Anda di halaman 1dari 16

KEGAWATDARURATAN THORAKS

Disusun oleh:

Michael John Putra Kertanegara

Perseptor:

Dian Komala Dewi, dr., Sp.Rad

DEPARTEMEN RADIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

2017
 Gagal Jantung dan Edema Paru
 Terjadi ketika jantung tidak mampu mengadakaan sirkulasi yang cukup
untuk menyuplai oksigen pada tekanan pengisian yang normal, dibagi
menjadi gagal jantung kanan dan kiri.
 Gambaran radiologi gagal jantung:
 Kardiomegali
 Penonjolan vaskular pada lobus atas
 Efusi pleura: terlihat sebagai penumpulan sudut costophrenicus,
apabila efusi meluas akan tampak gambaran opak homogen pada
bagian basal paru.
 Edema pulmonar interstitial: awalnya merupakan penonjolan
pembuluh darah pada lobus atas dan penyempitan pembuluh darah
pada lobus bawah. Seiring meningkatnya tekanan vena, terjadi edema
interstitial dan cairan kemudian berkumpul di daerah interlobular
dengan garis septal di bagian perifer (garis Kerley B).
 Edema pulmonar alveolus: dengan semakin meningkatnya tekanan
vena, cairan memasuki rongga alveolus. Tampak gambaran berkabut
pada regio perihilar. Bercak/kabut yang terdapat di bagian 2/3 medial
paru memberikan gambaran Bat’s wing.
 Efusi Pleura
 Efusi pleura adalah suatu keadaan di mana cairana terkumpul pada ruang
antara lapisan parietal dan viseral dari pleura, biasanya berisi cairan
serosa, namun dapat juga mengandung bahan lainnya. Disebabkan oleh
peningkatan produksi dan/atau penurunan resorbsi cairan pleura.
 Gambaran klinis:
 Dapat asimptomatik
 Sesak nafas
 Gambaran klinis efusi pleura sesuai dengan penyakit yang mendasari.
 Penyebab efusi pleura: pleuritis karena virus, bakteri piogenik,
tuberkulosis, fungi (jamur), parasit, sirosis hati, SLE, RA, gangguan
kardiovaskular, emboli pulmonal, hipoalbuminemia, neoplasma.
 Gambaran radiologi:
 Efusi subpulmonal: gambaran diafragma bukan merupakan diafragma
yang sebenarnya melainkan cairan pleura yang terkumpul di atas
diafragma. Titik tertinggi diafragma tergeser ke arah lateral.
 Penumpulan sudut kostofrenikus posterior (pada foto lateral) kemudian
diikuti oleh penumpulan sudut kostofrenikus lateral (pada posisi
tegak).
 Perselubungan homogen menutupi struktur paru bwah yang biasanya
relatif radiopak dengan permukaan atas cekung  Meniscus sign.
 Perselubungan pada hemithoraks terjadi jika rongga pleura
mengandung 2 liter cairan (pada dewasa). Paru akan kolaps secara
pasif, jantung dan trakea akan terdorong menjauhi sisi yang terkena
efusi.
 Kontusio Paru
 Merupakan komplikasi tersering dari trauma tumpul toraks, merupakan
pendarahan di intra-alveolar dan interstitial, biasanya pada lokasi benturan.
Dapat disertai edema dan mikroatelektasis.
 Gambaran klinis:
 Sesak nafas
 Demam ringan
 Hemoptisis
 Riwayat trauma
 Gambaran radiologi:
 Perbercakan di bagian perifer dan terletak pada titik dengan benturan
yang maksimal.
 Biasanya muncul 6 jam setelah trauma dan menghilang dalam 72 jam.
 Jika gambaran menetap lebih dari 72 jam setelah trauma, maka
kelainan lain harus dicurigai (pneumonia aspirasi atau laserasi paru).
 Ruptur Aorta dan Aneurisma Aorta
 Ruptur aorta berhubungan dengan cedera perlambatan, seperti jatuh dari
ketinggian atau kecelakaan lalu lintas dengan kecepatan lebih dari 64
km/jam. Aorta biasanya ruptur pada daerah istmus (88-95%) sedikit distal
dari awal arteri subklavia kiri.
 Aneurisma didefinisikan sebagai pembesaran pembuluh darah lebih dari
50% ukuran normal. Aneurisma merupakan faktor predisposisi terhadap
terjadinya ruptur aorta.
 Gambaran klinis:
 Ruptur aorta harus dicurigai dari mekanisme cedera.
 Nyeri dada atau inter-skapula
 Perbedaan tekanan darah brakial atau perbedaan isi nadi brakial dan
femoral.
 Aneurisma aorta biasanya tidak bergejala, walaupun jika besar dapat
memberikan gejala nyeri yang menjalar ke punggung (aneurisma aorta
desenden).
 Gambaran radiologi:
Ruptur aorta memberikan gambaran:
 Pelebaran mediastinum
 Batas aorta yang kabur dengan hilangnya aortic knob.
 Pleural cap di apeks kiri.
 Hemotoraks sebelah kiri.
 Bronkus kanan yang naik atau bronkus kiri yang turun.
 Deviasi trakea ke kanan.
 Selang nasogastrik yang terdorong ke kanan
Aneurisma aorta memberikan gambaran:
 Bayangan aorta ascenden lebih kanan dari batas jantung pada foto
polos toraks yang diambil secara simetris.
 Aortic knob lebih besar dari 35mm dari pinggir trakea
 Aorta descenden menjauh dari vertebra torakalis

 Penyakit Paru Obstruktif Kronik


 Penyakit Paru Obstruktif Kronik didefinisikan sebagai keterbatasan aliran
udara yang tidak reversibel secara sempurna
 Etiologi: rokok, asma kronik, defisiensi alfa1-antitripsin dan infeksi
kronik.
 Pemeriksaan harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan spirometri.
 Gambaran radiologi:
 Foto polos toraks tidak terlalu sensitif (40-60%), sangat spesifik.
 Gambaran radiografik mencakup paru yang hiperekspansi dengan
pendataran kedua diafragma, penurunan corakan bronkovaskular,
barrel shaped chest, dan bulla.

 Atelektasis
 Merupakan kehilangan volume di sebagian atau seluruh paru, disebut juga
kolaps paru.
 Gambaran klinis:
 Sesak, batuk, hemoptysis, sputum purulent
 Pasien dapat asimptomatik
 Gejala lainnya sesuai dengan penyakit yang mendasari: penurunan
berat badan, kaheksia, anoreksia, dan keringat malam.
 Gambaran radiologi:
Tanda-tanda umum atelektasis:
 Tanda langsung: perubahan letak fisura interlobaris, penambahan
opasitas (penurunan aerasi).
 Tanda tidak langsung: elevasi diafragma, penarikan mediastinum dan
trakea kea rah atelektasis, hiperaerasi kompensasi dari paru yang
normal, penyempitan sela iga.

 Ruptur/Hernia Diafragmatika
 Berasal dari trauma tumpul atau trauma penetrasi ke dada/perut dan sulit
didiagnosis. Komplikasi seringkali timbul akibat herniasi isi abdomen ke
rongga toraks. Herniasi visceral dapat menyebabkan iskemia obstruksi,
dan perforasi. Kompresi/kolaps paru dapat signifikan
 Gambaran radiologi:
 Organ abdomen yang terisi udara atau yang terlihat solid, tampak di
atas diafragma, pergeseran mediastinum menjauh dari sisi yang
terkena, elevasi diafragma, penebalan pleura unilateral atau atelektasis.
 Flail Chest
 Terjadi ketika segmen dinding dada tidak lagi mempunyai kontinuitas
dengan keseluruhan dinding dada. Keadaan tersebut terjadi karena fraktur
iga multipel pada dua atau lebih tulang iga dengan dua atau lebih garis
fraktur.
 Gambaran klinis:
 Gerakan napas paradox
 Sesak napas
 Sianosis
 Nyeri lokal dan nyeri pada saat dinding dada bergerak
 Gambaran radiologi:
 Fraktur costa multiple
 Perbercakan opak dapat terlihat dengan adanya kontusio paru
 Inhalasi Benda Asing
 Biasanya pada anak-anak, merupakan keadaan emergensi karena benda
tersebut dapat menyebabkan obstruksi jalan napas total.
 Gambaran radiologi:
 Benda asing yang radio-opak dapat terlihat atau tidak terlihat
 Tanda sekunder berupa penurunan volume, kolaps segmental,
konsolidasi atau hiperinflasi jika benda asing berperan seperti katup.
 Benda Asing Yang Tertelan
 Benda asing yang tertelan cenderung untuk tersangkut pada posisi
penyempitan anatomis.
 Gambaran radiologi:
 Radiologi jaringan lunak leher proyeksi lateral dapat memperlihatkan
benda asing yang radio-opak
 Bengkak jaringan lunak dapat merupakan satu-satunya indikator
adanya benda asing yang radiolusen
 Kontras yang larut air dapat memperlihatkan benda asing intralumen
atau menggambarkan komplikasi.
 Hemotoraks
 Akumulasi darah dalam rongga pleura akibat trauma tumpul atau penetrasi
 Gambaran radiologi:
 Peningkatan opasifikasi pada hemitoraks

 Perforasi/Ruptur Esofagus
 Kasus ditemukan setelah muntah-muntah hebat (Boerhaave syndrome).
 Gambaran radiologi:
 Foto polos toraks: Tanda-tanda klasik adalah emfisema subkutan,
pneumomediastinum, efusi pleura kiri, hidropneumotoraks dan
pelebaran mediastinum.
 Tulang servikal: Proyeksi lateral dapat memperlihatkan udara
retrofaring.
 Efusi pleura, infiltrat pulmonal dan truemediastinal air-fluid level
biasanya tidak terlihat pada pneumomediastinum spontan.
 Pemeriksaan dengan kontras yang larut air bermanfaat untuk
menggambarkan perforasi. Jika tidak terdapat perforasi, barium meal
akan memperlihatkan detil mukosa yang lebih baik. Pemeriksaan ini
dapat diulang.

 Pneumonia
 Merupakan peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme
(bakteri, virus, jamur, dan parasit).
 Berdasarkan predileksi infeksi pneumonia terbagi atas: pneumonia lobaris,
bronkopneumonia, pneumonia interstisial
 Gambaran radiologi:
 Gambaran radiologis dapat berupa infiltrate sampai konsolidasi dengan
air bronchogram, penyebaran bronkogenik, dan interstisial serta
gambaran kavitas.
 Pneumonia lobaris: opasifikasi dari sebuah lobus. Gambaran air
bronchogram dapat terlihat.

 Pneumotoraks
 Merupakan akumulasi udara dalam cavum pleura, dibagi menjadi tiga:
1. Sederhana: tidak terdapat hubungan dengan udara luar atau
mediastinum. Tidak terdapat pergeseran garis tengah.
2. Komunikans: berhubungan dengan defek pada dinding dada.
3. Tension: akumulasi udara progresif dengan tekanan dalam rongga
pleura; yang menyebabkan pergeseran mediastinum dengan kompresi
paru kontralateral dan pembuluh darah besar.
 Gambaran radiologi
 Bayangan udara dalam rongga pleura memberikan bayangan
radiolusen avaskuler
 Batas pleura visceral terlihat
 Kehilangan volume pada sisi yang terkena
 Corakan bronkovaskular yang tidak terlihat distal dari pleura visceral
 Tension pneumotoraks: terdapat pergeseran mediastinum ke sisi yang
berlawanan.

 Fraktur Costa/Sternum
 Biasanya setelah trauma langsung. Dapat bersifat patologis
 Tanda-tanda komplikasi sekunder dapat terlihat – pneumotoraks,
hemotoraks, kontusio paru, dll.

Anda mungkin juga menyukai