Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH GIZI MIKRO

“ Mineral Mikro Tembaga (Cu)”

Disusun oleh:
(Kelompok 7)
1. Windahsari R.Panjaitan (20170711014157)
2. Maria okoseray
3. Thomi F. Hisage (20170711014213)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA PAPUA
Kata pengantar
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan YME karena berkatnya, penyusunan
makalah yag berjudul “Mineral Mikro Tembaga (Cu)” bisa terselesaikan. Makalah ini dibuat
sebagai salah satu pemenuhan tugas mata kuliah “Gizi Mikro”.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengatahuan untuk para pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekan dalam kehidupan
sehari-hari.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pegalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Jayapura, September 2019

Penyusun
Daftar isi

Kata pengantar.............................................................................................................................. 2

Daftar isi ........................................................................................................................................ 3

Bab I pendahuluan........................................................................................................................ 4

1.1 Latar belakang .................................................................................................................... 4

1.2 Rumusan masalah ............................................................................................................... 4

1.3 Tujuan .................................................................................................................................. 5

1.4 Manfaat ................................................................................................................................ 5

Bab II isi ......................................................................................................................................... 6

2.1 Definisi Tembaga ................................................................................................................ 6

2.2 Fungsi tembaga ................................................................................................................... 8

2.3 Manfaat tembaga untuk tubuh .......................................................................................... 9

2.4 Sumber tembaga untuk tubuh ......................................................................................... 10

2.5 Angka kecukupan gizi tembaga ....................................................................................... 10

2.6 Dampak kelebihan dan kekurangan tembaga ............................................................... 11

Bab III penutup ........................................................................................................................... 14

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 14

3.2 Saran .................................................................................................................................. 14

Daftar pustaka............................................................................................................................. 15
Bab I pendahuluan
1.1 Latar belakang
Tembaga atau copper adalah salah satu nutrisi dasar yang membentuk jaringan hidup
bagi manusia, hewan, tumbuhan hingga mikroorganisme dan berpengaruh besar bagi kesehatan.
Bagi manusia khususnya, dalam jumlah tepat dibutuhkan untuk menjaga kelancaran produksi sel
darah, jaringan saraf, sistem imun tubuh dan kekuatan tulang. Tembaga tidak dihasilkan sendiri
oleh tubuh, karena itu harus selalu mendapatkan asupan rutin dalam diet sehari-hari.
Unsur logam dengan nomor atom 29 dengan lambang Cu ini aktif dalam tubuh dalam
berbagai fungsi organ-organ vital dan proses metabolisme. Melalui
mekanisme hemeostatik tubuh manusia secara otomatis akan mengatur penyerapan dan
pembuangan sehingga tubuh terhindar dari kekurangan ataupun kelebihan kadar. Hanya saja,
meski sedikit, kelebihan atau kekurangan bisa berbahaya bagi kesehatan manusia dan beberapa
kondisi bisa memicu terjadinya hal tersebut. Tembaga bersama-sama dengan nutrisi lain,
seperti kalsium dan zinc misalnya, berperan aktif dalam berbagai
jenis protein dan metalloenzim yang menghasilkan fungsi-fungsi metabolisme yang mendasar
bagi tubuh. Tembaga sendiri diserap oleh tubuh pada kisaran 15-90% dari kandungan dalam
asupan makanan sehari-hari, tergantung pada jumlah kandungan, jenis senyawa dan komposisi
makanan.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa definisi dari tembaga ?


2. Apa fungsi tembaga bagi tubuh ?
3. Apa manfaat tembaga untuk tubuh?
4. Dari mana saja sumber tembaga bisa didapatkan ?
5. Berapa besar konsumsi tembaga menurut AKG?
6. Apa dampak bila kekurangan atau kelebihan tembaga?
1.3 Tujuan

1. Mengetahui definisi dari tembaga.


2. Mengetahui fungsi tembaga bagi tubuh.
3. Mengetahui manfaat tembaga bagi tubuh
4. Mengetahui sumber tembaga.
5. Mengetahui besar konsumsi tembaga menurut AKG..
6. Mengetahui dampak kekurangan atau kelebihan tembaga.

1.4 Manfaat
Makalah ini dibuat agar membantu mahasiswa untuk menambah pengetahuan tentang
peranan peranan salah satu mikro mineral yang diperlukan oleh tubuh yaitu tembaga.
Bab II isi
2.1 Definisi Tembaga

Tembaga (copper, Cu) adalah jenis mineral yang dibutuhkan tubuh dan tersimpan dalam
tulang dan otot. Tembaga membantu produksi sel darah merah dan sel darah putih, serta memicu
pelepasan zat besi untuk membentuk hemoglobin yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Dengan adanya tembaga, tubuh dapat memanfaatkan zat besi, menjalankan fungsi saraf,
menumbuhkan tulang, serta menggunakan gula. Kekurangan tembaga dalam tubuh dapat
memicu penyakit anemia dan osteoporosis . Pada anak-anak, tembaga berperan penting dalam
membantu perkembangan otak, sistem kekebalan tubuh, dan tulang. Dalam keadaan normal,
kebutuhan tembaga dapat dipenuhi dengan mengonsumsi makanan yang bervariasi dan
berimbang. Namun, saat seseorang tidak dapat mencukupi kebutuhan tembaga dari makanan atau
mengalami defisiensi tembaga, maka diperlukan suplemen tembaga. Kondisi medis lain yang
membuat seseorang perlu mendapat asupan tembaga tambahan adalah ketika mengalami diare,
gangguan pencernaan, ginjal, pankreas, luka bakar, operasi bedah perut, serta stres
berkepanjangan.

Tembaga (Cu) / Copper tergolong mineral mikro merupakan nutrisi penting, meskipun
diperlukan hanya dalam jumlah kecil di tubuh, namun merupakan logam ketiga yang penting
bagi tubuh (disamping besi dan zink). Tembaga merupakan bagian dari enzim dan berperan
untuk mencegah anemia dengan cara membantu absorbsi besi, merangsang sintesis hemoglobin,
melepas simpanan besi dari feritin dalam hati dan sebagai bagian dari enzim ceruloplasmin.
Ceruloplasmin berfungsi selain mengangkut tembaga (protein transport) juga merupakan salah
satu protein fase akut dan melalui aktivitas feroksidase protein, mengatalisis oksidasi besi fero
menjadi feri selama proses pengikatan besi dengan transferin sehingga dapat dibawa ke jaringan-
jaringan yang membutuhkan. Karena tembaga diperlukan untuk pemanfaatan zat besi, maka
anemia defisiensi besi mungkin adalah suatu gejala dari defisiensi tembaga. Selain berperan
sebagai suatu protein transport, ceruloplasmin juga bertindak sebagai suatu enzim, yang
mengkatalisasi mineral-mineral oksidasi, terutama zat besi. Ceruloplasmin berfungsi
mengoksidasi ion fero menjadi ion feri selama proses pengikatan besi dengan transferin sehingga
dapat dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Karena tembaga diperlukan untuk
pemanfaatan zat besi, maka anemia defisiensi besi mungkin adalah suatu gejala dari defisiensi
tembaga. Tembaga juga merupakan komponen dari protein darah, antara lain eritrokuprin, yang
ditemukan dalam eritrosit (sel darah merah) yang berperan dalam metabolisme oksigen.

Tembaga berasal dari makanan direduksi menjadi Cu dan di absorbsi sedikit di lambung
dan sebagian besar di duodenum secara pasif dan aktif sebesar 1.5-4 mg/hari. Cu masuk kedalam
membran apikal enterosit usus dengan carrier seperti Ctr1 (transporter tembaga) dan DMT1.
Transpor tembaga ke hati terutama menggunakan alat angkut albumin dan trankuprein. Tembaga
disatukan kedalam protein sel (termasuk enzim), tetapi sebagian besar tembaga akan dilepas dari
membran basolateral sel usus kedalam darah portal. Simpanan tembaga dalam hati berupa
metalotionein atau ceruloplasmin. Selanjutnya tembaga diangkut keseluruh tubuh oleh
ceruloplasmin dan transkuprein. Total tembaga tubuh adalah sekitar 75-150 mg, dan ditemukan
di beberapa jaringan tubuh, dengan ekspresi tertinggi di hati, jantung, otak, pankreas serta
ekspresi intermediate di usus.
Tembaga juga dikeluarkan dari hati sebagai bagian dari empedu. Didalam saluran cerna,
tembaga dapat diabsorpsi kembali atau dikeluarkan dari tubuh bergantung pada kebutuhan tubuh.
Pengeluaran melalui empedu meningkat bila terdapat kelebihan tembaga dalam tubuh. Sedikit
tembaga dikeluarkan melalui urin, keringat dan darah haid. Tembaga dapat diabsorpsi kembali
oleh ginjal bila tubuh membutuhkan. Tembaga yang tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui feses.
Kehilangan tembaga adalah sekitar 2-3 mg/hari.

Tembaga merupakan kofaktor penting bagi sejumlah enzim yang terlibat dalam
reaksi metabolisme, angiogenesis, transportasi oksigen, dan perlindungan antioksidan, termasuk
katalase, superoksida dismutase (SOD) dan sitokrom oksidase. Tembaga bersama dengan
mikronutrien lain seperti kalsium dan zink berperan aktif dalam berbagai jenis protein dan
metalloenzim yang menghasilkan fungsi-fungsi metabolisme mendasar bagi tubuh. Walaupun
dibutuhkan dalam jumlah sedikit di dalam tubuh, namun bila kelebihan akan dapat mengganggu
kesehatan, sehingga mengakibatkan keracunan, tetapi bila kekurangan tembaga dalam darah
dapat menyebabkan anemia yang merupakan gejala umum, akan terjadi pertumbuhan yang
terganggu, kerusakan tulang, depigmentasi rambut dan gangguan gastrointestinal.

Tembaga (Cu) adalah zat neuroaktif, yang terdapat di banyak daerah di Sistem
Saraf Pusat (SSP). Terlokalisasi ke terminal sinaptik, logam dapat dilepaskan oleh depolarisasi
membran, dan dapat mencapai ekstraseluler. Bukti substansial mendukung perannya sebagai
modulator dari kedua rangsang dan penghambatan transmisi sinaptik. Namun, Cu juga terlibat
dalam penyakit dengan komponen neuropathological, termasuk penyakit Menke’s, penyakit
Wilson dan kejang. Selain itu, Cu adalah komponen dari banyak metalloenzymes dan kofaktor
untuk enzim antioksidan superoksida dismutase yang diketahui mempengaruhi kadar
norepinefrin dan dopamin di otak, serta dianggap sebagai indeks fungsi plasenta.

Tembaga disatukan kedalam protein sel (termasuk enzim), tetapi sebagian besar
tembaga akan dilepas dari membran basolateral sel intestinal kedalam darah portal. Tembaga
diangkut kedalam hati oleh albumin dan transkuprein. Di dalam hati, tembaga disatukan kedalam
ceruloplasmin dan selanjutnya beredar ke jaringan lain. Di dalam darah, sebanyak 80-90%
tembaga bergabung dengan ceruloplasmin, suatu glikoprotein yang disintesis oleh hati yang
mengangkut tembaga ke jaringan di mana tembaga dibutuhkan sebagai kofaktor esensial sintesis
beberapa enzym yang mengandung tembaga (kuproenzim) dengan fungsi pada metabolisme besi,
produksi energi seluler, detoksifikasi radikal bebas, pembentukan jaringan penghubung,
katekolamin dan melanin.
2.2 Fungsi tembaga
1. Membantu Pertumbuhan Jaringan
Mineral tembaga diperlukan untuk membangun jaringan tubuh. Kekurangan mineral
tembaga dapat mengganggu pertumbuhan. Oleh karena itu, memenuhi kebutuhan asupan
mineral tembaga sangat penting khususnya bagi anak usia pertumbuhan.

2. Membantu Menghasilkan Energi


Mineral tembaga diperlukan untuk membantu metabolisme tubuh. Sitokrom oksidase
adalah cuproenzim (enzim yang mengandung tembaga), yang mempengaruhi produksi
energi dalam sel. Kekurangan mineral tembaga dalam tubuh dapat menyebabkan badan
lesu dan lemah.

3. Membantu Pembentukan Pigmen


Melanin adalah pigmen yang memberi warna gelap pada kulit, rambut dan mata. Mineral
tembaga merupakan komponen enzim tirosinase yang diperlukan dalam pembentukan
melanin. Terpenuhinya asupan tembaga dapat mencegah perubahan warna rambut dan
warna mata karena usia tua.

4. Membantu Produksi Sel Darah Merah


Tembaga bermanfaat membantu pembentukan sel-sel darah merah dan hemoglobin.
Mineral tembaga diketahui berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dari
makanan yang dikonsumsi. Kekurangan mineral tembaga dapat menyebabkan gejala
anemia.

5. Membantu Meningkatkan Kerja Otak


Makanan yang kaya tembaga sangat bemanfaat meningkatkan memori dan konsentrasi.
Tembaga diperlukan dalam pembentukan hemoglobin yang berperan membawa oksigen
dalam darah. Kecukupan oksigen dalam darah yang mengalir ke otak sangat
mempengaruhi kerja otak.
6. Menjaga Kesehatan Tiroid
Memenuhi asupan mineral tembaga membantu menjaga kesehatan kelenjar tiroid. Kelenjar
tiroid berperan penting dalam mengendalikan metabolisme tubuh untuk menghasilkan
energi. Kekurangan mineral tembaga dalam tubuh bisa menimbulkan masalah gangguan
fungsi tiroid.

7. Menangkal Radikal Bebas


Mineral tembaga mempunyai khasiat sebagai antioksidan. Mineral tembaga bekerja sama
dengan enzim antioksidan superoksida dismutase, berperan menangkal radikal bebas yang
dapat merusak sel. Kerusakan sel akibat radikal bebas dapat menyebabkan efek penuaan
dini pada sel-sel kulit. Kerusakan sel akibat radikal bebas bahkan bisamemicu kanker jika
menimbulkan kerusakan DNA sel yang menyebabkan mutasi sel.

2.3 Manfaat tembaga untuk tubuh


1. Berperan dalam memproduksi kolagen
Zat tembaga berperan penting dalam produksi kolagen dan elastin yang penting untuk kesehatan
jaringan tubuh. Tanpa asupan tembaga yang mencukupi, tubuh tidak dapat memperbaiki dan
menggantikan jaringan ikat atau kolagen yang rusak. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan
fungsi sendi akibat kolagen yang tidak mencukupi.
2. Mencegah osteoporosis
Zat tembaga dapat membantu mencegah kerapuhan tulang yang bisa menyebabkan osteoporosis.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada wanita sehat berusia 45-56 tahun menemukan bukti yang
cukup menarik. Wanita yang mengonsumsi suplemen tembaga sebanyak 3 miligram per harinya
tidak menunjukkan penurunan kepadatan mineral tulang. Sebaliknya, wanita yang diberikan pil
plasebo (pil kosong, tanpa kandungan zat apa pun) justru mengalami penurunan kepadatan
mineral tulang yang cukup besar.
3. Menjaga kesehatan jantung
Dikutip dari Reader’s Digest, para ahli menyatakan bahwa mencukupi asupan tembaga
membantu menjaga kadar kolesterol tetap rendah, mencegah aritmia (irama jantung tidak
teratur), dan mencegah tekanan darah tinggi.
Untuk itu, penuhi asupan tembaga setiap harinya baik dari makanan maupun suplemen untuk
menjaga jantung Anda tetap sehat dan terhindar dari penyakit berbahaya yang bisa
mengakibatkan kerusakan.
4. Menjaga kekebalan tubuh
Orang yang mengalami kekurangan zat tembaga akan mengalami kondisi yang dinamakan
neutropenia. Neutropenia adalah kondisi saat sel darah putih atau neutrofil berkurang dari jumlah
normal. Padahal sel darah putih sangat penting dalam menjaga sistem kekebalan tubuh karena
berfungsi untuk melawan infeksi. Maka, jika dalam kesehariannya Anda kekurangan tembaga,
tubuh akan lebih mudah terserang penyakit dan juga infeksi lainnya.

2.4 Sumber tembaga untuk tubuh


Tembaga terutama ditemukan dalam daging organ (hati), makanan laut, coklat, jamur,
kacang-kacangan, biji-bijian, roti gandum dan sereal. Susu juga sangat rendah tembaga, seperti
halnya kandungan untuk besi. Makanan dengan kepadatan nutrisi tertinggi untuk tembaga (mg /
kkal) adalah tiram, lobster, hati, biji bunga matahari dan berbagai kacang. Daftar komposisi
makanan sedikit mengandung tembaga, dan bahkan nilai-nilai mungkin tidak dapat diandalkan
karena kondisi tanah sangat mempengaruhi kadar tembaga dari makanan nabati. Selain itu, air
dapat memasok 13-50% kebutuhan tembaga, tergantung pada kandungan tembaga dari tanah
setempat.

2.5 Angka kecukupan gizi tembaga


Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk tembaga di Indonesia juga belum ditentukan,
karena kebutuhan tembaga setiap orang dapat dipenuhi dari konsumsi makanan sehari-hari.
Amerika Serikat menetapkan jumlah tembaga yang aman untuk dikonsumsi adalah sebanyak
1,5-3,0 mg sehari.
Menurut Winarno (1997) orang dewasa akan mampu menjaga keseimbangan normal
dengan mengonsumsi 2 mg per hari. Untuk wanita dewasa cukup mengonsumsi 1,55 mg
sampai dengan 1,70 mg per hari.

Status tembaga dapat dinilai menggunakan beberapa indikator, dapat menggunakan serum,
plasma atau sel darah merah. Serum tembaga adalah biomarker yang paling berguna untuk
menunjukkan status tembaga, dengan batas bawah nilai normal sebesar 10
micromol/L. Tembaga plasma diukur menggunakan absorpsi atom spectrometry. Aktivitas sel
darah merah CuZnSOD diukur setelah presipitasi hemoglobin dengan monitoring autooksidasi
pyrogallol. Aktivitas enzym cytochrome oxidase pada neutrophil dan jaringan lain berpengaruh
potensial sebagai penanda status tembaga.

2.6 Dampak kelebihan dan kekurangan tembaga


Tembaga menstimulasi otak, menyebabkan sel-sel otak memproduksi lebih banyak
neurotransmitter. Inilah sebabnya mengapa orang yang keracunan tembaga akan terlihat seperti
maniak, misalnya paranoid, schizophrenia dan bi polar disorder (kepribadian ganda). Orang-
orang yang keracunan tembaga akan menjadi lebih emosional, sensitive, tapi bisa juga berakibat
jadi sangat kreatif. Tapi orang-orang yang kreatif ini seringkali terkapar karena pikirannya yang
over aktif tidak didukung tubuh yang sehat (kecapekan).
Saat tembaga berkumpul dan anda stress, anda akan mengalami yang disebut dalam istilah
psikologinya fight or flight condition (melawan atau kabur). Adrenalin anda akan berada dalam
kondisi siaga. Ini adalah mekanisme tubuh untuk melawan stress. Dan kalau ini terjadi terus-
menerus, akibatnya adrenalin anda akan kecapekan.
Kembali lagi pada keracunan tembaga, kelebihan tembaga akan membuat tubuh kita
selalu dalam posisi siaga. Akibatnya kelenjar adrenalin kita jadi capek. Karena adrenalin
membutuhkan seng, maka stress menggerus kadar seng kita. Semakin seng turun, tembaga
semakin meningkat. Akhirnya metabolism kita jadi lamban.
Tubuh anda mengetahui hal ini. Tahu kalau anda sudah terlalu capek menghadapi stress yang
berlarut-larut. Hal ini berakibat anda semakin ketakutan, makin stress dan ini mengawali
kekacauan mental. Anda makin depresi, dan tidak ada keinginan untuk melawan lagi. Anda
membangun cangkang rumah anda sendiri.
Satu hal lagi yang terjadi kalau kita kelebihan tembaga adalah hypoglycemia, serta tidak
teraturnya kadar gula. Kadar adrenalin rendah berakibat rendahnya produksi glucocortocoids,
cortisol dan cortisone. Mereka ini berperan penting dalam mengatur kadar gula dalam darah. Jika
kadar mereka rendah, maka anda akan mengalami depresi, mudah tersinggung, mood swing,
konsentrasi rendah, memori rendah, pusing, lelah, dan banyak hal yang tidak enak
lainnya. Kadar gula rendah juga berakibat tubuh memberi signal seolah-olah lapar. Akibatnya
anda makan lagi makan lagi ngemil lagi ngemil lagi, dan anda berakhir pada obesitas.
Keracunan Tembaga apabila pangan yang mengandung asam atau berkarbonat diolah dalam
wadah atau alat masak yang terbuat dari logam tembaga dan kuningan, sebagian logam tembaga
akan terkikis dan larut dalam pangan sehingga dapat menimbulkan keracunan. Tembaga sebagai
persenyawaan kimia yang dipakai dalam fungisida atau insektisida seperti tembaga oksiklorida
dan tembaga sulfat dapat menyebabkan keracunan apabila tercampur ke dalam pangan.
Penyemprotan yang tidak sesuai dengan petunjuk akan meninggalkan residu yang banyak dalam
pangan. Gejala keracunan tembaga adalah sakit kepala, keringat dingin, nadi lemas, rasa manis
atau bau logam pada mulut, muntah, sakit perut, diare, kejang – kejang dan koma dengan masa
inkubasi satu jam atau kurang

Beberapa studi menunjukkan penurunan konsentrasi ceruloplasmin serum pada keadaan


defisiensi tembaga. Batas bawah nilai serum ceruloplasmin adalah 180 mg/L, meskipun pada
tingkat <20 mg/L telah mengalami defisiensi tembaga. Indikator lain untuk mengukur status
tembaga adalah dengan mengukur aktivitas Copper dependent enzyme seperti Superoxide
Dismutase(SOD) yang memiliki nilai normal 0,47-0,067 mg/g dalam sel darah merah.

Akibat kekurangan tembaga:

Kekurangan tembaga dapat terjadi pada anak-anak yang kekurangan gizi, terutama pada bayi
prematur yang tidak mendapatkan suplemen gizi. Anak-anak dengan kondisi ini cenderung
memiliki kelainan dan berisiko patah tulang. Kekurangan tembaga juga bisa terjadi akibat
kelainan genetik langka yang disebut penyakit Menkes. Sindrom ini mengganggu penyerapan
tembaga.

Kekurangan tembaga (defisiensi) dapat menyebabkan beberapa masalah, meliputi:

 Sensasi kesemutan
 Tremor
 Mati rasa
 Kelelahan
 Anemia
 Hilangnya penglihatan

Akibat kelebihan tembaga:

Tubuh pada dasarnya membutuhkan sejumlah tembaga untuk berfungsi dengan baik. Tetapi
terlalu banyak dosis atau paparan tembaga dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan. Jika
terlalu banyak tembaga bisa beracun. Selain itu, juga bisa mengalami kondisi yang dinamakan
dengan penyakit Wilson. Kondisi ini terjadi ketika hati tidak mampu mengeluarkan kelebihan zat
tembaga. Akibatnya, tembaga akan menumpuk di berbagai organ seperti otak, hati, dan juga
mata. Jika tidak ditangani, penyakit Wilson dapat mengancam jiwa dan menyebabkan kematian.
Anda bisa mendapatkan terlalu banyak tembaga dari suplemen makanan atau minum air yang
terkontaminasi. Anda juga bisa mendapatkan terlalu banyak tembaga dari fungisida yang
mengandung tembaga sulfat. Kelebihan tembaga juga disebabkan oleh kondisi yang
menghentikan tubuh untuk melepaskan tembaga.

Berikut ini gejala yang mungkin timbul bila kekurangan tembaga:

 Muntah
 Mual
 Diare
 Pusing
 Kerusakan hati
 Kerusakan Ginjal
 Kematian
Bab III penutup
3.1 Kesimpulan
Tembaga menstimulasi otak, menyebabkan sel-sel otak memproduksi lebih banyak
neurotransmitter. Inilah sebabnya mengapa orang yang keracunan tembaga akan terlihat seperti
maniak, misalnya paranoid, schizophrenia dan bi polar disorder (kepribadian ganda). Orang-
orang yang keracunan tembaga akan menjadi lebih emosional, sensitive, tapi bisa juga berakibat
jadi sangat kreatif. Tapi orang-orang yang kreatif ini seringkali terkapar karena pikirannya yang
over aktif tidak didukung tubuh yang sehat (kecapekan). Contoh dari kekurangan tembaga adalah
penyakit Wilson. Penyakit Wilson (hepatolenticular degenerasi) merupakan gangguan genetik
langka yang diakibatkan oleh menumpuknya zat tembaga di berbagai organ vital, terutama di
hati, otak, dan kornea mata.

3.2 Saran
Disarankan untuk mengonsumsi sayuran hijau, hati, daging, kacang-kacangan, coklat.
ikan, bangsa kerang. Agar kita tidak mengalami defisiensi tembaga/kekurangan tembaga.
Daftar pustaka
1. https://www.scribd.com/upload-document
2. Depkes Tabel AKG 2013.
http://gizi.depkes.go.id/download/Kebijakan%20Gizi/Tabel%20AKG.pdf diakses pada
19 November 2018.
3. https://www.medicalnewstoday.com/articles/288165.php diakses pada 16 April 2019.
4. https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=167&contenti
d=total_copper_blood diakses pada 16 April 2019.

Anda mungkin juga menyukai