Dan Perlemasan Otot Tungkai
Ibu telentang dengan lutut kiri ditekuk dengan tungkai kanan
lurus, tangan di samping badan. Angkat lurus tungkai kanan
kemudian gerakkan pergelangan kaki ke depan dan ke
belakang kemudian luruskan kembali dalam hitungan 1-2-3-4.
Ulangi sampai 8 X 8 hitungan. Lakukan hal yang sama pada
tungkai kiri dengan lutut kanan ditekuk.
e. Latihan Penguluran Dan perlemasan Otot Pinggang,Perut
Paha
Gerakan 1 :
Ibu telentang dengan lutut kiri ditekuk dan tungkai kanan
lurus, tangana di samping badan. Gerakkan tungkai secara
rata dengan alas tidur, ke arah pantat (sehingga tungkai
seperti pendek) dan ke arah mata kaki (sehingga tungkai
seperti panjang) dalam hitungan 8 X 8 hitungan. Lakukan hal
yang sama pada tungkai kiri
Gerakan 2 :
Ibu telentang lutut kanan ditekuk dan tungkai kiri lururs serta
tangan di samping badan. Dengan menjinjitkan telapak kaki
kanan, gerakan lutut ke arah kaki (sehingga paha seperti
memanjang) kemudian tapakkan lagi kaki kanan dan lutut
tetap lurus. Dalam hitungan 1-2.Ulangi sampi 8X8 hitungan.
Gerakan 3 :
Ibu telentang dengan kedua lutut ditekuk dan kedua lengan
membuka di samping badan (seperti sayap pesawat terbang)
kemudian gulingkan kedua lutut ke kanan dengan menjaga
badan tetap pada posisinya, kemudian gulingkan ke kiri
dalam hitungan 1-2. Ulangi sampai 8 X 8 hitungan.
Gerakan 4 :
Ibu duduk dengan tangan bertelekan di belakang badan,
kedua tungkai lurus terbuka selebar bahu. Gerakan
pergelangan kaki ke depan dan ke belakang bergantian, dalam
hitungan 1-2. Ulangi sampai 8 X 8 hitungan.
Gerakan 5 :
Posisi ibu seperti di atas hanya gerakan pergelangan kaki ke
samping luar dan ke dalam. Dalam hitungan 1-2. Ulangi
sampai 8 X 8 hitungan.
f. Latihan Sendi Bahu Dan Payudara
Ibu duduk bersila, kedua tangan memgang bahu sisi yang
sama. Gerakan bahu memutar ke arah dalam dengan
mempertemukan kedua siku ke depan dada dan dengan
menekankan lengan atas ke payudara dan bahu diputar
dengan putaran penuh (sampai ketiak terbuka) : satu kali
putaran penuh dalam satu hitungan. Ulangi sampai 8 X 8
hitungan. Kemudian lakukan hal yang sama dengan memutar
bahiu ke arah luar.
g. Latihan Koreksi Sikap
Latihan ini bertujuan untuk mengurangi beban yang harus
disangga pinggang selama ibu mengandung.
Ibu berdiri dengan kedua kaki lurus namun rileks. Agar posisi
ibu tidak terlalu tegak maka aturlah agar dada dan perut agak
terdorong ke belakang dan pantat agak terdorong ke depan.
Pertahankanlah posisi ini samampu mungkin setiap saat.
h. Latihan Rileksasi Umum
Gerakan-gerakan ini dilakukan saat ibu beristirahat agar
tercapai rileksasi bagi otot-otot perut dan tungkai yang
merupakan otot-otot yang sangat berperan selama ibu
mengandung. Gerakan-gerakan di bawah ini bisa menjadi
pilihan ibu di saat beristirahat.
Gerakan 1 :
Tidur telentang kepala disangga bantal, dan kedua tungkai
disangga guling hampir ke arah pantat.
Gerakan 2 :
Tidur miring kepala disangga bantal, tungkai yang sisi atas
disangga bantal (baik tertumpang di atas tungkai sebelah
bawah maupun bertumpu pada alas tidur). Bila perut sudah
cukup besar pada sisi antara perut dan alas tidur diganjal
bantal tipis atau selimut yang terlipat.
Gerakan 3 :
Posisi duduk pada kursi yang ada sandaran punggungnya
namun muka menghadap ke arah sandaran kursi. Kedua
tungkai ada di samping-samping kursi, kedua lengan terlipat
di atas puncak sandaran kursi untuk tempat menyandarkan
kepala.
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan RI. (2019). Profil kesehatan Indonesia.Jakarta.


Kementrian Kesehatan RI. (2014). Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil.
Jakarta.
http://nursenurul.blogspot.com/2010/03/skrining-antenatal-pada-ibu-hamil.html
http://tiarapratiwi87.blogspot.com/2017/05/program-perencanaan-persalinan-
dan.html
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-pelayanan-antenatal-atau-
antenatal-care/14765/2
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-pelayanan-antenatal-atau-
antenatal-care/14765/2
https://softteknik.blogspot.com/2013/07/short-message-service.html
https://www.kompasiana.com/astutiyuni/551f779b813311466e9de2de/penggun
aan-short-message-service-sms-da
https://www.motherandbaby.co.id/article/2014/3/5/1792/Deteksi-Kehamilan-
dengan-Aplikasi-Ponsellam-prenatal-care-pada-kehamilan-remaja
https://www.motherandbaby.co.id/article/2014/3/5/1792/Deteksi-Kehamilan-
dengan-Aplikasi-Ponsel
http://ningindahkelasibuhamil.blogspot.com/2014/06/kelas-ibu-hamil-serta-
langkah-langkah.html
http://isatriola.blogspot.com/2014/06/makalah-senam-hamil.html

Anda mungkin juga menyukai