Anda di halaman 1dari 71

Materi 13

Konsep Gadar
Emboli Paru, Benda Asing, Gas
beracun,
BY. ARIFIN HIDAYAT, SST., M. Kes
https://aces.accessionmeeting.com/j/1155365813

L/O/G/O
R
U
IM
T
I MAN T A N
P
O

LI
AN TE
AL

AT KNI
K K E SE H
K
EMBOLI

Emboli paru (EP) merupakan kondisi akibat tersumbatnya arteri


paru, biasanya berasal dari trombus yang terlepas dari sistem
vena dalam ekstremitas bawah. Setelah sampai di paru,
trombus yang besar tersangkut di bifurkasio arteri pulmonalis
atau bronkus lobaris dan menimbulkan gangguan
hemodinamik.
INSIDENSI & EPIDEMIOLOGI

Emboli paru merupakan masalah besar kesehatan dunia, dengan


angka kesakitan dan kematian yang cukup tinggi mencapai 30%
jika tidak diobati

Faktor predisposisi terjadinya emboli paru adalah laki-laki, usia


lanjut, immobilisasi, trauma, fraktur tulang panjang, kehamilan,
obesitas, congestive heart failure dan keganasan.
ANATOMI & FISIOLOGI

1. Otot inspirasi yang terdiri atas, otot interkostalis eksterna,


sternokleidomastoideus, skalenus dan diafragma.
2. Otot-otot ekspirasi adalah rektus abdominis dan interkostalis
internus
PENGKAJIAN, DIAGNOSIS
ANALISA GAS DARAH
Penderita dengan kecurigaan Emboli paru
setelah dilakukan penilaian faktor risiko dan tes
probabilitas harus dilakukan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan D-dimer Temuan pemeriksaan fisik dapat bervariasi,
seperti takipnea, takikardi, hipoksia, sianosis,
dan peningkatan JVP
Marker jantung

Elektrokardiografi
(EKG)

Radiologi
PATOFISIOLOGI

Rudolf Virchow menjelaskan ada tiga faktor predisposisi terjadinya trombosis vena yaitu

TRAUMA DINDING
STASIS HIPERKOAGUBILITI
PEMBULUH DARAH

Hiperkoagubiliti berperan
Obstruksi arteri pulmonalis
Stasis (perlambatan) aliran penting dalam pembentukan
dan pelepasan platelet dari
darah vena, diakibatkan oleh trombus di vena tungkai, yang
zat vasoaktif seperti serotonin,
tekanan lokal, obstruksi vena meluas ke proksimal dengan
meningkatkan resistensi
atau imobilisasi lama setelah membentuk bekuan darah
vaskular pulmonal. Akibatnya
fraktur atau pembedahan yang banyak. Suatu thrombus
dead space alveolar
dari vena dalam yang berasal
meningkat dan redistribusi
dari tungkai, pelvis atau lengan
aliran darah mengganggu
dapat terlepas dan menyumbat
pertukaran gas
arteri pulmonalis.
X-RAY
Foto rontgen dada posisi PA dan lateral penting
dalam mengevaluasi penderita Emboli paru. Tidak
ada gambaran yang khas untuk Emboli paru.

Abnormalitas yang ditemukan antara lain :


1. Atelectasis lempeng (68%)
2. Efusi pleura (48%)
3. Hampton hum (35% -opasitas menyerupai efusi menunjukkan adanya infark parenkim distal
dari trombus)
4. Peningkatan hemidiafragma (24%)
5. Fleischner’s sign (15% - arteri pulmonalis sentral yang menonjol)
6. Westermark’s sign (7% - oligemia perifer)
7. Kardiomegali (7%)
8. Edema paru (5%)

Abnormalitas foto rontgen yang lain jarang ditemukan pada Emboli paru.
Oklusi pada lobus terbesar atau
artery segmental, juga oklusi
pada pembuluh darah besar,
tidak sensitif untuk melihat
emboli paru yang berukuran kecil
Ekhokardiograf
i

Ekhokardiograi transtorakal atau transesofagus


tidak diindikasikan untuk mendiagnosis Emboli
paru akut. Ekhokardiografi penting untuk menilai
disfungsi Ventrikel kanan pada penderita Emboli
paru, karena terkait prognosis dan mortalitas
pada Emboli paru serta terjadinya tromboemboli
dikemudian hari.

Adanya dilatasi Ventrikel kanan lebih tampak


pada emboli di arteri pulmonalis utama
dibandingkan pada segmen atau subsegmen.
CT Angiografi paru (CTPA)
Angiografi paru merupakan gold standar untuk mendiagnosis Emboli paru.

CTPA memiliki peran yang signifikan dalam mendiagnosis Emboli paru sejak studi
klinis besar yang pertama pada tahun 1992

CTPA kadang menunjukkan patologi selain Emboli paru yang terkait dengan
gejala pasien.

Hasil CTPA positif pada penderita kecurigaan tinggi atau sedang maka nilai
prediksi positifnya juga tinggi. Bila CTPA negatif pada kecurigaan klinis rendah
maka diagnosis Emboli paru dapat disingkirkan

Hasil studi menunjukkan tidak ada efek yang merugikan pada pasien dengan
CTPA negatif yang kemudian tidak diobati.
CT Angiografi paru (CTPA)

Lokasi Emboli dievaluasi pada tingkat arteri pulmonalis yang


terlibat dan lokasi lobar yang terkait. Lokasi Emboli
dikategorikan sebagai sentral (misalnya, arteri utama paru,
arteri paru-paru sentral, dan kedua arteri interlobar paru),
lobar, segmen, dan subsegmen.

Diagnosis Emboli paru bila didapatkan Lokasi lobar Emboli paru


adanya filling defect arteri pulmonalis dievaluasi sesuai dengan
(sebagian atau total) minimal pada dua nomenklatur standar: lobus
gambar berurutan dan terletak di kanan atas, lobus tengah kanan,
tengah pembuluh darah atau memiliki lobus kanan bawah, lobus kiri
sudut yang tajam terhadap dinding atas, Lingula, dan lobus bawah
pembuluh darah kiri.
CTPA penderita Emboli paru akut (A) tampak emboli di arteri pulmonalis utama kanan
dengan idek klot 50% (B) rasio RV/LV>2 mendukung adanya disfungsi Ventrikel kanan.
Penderita diberikan terapi trombolitik dan terdapat perbaikan (C) terjadi resolusi thrombus
dan (D) rasio RV/LV kembali normal (0,8).
CT angiografi paru
dengan adanya
emboli di sentral
arteri pulmonalis.
Skematik algoritma Emboli pada Arteri pulmonalis. Emboli arteri
pulmonalis segemental non-oklusi diberikan skor 1, sedangkan
arteri yang lebih proksimal diberikan skor yang lebih besar.
CT angiografi
A yang
menggambarkan
(A) adanya
sumbatan
emboli, (B) pasca
trombolitik.

CT Angiografi paru tampak


cabang arteri pulmonalis dari
sentral, segmen dan subsegmen. B
Diperkenalkan juga
Perfusion Blood
Volume (PBV) yang
merupakan CT dual
energy. Pencitraan
ini menilai perfusi
paru, bila terdapat
obstruksi karena
trombus maka
perfusi akan
terganggu sesuai
dengan derajat
obstruksi klot

Klasifikasi Skor Defek Perfusi paru. Hijau-Merah: perfusi normal, Biru-


Hijau dengan distribusi merata: defek perfusi ringan, Biru dengan
konfigurasi menyebar: defek perfusi sedang, biru-hitam: tanpa perfusi
Kateter angiografi selektif paru

Angiografi paru dengan kateter Karena Multi Detector CTPA merupakan pemeriksaan
jantung kanan dapat mengukur standar untuk mendiagnosis Emboli paru, maka
tekanan arteri pulmonalis dan pemeriksaan kateter Angiografi paru ini jarang
jantung kanan. dilakukan kecuali bila ada indikasi trombektomi atau
trombolisis melalui kateter.

Pemeriksaan ini dapat dilakukan bila


diagnosis Emboli paru dengan cara
non-invasif tidak dapat dilakukan

Kontras yang diberikan terbatas


pada arteri pulmonalis yang
dicurigai melalui pemeriksaan non-
invasif V/Q scan.
Tampak trombus pada distal arteri
pulmonalis kiri
MRI

Penggunaan MRI meningkatkan akurasi Temuan Emboli paru pada MRI adalah sama
diagnosis Emboli paru bila dikombinasikan dengan CT scan, namun dibagi menjadi
tanda vaskuler dan tanda parenkim.
dengan angiografi dan perfusi paru.
Akurasi MRI sebanding dengan MDCT 16-
slice.
Tanda vaskuler Emboli paru berupa penurunan
diameter pembuluh darah, hilangnya kontras
dibawah pembuluh darah yang tersumbat
emboli.
MR perfusi memiliki sensitivitas yang
tinggi untuk mendiagnosis Emboli paru
dan pemeriksaan yang paling sering
digunakan bersama kombinasi dengan Tanda parenkimal yang dapat ditemukan adalah
MRI dan MRA. opasitas pleural-based, nodul perifer, opasitas
ireguler linier di perifer, gambaran mosaik.
A B

MR Angiografi (A) emboli di sentral arteri pulmonalis (B)


emboli di lobus bawah paru.
USG

Karena adanya keterkaitan antara TVD


dengan Emboli paru, maka Ultrasonografi
vena ekstrimitas bisa diindikasikan bila
dicurigai. Yang dipakai adalah USG Doppler
dupleks dengan kompresi tungkai atau
continous-wave Doppler. Adanya TVD bukan
pasti menunjukkan adanya Emboli paru,
namun dapat meningkatkan kecurigaan
Emboli paru. Hasil USG yang normal juga
tidak menyingkirkan keberadaan Emboli paru,
namun menurunkan kecurigaan Emboli paru.
PROGNOSIS

Penderita dengan severitas tinggi perlu penanganan


segera, penderita dengan severitas sedang perlu rawat
inap dan tatalaksana sesuai severitasnya. Sedangkan
penderita dengan severitas rendah menjadi pertimbangan
segera pulang dan terapi rawat jalan.
K

K K E SE H
KNI AT
AL

TE AN
LI
O
P
I MAN T A N
T

IM
U
R
L/O/G/O
Benda Asing
Benda asing (BA)

Benda yg berasal dari luar tubuh (eksogen) atau dari dalam


tubuh (endogen), yg dalam keadaan normal tidak ada.
Benda asing eksogen Benda asing endogen

Benda padat Sekret kental

Cair Darah/bekuan darah

Gas Eksudat

Cairan amnion
Faktor Faktor personal (usia, sex, pekerjaan)
predisposisi
Faktor fisik

Faktor kejiwaan (emosi, gangguan psikis)

Faktor kecerobohan (makan/minum tergesa-gesa,


makan sambilbermain, meletakkan peniti di mulut)

Ukuran, bentuk, dan sifat benda asing


Gejala klinik
• Tergantung / dipengarugi oleh
– Jenis benda asing
– Ukuran
– Sifat iritasinya terhadap mukosa
– Lokasi
– Lama benda asing di saluran napas
– Ada atau tidaknya komplikasi
LOKASI
 Dapat tersangkut
 Dihidung,
 Nasofaring,
 Laring, trakea
 Bronkus.
 Benda yang masuk melalui mulut jika
tersedak masuk ke laring, trakea dan
bronkus.
Hidung
• Sering terjadi pada anak-anak
• Hidung terasa tersumbat
• Edema mukosa hidung
• Benda asing (karet busa)→
menimbulkan bau busuk →
unilateral
• Tindakan : ektraksi spekulum
hidung dan pengait, menolong
pasien dengan posisi duduk, jangan
mendorong BA ke nasofaring
Orofaring dan hipofaring
• Tersangkut di tonsil, dasar lidah, sinus piriformis
• Odinofagia
• Benda asing di sinus piriformis ➔ jackson’s sign
(akumulasi ludah disekitar benda asing)
Laring
• Menutup laring, tersangkut dipita suara / subglotis
• Gejala tergantung pada besar, bentuk dan letak benda
asing
• Sumbatan total ➔ kematian
• Sumbatan tidak total
– Suara parau
– Batuk yang disertai sesak
– Odinofagia
– Mengi
– hemoptosis
Trakea
• Rasa tercekik ( Choking )
• Rasa tersumbat dia tenggorok ( gagging )
• Patogmonik : audible slap, palpatory thud, asmathoid
whezee
• Suara serak
• Dispne
• Sianosis
Ket :
Gejala tersebut tergantung dari besar, bentuk benda asing Keluhan hampir menyerupai dengan benda asing di bronkus
Gejala awal aspirasi akut
• Ditandai dengan episode yang khas yaitu
– Batuk batuk hebat secara tiba - tiba
– ‘choking’ (rasa tercekik),
– wheezing’ (napas berbunyi),
– Serak, disfonia sampai afonia
– Sesak napas tergantung dari derajat sumbatan.
– Stridor inspirasi atau wheezing ekspirasi, dengan pemanjangan
ekspirasi dan ronki.
Komplikasi
• Komplikasi akut :
– Sesak napas dan hipoksia sampai henti jalan napas.
• komplikasi kronik
– Pneumonia yang berlanjut dengan pembentukan abses paru,
– Bronkiektasis,
– Fistel bronkopleura, pneumotoraks
– Jaringangranulasi akibat inflamasi
– Atelektasis.
Terapi suportif awal
• Pemberian oksigen,
• pulse oxymetri
• Kolaborasi: Metilprednisolon 2 mg/kg IV dan antibiotik
spektrum luas yang cukup mencakup Streptokokus
hemolitik dan Staphylococcus aureus dapat
dipertimbangkan.
Diagnosis
• Anamnesis
• Pem. fisik → inspeksi, auskultasi & palpasi
• Pem. penunjang → x-foto
laboratorium : darah

• Dx pasti → bronkoskopi
Contoh kasus
BRONKOSKOPI
• Prinsip penanganan benda asing di saluran napas adalah
mengeluarkan benda asing dengan segera dalam kondisi
paling maksimal dan trauma paling minimal.
• Pengambilan benda asing dipengaruhi oleh faktor umur ,
keadaan umum, lokasi dan jenis benda asing, tajam atau
tidaknya benda asing dan lamanya benda asing berada di
saluran napas.
• Tidak ada kontraindikasi absolut untuk tindakan
bronkoskopi, selama hal itu merupakan tindakan untuk
menyelamatkan nyawa (life saving).
Penatalaksanaan
• BA di hidung : ekstraksi BA dgn pengait / haak
• BA di laring : - sumbatan total → Heimlich maneuver
- ekstraksi BA secara laringoskopi dgn cunam.

• BA di trakea : - ekstraksi BA secara bronkoskopi dgn cunam


- jika bronkoskopi (-) → trakeostomi.

• BA di bronkus :
- Ekstraksi BA secara bronkoskopi dgn cunam, tindakan ini
HARUS SEGERA dilakukan, torakotomi.
Chest thrusts for
pregnant victims
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

KERACUNAN

L/O/G/O
TUJUAN KHUSUS
1. Menjelaskan konsep keracunan
2. Menjelaskan pengkajian pada keracunan
3. Menjelaskan macam-macam keracunan
4. Melakukan Penatalaksanaan pada keracunan
5. Melakukan dekontaminasi mata
6. Melakukan dekontaminasi saluran cerna
7. Melakukan dekontaminasi Napas
8. Melakukan dekontaminasi kulit
9. Dokumentasi asuhan keperawatan
POKOK BAHASAN
• Konsep keracunan
• Jenis keracunan:
– Keracunan makanan
– Keracunan Korosif (minyak tanah, bensin)
– Keracunan Inhalasi (gas beracun)
– Keracunan Organopospat (baygon)
– Keracunan Hdrokarbon (pembakarn knalpot)
– Keracunan Narkotika
– Gigitan ular/sengatan serangga
• Antitoksin
• Dekontaminasi (membersihkan zat-menimbulkan racun
• Pengobatan simptomatik
Keracunan
• Masuknya suatu zat racun kedalam
tubuh yang mempunyai efek
membahayakan /mengganggu fungsi
organ dan tidak ditentukan oleh
jumlah,jenis, frekuensi dan durasi
yang disengaja maupun disengaja
bahkan dapat menimbulkan kamatian.
PENGKAJIAN
PRIMER
1. A.B.C
2. Jenis racun
3. Durasi, frekuensi
4. Lokasi
5. Kesadaran menurun
SEKUNDER
1. Laboratorium
2. Riwayat gigitan/ sengatan serangga
3. Riwayat kontak/ mengkonsumsi zat racun
4. Inspeksi kulit, tanda-tanda reaksi zat/gigitan beracun
TANDA DAN GEJALA UMUM
• Seseorang yang sehat mendadak sakit
• Gejala tak sesuai dengan kondisi patologik tertentu
• Progresif / cepat dan intoleranble
Catatan:
– Anamnestik menunjukan kearah keracunan (Terutama pada kasus bunuh
diri, dan kecelakaan)
– Keracunan kronik → penggunaan obat waktu lama/ lingk.pekerjaan yg
berhubungan dgn zat kimia
Zat yang dapat menimbulkan keracunan dapat berbentuk

• Padat : Makanan, obat-obatan


• Gas/ inhalasi : Misalnya CO
• Gigitan serangga dan ular berbisa
• Napza
• Cair : Alkohol, bensin, minyak tanah, zat kimia
Prinsip penatalaksaan keracunan secara
umum
• Penyebab keracunan
• Bersihkan saluran napas dari kotoran, lendir atau muntahan
• Berikan bantuan napas kalau terjadi henti napas, jangan berikan dari
mulut ke mulut, atau gunakan sapu tangan
• Hindari aspirasi gas racun dari pasien
• Mencegah/ menghentikan penyerapan racun
• Mengeluarkan racun yang telah diserap
• Pengobatan simtomatik
• Pengobatan spesifik dan antidotum
KERACUNAN MAKANAN
• PENGERTIAN:
Keracunan yang diakibatkan oleh konsumsi makanan
dalam jumlah dan frekuensi yang tdk ditentukan dengan
gejala bervariasi.
• JENIS :
– Jengkol
– Singkong
– Tempe Bongkrek
– Makanan kaleng
– Jamur
– Makanan laut
KERACUNAN MAKANAN
JENIS TANDA GEJALA TINDAKAN

Jengkol 1. Nafas,mulut, urine 1. Minum air putih


bau jengkol 2. Analgetik
( Asam jengkolat) 2. Sakit pinggang/perut 3. Bicnat
Masa laten 48 jam 3. Nyeri saat BAK, dan
kdg disertai darah
Singkong 1. Mual, muntah 1. Bilas lambung bila
2. Sesak napas kurang 4 jam
(Asam sianida )
3. Sianosis 2. Oksigen
Masa laten 1-beberapa jam
4. Koma - meninggal 3. Natrium nitrat , sulfat

Tempe bongkrek 1. Kejang perut, otot 1. Sulfas atropin


Masa laten beberapa jam 2. Sesak napas 2. Atasi gejala yang ada
3. Bisa meninggal 3. Oksigen
4. Atasi syok

Makanan Kaleng 1. Mual, muntah 1. Obs. Kesadaran


2. Sakit kepala 2. Beri oksigen
3. Kesadaran menurun 3. Atasi syok
KERACUNAN KOROSIF
• PENGERTIAN:
Gangguan yang diakibatkan oleh meminum /
mengkonsumsi zat kimia sengaja atau tidak sengaja
dengan dampak perubahan pada sistem tubuh
JENIS :
1. Produk alkalin: Pembersih lantai, pembersih toilet,
detergent, pembersih oven tablet clinitest, baterei.
2. Produk asam: Pembersih kolam renang, pembersih
logam, penghilang karat
JENIS TANDA GEJALA TINDAKAN
Keracunan Bahan kimia 1. Kesadaran
menurun
1. Oksigenisasi
2. Pakaian melekat
korosif industri 2.
3.
Sakit perut hebat
Nyeri kepala hebat 3.
jangan diangkat
Bila kulit terkena
4. Sesak napas jangan disikat
4. Baju dicuci-lepas
1. Mual, muntah 1. Oksigenisasi
Bahan kimia
2. Sesak napas 2. Dekontaminasi
pertanian 3. Kesadaran saluran cerna ( 250
menurun cc/ dws,
4. Sakit perut 100cc/anak
3. Endoskopi
1. Mual, muntah 1. Dekontaminasi
Bahan kimia saluran cerna ( 250
2. Sesak napas
rumah tangga 3. Kesadaran cc/ dws,
menurun 100cc/anak
4. Sakit perut 2. Endoskopi
3. Oksigenisasi
Keracunan Inhalasi
PENGERTIAN :
• Terhirupnya suatu zat melalui organ pernapasan
sengaja atau tidak dan menimbulkan gejala yang khas
(sesak napas)
Jenis :
1. Carbon dioksida ( CO )
2. Karbon Monoksida
Keracunan Inhalasi
Jenis Tanda gejala tindakan
1. Hipoksia 1. Dekontaminasi
Monoksida saluran napas
2. Sakit kepala
3. Kelemahan otot 2. Observasi paralisis,
palpitasi ataksia, gangguan
4. Confuse mental - visual,
koma 3. Observasi SSP
1. Sesak napas 1. Dekontaminasi
CO ( karbon saluran napas
2. Menggigil
dioksida ) 3. Sakit kepala 2. Longgarkan pakaian
3. Jangan lakukan
napas buatan
4. Jangan beri alkohol
untk respon
5. Beri Selimut jika
menggigil
Keracunan organofospat
PENGERTIAN :
Keracunan insektisida golongan organofosfat dalam
jumlah sedikit atau banyak yang menimbulkan gangguan
multi organ yang dapat menimbulkan kematian

Jenis :
• Paration
• Malaion
• Baygon
Jenis Tanda gejala Tindakan
1. Mual 1. A.B.C
Baygon
2. Muntah 2. Aspirasi

Keracunan 3.
4.
Sakit kepala
Tachikardi
3.
4.
Bilas lambung
Terapi suportif
organofosfat 5. Hipotensi 5. SA 2 mg, 2-10 mnt
6. Kesadaran 6. Cegah kontak lebih
menurun lanjut

1. Muntah 1. Oksigenisasi
Paration
2. Sesak Napas 2. Aspirasi
3. Keringat dingin 3. Bilas lambung

1. Mual 1. Oksigenisasi
Malaion
2. Sesak napas 2. Aspirasi
3. Keringat dingin 3. Bilas lambung
Keracunan Hidrokarbon
Pengertian
• Merupakan jenis keracunan yang disebabkan karena
mengkonsumsi atau inhalasi senyawa hidrokarbon yang
disengaja dengan dampak gangguan fungsi organ tubuh

Jenis
1. Bensin
2. Minyak tanah
Keracunan Hidrokarbon

Jenis Tanda gejala Tindakan


1. Nyeri kepala 1. Jangan lakukan
Bensin muntah buatan
2. Mual
3. lemah 2. Beri minum air
4. Sesak napas hangat
3. Norit

1. Diare 1. Netralisir dengan


Minyak tanah cairan biasa
2. Muntah
3. Sesak napas 2. Therapi simtomatik
3. Jangan lakukan
muntah
Keracuanan Narkotika
Pengertian
Keracunan yang diakibatkan oleh penyuntikan Obat
Golongan narkotika yang berdampak pada kelainan
mental organik dan kematian

Jenis :
Morfin
Heroin
Shabu-shabu
Keracunan narkotika
Jenis Tanda & Gejala Tindakan
▪Mual ▪A.B.C
Morphin
▪Muntah ▪Nalorfin HCL 0,1 mg/kg
▪Depresi pernapasan BB ( IV )
▪Hipotensi ▪Nalokson HCL 0,005
▪Bradikardi mg/kg BB ( IV ) diulang
▪Penurunan kesadaran tiap 15 mnt
▪Pupil dilatasi ▪Resusitasi
▪Lavage lambung
▪Mual ▪A.B.C
Heroin
▪Muntah sepresi ▪Nalorfin HCL 0,1 mg/
▪Sesak napas kg BB
▪Hipotensi ▪Nalokson HCL 0,005
▪Bradikardi mg/ kgBB diulang tiap
▪Penurunan kesadaran 15 mnt
▪Resusitasi
▪Lava lambung
Dekontaminasi
Pengertian:
Merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengurangi
efek dari bahan berbahaya baik efek lokal maupun
sistemik yang dipengaruhi oleh bahan beracun.

Jenis :
Dekontaminasi mata
Dekontaminasi kulit
Dekontaminasi saluran napas
Dekontaminasi saluran cerna
DEKONTAMINASI
JENIS TEHNIK PERHATIAN
▪Isi baskom ▪Jangan berikan zalf
Dekonta mata
▪Celupkan muka kebaskom
minasi ▪Irigasi mata  15 mnt ▪Konsul mata bila iritasi
Mata ▪Teteskan anestesi lokal menetap dan ulkus
▪Suhu 15 –35 derajat Cs pada kornea

▪Basahi kulit dgn air ▪Petugas kesehatan hrs


Dekonta dilindungi jika yg
mengalir
minasi ▪Lepas pakaian dgn tetap terbakar luas atau agent
toksik
kulit mengalirkan air
▪Baju jangan dilepas
▪Berikan bilas air hangat yg
banyak bila melekat pada kulit
▪Berikan penanganan standar luka ▪Jangan digosok/
bakar disikat
▪Bawah kuku disikat
▪Rambut dikeramas
▪Kontrol 24-72jam dan hari ke 7
Lanjutan
JENIS TEHNIK/ CARA PERHATIAN
▪Beri minum air/susu (anak= ▪Zat korosif, asam
Dekontaminasi 100cc, dws= 250c kuat/ basa kuat, fenol,
saluran cerna ▪Pasien sadar penuh striknin Senyawa
▪Kumbah lambung Jika : hidrokarbon tidak
boleh diberi susu dan
▪Menelan BB cair banyak rangsang muntah
▪BB cepat terabsorbsi ▪Penurunan kesadaran
▪Ada kontra indikasi Rangsang ▪Kejang
muntah
▪Rangsang muntah (–)
▪Dilakukan 12 jam setelah
menelan BB efektif 1jam
▪Tempatkan di raung terbuka Jangan beri napas
Dekontaminasi buatan mulut ke mulut
▪Buka semua pakaian yg
Saluran napas mengencangkan
▪Nilai perlu 02/ tdk
▪Bila tdk bernapas beri napas
bantuan ambu
3. Pengobatan simtomatik
• Edema paru → oksigen, dexametason.
• Cegah dan atasi syok dan hipotensi
• Penurunan kesadaran → tak perlu obat stimultan. Kejang → diazepam
5-10 mg atau luminar 100 -200 mg im
• Edema cerebri → manitol 20 % 5 – 10 ml/kk bb iv lambat atau
dexametason
Tindakan suportif : Observasi ttv, keseimbanagan asam basa dan elektrolit,
therapi infeksi
4. Pengobatan spesifik dengan antidotum
Thank You!!!
Ada
pertanyaan???
arifinhidayat001@gmail.com
085291103850
L/O/G/O
R
U
IM
T
I MAN T A N
P
O

LI
AN TE
AL

AT KNI
K K E SE H
K

Sukses buat temen-temen,


semoga selalu diberi

Anda mungkin juga menyukai