Konsep Gadar
Emboli Paru, Benda Asing, Gas
beracun,
BY. ARIFIN HIDAYAT, SST., M. Kes
https://aces.accessionmeeting.com/j/1155365813
L/O/G/O
R
U
IM
T
I MAN T A N
P
O
LI
AN TE
AL
AT KNI
K K E SE H
K
EMBOLI
Elektrokardiografi
(EKG)
Radiologi
PATOFISIOLOGI
Rudolf Virchow menjelaskan ada tiga faktor predisposisi terjadinya trombosis vena yaitu
TRAUMA DINDING
STASIS HIPERKOAGUBILITI
PEMBULUH DARAH
Hiperkoagubiliti berperan
Obstruksi arteri pulmonalis
Stasis (perlambatan) aliran penting dalam pembentukan
dan pelepasan platelet dari
darah vena, diakibatkan oleh trombus di vena tungkai, yang
zat vasoaktif seperti serotonin,
tekanan lokal, obstruksi vena meluas ke proksimal dengan
meningkatkan resistensi
atau imobilisasi lama setelah membentuk bekuan darah
vaskular pulmonal. Akibatnya
fraktur atau pembedahan yang banyak. Suatu thrombus
dead space alveolar
dari vena dalam yang berasal
meningkat dan redistribusi
dari tungkai, pelvis atau lengan
aliran darah mengganggu
dapat terlepas dan menyumbat
pertukaran gas
arteri pulmonalis.
X-RAY
Foto rontgen dada posisi PA dan lateral penting
dalam mengevaluasi penderita Emboli paru. Tidak
ada gambaran yang khas untuk Emboli paru.
Abnormalitas foto rontgen yang lain jarang ditemukan pada Emboli paru.
Oklusi pada lobus terbesar atau
artery segmental, juga oklusi
pada pembuluh darah besar,
tidak sensitif untuk melihat
emboli paru yang berukuran kecil
Ekhokardiograf
i
CTPA memiliki peran yang signifikan dalam mendiagnosis Emboli paru sejak studi
klinis besar yang pertama pada tahun 1992
CTPA kadang menunjukkan patologi selain Emboli paru yang terkait dengan
gejala pasien.
Hasil CTPA positif pada penderita kecurigaan tinggi atau sedang maka nilai
prediksi positifnya juga tinggi. Bila CTPA negatif pada kecurigaan klinis rendah
maka diagnosis Emboli paru dapat disingkirkan
Hasil studi menunjukkan tidak ada efek yang merugikan pada pasien dengan
CTPA negatif yang kemudian tidak diobati.
CT Angiografi paru (CTPA)
Angiografi paru dengan kateter Karena Multi Detector CTPA merupakan pemeriksaan
jantung kanan dapat mengukur standar untuk mendiagnosis Emboli paru, maka
tekanan arteri pulmonalis dan pemeriksaan kateter Angiografi paru ini jarang
jantung kanan. dilakukan kecuali bila ada indikasi trombektomi atau
trombolisis melalui kateter.
Penggunaan MRI meningkatkan akurasi Temuan Emboli paru pada MRI adalah sama
diagnosis Emboli paru bila dikombinasikan dengan CT scan, namun dibagi menjadi
tanda vaskuler dan tanda parenkim.
dengan angiografi dan perfusi paru.
Akurasi MRI sebanding dengan MDCT 16-
slice.
Tanda vaskuler Emboli paru berupa penurunan
diameter pembuluh darah, hilangnya kontras
dibawah pembuluh darah yang tersumbat
emboli.
MR perfusi memiliki sensitivitas yang
tinggi untuk mendiagnosis Emboli paru
dan pemeriksaan yang paling sering
digunakan bersama kombinasi dengan Tanda parenkimal yang dapat ditemukan adalah
MRI dan MRA. opasitas pleural-based, nodul perifer, opasitas
ireguler linier di perifer, gambaran mosaik.
A B
K K E SE H
KNI AT
AL
TE AN
LI
O
P
I MAN T A N
T
IM
U
R
L/O/G/O
Benda Asing
Benda asing (BA)
Gas Eksudat
Cairan amnion
Faktor Faktor personal (usia, sex, pekerjaan)
predisposisi
Faktor fisik
• Dx pasti → bronkoskopi
Contoh kasus
BRONKOSKOPI
• Prinsip penanganan benda asing di saluran napas adalah
mengeluarkan benda asing dengan segera dalam kondisi
paling maksimal dan trauma paling minimal.
• Pengambilan benda asing dipengaruhi oleh faktor umur ,
keadaan umum, lokasi dan jenis benda asing, tajam atau
tidaknya benda asing dan lamanya benda asing berada di
saluran napas.
• Tidak ada kontraindikasi absolut untuk tindakan
bronkoskopi, selama hal itu merupakan tindakan untuk
menyelamatkan nyawa (life saving).
Penatalaksanaan
• BA di hidung : ekstraksi BA dgn pengait / haak
• BA di laring : - sumbatan total → Heimlich maneuver
- ekstraksi BA secara laringoskopi dgn cunam.
• BA di bronkus :
- Ekstraksi BA secara bronkoskopi dgn cunam, tindakan ini
HARUS SEGERA dilakukan, torakotomi.
Chest thrusts for
pregnant victims
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
KERACUNAN
L/O/G/O
TUJUAN KHUSUS
1. Menjelaskan konsep keracunan
2. Menjelaskan pengkajian pada keracunan
3. Menjelaskan macam-macam keracunan
4. Melakukan Penatalaksanaan pada keracunan
5. Melakukan dekontaminasi mata
6. Melakukan dekontaminasi saluran cerna
7. Melakukan dekontaminasi Napas
8. Melakukan dekontaminasi kulit
9. Dokumentasi asuhan keperawatan
POKOK BAHASAN
• Konsep keracunan
• Jenis keracunan:
– Keracunan makanan
– Keracunan Korosif (minyak tanah, bensin)
– Keracunan Inhalasi (gas beracun)
– Keracunan Organopospat (baygon)
– Keracunan Hdrokarbon (pembakarn knalpot)
– Keracunan Narkotika
– Gigitan ular/sengatan serangga
• Antitoksin
• Dekontaminasi (membersihkan zat-menimbulkan racun
• Pengobatan simptomatik
Keracunan
• Masuknya suatu zat racun kedalam
tubuh yang mempunyai efek
membahayakan /mengganggu fungsi
organ dan tidak ditentukan oleh
jumlah,jenis, frekuensi dan durasi
yang disengaja maupun disengaja
bahkan dapat menimbulkan kamatian.
PENGKAJIAN
PRIMER
1. A.B.C
2. Jenis racun
3. Durasi, frekuensi
4. Lokasi
5. Kesadaran menurun
SEKUNDER
1. Laboratorium
2. Riwayat gigitan/ sengatan serangga
3. Riwayat kontak/ mengkonsumsi zat racun
4. Inspeksi kulit, tanda-tanda reaksi zat/gigitan beracun
TANDA DAN GEJALA UMUM
• Seseorang yang sehat mendadak sakit
• Gejala tak sesuai dengan kondisi patologik tertentu
• Progresif / cepat dan intoleranble
Catatan:
– Anamnestik menunjukan kearah keracunan (Terutama pada kasus bunuh
diri, dan kecelakaan)
– Keracunan kronik → penggunaan obat waktu lama/ lingk.pekerjaan yg
berhubungan dgn zat kimia
Zat yang dapat menimbulkan keracunan dapat berbentuk
Jenis :
• Paration
• Malaion
• Baygon
Jenis Tanda gejala Tindakan
1. Mual 1. A.B.C
Baygon
2. Muntah 2. Aspirasi
Keracunan 3.
4.
Sakit kepala
Tachikardi
3.
4.
Bilas lambung
Terapi suportif
organofosfat 5. Hipotensi 5. SA 2 mg, 2-10 mnt
6. Kesadaran 6. Cegah kontak lebih
menurun lanjut
1. Muntah 1. Oksigenisasi
Paration
2. Sesak Napas 2. Aspirasi
3. Keringat dingin 3. Bilas lambung
1. Mual 1. Oksigenisasi
Malaion
2. Sesak napas 2. Aspirasi
3. Keringat dingin 3. Bilas lambung
Keracunan Hidrokarbon
Pengertian
• Merupakan jenis keracunan yang disebabkan karena
mengkonsumsi atau inhalasi senyawa hidrokarbon yang
disengaja dengan dampak gangguan fungsi organ tubuh
Jenis
1. Bensin
2. Minyak tanah
Keracunan Hidrokarbon
Jenis :
Morfin
Heroin
Shabu-shabu
Keracunan narkotika
Jenis Tanda & Gejala Tindakan
▪Mual ▪A.B.C
Morphin
▪Muntah ▪Nalorfin HCL 0,1 mg/kg
▪Depresi pernapasan BB ( IV )
▪Hipotensi ▪Nalokson HCL 0,005
▪Bradikardi mg/kg BB ( IV ) diulang
▪Penurunan kesadaran tiap 15 mnt
▪Pupil dilatasi ▪Resusitasi
▪Lavage lambung
▪Mual ▪A.B.C
Heroin
▪Muntah sepresi ▪Nalorfin HCL 0,1 mg/
▪Sesak napas kg BB
▪Hipotensi ▪Nalokson HCL 0,005
▪Bradikardi mg/ kgBB diulang tiap
▪Penurunan kesadaran 15 mnt
▪Resusitasi
▪Lava lambung
Dekontaminasi
Pengertian:
Merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengurangi
efek dari bahan berbahaya baik efek lokal maupun
sistemik yang dipengaruhi oleh bahan beracun.
Jenis :
Dekontaminasi mata
Dekontaminasi kulit
Dekontaminasi saluran napas
Dekontaminasi saluran cerna
DEKONTAMINASI
JENIS TEHNIK PERHATIAN
▪Isi baskom ▪Jangan berikan zalf
Dekonta mata
▪Celupkan muka kebaskom
minasi ▪Irigasi mata 15 mnt ▪Konsul mata bila iritasi
Mata ▪Teteskan anestesi lokal menetap dan ulkus
▪Suhu 15 –35 derajat Cs pada kornea
LI
AN TE
AL
AT KNI
K K E SE H
K