Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

MINERAL
Tugas mata kuliah Biokimia

Disusun Oleh:
Kelompok 4

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
MAKALAH
MINERAL
Tugas mata kuliah Biokimia

Dosen pembimbing:
Joko Sapto Pramono, S.Kp, MPHM

Disusun Oleh:

Anggi Try Hutami P07220419002


Esa Rahmah Bonitasari P07220419013
Intan Putri Asih P07220419021
Pitra Shasa Anggita P07220419032
Said Ahmad Farid Rahman P07220419041

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
dan juga ridhonya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang sederhana
ini dengan tepat waktu. Semoga makalah ini dapat menjadi pemenuh tanggung
jawab atas tugas yang diberikan oleh Bapak Joko Sapto Pramono, S.Kp MPHM.
selaku dosen Biokimia mahasiswa Sarjana Terapan Keperawatan tingkat 1, selain
daripada itu penulis juga berharap bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat
dalam membantu melengkapi wawasan pembaca.
Terima kasih penulis haturkan kepada dosen pembimbing mata kuliah
Biokimia, juga kepada pihak yang telah membantu dalam proses pengerjaan
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini penulis akui masih banyak
menyimpan kekurangan karena pengalaman yang belum sepenuhnya mendukung.
Oleh karena itu, penulis harapkan kepada para pembaca untuk dapat memberikan
masukan yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah penulis.

Samarinda, 2 Februari 2020

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Masalah............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Peran mineral dalam tubuh...........................................................................3
B. Macam-macam mineral yang diperlukan oleh tubuh...................................3
C. Sumber utama mineral.................................................................................7
D. Kebutuhan sehari-hari..................................................................................9
E. Absorbsi, distribusi, transportasi, dan ekskresi..........................................13
F. Penyakit kekurangan dan kelebihan mineral..............................................19
BAB III PENUTUP..............................................................................................25
A. Kesimpulan................................................................................................25
B. Saran...........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mineral merupakan zat yang penting dalam kelangsungan hidup
dibutuhkan oleh ternak baik untuk memelihara kesehatan, pertumbuhan
dan reproduksi. Berdasarkan kegunaannya dalam aktifitas hidup, mineral
dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan yang essensial dan
golongan yang tidak essensial. Berdasarkan jumlahnya, mineral dapat pula
dibagi atas mineral makro, dan mineral mikro (Georgievskii et al.,1982).
Georgievskii et al. (1982) juga mengklasifikasikan mineral menjadi
tiga golongan berdasarkan distribusi mineral pada jaringan dan organ
tubuh. Golongan tersebut adalah (1) mineral yang didistribusikan pada
jaringan tulang (osteotropic). Contoh mineral yang termasuk kedalam
golongan ini yaitu: kalsium, fosfor, magnesium, strontium, beryllium,
flourine, vanadium, barium, titanium, radium. (2) Mineral yang
didistribusikan kedalam sistem reticuloendothelial.Contoh mineral pada
golongan ini yakni: ferrum, copper, mangan,silver, crhom, nikel, cobalt,
dan beberapa lantannida. (3) Mineral yang didistribusikan pada jaringan
yang tidak spesifik.Umumnya mineral tersebut terdistribusi lebih pada
suatu jaringan tertentu. Contoh mineral tersebut adalah natrium, kalium,
sulfur, chlorine, lithium, rubidium dan caesium. Secara umum mineral-
mineral essensial berfungsi sebagai pembangun tulang dan gigi. Mineral
bersama-sama protein dan lemak membentuk otot, organ tubuh, sel darah,
dan jaringan lunak lainnya. Disamping itu mineral juga berperan dalam
mempertahankan keseimbangan asam-basa, mempertahankan kontraksi
urat daging dan memainkan peranan penting untuk berfungsinya urat
syaraf secara normal. Sebagian mineral essensial juga berfungsi
mempertahankan tekanan osmotik, bagian dari hormon atau sebagai
aktifator dari enzim, mengatur metabolisme, transport zat makanan ke
dalam tubuh, permeabilitas membran sel dan memelihara kondisi ionik
dalam tubuh.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana peran mineral dalam tubuh?
2. Apa saja macam-macam mineral yang diperlukan oleh tubuh?
3. Apa sumber utama mineral?
4. Apa itu absorbsi, distribusi, transportasi, dan eksresi?
5. Apa dampak yang dapat timbul dari kekurangan dan kelebihan
mineral?

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mahasiswa dapat mengetahui peran mineral dalam tubuh.
2. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam mineral yang diperlukan
oleh tubuh.
3. Mahasiswa dapat mengetahui sumber utama mineral.
4. Mahasiswa dapat mengetahui absorbsi, distribusi, transportasi, dan
eksresi.
5. Mahasiswa dapat mengetahui dampak yang terjadi jika kekurangan
dan kelebihan mineral.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peranan Mineral Dalam Tubuh


Fungsi mineral pada setiap orang bisa dikatakan bervariasi dan
dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti jenis kelamin, usia, dan kondisi
fisiologis. Mineral berperan aktif dalam merawat fungsi fisiologis, maupun
fungsi struktural tubuh, dan mencegah terjadinya defisiensi tubuh.
Secara garis besar, fungsi mineral terdiri dari:
 Menghasilkan enzim
 Mengontrol tekanan osmotik pada tubuh
 Membentuk struktur jaringan lunak dank eras
 Merawat kesehatan tulang dan gigi
 Membantu pembentukan zat antibodi
 Membantu kontraksi otot dan respons saraf
 Mencegah nyeri pada otot
 Mengendalikan keseimbangan kadar air dan asam basa dalam darah
 Merawat fungsi otak
 Menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh
 Menjaga kesehatan jantung dan saraf

B. Macam-macam Mineral Yang Diperlukan Tubuh


Mineral dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan jumlah yang diperlukan
oleh tubuh, antara lain:
1. Makromineral: Kalsium, Fosfor, Magnesium, Natrium,
Kalium/Potassium, Klorida dan Sulfur.
a. Kalsium (Ca)
Kalsium kerap menjadi “kandungan andalan” produk susu.
Berperan sebagai pembentuk tulang, dan menjaga kesehatannya.
Saat kekurangan asupan kalsium, seseorang akan lebih rentan
mengalami penyakit osteoporosis.
b. Fosfor (P)
Fosfor memiliki fungsi sebagai pembentukan tulang dan gigi serta
mengatur keseimbangan asam dan basa dalam tubuh. untuk
mencegah kelelahan fisik dan mental, berfungsi dalam
metabolisme lemak, karbohidrat dan protein.
c. Magnesium (Mg)
Kekurangan mineral yang satu ini dapat meningkatkan risiko
penyakit jantung koroner diabetes tipe 2, hingga gangguan fungsi
otot dan saraf. Pasalnya, magnesium berperan sebagai zat
pembentuk darah merah yang mengikat oksigen dan hemoglobin.
Mineral juga berperan sebagai kofaktor enzim, fungsi otot, dan
saraf.
d. Natrium (Na)
Natrium memiliki fungsi yaitu mengatur kelancaran kerja otot,
terutama otot jantung dan mengatur keseimbangan cairan dalam
tubuh untuk mengatur metabolisme garam-garam dan pengatur
keseimbangan air. Natrium adalah zat mineral yang kita andalkan
sebagai pembentuk garam di dalam tubuh dan sebagai penghantar
impuls dalam serabut syaraf dan tekanan osmosis pada sel yang
menjaga keseimbangan cairan sel dengan cairan yang ada di
sekitarnya.
e. Kalium/Potassium (K)
Kalium termasuk sebagai salah satu jenis elektrolit yang
diperlukan tubuh untuk menjaga keseimbangan cairan dalam
tubuh. Kalium juga berperan dalam memecah dan memanfaatkan
karbohidrat, membangun protein, membentuk otot, menjaga
pertumbuhan tubuh yang normal, dan mengontrol keseimbangan
asam-basa tubuh maupun aktivitas listrik di saraf dan jantung.
f. Klorida (Cl)
Mineral klorida berperan sebagai elektrolit dan membantu produksi
asam lambung. Saat tubuh kekurangan asupan klorida, risiko
gangguan pertumbuhan, pusing, merasa lemah, hingga kram jadi
lebih rentan terjadi. Selain itu, klorida juga berfungsi mengaktivasi
sel yang memproduksi imun.
g. Sulfur (S)
Sulfur adalah jenis mineral yang kerap dijadikan komposisi obat
kecantikan. Pada makanan, makro mineral ini dapat ditemui pada
ikan, daging ayam, telur, dan susu. Fungsi mineral sulfur ialah
penghasil insulin, berperan sebagai antikoagulan, dan komponen
penting tulang rawan

2. Mikromineral: Zat besi, Seng, Tembaga dan Florida.


a. Zat besi (Fe)
Zat besi berfungsi untuk membantu mengantarkan oksigen ke
seluruh bagian tubuh. Selain itu, mineral yang satu ini juga
dibutuhkan untuk kofaktor enzim, fungsi otak dan otot, serta
memperkuat sistem imunitas dalam tubuh. Kekurangan zat besi
dapat memicu terjadinya anemia yang memiliki gejala pusing,
lemas, dan tidak bertenaga.
b. Seng/zink (Zn)
Zinc memegang peran dalam menjaga fungsi membran, sistem
imun, juga sebagai antioksidan. Kekurangan zinc pada tubuh
dapat menyebabkan gangguan kulit, menurunnya kadar kolesterol
baik HDL, serta menurunnya nafsu makan.
c. Tembaga (Cu)
Mineral ini memiliki fungsi yang menyerupai zat besi. Tembaga
berfungsi sebagai kofaktor enzim, metabolisme energi, membantu
fungsi saraf, bersifat antioksidan, dan melakukan sintesis jaringan
pengikat. Saat tubuh kekurangan tembaga, maka risiko anemia,
gangguan fungsi saraf, depigmentasi rambut, serta gangguan
tulang pun akan meningkat.
d. Fluor (F)
Mineral yang satu ini berfungsi untuk menjaga kesehatan gigi.
Flourida dapat menghambat pembentukan karang gigi, sehingga
saat kekurangan mineral ini masalah gigi dan kerusakan jadi lebih
mudah terjadi.

3. Ultrace mineral diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil: Iodium,


Selenium, Mangan, Kromium, Boron, dan Kobalt
a. Iodium (I)
Mineral iodium berguna dalam fungsi reproduksi, metabolisme,
dan pertumbuhan. Kekurangan iodium dapat memicu terjadinya
gondok, tubuh kerdil, pertumbuhan terhambat, serta gangguan
mental.
b. Selenium (Se)
Selenium memiliki peran antioksidan yang dapat membantu
mengatasi racun, serta membantu hormon, sistem imun, dan
melindungi sel dari proses oksidasi sendiri. Kurang selenium bisa
memicu terjadinya masalah jantung dan gangguan sistem
kekebalan tubuh.
c. Mangan (Mn)
Mangan berfungsi untuk mengatur pertumbuhan tubuh kita dan
sistem reproduksi. Meningkatkan kesehatan sendi, pertumbuhan,
reproduksi, metabolisme Ca, pemanfaatan dan penyimpanan
vitamin B1 dan aktifitas enzim dalam metabolisme karbohidrat.
d. Kromium (Cr)
Untuk menjaga kadar gula, kromium berperan dalam metabolisme
karbohidrat dan lipid, memudahkan masuknya glukosa kedalam
sel (pelepasan energi)
e. Boron (B)
Boron dapat ditemukan dalam beberapa sumber makanan seperti
biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan beberapa jenis
buah-buahan. Boron juga salah satu unsur yang paling dibutuhkan
untuk pertumbuhan tanaman. Boron bekerja dengan memengaruhi
kerja mineral lain dalam tubuh seperti kalsium, magnesium, dan
juga fosfor. Boron berperan dalam meningkatkan kesehatan
tulang dan otot, mengatasi ketidakseimbangan hormon seksual,
mengatasi nyeri haid, meningkatkan kemampuan kognitif dan
mencegah kanker
f. Kobalt (Co)
Kobalt memiliki fungsi untuk membentuk pembuluh darah serta
pembangun vitamin B12 (sianokobalamin),diperlukan untuk
fungsi normal sel, terutama sel sumsum tulang, mematangkan sel
darah merah, sistem saraf dan sistem pencernaan, berperan dalam
fungsi berbagai enzim.

C. Sumber Utama Mineral


1. Kalsium (Ca)
Sumber dari kalsium adalah susu dan hasil olahannya, telur, ikan,
udang, kerang, kepiting, kacang-kacangan, dan buah-buahan.
2. Klorida (Cl)
Sumber dari klorin adalah garam dapur, keju, sayuran hijau, makanan
hasil laut, telur, susu, dan daging.
3. Magnesium (Mg)
Sumber dari magnesium adalah kacang-kacangan, sayuran hijau, susu,
coklat, teri, dan lain-lain.
4. Kalium (K)
Sumber dari kalium adalah kacang- kacangan, buah, susu, daging,
serealis, sayuran, hati, ikan dan kerang.
5. Besi (Fe)
Sumber dari besi adalah susu, hati, kuning telur, dan sayur-sayuran
yang berwarna hijau.
6. Tembaga (Cu)
Sumber dari tembaga adalah hati, kerang, serealis tumbuk, kacang-
kacangan, ginjal, unggas, tiram, coklat, dan biji-bijian.
7. Iodium (I)
Sumber dari iodium adalah garam dapur difortifikasi, makanan laut, air
dan sayur di daerah non gondok, dan hewan yang makan-makanan
tersebut.
8. Selenium (Se)
Sumbernya makanan hasil laut,daging,hati,bawang,serealis
sayuran,bergantung pada kandungan selenium tanah.
9. Zinc (Zn)
Sumber dari zinc adalah kerang, tiram, hati, kacang-kacangan, susu,
dan dedak gandum.
10. Fluor (F)
Sumber dari florin adalah kuning telur, susu dan otak.
11. Sulfur (S)
Sumber dari sulfur adalah semua sumber protein seperti daging, telur,
ikan, baik protein nabati maupun protein hewani.
12. Fosfor (P)
Sumber dari fosfor adalah daging, ikan dan telur, semua jaringan
hewan, serealis, kacang kacangan.
13. Natrium (Na)
Sumber dari natrium adalah ikan, pisang, kentang dan sayuran hijau,
garam dapur, makanan yang diproses dengan garam dapur, makanan
hasil laut, susu, makanan hewani.
14. Kobalt (Co)
Sumber dari cobalt adalah makanan sumber vitamin B12 seperti
daging, hati, susu dan hasil olahannya.
15. Mangan (Mn)
Sumber dari mangan adalah serealis utuh kacang-kacangan, buah
buahan, dan teh.
16. Chromium (Cr)
Sumber dari chromium adalah biji-bijian, serealis utuh, makanan hasil
laut, dan daging.
17. Boron (B)
sumber makanan seperti biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran hijau,
dan beberapa jenis buah-buahan.

D. Kebutuhan Sehari-hari
Mineral dikelompokkan menjadi mineral makro (diperlukan tubuh
≥100 mg/hr) dan mineral mikro (diperlukan tubuh < 100 mg/hari).Mineral
makro di antaranya: Kalsium (Ca), Fosfor (P), Sulfur (S) Magnesium
(Mg), Kalium (K), Natrium (Na), dan Klorida (Cl). Mineral mikro di
antaranya: Besi(Fe), Seng (Zn), Yodium (I), Selenium (Se), Tembaga
(Cu), Mangan (Mn), Kromium (Cr), Boron (B), dan Kobalt (Co).
Berikut salah satu pemaparan mineral mikro dan makro pada
umumnya dalam kebutuhan sehari-hari.
1. Kalsium
Menurut Dietary Suplemen, tubuh membutuhkan 1.000 mg kalsium
setiap hari dan 1.200 mg saat usia 50 tahun ke atas. Sekitar 99 persen
kalsium disimpan dalam tulang dan gigi, dan dimanfaatkan untuk
pertumbuhan. Satu persen sisanya digunakan untuk membantu
mengangkut darah ke seluruh tubuh, memproduksi hormon tertentu
dan membantu kerja saraf. Kalsium dapat diperoleh dari susu, yogurt,
keju, bayam, dan brokoli.
2. Kromium
Walaupun tubuh membutuhkan mineral ini dalam jumlah kecil, tetapi
manfaatnya sangat besar pada metabolisme. Kromium dapat
membantu proses insulin dan menyimpan karbohidrat, lemak dan
protein dalam tubuh. Wanita membutuhkan 0,025 mg kromium dalam
sehari sedangkan pria membutuhkan 0,035 mg. Makanlah brokoli,
apel, gandum, kentang dan jus jeruk untuk mendapatkan kromium
yang dibutuhkan.
3. Seng
Seng bekerja menjaga sistem kekebalan tubuh dan membantu
penyembuhan luka. Pria membutuhkan 11 mg seng, sementara wanita
hanya perlu 8 mg per hari. Makanan yang mengandung mineral ini
adalah tiram, daging sapi, daging ayam, almond, keju dan yogurt.
4. Magnesium
Magnesium merupakan mineral penting untuk memperkuat tulang.
Setengah dari magnesium dalam tubuh ditemukan dalam tulang. Selain
itu, tubuh menggunakan magnesium untuk mengatur denyut jantung,
fungsi saraf dan gerakan otot. Wanita membutuhkan 310 mg
magnesium dan pria membutuhkan 400 mg setiap hari. Makanan yang
berbahan susu, kacang-kacangan, bayam, makanan laut, dan kedelai
kaya akan magnesium.
5. Zat besi
Zat besi membantu darah membawa oksigen ke setiap sel, jaringan dan
organ dalam tubuh. Zat besi juga berperan dalam pertumbuhan,
pemeliharaan dan diferensiasi sel. Wanita membutuhkan zat besi lebih
banyak, sekitar 18 mg per hari, karena mengalami menstruasi dan
memiliki risiko lebih tinggi terkena anemia. Sedangkan pria
membutuhkan 8 mg zat besi setiap hari. Mengonsumsi daging dan ikan
dapat mencukupi kebutuhan zat besi dalam tubuh.
6. Selenium
Selenium berperan sebagai antioksidan yang melindungi sel dari
kerusakan. Selenium juga membantu kelenjar tiroid untuk mengatur
hormon-hormon dalam tubuh. Tubuh membutuhkan 0,055 mg
selenium setiap hari yang terdapat dalam kacang brazil, tuna, mie atau
nasi, keju dan telur.
7. Tembaga
Tembaga dianggap sebagai zat gizi esensial pada tahun 1928, ketika
ditemukan bahwa anemia hanya dapat dicegah bila tembaga dan besi
ada dalam tubuh dalam jumlah yang cukup. tembaga tersebut
ditemukan di otot, hati, otak, darah, tulang, dan ginjal. AKG orang
dewasa jumlah tembaga yang aman untuk dikonsumsi adalah sebanyak
1,5-3,0 mg sehari. Konsumsi sebanyak 10 -15 mg tembaga sehari
dapat menimbulkan muntah – muntah dan diare.Berbagai tahap
perdarahan intravascular dapat terjadi ,begitupun nekrosis sel –sel hati
dan ginjal
8. Iodium
Asupan yodium yang tercukupi dengan baik dapat berpengaruh
terhadap produksi hormon tiroid dalam tubuh. Selain mengendalikan
metabolisme tubuh, hormon tiroid juga berperan untuk menstabilkan
detak jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh; serta mengatur jumlah
dan jenis makanan yang diubah menjadi sumber energi. AKG orang
dewasanya ialah 150 mg per hari. Kekurangan mineral ini dapat
menimbulkan masalah kesehatan seperti gondok.
9. Mangan
Mikro mineral mangan umumnya dapat ditemui pada jenis makanan
seperti sayuran, gandum, udang, dan biji wijen. Mangan adalah
mineral yang termasuk ke dalam golongan mikro mineral oleh karena
tubuh hanya membutuhkan 1,8-2,3 mg mangan per harinya.
10. Florida
Fluor atau florida adalah mikro mineral yang umumnya terdapat pada
sayur bayam, bawang-bawangan, dan kacang kedelai. Kebutuhan
tubuh akan flour berada di angka 2,5.4 mg per hari. Alangkah baiknya
penuhi asupan mineral yang satu ini guna mencegah terjadinya
kerusakan gigi maupun tulang.
11. Kobalt
Makanan sumber vitamin B12 ( daging, hati, susu dan hasil olahan
susu ). AKG orang dewasa ialah 2 mg vitamin B12. Bagian dari siano
kobalamin (Vitamin B12). Mematangkan sel darah merah dan
menormalkan fungsi semua sel, berperan dalam fungsi berbagai enzim.
12. Natrium
Natrium adalah jenis mineral makro yang biasanya banyak terkandung
di dalam garam. Jumlah ideal asupan mineral natrium dalam sehari
adalah 200 mg. asupan natrium yang melebihi angka tersebut dapat
memicu Anda mengalami darah tinggi (hipertensi).
13. Klorida
Klorida merupakan 0,15% berat badan.konsentrasi klorida tertinggi
adalah dalam cairan serebrosinal (otak dan sumsum tulang belakang,
lambung dan pancreas) Kelebihan klorida juga bisa membuat muntah.
Jadi AKG minimum klor sehari sebesar 750 mg.
14. Kalium
Kalium membantu tubuh dalam menjalankan beragam fungsi,
misalnya menjaga tekanan darah, keseimbangan cairan, keseimbangan
asam dan basa, dan kontraksi otot. Selain itu, kalium juga terlibat
dalam sistem pencernaan, detak jantung, dan impuls saraf. Jadi,
kebutuhan minimum kalium sekitar 2000 mg sehari.
15. Fosfor
Fosfor adalah satu dari empat jenis makro mineral. Fosfor bisa Anda
dapatkan melalui sejumlah makanan seperti ayam, ikan, daging sapi,
dan sereal. Idealnya, manusia membutuhkan tak kurang dari 700 mg
fosfor per hari guna menjaga agar fungsi tubuh tetap optimal.
16. Sulfur
Sulfur juga terdapat di berbagai sumber makanan seperti ikan, susu,
telur, serta ayam. Di dalam tubuh, sulfur berperan sebagai komponen
tulang rawan, menjadi antikoagulan, serta berperan dalam
menghasilkan insulin. Jumlah sulfur yang Anda perlukan adalah 800-
900 mg/hari.
17. Boron
Unsur boron dapat ditemukan dalam beberapa sumber makanan seperti
biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan beberapa jenis buah-
buahan. Penggunaan boron pada wanita hamil pada usia 19-50 tahun
aman jika dosisnya adalah di bawah 20 mg per hari. Penggunaan pada
wanita hamil di usia 14-18 tahun sebaiknya di bawah 17 mg per hari.

E. Absorbsi, distribusi, transportasi, dan ekskresi


Mineral dalam makanan tidak semuanya dapat dimanfaatkan. Tergantung
pada ketersediaan biologi dan tingkatan zat gizi yang dimakan yang dapat
diserap oleh tubuh.
Faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi:
1. Interaksi mineral dengan mineral
Misalnya kelebihan konsumsi kalsium akan menghambat penyerapan
zat besi, kelebihan konsumsi seng akan menghambat penyerapan
tembaga
2. Interaksi vitamin dengan mineral
Misalnya vitamin C meningkatkan penyerapan zat besi, vitamin D
meningkatkan penyerapan kalsium
3. Interaksi serat dengan mineral
Asam fitat menghambat penyerapan zat besi, konsusmi serat > 35
mg/hari menghambat penyerapan Ca, Fe, Zn, dan Mg
Berikut pemaparan absorbs, transportasi dan ekskresi pada mineral:
a. Kalsium
Kalsium diabsorbsi utamanya pada deudenum yang berada pada
situasi asam dan absorbs menurun drastic pada bagian bawah dari
saluran usus yang bersifat basah. Dalam keadan normal sebanyak 30-
50% kalsium akan dikonsumsi, diabsorbsi tubuh. Kemampuan
absorbs lebih tinggi pada masa pertumbuhan dan menurun pada
proses menua. Kemampuan tersebut laki-laki lebih tinggi daripada
perempuan pada semua golongan usia. Kehilangan kalsium juga
terjadi melalui sekresi cairan yang masuk ke dalam saluran cerna dan
melalui keringat
b. Fosfor
Fosfor diabssorbsi secara efisien sebagai fosfor bebas di dalam usus
setelah dihidrolisis dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap
55-90% fosfor berasal dari air susu Ibu (ASI). Sebanayak 65-70%
fosfor berasal dari susu sapi 50-70% berasal dari susunan makanan
normal, dapat diabsorbsi oleh anak-anak dan orang dewasa. Bila
konsumsi fosfor rendah, tarah absobsi dapat mencapai 90% dari
konsumsi fosfor.
c. Magnesium
Magnesium terutama diabsorbsi di usus halus, kemungkinan dengan
bantuan alat angkut aktif dan secara difusi pasif. Pada konsumsi
magnesium yang tinggi hanya sebanyak 30% magnesium diabsorbsi,
sedangkan pada konsumsi rendah sebanyak 60%. Absorbsi
magnesium dipengaruhi oleh beberapa faktor yang sama yang
mempengaruhi absorbsi kalsium kecuali vitamin D tidak
berpengaruhi. Bila kalsium dalam makanan turun, absorbsi
magnesium meningkat.
d. Natrium
Hamper seluruh natrium yang dikonsumsi (3-7 grama sehari)
diabsorbsi secara aktif (membutuhkan energi). Natrium yang
diabsorbsi dibawa oleh aliran darah dalam jumlah yang cukup untuk
mempertahankan taraf natrium dalam darah ke ginjal. Jumlah
natrium dalam urine tinggi bila dikonsumsi tinggi dan rendah bila
dikonsumsi rendah.
e. Kalium
Kalium diabsorbsi dengan mudah dalam usus halus. Sebanyak 80-
90% kalium yang akan dimakan diekskresi melalui urine, selebihnya
dikeluarkan melalui feses dan sedikit melalui keringat dan cairan
lambung. Kalium dikeluarkan dalam bentuk ion dengan
menggantikan ion natrium melalui mekanisme pertukaran didalam
tubuh ginjal.
f. Klorida
Klorida hampir seluruhnya diabsorbsi didalam usus halus dan
diekskresi melaluiurine dan keringat. Kehilangan klor mengikuti
kehilangan natrium. Kebanyakan keringat dihadapi oleh aldosterone
yang secara langsung berpengaruh terhadap kelenjar keringat.
g. Sulfur
Sulfur diabsorbsi sebagai bagian dari asam amino atau sebagai sulfat
anorganik. Selain sebagai bagian dari asam amino metionin dan
vitamin, sulfur juga merupakan bagian dari enzim glutatin serta
berbagai koenzim dan vitamin termasuk koenzim A. dalam bentuk
teroksidasi sulfur dihubungkan dengan mukopolisakarida yang
berperan dalam melarutkan sisa metabolism sehingga bias
dikeluarkan melalui urine (terutama sisa metabolism hormone steroid
dan obat-obatan tertentu)
h. Selenium
Selenium berada dalam makanan dalam bentuk selenometionon dan
selenosistein. Absorbsi selenium terjadi pada bagian atas usus halus
secara aktif. Selenium diangkut oleh albumin dan alfa-2 globulin.
Absorbs lebih efisien, bila tubuh dalam keadaan kekurangan
selenium. Konsumsi tinggi menyebabkan peningkatan ekskresi
melalui urin
i. Zat besi
Fasilitator absorpsi zat besi yang paling terkenal adalah asam
askorbat (vitamin C) yang dapat meningkatkan absorpsi zat besi non
heme secara signifikan. Pencernaan zat besi dimulai saat makanan
berada pada lambung. Pada salah satu organ pencernaan ini, zat besi
yang umumnya berbentuk ferri akan diubah menjadi ferro (bentuk
aktif zat besi). Proses ini dapat berlangsung apabila lambung berada
dalam kondisi asam. Setelah berbentuk ferro, zat besi akan dibawa
ke usus halus (duodenum). Pada usus halus ini, penyerapan zat besi
dibantu oleh protein khusus yaitu transferin. Protein tersebut
berfungsi mengangkut zat besi dari saluran cerna ke seluruh jaringan
tubuh khususnya sumsum tulang belakang. Zat besi pada sumsum
tulang belakang akan digunakan untuk membentuk hemoglobin,
yaitu bagian dari sel darah merah yang berfungsi untuk mengikat
oksigen dan mengedarkannya ke seluruh tubuh. Zat besi yang tidak
diubah menjadi hemoglobin akan disimpan dalam tubuh dalam
bentuk feritin dan hemosiderin di hati.
j. Seng
Absorpsi seng membutuhkan alat angkut dan terjadi di bagian atas
usus halus(duodenum). Seng dikeluarkan tubuh terutama melalui
feses. Di samping itu seng dikeluarkan melalui urin, dan jaringan
tubuh yang dibuang, seperti jaringan kulit, sel dinding usus, cairan
haid, dan mani.
k. Kromium
Krom paling mudah diabsorpsi dan paling efektif bila berada dalam
bentuk Cr+++. Absorpsi krom naik bila konsumsi rendah dan turun
bila konsumsi tinggi. Krom dalam bentuk Cr+++ diabsorpsi
sebanyak 10% hingga 25%. Bentuk lain krom hanya diabsorpsi
sebanyak 1%. Mekanisme absorpsi belum diketahui dengan pasti.
Absorpsi dibantu oleh asam-asam amino yang mencegah krom
mengendap dalam media alkali usus halus. Jumlah yang diabsorpsi
tetap hingga konsumsi sebanyak 49 ug, setelah itu ekskresi melalui
urin meningkat. Ekskresi melalui urin meningkat oleh konsumsi gula
sederhana yang tinggi, aktifitas fisik berat, atau trauma fisik. 
l. Tembaga
Makanan sehari-hari mengandung kurang lebih 1 mg tembaga.
Sebanyak 35-70% diabsorpsi. Absorpsi sedikit terjadi di dalam
lambung dan sebagian besar di bagian atas usus halus secara aktif
dan pasif. Absorpsi terjadi dengan alat angkut protein pengikat
tembaga metalotionein yang juga berfungsi dalam absorpsi seng dan
kadnium. Jumlah tembaga yang diabsorpsi diduga dipengaruhi oleh
banyaknya metalotionein di dalam sel mukosa usus halus. Sedikit
tembaga dikeluarkan melalui urin, keringat, dan darah haid.
Tembaga dapat diabsorpsi kembali oleh ginjal bila tubuh
membutuhkan. Tembaga yang tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui
feses.
m. Iodium
Iodium dengan mudah diabsorpsi dalam bentuk iodida. Konsumsi
normal sehari adalah sebanyak 100-150 mg sehari. Ekskresi
dilakukan melalui ginjal, jumlahnya berkaitan dengan konsumsi.
Dalam bentuk ikatan organik di dalam makanan hewani hanya
separuh dari iodium yang dikonsumsi dapat diabsorpsi. Kelebihan
iodium terutama dikeluarkan melalui urin, dan sedikit melalui feses
yang berasal dari cairan empedu.
n. Mangan
Faktor makanan mempengaruhi absorpsi mangan. Besi dan kalsium
menghambat absorpsi mangan. Mangan diangkut oleh protein
transmanganin dalam plasma. Setelah diabsorpsi, mangan dalam
waktu singkat terlihat dalam empedu dan dikeluarkan dengan feses.
Taraf mangan dalam jaringan diatur oleh sekresi selektif melalui
empedu.
o. Florida
Sebagian florida atau Fluor dari makanan atau minuman diserap oleh
lambung dan sebagian lagi oleh usus kecil. Dari 90% F diserap,
setengahnya dikeluarkan lagi dan setengah bagian lainnya digunakan
sebagai bagian integral tulang dan gigi. Dengan tidak dipengaruhi
oleh jumlah yang dikonsumsi, kadar fluor dalam darah selalu
konstan. Hal ini berkat kemampuan ginjal untuk mengaturnya. Selain
dalam darah, F juga terdapat dalam jaringan (lunak), saliva, susu dan
darah janin: yang konsentrasinya lebih daerah
p. Kobalt
Absorbsi kobalt terjadi pada bagan atas usus halus mengikuti
mekanisme absorbsi besi meningkat apabila konsumsi besi rendah.
Sebanyak 8,5% ekskresi kobalt dilakukan melalui urine, selebihnya
melalui feses dan keringat. Bahan makanan yang mengandung
kobalt.
q. Boron
Absorbsi terjadi pada bagian atas usus halus mengikuti mekanisme
absorbs besi. Absorbs meningkat bla konsumsi besi rendah.
Sebanyak 85% ekskresi kobal dilakukan melalui urin, selebihnya
feses dan keringat.
Distribusi
Georgievskii et al. (1982) juga mengklasifikasikan mineral menjadi tiga
golongan berdasarkan distribusi mineral pada jaringan dan organ tubuh.
Golongan tersebut adalah:
(1) mineral yang didistribusikan pada jaringan tulang (osteotropic).
Contoh mineral yang termasuk ke dalam golongan ini yaitu : kalsium,
fosfor, magnesium, strontium, beryllium, flourine, vanadium, barium,
titanium, radium.
(2) Mineral yang didistribusikan ke dalam sistem reticuloendothelial.
Contoh mineral pada golongan ini yakni: ferrum, copper, mangan,
silver, crhom, nikel, cobalt, dan beberapa lantannida.
(3) Mineral yang didistribusikan pada jaringan yang tidak spesifik.
Umumnya mineral tersebut terdistribusi lebih pada suatu jaringan
tertentu.
F. Penyakit Kekurangan dan Kelebihan Mineral
1. Zat besi
Kekurangan:
Kekurangan zat besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah,
letih, pusing, kurangnafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh dan
gangguan penyembuhan luka. Disamping itu, kemampuan mengatur
suhu tubuh menurun. Pada anak-anak kekurangan besi menimbulkan
apatis, mudah tersinggung, menurunnya kemampuan untuk
berkonsentrasi dan belajar.
Kelebihan:
Kelebihannya jarang terjadi karena makanan, tetapi dapat disebabkan
oleh suplemen besi. Gejalanya adalah rasa muntah, diare, denyut
jantung meningkat, sakit kepala, mengigau dan pingsan.
2. Seng
Kekurangan:
Kekurangan seng dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan,
gangguan kematangan seksual, gangguan fungsi kekebalan, gangguan
metabolism, gangguan nafsu makan, penurunan ketajaman indera,
memperlambat penyembuhan luka
Kelebihan:
Menurunkan absorbs tembaga, pengaruh terhadapa kolesterol,
keracunan, muntah-muntah, diare, demam, kelelahan, anemia dan
gangguan reproduksi
3. Iodium
Kekurangan:
Gejala kekurangannya adalah malas dan lamban, kelenjar tiroid
membesar, pada ibu hamil dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan janin, dan dalam keadaan berat bayi lahir dalam
keadaan cacat mental yang permanen serta hambatan pertumbuhan
yang dikenal sebagai kretinisme. Kekurangan iodium pada anak-anak
menyebabkan belajar yang rendah.
Kelebihan:
Suplemen dalam dosis tinggi dapat menyebabkan pembesaran
kelenjar tiroid, seperti halnya kekurangan iodium. Dalam keadaan
berat hal ini dapat menutup jalan pernafasan sehingga menimbulkan
sesak nafas.
4. Tembaga
Kekurangan:
Kekurangan tembaga jarang terjadi. Kekurangan tembaga dapat
mengganggu pertumbuhan dan metabolism, di samping itu terjadi
demineralisasi tulang.
Kelebihan:
Kelebihan tembaga secara kronis menyebabkan penumpukan tembaga
di dalam hati yang padat menyebabkan nekrosis hati atau serosis hati.
Konsumsi sebanyak 10-15 tembaga sehari dapat menimbulkan
muntah-muntah dan diare. Berbagai pendarahan intravascular dapat
terjadi. Begitupun nekrosis sel-sel hati dan ginja. Konsumsi dosis
tinggi dapat menyebabkan kematian.
5. Mangan
Kekurangan:
Kekurangan mangan belum terlihat pada manusia. Kekurangan
mangan menyebabkan steril pada hewan jantan dan betina. Keturunan
dari induk yang menderita kekurangan mangan, menunjukan kelainan
kerangka mangan, menunjukkan kelainan kerangka dan gangguan
kerangka otot.
Kelebihan:
Keracunan karena kelebihan mangan dapat terjadi bila lingkungan
terkontaminasi oleh mangan. Pekerja tembaga yang mengisap mangan
yang ada pada debu tambang untuk jangka waktu lama, menunjukkan
gejala-gejala kelainan otak disertai penampilan dan tingkah laku
abnormal, yang menyerupai penyakit Parkinson.
6. Kromium
Kekurangan:
Biasanya terjadi pada kekurangan gizi berat. Mungkin merupakan
faktor diabetes pada orang tua dan penyakit kardiovaskuler. Gejala
seperti penyakit diabetes, ketidakmampuan menggunakan glukosa
secara normal
Kelebihan:
Kelebihan krom pada karena makanan belum ditemukan. Pekerja
yang terkena limbah industry dan cat yang mengandung krom tinggi
dikaitkan dengan kejadian penyakit hati dan kanker paru-paru.
7. Selenium
Kekurangan:
Bayi premature dan orang dewasa yang menerima makanan parenteral
total tanpa tambahan selenium, memiliki resiko terjadinya kerusakan
jantung dan otot yang disebabkan oleh kekurangan selenium. Gejala-
gejala yang timbul akibat kekurangan selenium. Gejala-gejala yang
timbul akibat kekurangan selenium, merupakan suatu hal yang jarang
terjadi, bias dijelaskan dengan berkurangnya antioksidan dalam
jantung, hati, dan otot, yang mengakibatkan kematian jaringan dan
kegagalan organ. Defisiensi selenium terkait erat dengan defisiensi
vitamin E, antara lain menyebabkan diatesis eksudatif pada unggas
dan penyakit daging putih pada domba.
Kelebihan:
Dosis tinggi selenium (> 1 mg sehari) menyebabkan muntah-muntah,
diare, rambut dan kuku rontok, serta luka pada kulit dan system saraf.
8. Fluor
Kekurangan:
Kekurangan fluor terjadi didaerah dimana air minum kurang
mengandung fluor. Akibatnya, adalah kerusakan gigi dan keropos
tulang pada orang tua.
Kelebihan:
Kelebihan fluor dapat menyebabkan keracunan. Hal ini baru terjadi
pada dosis sangat tinggi atau setelah bertahun-tahun menggunakan
suplemen fluor sebanyak 20-80 mg sehari. Gejalanya adalah fluorosis
(perubahan warna gigi menjadi kekuningan), diare, sakit di daerah
dada, gatal, dan muntah
9. Natrium
Kekurangan:
Menyebabkan kejang, apatis, dan kehilangan nafsu makan. Dapat
terjadi muntah, diare, keringat berlebihan, dan diet rendah natrium.
Kelebihan:
Kelebihan dapat menimbulkan keracunan dalam keadaan akut
menyebabkan edema dan hipertensi. Hal ini dapat diatasi dengan
banyak minum. Kelebihan konsumsi natrium secara terus-menerus
terutama dalam bentuk garam dapur dapat menimbulkan hipertensi.
10. Kalsium
Kekurangan:
Osteoporosis (kerapuhan tulang, rakhitis (pembengkokan tulang),
kejang otot, dan hipokalsemia
Kelebihan:
Hiperkalsemia (kadar kalsium yang tinggi dalam darah) dan konsumsi
kalsium yang berlebihan dapat menyebabkan sulit buang air besar
(konstipasi) dan mengganggu penyerapan mineral seperti zat besi,
seng dan tembaga
11. Fosfor
Kekurangan:
Jarang terjadi kekurangan, kekurangan bisa terjadi bila menggunakan
obat antasida untuk menetralkan asam lambung. Kekurangan fosfor
menyebabkan kerusakan tulang terganggu, pertumbuhan terhambat,
rakhitis, osteomalasia. Gejalanya adalah rasa lelah, kurang nafsu
makan dan kerusakan tulang
Kelebihan:
Kelebihan fosfor jarang terjadi. Penggunaan fosfor oleh tubuh salah
satunya ditentukan rasio antara kalsium dan fosfor. Kelebihan fosfor
dapat mengganggu penyerapan mineral seperti tembaga dan seng,
serta dapat pula memicu timbulnya hypocalcemia. Bila kadar fosfor
darah terlalu tinggi. Ion fosfat akan mengikat kalsium sehingga
menimbulkan kejang.
12. Klorida
Kekurangan:
Dalam keadaan normal kekurangan klor jarang terjadi. Kekurangan
klor terjadi. Kekurangan klor terjadi pada muntah, diare kronis, dan
keringat berlebih. ASI mengandung lebih banyak klorida daripada
susu sapi. Bila klorida tidak ditambahkan dalam pembuatan susu
formula bayi, akan terjadi kekurangan klor yang dapat membawa
kematian.
Kelebihan:
Akibat kelebihan klorida dapat menyebabkan kontraksi otot abnormal
dan apatis
13. Kalium
Kekurangan:
Kekurangan kalium karena makanan jarang terjadi, sepanjang
seseorang cukup makan sayuran dan buah segar. Kekurangan kalium
dapat terjadi karena kebanyakan kehilangan melalui saluran cerna atau
ginjal
Kelebihan:
Kelebihan kalium aktif dapat terjadi bila konsumsi melalui saluran
cerna atau tidak melalui saluran cerna (parenteral) melebihi 12,0 gram
permukaan tubuh sehari (18 gram untuk orang dewasa) tanpa
diimbangi oleh kenaikan ekskresi.
14. Magnesium
Kekurangan:
Kekurangan magnesium jarang terjadi karena makanan. Kekurangan
magnesium bisa terjadi pada kekurangan protein dan energi serta
sebagai komplikasi penyakit-penyakit yang menyebabkan gangguan
absorbs dan atau penurunan fungsi ginjal, endokrin, terlalu lama
mendapat makanan tidak melalui mulut (intravena).
Kelebihan:
Akibat kelebihan magnesium belum diketahui dengan pasti. Kelebihan
magnesium biasanya terjadi pada penyakit gagal ginjal.
15. Kobalt
Kekurangan:
Terjadi bila kekurangan vitamin B12. Karena faktor intrinsic,
sindroma gangguan absorbs dan gastrektomi
Kelebihan:
Polisitemia (produksi berlebihan sel darah merah)
16. Sulfur
Kekurangan:
Menganggu pertumbuhan
Kelebihan:
Tidak ada kekurangan sulfur bila makan cukup mengandung protein
17. Boron
Kekurangan:
Kelainan, penyakit tulang, dan kerusakan ginjal
Kelebihan:
Belum diketahui
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mineral dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan jumlah yang
diperlukan oleh tubuh, antara lain:
1. Makromineral: Kalsium, Fosfor, Magnesium, Natrium,
Kalium/Potassium, Klorida dan Sulfur.
2. Mikromineral: Zat besi, Seng, Tembaga dan Florida.
3. Ultrace mineral diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil: Iodium,
Selenium, Mangan, Kromium, Boron, dan Kobalt
B. Saran
Makalah ini penulis akui masih banyak menyimpan kekurangan
karena pengalaman yang belum sepenuhnya mendukung. Oleh karena itu,
penulis harapkan kepada para pembaca untuk dapat memberikan masukan
yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah penulis.
DAFTAR PUSTAKA

https://doktersehat.com/fungsi-mineral/
https://www.halodoc.com/10-jenis-mineral-dan-manfaatnya-bagi-tubuh
http://aurabumiku.blogspot.com/2011/06/mineralsumber-dan-
fungsinya.html
https://id.scribd.com/doc/242168157/Penyakit-akibat-kekurangan-dan-
kelebihan-mineral-docx
https://wolipop.detik.com/health-and-diet/d-1628228/6-makanan-untuk-cukupi-
kebutuhan-mineral-tiap-hari
http://digilib.unila.ac.id/1209/7/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai