KONSEP PENANGANAN
KEGAWATDARURATAN KASUS KEGAWATAN OBSTETRIC
Tugas mata kuliah Gawat Darurat
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Dosen Pembimbing :
Ns. Hesti Prawita Widiastuti, SST., M. Kes
DISUSUN OLEH:
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena berkat rahmat
dankarunia-Nya kami bisa mendapatkan kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah dengan mata kuliah Gawat Darurat yang berjudul “Konsep Penanganan
Kegawatdaruratan kasus Kegawatan Obstetric” ini bisa selesai pada waktunya.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar belakang.........................................................................................
B. Rumusan masalah....................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................
D. Manfaat...................................................................................................
E. Sistematika Penulisan..............................................................................
BAB II TELAAH PUSTAKA.......................................................................
A. Konsep Kegawatdaruratan kasus Obstetrc............................................
BAB III PEMBAHASAN..............................................................................
A. Patofisiologi, farmakologi dan terapi diet obstetric ...............................
B. Asuhan keperawatan kegawat daruratan obstetric..................................
C.Upaya-upaya pencegahan primer,sekunder,tersier pada masalah
kegawat daruratan obstetric ........................................................................
D.Persiapan pelaksanaan dan paska pemeriksaan diagnostik dan
laboratorium pada kegawat daruratan obstetric...........................................
E. Pendidikan kesehatan dengan aspek legal dan etis..................................
F. Hasil-hasil penelitian dalam kegawat daruratan obstetric......................
G. Trend dan issue dalam kegawatdaruratan obstetric................................
H. Evidance Based Practice dalam penatalaksanaan kegawatdaruratan
obsteric.........................................................................................................
BAB IV PENUTUP.......................................................................................
A. Kesimpulan ..............................................................................................
B. Saran .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang dapat mengancam jiwa seseorang, hal ini dapat terjadi selama kehamilan,
ketika kelahiran bahkan saat hamil. Sangat banyak sekali penyakit serta
bayi yang akan dilahirkan. Kegawatan tersebut harus segera ditangani, karena
jika lambat dalam menangani akan menyebabkan kematian pada ibu dan bayi
Berdasarkan riset World Health Organization (WHO) pada tahun 2017 Angka
Kematian Ibu (AKI) di dunia masih tinggi dengan jumlah 289.000 jiwa.
Beberapa Negara berkembang AKI yang cukup tinggi seperti di Afrika Sub-
Saharan sebanyak 179.000 jiwa, Asia Selatan sebanyak 69.000 jiwa, dan di
Asia Tenggara sebanyak 16.000 jiwa. AKI di Negara – Negara Asia Tenggara
salah satunya di Indonesia sebanyak 190 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Patofisiologi, farmakologi dan terapi diet obstetric?
2. Bagaimana asuhan keperawatan kegawat-darurat obstetric?
3. Apa upaya-upaya pencegahan primer, sekunder, dan tersier pada masalah
kegawat-daruratan obstetric?
4. Bagaimana Persiapan pelaksana dan paska pemeriksaan diagnostik dan
laboratorium pada kegawat-daruratan obsteric?
5. Bagaimana pendidikan kesehatan dengan aspek legal dan etis?
6. Apa hasil-hasil penelitian dalam kegawatdaruratan obstetric?
7. Apa trend dan issue dalam kegawatdaruratan obstetric?
8. Bagaimana Evidance Based Practice dalam penatalaksanaan kegawatdaruratan
obstetric?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami tentang konsep penanganan kegawat
daruratan kasus obstetric.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat menjelaskan :
a. Patofisiologi, farmakologi dan terapi diet obstetric
b. Asuhan keperawatan kegawat-darurat obstetric
c. upaya-upaya pencegahan primer, sekunder, dan tersier pada masalah
kegawat-daruratan obstetric
d. Persiapan pelaksana dan paska pemeriksaan diagnostik dan laboratorium
pada kegawat-daruratan obsteric
e. Pendidikan kesehatan dengan aspek legal dan etis
f. Hasil-hasil penelitian dalam kegawatdaruratan obstetric
g. trend dan issue dalam kegawatdaruratan obstetric
h. Evidance Based Practice dalam penatalaksanaan kegawatdaruratan
obstetric
D. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya pada penulis maupun
para pembaca yang terdiri dari segi pengetahuan dan pemahaman tentang askep
mendalam mengenai konsep penanganan kegawat daruratan kasus obstetric.
E. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga BAB yang disusun secara sistematik dengan urutan sebagai
berikut : BAB I terdiri dari 2 halaman, BAB II terdiri dari 10 halaman, BAB III terdiri
dari 1 halaman, BAB IV terdiri dari
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kematian ibu menjadi isu penting dalam agenda upaya mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Target MDG’s) tahun 2015 tujuan ke -5 adalah
meningkatkan kualitas kesejahteraan ibu melahirkan dengan indikator angka
kematian ibu (AKI). AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari
suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama
kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa
memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI,
2010). Kematian ibu dan bayi yang terjadi di Indonesia, salah satunya disebabkan
oleh komplikasi umum yang dapat diatasi dengan akses cepat terhadap
pelayanan obstetrik dan neonatal emergensi yang berkualitas. Kematian selama
persalinan dan minggu pertama setelah melahirkan diperkirakan menjadi
penyebab dari 60% kematian ibu. Sekitar 25-50% kematian neonatal terjadi
dalam 24 jam pertama dan sekitar 75% dalam minggu pertama. Kematian ibu
terjadi karena tidak semua kehamilan berakhir dengan persalinan yang
berlangsung normal. Persalinan disertai komplikasi sebesar 30,7%, di mana bila
tidak ditangani dengan cepat dan baik dapat meningkatkan kematian ibu.
Kematian ibu banyak terjadi di rumah, sedangkan kematian di fasilitas
kesehatan hanya pada kasus rujukan (Kemenkes RI, 2013).
Penyebab tersebut terangkum dalam 4 Terlalu (terlalu tua, terlalu muda,
terlalu sering/rapat) dan 3 Terlambat (terlambat mengambil keputusan, terlambat
membawa, dan terlambat mendapat pelayanan). Faktor lain yang juga
mempengaruhi adalah pemberdayaan perempuan yang kurang baik, latar belakang
pendidikan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan masyarakat dan politik,
kebijakan, ketidaksetaraan gender, serta rendahnya perhatian laki-laki terhadap ibu
hamil dan melahirkan. di beberapa wilayah, keputusan tempat bersalin tidak
ditentukan oleh ibu yang sedang mengandung, melainkan oleh suami atau pihak
keluarga (Kemenkes RI, 2013).
Penyebab tidak langsung yang paling dominan adalah ibu hamil anemia 51%,
terlalu muda usianya (< 20 tahun) 10,3%, terlalu tua usianya (> 35%) 11%,
terlalu banyak anak (> 3-4 orang) 19,3%, terlalu dekat jaraknya kurang dari 24
bulan 15% dan kurang dari 36 bulan 36% (Kemenkes RI, 2013). faktor tersebut,
yang terdiri dari:
1. Faktor Medis
a. Keterlambatan mengenal tanda bahaya di rumah (Pemeriksaan ANC)
Pada umumnya suami tidak mengetahui adanya tanda bahaya di rumah,
walaupun suami atau anggota keluarga mengetahui adanya keluhan yang
dirasakan oleh ibu hamil. Hal ini terjadi karena suami jarang menemani istrinya
periksa pada saat ANC karena kesibukan suami sebagai kepala rumah tangga
dalam mencari nafkah bagi keluarganya. Selama ANC suaminya tidak
mengetahui jadwal ANC, sehingga suami terkadang mengantar istrinya periksa
hamil jika kebetulan ia berada di rumah. Namun suaminya tidak pernah
menemani periksa di dalam ruang periksa ibu bidan, suminya hanya menunggu di
ruang tamu. Hal tersebut menyebabkan suami tidak ikut melakukan perawatan
terhadap kehamilan istrinya. Disamping itu suaminya tidak pernah bertanya atau
mencari informasi kepada bidan, teman atau orang tua perihal kehamilan istrinya.
Suami juga tidak mengetahui tanda bahaya yang terjadi di rumah dan kondisi ibu
b. Keterlambatan di fasilitas pelayanan kesehatan
Rumah sakit merupakan pusat fasilitas pelayanan kesehatan terakhir
yang diterima oleh penerima pelayanan kesehatan tanpa kecuali ibu
yang sedang hamil dan akan melahirkan atau setelah melahirkan. Pada
kasus kematian ibu ini, beberapa informan menginginkan agar istrinya
melahirkan di rumah sakit, tetapi karena permintaan istri yang ingin
melahirkan di pondok bersalin saja, dengan alasan pertimbangan biaya,
sehingga para suami mengikuti kemauan istri.
2. Faktor Non-Medis
a. Proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh suami atau anggota
keluarga.
Apabila terjadi kasus kegawatdaruratan, dalam masa Antenatal
Care (ANC) mereka memegang peranan yang sangat berarti bagi
keselamatan ibu. Merekalah yang akan menentukan tindakan terbaik
yang dapat diberikan atau menentukan cepat lambatnya suatu proses
pertolongan yang akan diterima penderita. Pada kasus Ibu C dengan
eklampsia, ketika Ibu C mengalami kejang di rumah kemudian
suaminya memanggil bidan, tapi dia tidak mengetahui jika Ibu C
mengalami kejang. Bidan menyarankan agar Ibu C segera dibawa ke
rumah sakit. Oleh keluarga terutama mertua keberatan jika Ibu C
dibawa ke rumah sakit. Menurut mertua sebelum Ibu C dibawa ke
rumah sakit harus dimusyawarakan dahulu dengan pihak besan yang
tinggal di desa lain berjarak 10 km. Sementara tekanan darah pada saat
itu telah mencapai 170/100 mmHg. Ibu B mengalami kejang-kejang
berulang, muntah-muntah dan pusing.
b. Konsep dan tradisi yang diyakini masyarakat
Tingginya nilai seorang anak tercermin dalam perilaku suami direfleksikan dengan
menyelamatkan dan memperhatikan istri yang sedang hamil. Perhatian tersebut akan
berbeda antara kehamilan dan kelahiran anak pertama, kedua, ketiga dan seterusnya
c. Keadaan sosial dan ekonomi
Hubungan antara faktor sosial ekonomi dengan masalah kematian maternal di
masyarakat biasanya bukan sebagai penyebab langsung. Kematian maternal biasanya
berkaitan dengan kemampuan keluarga dalam menyediakan makanan bergizi, tempat
tinggal yang memenuhi persyaratan serta biaya untuk pemeliharaan kesehatan.
Tablet yang mengandung FeSO4 320 mg (= zat besi 60 mg) dan asam folat 500 µg
sebanyak 1 tablet/hari segera setelah rasa mual hilang. Pemberian selama 90 hari (3
bulan). Ibu harus dinasehati agar tidak meminumnya bersama teh/ kopi agar tidak
mengganggu penyerapannya.
3. Imunisasi TT 0.5cc
TT 1 Pada kunjungan - -
ANC Pertama
A. Kesimpulan
B. Saran
Hendaknya sebagai perawat ataupun tenaga kesehatan dapat mengerti,
memahami, dan menambah wawasan tentang Gawat Darurat mengenai
pembelajaran Konsep Penanganan kegawatdaruratan obstetric
DAFTAR PUSTAKA