Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS 2

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU BERSALIN DENGAN KOMPLIKASI:


PERSALINAN PARTUS LAMA DAN PARTUS KASEP (PROLONGED LABOR)”

Dosen Pengampu:
Dr. Mira Triharini, S.Kp., M.Kes.

Disusun oleh:
Kelompok 7 A3-A2019

1. Resky Amelia Savitri 131911133102


2. Diviqa Fernanda Ristya 131911133103
3. Galih Indhiantoro 131911133121
4. Zakiyah Nur Amalah 131911133144
5. Deviana Meirachmawati 131911133145
6. Alifah Nur Waliddayah 131911133177
7. Lusia Balum Sitokdana 131911133179

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, kelompok 7 diberikan kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ibu Bersalin Dengan Komplikasi: Persalinan
Partus Lama Dan Partus Kasep (Prolonged Labor)”. Meskipun dalam pembuatannya banyak
hambatan yang penulis alami, akhirnya makalah ini bisa selesai dengan tepat waktu.
Tak lupa, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, Ibu Dr. Mira
Triharini, S.Kp., M.Kes., selaku dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas 2, yang telah
memberi arahan dalam proses pembuatan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada kedua orang tua yang senantiasa mendoakan kami, keluarga yang berkontribusi
memberi ide yang baik, dan teman-teman yang memberi dukungan dan bantuan dalam
menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang menunjang penulis untuk membuat makalah ini dengan
tujuan memberi informasi dan pengetahuan yang lebih luas mengenai asuhan keperawatan
pada ibu bersalin dengan komplikasi: persalinan partus lama dan partus kasep (prolonged
labor). Oleh karena itu, penulis berharap semoga makalah ini senantiasa bermanfaat bagi para
pembaca. Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah, baik isi
informasi maupun kata-kata yang salah. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan akan
pemberian saran dan kritik yang membangun.

Surabaya, 27 September 2021

Kelompok 7 A3-A19

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................ 3
2.1 Definisi............................................................................................................................. 3
2.2 Klasifikasi.........................................................................................................................3
2.3 Etiologi............................................................................................................................. 4
2.4 Tanda dan Gejala..............................................................................................................7
2.5 Patofisiologi......................................................................................................................7
2.6 Penatalaksanaan................................................................................................................8
2.7 Web of Causation (WOC).............................................................................................. 11
2.8 Asuhan Keperawatan Teoritis........................................................................................ 13
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS PROLONGED LABOR....................21
3.1 Kasus.............................................................................................................................. 21
3.2 Asuhan Keperawatan......................................................................................................21
BAB 4 PENUTUP....................................................................................................................37
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 38

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari kesehatan
masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab
kematian terkait dengan gangguna kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk
kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42
hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran
hidup. AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan.
Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan, dan pelayanan
selama kehamilan dan melahirkan. Sensitivitas AKI terhadap perbaikan pelayanan
kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan (Depkes
RI, 2012).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2014 memperkirakan sekitar 830 wanita
meninggal karena komplikasi kehamilan atau persalinan di seluruh dunia setiap hari. Pada
tahun 2015 diperkirakan sekitar 303.000 wanita meninggal selama atau setelah kehamilan
dan persalinan. Komplikasi selama kehamilan dan persalinan adalah penyebab utama
kematian dan kecacatan yang terjadi di kalangan wanita subur di negara berkembang.
Rasio kematian ibu melahirkan merupakan risiko yang terkait dengan setiap kehamilan,
yaitu risiko obstetrik (WHO, 2016).
Komplikasi persalinan merupakan kejadian yang terjadi selama proses persalinan
berlangsung yang dibagi menjadi 2 bagian yaitu kompliaksi pada kala I dan kala II serta
komplikasi pada kala III dan IV. Komplikasi pada kala I dan II adalah partus lama, partus
presipitatum, serta distosia sedangkan komplikasi pada kala III dan IV adalah perdarahan
(Purwoastuti, 2015). Berdasarkan data diatas kelompok teratrik untuk membuat makalah
terkait asuhan keperawatan pada ibu bersalin dengan komplikasi partus lama.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari partus lama?
2. Apa saja klasifikasi partus lama?
3. Bagaimana etiologi dari partus lama?
4. Bagaimana patofisiologi partus lama?

1
5. Apa saja manifestasi klinis partus lama?
6. Bagaimana penatalaksanaan partus lama?
7. Bagaimana WOC partus lama?
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada ibu bersalin dengan partus lama?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi dari partus lama
2. Untuk mengetahui dan memahami klasifikasi partus lama
3. Untuk mengetahui dan memahami etiologi dari partus lama
4. Untuk mengetahui dan memahami patofisiologi partus lama
5. Untuk mengetahui dan memahami manifestasi klinis partus lama
6. Untuk mengetahui dan memahamipenatalaksanaan partus lama
7. Untuk mengetahui dan memahami WOC partus lama
8. Untuk mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada ibu bersalin dengan
partus lama

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Persalinan dan melahirkan dibagi menjadi 3 tahap. Tahap pertama (Kala 1)
dihitung dari permulaan persalinan hingga pembukaan 10 atau pembukaan serviks yang
lengkap. Tahap kedua (Kala 2) terhitung dari pembukaan 10 hingga saat melahirkan bayi.
Tahap ketiga adalah saat melahirkan bayi hingga melahirkan plasenta (Kahrs & Eggebø,
2021). Partus Lama atau Prolonged Labor adalah kondisi di mana durasi waktu
persalinan dan melahirkan dalam setiap fase terlalu lama. Ruqaiyah et al. (2019)
mendefinisikan bahwa partus lama adalah persalinan dan melahirkan yang berlangsung
lebih dari 24 jam bagi wanita nulipara dan lebih dari 18 jam bagi wanita multipara.

Partus kasep adalah persalinan pada fase terakhir yang berlangsung lama dan tidak
ada kemajuan sehingga timbul komplikasi pada ibu, janin, atau keduanya. Gejala yang
dapat timbul seperti dehidrasi, infeksi, ibu kelelahan, serta asfiksia bahkan kematian pada
janin (Nugraha & Hussein, 2014). Partus kasep adalah persalinan yang berlangsung lama
disertai komplikasi pada ibu (Heriani, 2016).

2.2 Klasifikasi
1. Partus Lama Kala 1 atau Prolonged First Stage of Labor
Tahap pertama/kala 1 persalinan dibagi menjadi 2 fase: fase laten yang sering
disebut sebagai tahap 0 dan fase aktif. Selama fase laten, terdapat pemendekan,
penipisan, dan beberapa dilatasi atau pembukaan yang terjadi pada serviks. Fase aktif
pada kala 1 persalinan, terdaat kontraksi uterus secara teratur, penipisan serviks, dan
pembukaan derajat yang lebih cepat hingga pembukaan sempurna (pembukaan 10)
(Kahrs & Eggebø, 2021). Menurut WHO dalam Kahrs & Eggebø (2021), fase aktif
kala 1 dimulai saat pembukaan mencapai 5 cm. Namun, The Consortium on Safe
Labor menyimpulkan bahwa pembukaan dari 4-6 lebih lambat bila dibandingkan
dengan pembukaan dari 6 dan sering kali fase aktif tidak dimulai hingga saat
pembukaan 6. Waktu yang dibutuhkan bagi para wanita nulipara pada kala 1 rata-rata
adalah 4.9-8 jam dan tidak mungkin lebih dari 18 jam (Kahrs & Eggebø, 2021).
Menurut Watkins et al. (2021), partus lama kala 1 didefinisikan >20 jam pada wanita
nulipara dan >14 jam pada wanita multipara.

3
2. Partus Lama Kala 2 atau Prolonged Second Stage of Labor
Durasi lamanya kala 2 yang berkepanjangan atau tidak normal didefinisikan
berbeda-beda. Menurut The American College of Obstetricians and Gynecologist
(ACOG) dalam Gimovsky et al. (2021), durasi waktu untuk partus lama pada kala 2
adalah >3 jam dengan anestesi epidural atau >2 jam tanpa anestesi epidural pada
wanita nulipara dan >2 jam dengan anestesi epidural atau >1 jam tanpa anestesi
epidural pada wanita multipara. Menurut Sobhani et al. (2020), partus lama kala 2
didefinisikan >4 jam dan partus sangat lama didefinisikan >7 jam pada wanita
nulipara. Menurut Quiñones et al. (2018) partus lama kala 2 didefinisikan >3 jam.
3. Partus Lama Kala 3 atau Prolonged Third Stage of Labor
Kala 3 persalinan dimulai segera setelah bayi lahir dan akan berakhir dengan
keluarnya plasenta dan selaput ketuban. Sebelumnya, terjadi pengurangan ukuran
uterus secara tiba-tiba dan kontraksi serta retraksi uterus secara bersamaan.
Berkurangnya ukuran uterus, terbatasnya elastisitas plasenta, dan kompresi yang ketat
oleh uterus menyebabkan plasenta lepas dari desidua spons dan keluar dari vagina.
Biasanya akan berlangsung selama 10-15 menit dan akan dianggap sebagai partus
lama kala 3 apabila terjadi >30 menit Helmy et al. (2020).

2.3 Etiologi
1. Ketuban Pecah Dini (KPD)
Ketuban pecah dini diartikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktu
melahirkan. Tandanya adalah keluarnya cairan ketuban yang beraroma manis
berwarna pucat dan bergaris merah yang merembes melalui vagina. Hal ini akan
mengakibatkan rongga panggul semakin sempit dan ibu akan membutuhkan tenaga
dan waktu lebih untuk melakukan persalinan dan melahirkan (Pakpahan et al., 2021).
2. Faktor Janin
Menurut Qonitun & Fadilah (2019), faktor janin yang dapat mempengaruhi
terjadinya partus lama adalah:
a. Letak Sungsang
Letak sungsang adalah letak longitudinal dengan bokong janin di kutub
bawah uterus dengan diameter 10 cm. Kejadian ini sebanyak 15% terjadi pada
usia kehamilan 28 minggu. Klasifikasi letak sungsang:
1) Presentasi bokong  letak sungsang dengan fleksi pinggul dan esktensi lutut
(70%)

4
2) Presentasi bokong kaki sempurna  fleksi pada pinggul dan lutut dengan kaki
di samping bokong
3) Presentasi bokong kaki tidak sempurna  salah satu atau kedua kaki dapat
berupa presentasi dengan ekstensi satu/kedua pinggul dan satu/kedua lutut
4) Presentasi lutut  presentasi dengan satu/dua pinggul ekstensi, ada yang
fleksi lutut.
b. Letak Lintang
Letak lintang dapat terjadi jika aksis panjang ibu dan janin membentuk
sudut satu sama lain. Bayi dapat berada pada posisi lintang atau miring dengan
kepala atau bokong berada pada fosa iliaka. Bagian presentasi yang sering adalah
bahu.
c. Posisi Oksipitopposterior (OP)
Posisi OP dapat terjadi jika oksiput mengalami kelainan posisi pada bagian
posterior panggul. Posisi OP dapat berubah secara spontan, namun 10% kasus
tidak berubah secara spontan.
d. Janin Besar
Bayi besar didefinisikan sebagai bayi dengan berat lahir 4000 gram atau 4
kg. Persalinan dapat menimbulkan dystosia jika beratnya melebihi 4500 gram atau
4.5 kg. Janin besar juga dapat menimbulkan komplikasi berupa inersia dan
perdarahan post-partum.
e. Kelainan Kongenital
3. Kelainan His
His yang kurang normal akan menyebabkan terjadinya partus lama. Hal ini
dikaitkan dengan kondisi his yang kurang normal sehingga tahanan jalur yang normal
tidak bisa diatasi dengan baik karena durasinya yang terlalu lama, frekuensi kontraksi
jarang, dan tidak ada koordinasi kekuatan (Lubis et al., 2021).
Menurut Taufan (2012) dalam Qonitun & Fadilah (2019) kelainan his dapat
dibedakan menjadi 2:
a. His Hipotonik
Tidak ada basal tonus dan kontraksi uterus memiliki pola yang normal,
namun masih tidak cukup kuat untuk menyebabkan terjadinya dilatasi atau
pembukaan serviks.
b. His Hipertonik

5
Basal tonus meningkat dan/atau terdapat perubahan dalam tekanan. Hal ini
diakibatkan tekanan yang ditimbulkan oleh his pada bagian tengah uterus lebih
besar daripada yang dihasilkan fundus dan/atau adanya asinkronsime dari
rangsangan cornu.
4. Umur
Penelitian yang dilakukan oleh Lubis et al. (2021) membuktikan bahwa usia
<20 tahun dan >35 tahun berisiko mengalami partus lama sebesar 3-4 kali
dibandingkan dengan ibu yang berusia di antara 20 – 35 tahun. Hal ini dikarenakan
pada wanita berusia <20 tahun, organ-organ reproduksinya belum siap menghadapi
kehamilan dan proses persalinan. Sedangkan bagi para wanita >35 tahun akan
mengalami penurunan fungsi organ reproduksi sehingga jika terjadi kehamilan dan
persalinan maka akan meningkatkan angka kesakitan.
5. Paritas
Penelitian yang dilakukan oleh Lubis et al. (2021) membuktikan bahwa
nulipara dan grandemultipara berisiko 3-4 kali mengalami partus lama dibanding
multipara. Hal ini dikaitkan dengan belum pernah mengalami persalinan sebelumnya
sehingga kemungkinan terjadi komplikasi pada kekuatan his, jalan lahir, dan kondisi
janin. Hal ini juga berkaitan pada kurangnya pengetahuan ibu nulipara terhadap
proses persalinan sehingga akan berpengaruh pada proses persalinan nanti.
Sedangkan risiko untuk ibu grandemultipara dikaitkan pada elastisitas rahim
yang berkurang sehingga memungkinkan janin berputar pada minggu ke-37 dan
seterusnya. Saat posisinya sungsang dan sulit untuk berubah, bagian terendah janin
sudah masuk pintu atas panggul sehingga kesulitan dalam melahirkan. Dapat juga
dikaitkan leher rahim yang lemah karena luka akibat persalinan-persalinan
sebelumnya (Lubis et al., 2021).
6. Jalan Lahir
Menurut Qonitun & Fadilah (2019), faktor kelainan jalan lahir yang dapat
mempengaruhi terjadinya partus lama adalah:
a. Kelainan Panggul
1) Kelainan bentuk  naegele, rachitis, scoliosis, kyphosis, Robert, dan lain-lain
2) Kelainan ukuran  disebut sempit jika ukurannya 1 – 2 cm kurang dari
ukuran normal
b. Kelainan Jalan Lahir Lunak

6
Kelainan jalan lahir lunak adalah kelainan serviks uteri, vagina, selaput
dara, dan keadaan lain pada jalan lahir yang dapat mempengaruhi kelancaran
persalinan dan kelahiran. Kondisi tersebut contohnya distorsia servisis serta
kelainan saput dara dan vagina.
c. Kelainan Lain
1) Tumor  kista vagina, polip serviks, mioma uteri, dan lain-lain
2) Kandung kemih penuh atau batu kandung kemih besar
3) Rectum penuh skibala atau tumor
4) Kelainan letak serviks pada multipara dengan perut menggantung
5) Ginjal turun dalam rongga pelvis
6) Kelainan bentuk uterus  uterus bikorvus, uterus septus, uterus arkuartus, dan
lain-lain

2.4 Tanda dan Gejala


Menurut Putri (2017), tanda dan gejala yang dapat diamati pada partus lama
adalah:
1. Pada Ibu
Ibu tampak gelisah, letih, lesu, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat,
dan pernapasan cepat.
2. Pada Janin
Denyut jantung janin (DJJ) cepat atau tidak teratur, air ketuban ada mekonium
berwarna kehijauan dengan konsistensi kental dan berbau, kaput suksadenaum besar,
moulage kepala hebat, kematian janin dalam kandungan, dan kematian janin intra
partal (KJIP).

2.5 Patofisiologi
Patofisiologi partus lama tergantung pada penyebabnya, baik itu kekuatan
kontraksi, obstruksi pada jalan lahir, dan kelainan janin. Pada abnormalitas kontraksi,
seringkali ditemukan adanya kontraksi inefektif yang seringkali disebabkan kekuatan
kontraksi yang tidak optimal sehingga dorongan janin ke arah jalan lahir tidak maksimal
selain itu adanya disproporsi antara besar rongga panggul dengan kepala bayi membuat
janin tidak dapat melewati jalan lahir dan persalinan tidak mengalami kemajuan.
Besarnya janin lebih dari 4000 gram juga menjadi penghambat proses kelahiran,

7
meskipun ukuran panggul normal. Kondisi seperti ini dapat menghambat kemajuan
persalinan serta akan menimbulkan komplikasi pada ibu maupun janin.

2.6 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Partus Lama
Dalam menghadapi persalinan lama dengan penyebab apapun, keadaan ibu yang
bersangkutan harus diawasi dengan seksama. Tekanan darah diukur setiap empat jam,
bahkan pemeriksaan perlu dilakukan lebih sering apabila ada gejala preeklampsia. Denyut
jantung janin dicatat setiap setengah jam dalam kala I dan lebih sering dalam kala II.
Kemungkinan dehidrasi dan asidosis harus mendapat perhatian sepenuhnya. Hal ini
karena persalinan lama selalu ada kemungkinan untuk melakukan tindakan narcosis. Ibu
hendaknya tidak diberi makanan biasa namun diberikan dalam bentuk cairan. Sebaiknya
diberikan infuse larutan glukosa 5% dan larutas NaCl isotonik secara intravena berganti-
ganti.
Untuk mengurangi rasa nyeri dapat diberikan petidin 50 mg yang dapat di ulangi,
pada permulaan kala I dapat diberikan 10 mg morfin. Pemeriksaan dalam mengandung
bahaya infeksi. Apabila persalinan berlangsung 24 jam tanpa kemajuan berarti maka perlu
diadakan penilaian seksama tentang keadaan. Apabila ketuban sudah pecah maka,
keputusan untuk menyelesaikan persalinan tidak boleh ditunda terlalu lama berhubung
mengantisipasi bahaya infeksi. Sebaiknya dalam 24 jam setelah ketuban pecah sudah
dapat diambil keputusan apakah perlu dilakukan seksio sesarea dalam waktu singkat atau
persalinan dapat dibiarkan berlangsung terus.
Penatalaksanaan Farmakologi
Pemberian obat dapat diberikan ketika persalinan berjalan lama atau lambat
yang bertujuan untuk meringankan sakit persalinan dan juga membantu lebih rileks.
Jika membutuhkan kontraksi yang lebih kuat, maka dapat diberikan Pitocin (Oksitosin)
yang berfungsi mempercepat kontraksi dan membuat ibu lebih kuat (Johnson, 2018).
Penatalaksanaan Non-Farmakologi
Ketika bayi sudah berada di jalan lahir, dokter atau bidan dapat menggunakan
alat khusus yang disebut forceps atau alat penyedot untuk membantu menarik bayi
keluar melalui vagina. Jika ibu sudah dirasa cukup kontraksi dan sudah diberi obat
mempercepat kontraksi tetapi persalinan masih macet, maka diperlukan tindakan
pembedahan Caesar (Johnson, 2018).

8
2. Penatalaksanaan Partus Kasep

Penanganan Umum
1. Perawatan pendahuluan
- Nilai dengan segera keadaan umum ibu hamil dan janin (termasuk tanda vital
dan tingkat dehidrasinya).
- Kaji nilai partograf, tentukan apakah pasien berada dalam persalinan; nilai
frekuensi dan lamanya his.
- Suntikan cortone asetat: 100-200 mg IM.
- Penisilin prokain: 1 juta IU IM.
- Streptomisin: 1 gr IM.
- Infus cairan: larutan garam fisiologis; larutan glukose 5% pada janin pertama: 1
liter/jam.
- Istirahat 1 jam untuk observasi, kecuali harus segera bertindak.

2. Pertolongan
Dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, manual
aid pada letak sungsang, embriotomi bila janin meninggal, SC, dll

Penanganan Khusus
1) Fase Laten Memanjang
a) Jika his berhenti, pasien disebut belum inpartu atau persalinan palsu. Jika his
makin teratur dan pembukaan makin bertambah lebih dari 4 cm, masuk dalam
fase laten.
b) Jika fase laten lebih dari 8 jam dan tidak ada tanda-tanda kemajuan, lakukan
penilaian ulang terhadap serviks:
- Jika tidak ada perubahan pada pendataran atau pembukaan serviks dan tidak
ada gawat janin, mungkin pasien belum inpartu.
- Jika ada kemajuan dalam pendataran dan pembukaan serviks, lakukan
amniotomi dan induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin
(lakukan penilaian setiap 4 jam; jika pasien tidak masuk fase aktif setelah
pemberian oksitosin selama 8 jam, lakukan SC).

9
- Jika didapatkan tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau), maka
lakukan akselerasi persalinan dengan oksitosin; berikan antibiotik
kombinasi sampai persalinan.
- Jika ada kemajuan dalam pendataran dan pembukaan serviks, lakukan
amniotomi dan induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin
(lakukan penilaian setiap 4 jam; jika pasien tidak masuk fase aktif setelah
pemberian oksitosin selama 8 jam, lakukan SC).
- Jika didapatkan tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau), maka
lakukan akselerasi persalinan dengan oksitosin; berikan antibiotik
kombinasi sampai persalinan.

2) Fase Aktif Memanjang


a) Jika tidak ada tanda-tanda disproporsi sefalopelvik atau obstruksi dan ketuban
masih utuh, pecahkan ketuban.
b) Nilai his
- Jika his tidak adekuat (kurang dari 3 his dalam 10 menit dan lamanya kurang
dari 40 detik) pertimbangkan adanya inertia uteriJika his adekuat (3 kali dalam
10 menit dan lamanya lebih dari 40 detik), pertimbangkan adanya disproporsi,
obstruksi, malposisi atau malpresentasi.
- Lakukan penanganan umum yang akan memperbaiki his dan mempercepat
kemajuan persalinan.

3) Kala II Lama
a) Memimpin ibu meneran jika ada dorongan untuk meneran spontan.
b) Jika tidak ada malposisi/malpresentasi berikan drip oksitosin.
c) Jika tidak ada kemajuan penurunan kepala:
- Jika letak kepala lebih dari 1/5 di atas simfisis pubis atau bagian tulang kepala
dari stasion (0) lakukan ekstraksi vakum.
- Jika kepala antara 1/5 – 3/5 di atas simfisis pubis lakukan ekstraksi vakum.
- Jika kepala lebih dari 3/5 di atas simfisis pubis lakukan SC.

10
2.7 Web of Causation (WOC)
Faktor janin Kelainan jalan lahir Faktor his Faktor stress KPD

Kelainan posisi Janin besar Panggul sempit Serviks kaku Adanya tumor His lemah, Hormon Ketidakmampuan
dan presentasi pada pendek, dan adrenalin ↑ serviks membuka
reproduksi jarang dengan lancar
Tidak adanya Kepala bayi Proses penipisan
Obstruksi jalan portio terhambat Penyempitan
kemajuan proses sulit berdilatasi
lahir Inkoordinasi pembuluh
persainan Menghalangi
otot rahim darah
Pembukaan jalan lahir
Distosia CPD
menjadi lama Aliran darah
Menghambat
kontraksi uterus menuju rahim
berkurang

Penurunan
kontraksi rahim

Partus Lama

Kontraksi Pecah ketuban Ibu mengejan Ibu cemas akan Tekanan his
uterus saat serviks kuat kelahirannya yang kuat
masih menutup
Ibu kelelahan
Ansietas Tulang tengkorak
Dilatasi uterus Segmen atas Adanya bakteri (SDKI, D.0080) saling bertumpang
uterus kontraksi pada cairan
dan menebal Keletihan Mengganggu Miometrium gagal tindih di sutura
amnion
Penekanan (SDKI, D.0057) kontraksi otot berkontraksi dan besar
pada jaringan Segmen bawah uterus berelaksasi saat
saraf uterus meregang plasenta lepas 11
Invasi bakteri pada Menghambat proses Uterus kehilangan Molaps kepala
Nyeri Melampaui batas
melahirkan kekuatan jaringan mukosa rahim dan pengeluaran plasenta tonus otot janin
(SDKI, D.0079) miometrium pembuluh korion
Retensio plasenta Menghambat Risiko cedera
Ruptur uteri Bakteremia penutupan pembuluh pada janin
darah yang terbuka (SDKI, D.0138)
Risiko cedera pada Sepsis
ibu (SDKI, D.0137)
Risiko perdarahan
Risiko Infeksi (SDKI, D.0012)
(SDKI, D.0142)

12
2.8 Asuhan Keperawatan Teoritis
1. Pengkajian
a. Kala 1
1) Dimulai sejak tanda persalinan yang pertama sampai dengan pembukaan
lengkap, terjadi pendataran dan pembukaan serviks dengan lama : primi (12
jam), multi (12 jam)
2) Fase Laten pembukaan 0-3 cm lama : primi (8-10 jam), multi (3-5 jam)
3) Fase aktif :
 Akselerasi : 3-4 cm/2 jam
 Dilatasi : 4-9 cm/ 2 jam
 Deselerasi : 9-10 cm/ 2 jam
4) Riwayat tanda-tanda persalinan, kontraksi, pecahnya ketuban, status emosi.
5) Pemeriksaan fisik : dilatasi serviks : 1-3 cm, kontraksi : 5-30 menit selama 10-
30 detik, secret : merah muda sampai dengan coklat, selaput ketuban +/-,
denyut jantung janin terdengar jelas di umbilicus, skala bishop’s (dilatasi,
pendataran serviks, hodge, konsistensi serviks dan posisi serviks).
6) Hal-hal yang harus dihindari pada Kala I :
 Mencukur rambut pubis
 Katetrisasi kandung kemih
 Tidak memberikan makanan dan minuman
 Memisahkan ibu dengan orang terdekat dan memberi dukungan
 Mendorong abdomen
 Mengedan sebelum pembukaan lengkap
b. Kala 2
1) Mulai dari dilatasi serviks lengkap sampai bayi lahir
2) Tanda-tanda klinis :
 Nyeri sangat hebat 2-3 menit 1x selama 50-70 detik
 Rasa ingin mengejan (ingin BAB)
 Darah dan lendir banyak
 Ketuban pecah
 Kepala membuka pintu : perineum mengembang, lama primi : 1 jam, multi
30 menit.
c. Kala 3

13
1) Dimulai sejak bayi sampai plasenta lahir
2) Terjadi pelepasan plasenta
3) Pengeluaran plasenta
4) Lama 8,5 menit setelah bayi lahir
d. Kala 4
1) Masa 1 jam setelah bayi lahir
2) Perhatikan :
 Kontraksi uterus
 Perdarahan (tinggi fundus uteri, kontraksi, pengeluaran mulai vagina)
 Plasenta dan selaput ketuban
 Vesika urinaria kosong
 Perawatan luka
2. Diagnosis Keperawatan
a. Nyeri melahirkan b.d dengan dilatasi serviks d.d mengeluh nyeri, perineum terasa
tertekan, ekspresi wajah meringis, berposisi meringankan nyeri (SDKI, D.0079)
b. Risiko perdarahan d.d komplikasi kehamilan (SDKI, D.0012)
c. Risiko infeksi d.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer : pecah ketuban
sebelum waktunya (SDKI, D.0142)
d. Risiko cedera pada ibu d.d persalinan lama kala I, II, dan III (SDKI, D.0137)
e. Risiko cedera pada janin d.d persalinan lama kala I, II, dan III (SDKI, D.0138)
f. Keletihan b.d kondisi fisiologis (melahirkan) d.d merasa kurang tenaga, mengeluh
lelah, tampak lesu, tidak mampu mempertahankan aktivitas (SDKI, D.0057)
g. Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan d.d merasa bingung, merasa
khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi, tampak gelisah, tampak tegang
(SDKI, D.0080).

14
3. Rencana Intervensi
No. Diagnosis Keperawatan Tujuan / Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. D.0079 Nyeri melahirkan L.08066 Tingkat nyeri I.09326 Terapi relaksasi 1. Untuk menilai keberhasilan
Nyeri melahirkan b.d dengan Setelah dilakukan intervemsi 1. Periksa ketegangan otot, frekuensi terapi relaksasi
dilatasi serviks d.d mengeluh keperawatan selama 1x24 jam nadi, tekanan darah, dan suhu 2. Respon pasien menunjukkan
nyeri, perineum terasa maka tingkat nyeri menurun sebelum dan sesudah latihan kesesuaian terapi yang
tertekan, ekspresi wajah Dengan kriteria hasil : 2. Monitor respons terhadap terapi dilakukan
meringis, berposisi 1. Keluhan nyeri menurun relaksasi 3. Pakaian longgar
meringankan nyeri. 2. Meringis menurun 3. Gunakan pakaian longgar memperlancar sirkulasi
3. Sikap protektif menurun 4. Jelaskan secara rinci intervensi tubuh dan agar pasien
4. Kesulitan tidur menurun relaksasi yang dipilih merasa nyaman
5. Perineum terasa tertekan 5. Anjurkan mengambil posisi 4. Agar pasien mengetahui
menurun nyaman prosedur terapi ang akan
6. Demostrasikan dan latih teknik dijalaninya
relaksasi (napas dalam) 5. Posisi nyaman membuat
pasien lebih rileks
6. Agar pasien mengetahui
cara melakukan teknik
relaksasi dengan benar

15
2. D.0083 Risiko perdarahan L.02017 Risiko perdarahan I.02067 Pencegahan perdarahan 1. Penurunan jumlah trombosit
Risiko perdarahan d.d Setelah dilakukan intervensi 1. Monitor tanda gejala perdarahan merupakan tanda-tanda
komplikasi kehamilan keperawatan selama 1x24 jam 2. Pertahankan bed rest selama adanya perdarahan
maka tingkat perdarahan perdarahan 2. Bed rest dapat mengurangi
menurun. 3. Jelaskan tanda gejala perdarahan risiko perdarahan
Dengan kriteria hasil: 4. Anjurkan untuk segera melapor 3. Agar pasien dapat
1. Kelembapan membran jika terjadi perdarahan mengetahui tanda gejala
mukosa meningkat 5. Kolaborasi obat pengontrol perdarahan yang dialaminya
2. Perdarahan vagina menurun perdarahan secara mandiri
3. Hemoglobin normal (12-15 4. Agar segera mungkin
g/dL) mendapatkan penanganan
4. Hematokrit normal (37- 5. Untuk membantu
46%) mengurangi resiko
perdarahan pada pasien
3. D.0142 Risiko infeksi L.14137 Tingkat infeksi I.14539 Pencegahan Infeksi 1. Mengidentifikasi adanya
Risiko infeksi d.d Setelah dilakukan intervensi 1. Monitor tanda gejala infeksi lokal infeksi yang timbul agar
ketidakadekuatan pertahanan keperawatan selama 1x24 jam dan sistemik segera dilakukan intervensi
tubuh primer : pecah ketuban maka tingkat infeksi menurun. 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah yang tepat
sebelum waktunya Dengan kriteria hasil: kontak dengan pasien dan 2. Mencegah peningkatan
1. Nyeri menurun lingkungan pasien risiko infeksi
2. Kadar sel darah putih 3. Pertahankan teknik aspetik pada 3. Teknik aseptik dapat

16
normal (3500-10500) pasien beresiko tinggi minimalisir
3. Bengkak menurun 4. Jelaskan tanda dan gejala infeksi terkontaminasinya bakteri
4. Kultur darah membaik 5. Anjurkan meningkatkan asupan dari luar
nutrisi 4. Agar pasien mengetahui
tanda gejalanya sehingga
segera dilakukan perawatan
lebih lanjut
5. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
guna untuk meningkatkan
daya tahan tubuh.
4. D.0137 Risiko cedera pada L.14136 Tingkat cedera I.07228 Perawatan persalinan risiko 1. Untuk mengetahui kondisi
ibu Setelah dilakukan intervensi tinggi pasien pada saat proses
Risiko cedera pada ibu d.d keperawatan selama 1x24 jam 1. Identifikasi kondisi umum pasien melahirkan
persalinan lama kala I, II, dan maka tingkat cedera menurun. 2. Monitor kelainan TTV pada ibu 2. Perubahan tanda vital yang
III Dengan kriteria hasil: 3. Gunakan tindakan pencegahan tidak normal dapat
1. Kejadian cedera menurun universal membahayakan ibu saat
2. Ketegangan otot menurum 4. Lakukan perineal scrub proses melahirkan
3. Perdarahan menurun 5. Jelaskan prosedur tindakan yang 3. Menghindari kontaminasi
akan dilakukan dan mencegah risiko infeksi
6. Jelaskan karakteritik bayi baru 4. Perineal scrub dapat
lahir yang terkait dengan kelahiran menghindari robekan pada

17
beresiko tinggi vagina saat melahirkan
5. Agar pasien paham dam
mempunyai gambaran
prosedur yang akan
dilakukan
6. Agar pasien mengerti apa
yang normal dan apa yang
tidak normal pada bayi baru
lahir dengan risiko tinggi
5. D.0138 Risiko cedera pada L.14136 Tingkat cedera I.07228 Perawatan persalinan risiko 1. Mengidentifikasi sesegera
janin Setelah dilakukan intervensi tinggi mungkin kelainan TTV pada
Risiko cedera pada janin d.d keperawatan selama 1x24 jam 1. Monitor kelainan TTV pada janin bari denga partus lama
persalinan lama kala I, II, dan maka tingkat cedera menurun. 2. Siapkan peralatan yang sesuai, 2. Mengantisipasi jika terjadi
III Dengan kriteria hasil: termasuk monitor janin, kegawatan dan agar dapat
1. Kejadian cedera menurun ultrasound, mesin anestesi, segera mendapatkan
2. Ekspresi wajah kesakitan persediaan resusitasi neonatal, penanganan yang tepat
menurun forceps, dan penghangat bai ekstra 3. Agar posisi bayi tidak
3. Fasilitasi rotasi manual kepala mengahmbat untuk
janin dari oksiput posterior ke dikeluarkan
posisi anterior
6. D.0057 Keletihan L.05046 Tingkat keletihan I.5178 Manajemen energi 1. Mengidektifikasi adanya

18
Keletihan b.d kondisi Setelah dilakukan intervensi 1. Monitor kelelahan fisik dan kelelahan fisik dan
fisiologis (melahirkan) d.d keperawatan selama 1x24 jam emosional emosional ibu
merasa kurang tenaga, maka tingkat keletihan menurun 2. Sediakan lingkungan yang nyaman 2. Lingkungan yang nyaman
mengeluh lelah, tampak lesu, Dengan kriteria hasil : dan rendah stimulus dapat mengurangi stressor
tidak mampu 1. Kemampuan melaukan 3. Anjurkan tirah baring pada ibu
mempertahankan aktivitas aktivitas rutin meningkat 4. Anjurkan melakukan aktifitas 3. Tirah baring dapat
2. Verbalisasi lelah menurun secara bertahap menambah energi pasien
3. Gelisah menurun 5. Ajarkan strategi koping untuk yang keletihan
4. Lesu menurun mengurangi kelelahan 4. Agar melatih pasien untuk
5. Frekuensi napas normal (18- dapat melakukan
20x/menit) aktifitasnya kembali secara
bertahap
5. Agar pasien dapat
melakukan strategi koping
secara mandiri untuk
mengurangi keletihan
7. D.0080 Ansietas L.09093 Tingkat ansietas I.09314 Reduksi ansietas 1. untuk menghindarakah dari
Ansietas b.d kekhawatiran Setelah dilakukan intervensi 1. Pahami situasi pasien yang hal yang dapat memuat
mengalami kegagalan d.d keperawatan selama 2x24 jam, membuat ansietas kecemasan pasien
merasa bingung, merasa maka tingkat ansietas menurun. 2. Monitor tanda-tanda ansietas meningkat
khawatir dengan akibat dari Dengan kriteria hasil : 3. Motivasi mengidentifikasi situasi 2. untuk mengidentifikasi

19
kondisi yang dihadapi, 1. Verbalisasi khawatir akibat yang memicu ansietas pasien mengalami
tampak gelisah, tampak kondisi yang dihadapi 4. Jelaskan prosedur termasuk sensasi kecemasan
tegang. menurun yang dialami 3. agar perawat mengerti apa
2. Perilaku gelisah menurun 5. Informasikan secara faktual yang membuat pasien
3. Perilaku tegang menurun mengenai diagnosis, pengobatan mengalami kecemasan
dan prognosis 4. memberikan gambaran
6. Anjurkan keluarga untuk tetap prosedur yang akan
bersama pasien dilakukan agar pasien lebih
siap
5. memberikan informasi yang
bernar agar pasien tidak
sering timbul pertanyaan
yang dapat meningkatkan
kecemasan
6. melibatkan keluarga agar
pasien lebih nyaman apabila
ditemani oleh orang yang
berarti atau keluarga.

20
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS PROLONGED LABOR

3.1 Kasus
Ny. A 23 tahun, G2P1A0 H 39 mg, pendidikan SMP, Islam, IRT. Suami Tn. B,
26 tahun, pendidikan S1, Islam, Pegawai Bank Swasta. Anak pertama sudah berumu
18 bulan dengan riwayat persalinan vakum, BB: 3380 gr. Datang ke ruang VK RS.
Sehat tanggal 27 Januari 2018, jam 23.00 WIB dengan perut mulas-mulas dan
kenceng-kenceng. Klien dirujuk dari puskesmas, karena fase latent terjadi pembukaan
yang sangat lambat dari 0 sampai 3 cm dan lamanya ± 15 jam. Pemeriksaan TTV :
RR 24x/menit, N: 90x/menit, TD: 120/70 mmHg, S: 36,8C. TB: 155cm, BB saat ini
58kg, sebelum hamil 48kg Pemeriksaan neurologis: kesadaran compos mentis.
Pemeriksaan obstetri: teraba janin tunggal, puki, TFU: 36 cm, TBJ: 3500 gr, DJJ:
143-145x/menit, gerakan janin aktif,portio lunak, pembukaan 4 cm, HIS: 2x/10'/30”.
Rencana inpartu: SC. Pemeriksaan darah lab: Hb 10,6, Ht; 25, leukosit 8.600,
trombosit 289.000. Pemerikasaan psikologi : klien mengatakan bingung, cemas, takut
karena belum segera melahirkan melahirkan dan ibu mengalami kelelahan.

3.2 Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pengkajian tanggal: 21 September 2021 Jam : 23.30 WIB


Tanggal MRS : 21 September 2021 No. RM : 12345xxx
Ruang/Kelas : VK RS. Sehat Dx. Medis: Partus Lama
Nama Ibu: Ny. A Nama Suami: Tn. B Ke:
Umur: 23 tahun Umur: 26 tahun
Identitas

Agama: Islam Agama: Islam


Pendidikan: SMP Pendidikan: S1
Pekerjaan: Ibu rumah tangga Pekerjaan: Pegawai Bank Swasta
Suku/Bangsa: Jawa/Indonesia Suku/Bangsa: Jawa/Indonesia

21
Alamat: Surabaya Alamat: Surabaya

Keluhan Utama: Klien mengeluh kenceng-kenceng di abdomennya


Riwayat penyakit/prenatal/ intranatal/ postpartum (coret yang tidak perlu) saat ini:
a. Kehamilan saat ini
Ibu G2P1A0 dengan usia gestasi 39 minggu, mengalami distosia, mengeluh
kenceng-kenceng sejak pkl 23.00, pembukaan 0-3 cm memanjang + 15jam,
klien sudah tampak keletihan, kurang energi
Riwayat Sakit dan Kesehatan

b. Kehamilan dahulu
Klien mengatakan saat ini adalah kehamilan yang kedua, riwayat persalinan
sebelumnya dengan vakum
Penyakit/operasi yang pernah diderita: Pasien mengatakan tidak pernah menderita
penyakit berat seperti HIV, diabetes, kanker, ginjal, jantung.

Penyakit yang pernah diderita keluarga: Saudara kandung klien pernah mengalami
kesulitan melahirkan karena kelainan HIS

Riwayat alergi: O ya  tidak Keterangan:

Lain-lain:-
Menarche: 12 tahun Siklus: 28 hari
Riwayat Menstruasi

Banyaknya: banyak encer Lama: 7 hari


HPHT: - Dismenorhea: klien mengalami
disminorea
Usia Kehamilan: 39 minggu Taksiran Partus: 28 September 2021
Lain-lain:-

22
G2P1A0
Usia Jenis
Hamil Penolon Penyuli BB/P Usia anak KB/ Jenis/
kehamila persalin
ke- g t B saat ini Lama
n an
1 40 mgg vakum dokter Kelain - 18 bulan -
Riwayat Obstetri

an HIS

Keterangan:

X
: saudari klien dengan riwayat HIS
Genogram

X : klien

: suami klien

: anak klien
Keadaan umum: lemas, pucat Kesadaran: compos mentis
Berat badan: sebelum 48kg, sekarang 58 kg ; Tinggi badan: 155 cm
Observasi

Tanda Vital: TD: 120/70 mmHg ; Nadi: 90 x/mnt ; Suhu: 36,8 0C ; RR: 24x/mnt
CRT: <2 detik ; Akral: dingin, basah ; GCS: 456
Lain-lain: Klien tmpak lemah dan kelelahan
Masalah keperawatan : Keletihan (D.0057)
Rambut: tampak kurang bersih, kepala simetris
Kepala dan leher

Mata: konjungtiva anemis; Sklera berwarna kuning ; Pupil dilatasi


O Edema palpebra ;  Penglihatan kabur ; lain-lain: _________________
Hidung: O Epistaksis ; lain-lain: simetris, jalan napas paten, tidak ada polip
Mulut: mukosa bibir pucat ; lidah normal ; gigi bersih

23
Kebersihan mulut: bersih ; lain-lain: ______________________
Telinga: gangguan pendengaran: tidak ada ; O Otorhea ; O otalgia ;
O tinitus ; kebersihan: bersih tidak ada cairan keluar ; lain-lain: ________
Cloasma: Ada cloasma gravidarium pada pipi dan dahi ; Jerawat: ada
O Nyeri telan ; O pembesaran kelenjar tiroid ; O Vena jugularis
Lain-lain:
Masalah keperawatan: tidak ada
Jantung: Irama: perkusi redup ; S1/S2: normal ; Nyeri dada: tidak ada
Bunyi: normal
Nafas: Suara nafas: vesikuler, Keterangan:-
Dada (Thoraks)

Jenis: dispnoe / kusmaul / ceyne stokes, Keterangan:


Batuk: tidak ada ; Sputum: tidak ada; Nyeri: tidak ada
Payudara: konsistensi padat; areola hiperpigmentasi ; colostrum menetes
Simetris/asimetris ; Produksi ASI banyak ; Nyeri -
Lain-lain:
Masalah keperawatan: tidak ada
 Ginekologi:
Pembesaran: ada / tidak ; benjolan: ada / tidak , area: -
Ascites: ada / tidak ; Peristaltik: - ; Nyeri tekan:-
Luka: - ; Lain-lain: -
 Prenatal dan Intranatal:
Inspeksi: Striae: striae gravidarium ; Línea: linea nigra digaris tengah perut
Palpasi: Leopold I : -
Perut (Abdomen)

Leopold II : puki
Leopold III: bagian terdapat janin belum turun
Leopold IV: kepala janin belum masuk pintu atas panggul
DJJ: 143-145x/menit
Lain-lain: ________________________________________________________
 Postpartum:
Fundus uteri: _______________ ; kontraksi uterus: _______________________
Luka: _____________________ ; Lain-lain: _____________________________
Lain-lain: abdomen klien terasa kencang, pembukaan 0-3 cm memanjang + 15jam
Masalah keperawatan: Nyeri Melahirkan (D.0079)

24
Keputihan: ________________________ ; Perdarahan: _______________________
Genitalia Laserasi: __________________________ ; VT: Ø 4cm ; eff: ___________
Miksi: ____________________________ ; Defekasi: _________________________
Lain-lain: Tidak terdapat kelainan, belum mengeluarkan air ketuban
Masalah keperawatan: tidak ada
Kemampuan pergerakan: bebas / terbatas ; Kekuatan otot: 5
Tangan dan kaki

Refleks: Patella ____ ; Triceps ____ ; Biceps ____ ; Babinsky: _____


Brudzinsky: ____ ; Kernig ____ Keterangan:
Edema: _________________ ; Luka: _______________
Lain-lain:
Masalah keperawatan: tidak ada

Aspek Sebelum Sesudah


hamil*/melahirkan*/sakit* hamil*/melahirkan*/sakit*
Nutrisi Makan 3x sehari Makan 4x sehari
Eliminasi BAK : 5 kali sehari BAK : 7 kali sehari
BAB : 1x sehari BAB : seminggu sekitar 4-5
kali
Istirahat/tidur 7 jam/hari 4 jam/hari
Perubhan

Aktivitas Banyak beraktifitas Kurang aktif karena mudah


lelah
Seksual aktif Kurang aktif
Kebersihan Diri baik baik
Koping - -
Ibadah Rajin beribadah Rajin beribadah
Konsep diri - -

*) coret yang tidak perlu

25
Kontrasepsi: -
Pengetahuan dan Perilaku
Perawatan bayi/diri (coret yang tidak perlu): -
Merokok: -
Kesehatan

Obat-obatan/Jamu:-
Lain-lain: klien merasa bingung, cemas, takut karena belum segera melahirkan dan
tidak tahu penyebabnya

Masalah keperawatan: Ansietas (D.0080)

Laboratorium Foto/Radiologi USG Lain-lain


Hb 10,6 Pemeriksaan
Ht 25 psikologis : klien
Pemeriksaan Penunjang

Leukosit 8.600 mengatakan


Trombo 289.000 bingung, cemas,
dan Terapi

takut karena
belum segera
melahirkan
melahirkan dan
ibu mengalami
kelelahan.
Terapi/ Tindakan medis: -

Surabaya, 21 September 2021


Ners,

26
2. Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : Kehamilan 37-42 minggu Nyeri Melahirkan
- Klien mengeluhkan  (D.0079)
perutnya sakit dan Tanda tanda inpartu
kencang 
DO : Proses persalinan
- Wajah klien tampak Kala I
meringis 
- Klien selalu Kontraksi Uterus partum
memegang perutnya 
- Nyeri melahirkan Nyeri Melahirkan
P: akibat pembukaan
0-3cm selama -/+ 15
jam
Q: terasa kencang
R: berfokus pada satu
titik (abdomen)
S: skala 9
T: mengeluh mules
dan kencang kencang
sejak pukul 23.00
- RR : 24x/menit
DS: Kelainan His Ansietas (D.0080)
- Klien mengatakan 
bingung, cemas, Fase laten > 8 jam
takut karena belum 
segera melahirkan Kurang pengetahuan

DO: Ansietas
- Klien tampak gelisah
- RR 24x/menit,
DS: Kelainan His Keletihan (D.0057)

27
- Klien mengatakan 
mengalami kelelahan Fase laten > 8 jam
DO: 
- KU lemah Kelelahan ibu
- Frekuensi kontraksi 
2x/10’/30” Hambatan proses
- Dilatasi servik 4cm melahirkan

3. Diagnosis Keperawatan
a. Nyeri Melahirkan (D.0079) berhubungan dengan dilatasi serviks ditandai dengan
mengeluh nyeri, ekspresi wajah meringis, berposisi meringankan nyeri
b. Ansietas (D.0080) berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai
dengan merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang
dihadapi, tampak gelisah,tampak tegang, frekuensi napas meningkat
c. Keletihan (D.0057) berhubungan dengan kondisi fisiologis ditandai dengan
mengeluh lelah, merasa kurang tenaga, tampak lesu

28
4. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana (Intervensi) Keperawatan Rasional
(P-E-S)
Nyeri Melahirkan Tingkat Nyeri Menurun Manajemen Nyeri (I. 08238) 1. Untuk mengetahui lokasi,
(D.0079) berhubungan (L.08066) karakteristik, durasi, frekuensi,
Observasi
dengan dilatasi serviks Setelah dilakukan intervensi kualitas, intensitas nyeri
ditandai dengan selama 3 jam maka Tingkat 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, 2. Untuk mengetahui skala nyrti
mengeluh nyeri, ekspresi Nyeri Menurun dengan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas klien
wajah meringis, berposisi kriteria hasil: nyeri 3. Untuk menegetahui faktor apa
meringankan nyeri 1. Kemampuan 2. Identifikasi skala nyeri yang memperberat dan
menuntaskan aktivitas 3. Identifikasi faktor yang memperberat memperingan nyeri yang
meningkat dan memperingan nyeri dirasakan klien
2. Keluhan nyeri menurun 4. Memberikan lingkungan yang
Terapeutik
3. Meringis menurun nyaman agar tidak memperberat
4. Gelisah menurun 4. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri

rasa nyeri 5. Memfasilitasi istirahat dan tidur

5. Fasilitasi istirahat dan tidur untuk menurangi rasa nyeri klien


6. Mengedukasi klien bagaimana
Edukasi strategi meredakan rasa nyeri
7. Mengurangi rasa nyeri klien
6. Jelaskan strategi meredakan nyeri
dengan teknik nonfarmakologi
7. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk

29
mengurangi rasa nyeri 8. Pemberian analgetik untuk
mengurangi nyeri melalaui
Kolaborasi
teknik farmakologis

8. Kolaborasi pemberian analgetik


Ansietas (D.0080) Tingkat Ansietas Reduksi Ansietas (I.09314) 1. Untuk memonitor tanda ansietas
berhubungan dengan (L.09093) klien
Observasi
kurang terpapar Setelah dilakukan intervensi 2. Untuk menumbuhkan
informasi ditandai selama 3 jam maka Tingkat kepercayaan klien dan perawat
1. Monitor tanda anxietas (verbal dan
dengan merasa bingung, Ansietas Menurun dengan 3. Untuk mengetahui situasi yang
non-verbal)
merasa khawatir dengan kriteria hasil : membuat klien ansietas
akibat dari kondisi yang 1. Verbalitas kebingungan Terapeutik 4. Untuk mengetahui pemicu
dihadapi, tampak menurun kecemasan
2. Ciptakan suasana terapeutik untuk
gelisah,tampak tegang, 2. Verbalitas khawatir 5. Agar pasien tenang ada keluarga
menumbuhkan kepercayaan
frekuensi napas akibat kondisi yang yang mendampinginya
3. Pahami situasi yang membuat anxietas
meningkat, frekuensi dihadapi menurun 6. Agar pasien tidak terkejut akan
4. Motivasi mengidentifikasi situasi yang
nadi meningkat. 3. Perilku gelisah menurun sensasinya
memicu kecemasan
4. Perilaku tegang 7. Agar pasien paham apa yang
menurun terjadi pada dirinya serta
Edukasi
5. Frekuensi pernapasan bagaimana cara pengobatannya
menurun (16-20x/menit) 5. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama 8. Agar ada kegiatan untuk
mengalihkan kecemasan tersebut

30
pasien, jika perlu 9. Agar pasien dapat
6. Anjurkan melakukan kegiatan yang mempertahankan dirinya untuk
tidak kompetitif, sesuai kebutuhan tetap tenang
7. Anjurkan mengungkapkan perasaan 10. Agar pasien relaks dan
dan persepsi berkurang kecemasannya
8. Latih kegiatan pengalihan, untuk
mengurangi ketegangan
9. Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
10. Latih teknik relaksasi

Kolaborasi

11. Kolaborasi pemberian obat anti


anxietas
Keletihan (D.0057) Tingkat Keletihan Manajemen Energi (I.05178) 1. Untuk mengetahui gangguan
berhubungan dengan (L.14138) fungsi tubuh yang dialami pasien
Observasi
kondisi fisiologis Setelah dilakukan intervensi akibat kelelahan
ditandai dengan selama 3 jam maka Tingkat
1. Identifkasi gangguan fungsi tubuh 2. Untuk mengetahui tingkat
mengeluh lelah, merasa Keletihan Menurun kelelahan fisik dan emosional
yang mengakibatkan kelelahan
kurang tenaga, tampak dengan kriteria hasil : pasien
2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
lesu 1. Verbalisasi kepulihan
3. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan 3. Untuk mengetahui lokasi dan

31
energi meningkat selama melakukan aktivitas tingkat ketidaknyamanan selama
2. Tenaga meningkat melakukan aktivitas
Terapeutik
3. Verbalisasi lelah 4. Untuk memberikan rasa nyaman
menurun bagi pasien
4. Sediakan lingkungan nyaman dan
4. Lesu menurun 5. Untuk mengalihkan rasa tidak
rendah stimulus (mis. cahaya, suara,
nyaman yang dialami pasien
kunjungan)
6. Untuk memberikan kenyamanan
5. Berikan aktivitas distraksi yang
pada pasien saat tidur
menyenangkan
7. Untuk menunjang proses
Edukasi kesembuhan pasien secara
bertahap
6. Anjurkan tirah baring
8. Agar pasien dapat mengatasi
7. Anjurkan menghubungi perawat jika
kelelahannya secara mandiri
tanda dan gejala kelelahan tidak
dengan mudah
berkurang
9. Untuk memaksimalkan proses
8. Ajarkan strategi koping untuk
penyembuhan pasien
mengurangi kelelahan

Kolaborasi

9. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang


cara meningkatkan asupan makanan

32
5. Implementasi dan Evaluasi
Diagnosa Tanggal dan Implementasi Tanggal dan Evaluasi (SOAP) Paraf
Keperawatan Jam Jam
Nyeri Melahirkan 21 September - Mengidentifikasi lokasi, 22 September S : klien mengatakan bahwa nyeri
(D.0079) 2021 karakteristik, durasi, frekuensi, 2021 yang dirasakan berkurang setelah
berhubungan 23.45 kualitas dan intensitas nyeri diberikan tindakan untuk
dengan dilatasi Respon : nyeri sedikit berkurang mengupayakan rasa nyaman
serviks ditandai dengan intensitas nyeri yang muncul 05.15 dengan relaksasi
dengan mengeluh tidak terlalu sering
nyeri, ekspresi O:
wajah meringis, 00.05 - Menanyakan pengkajian nyeri klien - Klien mengalami kencang
berposisi Respon : pada abdomen
meringankan nyeri. P : akibat pembukaan 0-3 cm P : akibat pembukaan 0-3 cm
memanjang + 15jam memanjang + 15jam
Q : terasa kencang Q : terasa kencang
R : berfokus pada satu titik (abdomen) R : berfokus pada satu titik
S:9 (abdomen)
T : mengeluh mules dan kencang – S:8
kencang sejak pukul 23.00 T : mengeluh mules dan kencang –
- TD 120/70 mmHg kencang sejak pukul 23.00
- RR 24 x/ menit - TD 120/70 mmHg

33
- Pasien tampak keletihan dan kurang - RR 24 x/ menit
energi - Pasien tampak keletihan dan
kurang energi
00.20 - Memberikan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri A : Masalah teratasi sebagian
(misalnya relaksasi, massage
punggung, teknik nafas dalam) P : Intervensi dilanjutkan
Respon : setelah diberikan teknik nafas
dalam dan relaksasi pasien merasa
nyeri nya cukup berkurang.
Ansietas (D.0080) 21 September - Monitor tanda-tanda ansietas 22 September S : klien mengatakan bahwa rasa
berhubungan 2021 2021 cemas dan tegang yang dirasakan
Respon : pasien kooperatif dan saat
dengan kurang 00.45 cukup berkurang setelah diberikan
memonitor tanda – tanda ansietas
terpapar informasi 05.30 tindakan kegiatan pengalihan
pasien masih merasa tegang tapi
ditandai dengan napas dalam dan relaksasi serta
sudah tidak terlalu cemas
merasa bingung, karena dampingan suami.
- TD 120/70 mmHg
merasa khawatir
- RR 24 x/ menit
dengan akibat dari O:
- Nadi 90 x/ menit
kondisi yang - pasien masih merasa tegang tapi
dihadapi, tampak sudah menurun rasa cemasnya
- Anjurkan keluarga untuk tetap
gelisah, tampak 01.00 - pasien sudah merasa relaks

34
tegang, frekuensi bersama pasien - TD 120/70 mmHg
napas meningkat, - RR 24 x/ menit
Respon : pasien didampingi oleh suami
frekuensi nadi - Nadi 90 x/ menit
selama proses tindakan
meningkat.
A : Masalah teratasi sebagian
- Latih kegiatan pengalihan, untuk
01.10
mengurangi ketegangan
P : Intervensi dilanjutkan
Respon : pasien kooperatif dalam
kegiatan pengalihan dengan
melakukan teknik pernapasan dalam
dan teknik relaksasi
Keletihan 21 September - Identifikasi gangguan fungsi tubuh 22 September S : klien mengatakan bahwa sudah
(D.0057) 2021 yang mengakibatkan kelelahan 2021 dapat mengatasi kelelahannya
berhubungan 01.40 Respon : kelelahan akibat fase latent sendiri dengan melakukan tirah
dengan kondisi yang terjadi karena pembukaan yang 06.00 baring sesuai anjuran dan
fisiologis ditandai sangat lambat dari 0 sampai 3 cm mengurangi ketegangan dirinya
dengan mengeluh dan lamanya ± 15 jam.
lelah, merasa O:
kurang tenaga, 01.55 - Anjurkan tirah baring - pasien sudah terlihat tidak terlalu
tampak lesu. Respon : pasien kooperatif dan lelah
melakukan tirah baring dengan - pasien sudah tidak terlalu terlihat

35
posisi senyaman klien lesu
- Ajarkan strategi koping untuk
02.15 mengurangi kelelahan A : Masalah teratasi sebagian
Respon : pasien mulai bisa untuk
mengatasi kelelahannya sendiri P : Intervensi dilanjutkan

36
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari kesehatan
masyarakat. Sekitar 830 wanita meninggal karena komplikasi kehamilan atau persalinan
di seluruh dunia setiap hari. Komplikasi persalinan merupakan kejadian yang terjadi
selama proses persalinan berlangsung yang dibagi menjadi 2 bagian yaitu kompliaksi
pada kala I dan kala II serta komplikasi pada kala III dan IV. Komplikasi pada kala I dan
II adalah partus lama, partus presipitatum, serta distosia sedangkan komplikasi pada kala
III dan IV adalah perdarahan. Partus Lama atau Prolonged Labor adalah kondisi dimana
durasi waktu persalinan dan melahirkan dalam setiap fase terlalu lama yakni berlangsung
lebih dari 24 jam bagi wanita nulipara dan lebih dari 18 jam bagi wanita multipara. Ada
banyak faktor penyebab terjadinya partum lama seperti Ketuban Pecah Dini (KPD),
faktor janin, letak sungsang, letak lintang, Posisi Oksipitopposterior (OP), janin besar,
kelainan his, faktor umur, faktor paritas, jalan lahir, serta kelainan lain seperti tumor dan
masih banyak lagi.

37
DAFTAR PUSTAKA

Afifah. Resi. 2019. Makalah Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Partus Lama.
Universitas Jember. Diakses pada 23 September 2021 melalui website:
https://pdfcoffee.com/kelompok-17-askep-partus-lamadocx-pdf-free.html,
Anisa Fitria, 2014. HUBUNGAN DAN FAKTOR RISIKO PARTUS LAMA, RIWAYAT
PERDARAHAN POSTPARTUM DAN BERAT BAYI LAHIR BESAR DENGAN
KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM (Studi Di RSUD Kanjuruhan Kepanjen
Malang Tahun 2013). Universitas Airlangga,
Gimovsky, A. C., Pham, A., Ahmadzia, H. K., Sparks, A. D., & Petersen, S. M. 2021. Risks
associated with cesarean delivery during prolonged second stage of labor. American
Journal of Obstetrics & Gynecology MFM, 3(1).
https://doi.org/10.1016/j.ajogmf.2020.100276,
Helmy, M. E., Sayyed, T. M., & Abdo, A. A. 2020. The effect of the duration of the third
stage of labor on the amount of maternal blood loss. Menoufia Medical Journal, 32(1),
Johnson, T.C. 2018. Artikel “Prolonged Labor: Causes and Treatments”. Diakses pada 23
September 2021 melalui website:
https://www.webmd.com/baby/guide/prolongedlaborcausestreatments#1,
Kahrs, B. H., & Eggebø, T. M. 2021. Intrapartum ultrasound in women with prolonged first
stage of labor. American Journal of Obstetrics & Gynecology MFM.
https://doi.org/10.1016/j.ajogmf.2021.100427,
KI, Lamen. 2019. BAB II Tinjauan Pustaka. Diakses pada 23 September 2021 melalui
website: http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2173/3/BAB%20II.pdf,
Lubis, E., Sugiarti, W., & Patriot. 2021. Hubungan Umur Dan Paritas Dengan Kejadian
Partus Lama Di Rsb Permata Hati Metro Tahun 2019. Bemj, Bunda Edu-Midwifery
Journal, 4(1),
Lukas Lu Wardana, 2017.INDEKS PREDIKTIF PERSALINAN DENGAN KOMPLIKASI
PERDARAHAN DAN ATAU PARTUS LAMA DI KABUPATEN SUMBA TIMUR
TAHUN 2017. Universitas Airlangga,
Pakpahan, T. L., P, R. D., Kedokteran, F., Lampung, U., Ilmu, B., Kedokteran, F., Lampung,
U., Medik, B. B., Kedokteran, F., & Lampung, U. 2021. Hubungan Ketuban Pecah Dini
dengan Kejadian Kala II Lama pada Ibu Bersalin di RSUD Abdul Moeloek Provinsi
Lampung Relationship Between Premature Rupture Of Membranes And Prolonged
Second-Stage Labor In Inpartu Mother At RSUD Dr . H . Abdul Moeloek Lampung. 10,
38
62–66,
Putri, N. A. 2017. IDENTIFIKASI KEJADIAN PARTUS LAMA PADA IBU BERSALIN DI
RSU DEWI SARTIKA KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN
2015-2016 (Vol. 4). Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kendari,
Qonitun, U., & Fadilah, S. N. 2019. FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI
KEJADIAN PARTUS LAMA PADA IBU BERSALIN DI RSUD Dr. R. KOESMA
TUBAN. Jurrnal Kesehatan Dr. Soebandi, 7(1), 51–57,
Quiñones, J. N., Gómez, D., Hoffman, M. K., Ananth, C. V., Smulian, J. C., Skupski, D. W.,
Fuchs, K. M., & Scorza, W. E. 2018. Length of the second stage of labor and preterm
delivery risk in the subsequent pregnancy. American Journal of Obstetrics and
Gynecology, 219(5). https://doi.org/10.1016/j.ajog.2018.08.031,
Rohani. 2011. Buku Asuhan pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba Medika,
Ruqaiyah, R., Asrianingsih, D., & Yusuf, S. Y. 2019. Faktor yang Berhubungan Terhadap
Kejadian Partus Lama di Rumah Sakit AL Jala Ammari Makassar 2019. JURNAL
KESEHATAN DELIMA PELAMONIA, 3(2). https://doi.org/10.37337/jkdp.v3i2.135,
Sobhani, N. C., Cassidy, A. G., Zlatnik, M. G., & Rosenstein, M. G. 2020. Prolonged second
stage of labor and risk of subsequent spontaneous preterm birth. American Journal of
Obstetrics & Gynecology MFM, 2(2). https://doi.org/10.1016/j.ajogmf.2020.100093,
Watkins, V. Y., O’Donnell, C. M., Perez, M., Zhao, P., England, S., Carter, E. B., Kelly, J. C.,
Frolova, A., & Raghuraman, N. 2021. The impact of physical activity during pregnancy
on labor and delivery. American Journal of Obstetrics and Gynecology.
https://doi.org/10.1016/j.ajog.2021.05.036.
Heriani, H. (2016). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Partus Lama Di Ruang
Kebidanan RSUD Ibnu Sutowo Baturaja Tahun 2015. Cendekia Medika Volume 1
Npmor 1 April 2016. STIKes Al Ma’rif Baturaja, 1(1 SE-),
Nugraha, N., & Hussein, Z. (2014). G2P1A0 Aterm Pregnancy Inpartu Singular Embryo Life
Presentation Of Head With Partus Kasep. In Hematemesis Melena Et Causa Gastritis
Erosif Dengam Riwayat Penggunaan Obat Nsaid Pada Pasien Laki-Laki Lanjut Usia.
(Vol. 2, Issue September).
Rochmawati, Lusa. (2019). Artikel “Persalinan Lama (Partus lama)”. Diakses pada 28
September 2021 melalui website https://lusa.afkar.id/persalinan-lama-partus-lama
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Edisi
1. Jakarta: Persatuan Perawat Nasional Indonesia,
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Edisi 1.
39
Jakarta: Persatuan Perawat Nasional Indonesia,
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). Edisi 1.
Jakarta: Persatuan Perawat Nasional Indonesia,

40

Anda mungkin juga menyukai