PARTUS KASEP
Dosen Pengampu:
Sri Sumarni, S.Kep., Ns., M.Kep.
Disusun Oleh:
Kelompok 6
1. Fijjriya Maulina Ananta (722621738)
2. Nabila Novelina Putri H (722621729)
3. Fitriatur Rida Kamilia (722621705)
4. Hesty Andriana (722621709)
5. Mohammad Husni M (722621736)
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat waktu untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Maternitas dengan judul “Partus Kasep” berdasarkan pengumpulan
data dari berbagai sumber.
Makalah ini merupakan tugas yang diberikan dosen mata kuliah
Keperaatan Maternitas yaitu Ibu Sri Sumarni, S.Kep., Ns., M.Kep untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan. Kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada dosen yang membimbing kami dalam menyelesaikan pembuatan makalah
ini. Disusun agar mahasiswa bisa memahami dan mengetahui lebih luas tentang
“Partus Kasep” pada makalah ini. Kami menyadari masih banyak terdapat
kekurangan dalam penulisan dan menyusunannya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan, baik dalam bentuk
saran maupun kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak untuk
meningkatkan kualitas dan penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat guna perkembangan dunia pendidikan.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................2
1.4 Manfaat...............................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 4
2.1 Anatomi Sistem Reproduksi Wanita................................................4
2.2 Definisi...............................................................................................11
2.3 Etiologi..............................................................................................13
2.4 Manifestasi Klinis.............................................................................18
2.5 Patofisiologi.......................................................................................19
2.6 Pemeriksaan Diagnostik..................................................................20
2.7 Komplikasi........................................................................................21
2.8 Penatalaksanaan...............................................................................21
2.9 Woc/Pathway....................................................................................23
BAB III STUDY KASUS.......................................................................24
3.1 Kasus.................................................................................................24
3.2 Pembahasan......................................................................................24
BAB IV PENUTUP................................................................................35
4.1 Kesimpulan ......................................................................................35
4.2 Saran.................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................36
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
4
5
pubertas, bagian ini mulai ditumbuhi rambut (pubis hair). Bagian yang
dilapisi lemak, terletak diatas simfisis pubis. Pertumbuhan rambut
kemaluan ini tergantung dari suku bangsa dan jenis kelamin. Batas atasnya
melintang sampai pinggir atas simfisis, sedangkan ke bawah sampai
sekitar anus dan paha. Mons veneris mengandung kelenjar sebasea, yaitu
kelenjar yang menghasilkan minyak. Kelenjar ini juga mengeluarkan
feromon yang merupakan zat kimia untuk menginduksi daya tarik seksual.
b. Labia mayora
Labia mayora (bibir besar atau bibir luar) berbentuk lonjong, lipatan
kulit berdaging yang membungkus dan melindungi organ reproduksi
eksternal lainnya. Kedua bibir ini bertemu dibagian bawah dan membentuk
perineum. Labia mayora bagian luar tertutup rambut, yang merupakan
lanjutan dari rambut pada mons veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa
rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak).
Ukuran labia mayora pada wanita dewasa panjang 7-8 cm, lebar 2-3 cm,
tebal 1-1,5 cm. Pada anak-anak kedua labia mayora sangat berdekatan.
c. Labia minora
Labia minora (bibir kecil atau bibir dalam) memiliki ukuran maupun
bentuk yang bervariasi dan tanpa rambut. Lebarnya bisa sangat kecil
hingga 5 cm. Labia minora terletak tepat di dalam labia mayora dan
mengelilingi lubang vagina dan uretra (tempat keluarnya urin). Kulit labia
minora sangat halus sehingga mudah mengalami iritasi dan
pembengkakan. Karena disuplai oleh banyak pembuluh darah, labia
minora berwarna merah muda. Bagian atas labia minora akan bersatu
membentuk preputium dan frenulum clitoridis. Bila ada stimulasi seksual,
pembuluh darah di bagian ini akan penuh dengan darah sehingga labia
minora tampak membesar dan semakin sensitif terhadap rangsangan.
d. Klitoris
Kedua bagian labia minora bertemu pada klitoris, yakni tonjolan
kecil dan sensitif, yang sepadan dengan penis pada pria. Klitoris
merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Organ
ini sebetulnya merupakan kelenjar, yang terbelah menjadi dua bagian dan
6
sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan.
Vagina terletak di antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian
depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm. Adanya
vagina memungkinkan cairan tubuh seperti darah menstruasi dan
keputihan keluar. Organ ini juga memungkinkan cairan sperma masuk ke
dalam tubuh.
Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio
uteri membagi puncak (ujung) vagina menjadi: forniks anterior, forniks
posterior, forniks dekstra, dan forniks sinistra. Sel dinding vagina
mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan pH
4,5. Keasaman vagina memberi proteksi terhadap infeksi. Bagian dalam
vagina dilapisi oleh selaput lendir, yang dihasilkan oleh sel-sel pada
dinding vagina dan kelenjar pada serviks (leher rahim). Sebagian kecil dari
cairan ini dapat keluar dan tampak sebagai keputihan normal yang bening
atau putih susu. Selama usia reproduksi, liang vagina wanita memiliki
tekstur yang berlipat dan berkerut. Sedangkan sebelum pubertas dan
setelah menopause, liang vagina bertekstur halus.
b. Serviks
Serviks adalah struktur sempit pada bagian bawah rahim. Lokasinya
tepat di atas vagina. Seperti vagina, serviks dilapisi oleh selaput lendir,
namun lebih halus. Serviks memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1) Memproduksi lendir serviks, yang berfungsi untuk menghambat sperma
memasuki rahim ketika sedang tidak subur atau sedang hamil.
2) Lendir serviks juga menghentikan bakteri atau kuman berbahaya
memasuki rahim dan menjaga vagina tetap sehat.
3) Jalur keluarnya darah menstruasi.
c. Uterus (rahim)
Uterus merupakan jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor
antara kandung kemih dan rektum. Dinding belakang, depan, dan atas
tertutup peritonium, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan
kandung kemih. Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang
merupakan cabang utama dari arteri illiaka interna (arteri hipogastrika
9
Protracted dilation < 1.2 cm/ jam < 1.5 cm/ jam
1)Panggul ginekoid: lazim pada wanita (50%) dan cocok untuk kelahiran
pervaginam.
2)Panggul anthropoid: bentuk sempit dari sisi ke sisi dan melebar dari
depan ke belakang dengan diameter biasanya adekuat untuk kelahiran
pervaginam. 50% pada wanita non kulit putih, 25% pada wanita kulit
putih.
3)Panggul sempit android: bentuk panggul pria dan sekitar 20% pada
wanita. Bentuk seperti jantung atau segitiga pada PAP dan tidak cocok
untuk kelahiran pervaginam.
4)Panggul platipeloid: sekitar 3% pada wanita dengan diameter yang
kurang menguntungkan untuk kelahiran pervaginam.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya panggul sempit
adalah malnutrisi, androgen yang berlebihan menyebabkan bentuk
panggul android, penyakit rakitis dan osteomalasia, trauma, neoplasma
pada tulang panggul dan medula spinalis.
d. Malpresentasi Janin
1)Presentasi bokong (breech presentation) atau letak sungsang
merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala
di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.
Empat jenis letak sungsang, yaitu bokong sempurna, di mana paha
fleksi lutut ekstensi; bokong komplet, di mana kedua paha dan lutut
16
3)Presentasi bahu atau letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin
melintang dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu dan bokong
berada pada sisi yang lain. Penyebab letak lintang adalah multiparitas
disertai dinding uterus dan perut yang lembek. Pada kehamilan
prematur, hidramnion, dan kehamilan kembar, janin sering dijumpai
dalam letak lintang.
17
e. Kehamilan Multijanin
Kehamilan multijanin adalah kehamilan kembar dua, kembar tiga,
kembar empat, dan lebih banyak lagi. Kehamilan multijanin lebih banyak
mengandung komplikasi pada janin seperti BBLR, retardasi
pertumbuhan, kelainan kongenital, dan presentasi abnormal sehingga
dapat menyebabkan disfungsi persalinan atau distosia.
d. Pada partus kasep dapat juga muncul tanda-tanda ruptur uteri yang
berupa perdarahan dari OUE, his menghilang, bagian janin mudah teraba
dari luar, pada pemeriksaan dalam didapatkan bagian terendah janin
mudah didorong ke atas, robekan dapat meluas sampai serviks dan
vagina.
2. Manifestasi Klinis pada Bayi
Sementara gejala klinis yang nampak pada bayi meliputi:
a. Denyut jantung janin cepat, hebat, tidak teratur, bahkan negative.
b. Air ketuban terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan, berbau.
c. Kaput suksedaneum yang besar. Kaput ini dapat berukuran cukup besar
dan menyebabkan kesalahan diagnostik yang serius. Biasanya kaput
suksedaneum, bahkan yang besar sekalipun, akan menghilang dalam
beberapa hari.
d. Moulase kepala yang hebat akibat tekanan his yang kuat, tulang
tengkorak saling bertumpang tindih satu sama lain.
e. Kematian janin dalam kandungan atau intra uterine fetal death (IUFD).
2.5 Patofisiologi
Persalinan normal rata-rata berlangsung tidak lebih dari 24 jam dihitung
dari awal pembukaan sampai lahirnya anak. Apabila terjadi perpanjangan fase
laten (primi 20 jam, multi 14jam) dan fase aktif (primi 1,2 cm/jam, multi 1,5
cm/jam) atau skala pengeluaran (primi 2 jam dan multi 1 jam), maka
kemungkinan akan timbul partus kasep. Beberapa faktor yang mempengaruhi
terjadinya partus kasep adalah faktor mekanis seperti kelainan his dan
kekuatan ibu/power, kelainan jalan lahir/passage, kelainan janin/passenger,
dan faktor non-mekanis seperti psikis ibu. Kelainan salah satu faktor di atas
akan berdampak pada faktor lain dan menyebabkan terjadinya partus kasep.
Partus yang lama, apabila tidak segera ditangani akan berlanjut pada partus
kasep dengan tanda-tanda sebagai berikut :
1. Kelelahan ibu karena mengejan terus, sedangkan asupan kalorinya kurang.
2. Dehidrasi dan gangguan keseimbangan asam basa/elektrolit karena intake
cairan kurang.
20
3. Infeksi rahim terjadi bila ketuban pecah dengan waktu yang lama,
sehingga terjadi infeksi rahim yang dipermudah karena adanya manipulasi
penolong yang kurang steril.
4. Perlukaan jalan lahir, terjadi karena adanya disproporsi kepala panggul
juga manipulasi dan dorongan dari penolong.
5. Gawat janin sampai kematian janin karena asfiksia dalam rahim.
2.6 Pemeriksaan Diagnostik
1. Pelvimetri sinar X
Pelvimetri sinar-X merupakan pemeriksaan radiologi yang
melibatkan pengukuran berbagai dimensi antropometri panggul. Pelvimetri
sinar-X digunakan untuk evaluasi saluran masuk panggul secara umum
untuk mendiagnosis disproporsi sefalopelvik (CPD) atau saluran masuk
yang berkontraksi.
2. CTG (Cardiotocography)
Pemeriksaan CTG dapat digunakan untuk menilai kondisi denyut
jantung janin secara kontinyu dalam periode waktu tertentu serta menilai
kekuatan kontraksi secara eksternal. Pemeriksaan ini dapat dilakukan
setiap jam saat intrapartum. Hasil CTG yang abnormal seperti adanya
akselerasi atau deselerasi dapat membantuk dokter mengambil keputusan
tindakan apa yang terbaik dilakukan.
3. Pengukuran Tekanan Intrauterin dengan Kateter
Penggunaan kateter intrauterin untuk diagnosis maupun tatalaksana
tidak rutin dilakukan. Kondisi ini dapat dilakukan jika terdapat faktor yang
menyulitkan untuk mengevaluasi kontraksi, seperti obesitas. Selain itu,
diagnostik ini dapat dilakukan jika respon terhadap oxytocin minimal.
Akan tetapi, jika terdapat pendarahan uterus, infeksi, dan plasenta letak
rendah, prosedur ini tidak dapat dilakukan.
4. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Magnetic Resonance Imaging atau MRI merupakan metode pilihan
untuk mendiagnosis berbagai kelainan terutama pada jaringan otak, saraf,
tulang belakang, persendian, abdomen, area pelvis, pembuluh darah,
jantung, dan berbagai jaringan tubuh lainnya. Berbeda dengan radioterapi,
21
PARTUS KASEP
Janin tertahan
Janin tertahan dalam jalan lahir Gaya dorong
dalam uterus terganggu
Pemanjangan Kala
1 (> 20 jam) dan
Kala II (> 1-2 jam)
Masalah : Penanganan :
Pada ibu : kelelahan, gelisah, Pemanjangan Kala I : induksi, SC
dehidrasi, demam, robekan jalan Pemanjangan Kala II : forcep, vakum,
lahir, his hilang SC, jika janin sudah meniggal
Pada janin : gawat janin, IUFD dilakukan kraniotomi fan embiotomi
BAB III
STUDY KASUS
3.1 Kasus
Seorang ibu multipara G2P1A0 datang ke rumah sakit dengan keluhan
merasa kencang-kencang, dari hasil pengkajian perawat didapatkan data
sebagai berikut : TD 140/100 mmHg, nadi 80x/menit, pembukaan 3 cm, klien
sudah tampak keletihan, kurang energi, fase laten memanjang 15 jam
kontraksi setiap 7 menit, dan serviks kaku.
3.2 Pembahasan
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama : Ny. A
Umur : 34 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Alamat :-
Pekerjaan : Guru
b. Riwayat kesehatan
1) Kehamilan saat ini
Ibu multipara G2P1A0 dengan usia gestasi 37 minggu, mengalami
distosia, mengeluh kenceng- kenceng, pembukaan 3 cm, klien sudah
tampak keletihan, kurang energi, fase laten memanjang 15 jam,
kontraksi setiap 7 menit, serviks kaku, HPHT : 6 Oktober 2022 dan
HPL : 13 Juli 2023.
2) Kehamilan dahulu
Klien mengatakan saat ini adalah kehamilan yang kedua, klien belum
pernah mengalami abortus.
3) Keluhan utama
Klien mengeluh kenceng- kenceng di abdomennya
4) Riwayat ginekologi
a) Menarche : 12 tahun
24
25
2. Analisa Data
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri b.d. intensitas kontraksi uterus, kontraksi tidak efektif
b. Resiko tinggi cedera maternal (ibu) b.d. pola kontraksi otot, keletihan
maternal
c. Cedera resiko tinggi terhadap janin b.d. penekanan kepala pada
panggul, partus lama
d. Keletihan b.d. faktor fisiologis : kehamilan
e. Ansietas b.d. persalinan dan kurang informasi
4. Intervensi Keperawatan
mengalami pecah
ketuban
4. Keletihan Setelah - Monitoring sumber - Pemantauan sumber
b.d. faktor dilakukan energy yang energi guna pengukuran
fisiologis : tindakan adekuat nutrisi yang akan
kehamilan keperawatan, - Konsultasi dengan diberikan
kebutuhan aman ahli gizi untuk - Memperhitungkan
nyaman pada meningkatkan jumlah kalori yang akan
pasien dapat asupan makanan diberikan pada pasien.
terpenuhi yang berenergi
dengan kriteria tinggi
hasil :
- Pasien tampak
lebih segar
- Pasien terlihat
lebih berenergi
5. Ansietas Setelah - Jelaskan semua - Pemahaman yang baik
b.d. dilakukan prosedur dan apa mengenai prosedur atau
persalina tindakan yang akan dirasakan tindakan dapat
dan keperawatan, selama prosedur mengurangi ansietas
kurang kebutuhan aman - Instruksikan pasien - Membantu menurunkan
informasi nyaman pada menggunakan ansietas dan
pasien dapat teknik relaksasi memungkinkan pasien
terpenuhi nafas dalam untuk berpartisipasi
dengan kriteria - Minta orang tua atau secara aktif
hasil : suami untuk
- Pasien menemani pasien
mengatakan untuk mengurangi
cemas dan takut rasa cemas
akan terjadi hal
buruk
- Pasien tampak
kebingungan
4.1 Kesimpulan
Partus kasep merupakan bagian akhir dari proses persalinan yang
mengalami perpanjangan dan menimbulkan komplikasi, baik pada ibu
maupun janin. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi diantaranya pada ibu
dapat menyebabkan syok, sepsis, dan rupture uteri. Sedangkan pada janin
dapat menyebabkan cedera otak, asfiksia berat, atau bahkan kematian janin.
Melihat banyaknya komplikasi yang dapat terjadi pada persalinan dengan
partus kasep, maka persiapan tindakan penanganan yang tepat sangat penting
dilakukan. Misalnya, dengan pemanjangan kala 1 dapat dilakukan induksi dan
SC, sedangkan pada pemanjangan kala II dapat dilakukan tindakan forcep,
vakum, dan SC, dan jika janin sudah meninggal dapat dilakukan kraniotomi
dan embiotomi. Selain penatalaksanaan medis, perawat juga dapat
mengajarkan teknik non farmakologi misalnya napas dalam dan massage
punggung bagi ibu bersalin yang mungkin mengalami nyeri akibat kontraksi.
4.2 Saran
1. Diperlukan ketepatan dan ketelitian dalam melakukan anamnesa maupun
pemeriksaan fisik, terutama dalam mendiagnosis partus kasep untuk
mengetahui faktor predisposisi terjadinya partus kasep.
2. Diperlukan pengawasan dan tindakan yang tepat dalam menangani partus
kasep untuk menghindari komplikasi yang dapat membahayakan nyawa
janin dan ibu.
3. Diperlukan KIE (komunikasi, informasi dan edukasi), empati dan dukungan
psikologis yang memadai dan konstruktif pada pasien beserta keluarga
mengenai partus kasep pada pasien sehingga memerlukan perawatan
antenatal secara berkala ke health provider pada kehamilan berikutnya.
35
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, Fiona. 2022. Mengenal Anatomi & Fungsi Sistem Reproduksi Wanita,
bocahindonesia.com. Diakses tanggal 25 September 2023. https://
bocahindonesia.com/anatomi-fungsi-sistem-reproduksi-wanita/
Bobak. Buku ajar keperawatan maternitas, edisi 4. Jakarta: EGCwanita, bayi dan
keluarga, 2005.
Ekawati, Rany. Pengantar Kesehatan Reproduksi. Malang: Wineka Media, 2019.
Ma. 2011. Tinjauan Pustaka Partus Kasep, mabanget.wordpress.com. Diakses
tanggal 23 September 2023. https://mabanget.wordpress.com/2011/04/13/
tinjauan-pustaka-partus-kasep/
Sadiyah, Nailis dan Melaniani, Soenrnatalina. 2014. Pengaruh Faktor Reproduksi
Ibu dan Anemia Terhadap Lama Persalinan Kala I Fase Aktif. (online)
Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 3, No. 2, Hal. : 136-142, http://
journal.unair.ac.id./downlod-fullpapers-biometrikc3e4cd98d8full.pdf,
diakses tanggal 13 September 2018.
Zulkarnain. 2014. G2P1A0 Aterm Pregnancy Inpartu Singular Embryo Life
Presentation Of Head With Partus Kasep. (online) Jurnal Medula, Vol. 2,
No. 3, 2014, http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/
view/330/331, diakses tanggal 20 September 2023.
36