DISUSUN OLEH :
1. CELINE DELVI NATASYA (P17321183011)
2. ALLIFIYANTI FAIRUZ (P17321183030)
3. IRMANIA AZZAH (P17321183039)
4. SELVYRA EKA M. (P17321183040)
Dalam pembuatan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ira
Titisari , S. Si.T , M. Kes selaku dosen pembimbing kami yang telah berkenan mengizinkan
pembuatan makalah ini. Selain itu, ucapan terima kasih juga kami tujukan kepada kedua
orang tua dan teman-teman kami yang telah memberikan doa, dorongan, serta bantuan
kepada kami sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.
Demikian, makalah ini kami hadirkan dengan segala kelebihan dan kekurangan. Oleh
sebab itu, kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini, sangat kami
harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................i
2
Daftar Isi ................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan ..............................................................................................1
1.3 Metode Pengumpulan Data ..............................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan ......................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Teori pada Persalinan Kala I dan Kala II disertai Letak Sungsang…4
2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan Kala I dan Kala II disertai Letak Sungsang....11
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Data ............................................................................................19
3.1.1 Data Subjektif ......................................................................................19
3.1.2 Data Objektif .......................................................................................21
3.1.3 Analisis ..............................................................................................23
3.1.4 Penatalaksanaan ..................................................................................23
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................25
BAB V PENUTUP ..............................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..27
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan perawatan dan asuhan kebidanan
secara komprehensif kepada persalinan kala I dan II disertai letak
sungsang dengan pendekatan manajemen kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Dapat memahami persalinan kala I dan II disertai letak sungsang.
b. Dapat melakukan pengkajian kepada kasus persalinan kala I dan II
disertai letak sungsang.
c. Dapat merumuskan diagnosa dan masalah aktual pada persalinan kala I
dan II disertai letak sungsang.
d. Dapat menyusun rencana asuhan secara menyeluruh persalinan kala I
dan II disertai letak sungsang.
e. Melaksanakan tindakan secara menyeluruh sesuai dengan diagnosa dan
masalah persalinan kala I dan II disertai letak sungsang.
1
f. Dapat melakukan evaluasi dari diagnosa yang telah ditentukan
sebelumnya.
g. Dapat mendokumentasikan asuhan kebidanan dengan menggunakan
SOAP.
2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan Persalinan kala I dan II disertai letak sungsang
a. Konsep Manajemen Asuahan Varney
b. Pendokumentasian Secara SOAP
c. Bagan Alur Berfikir dan Pendokumentasian SOAP
2
BAB II TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Data
3.1.1 Data Subjektif
3.1.2 Data Objektif
3.1.2.1 Pemeriksaan Fisik
3.1.2.2 Pemeriksaan Penunjang
3.1.2.3 Program Terapi
3.1.3 Analisis
3.1.4 Penatalaksanaan
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Teori pada Persalinan Kala I dan Kala II disertai Letak Sungsang
A. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin/uri) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain dengan/tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 2002).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang hidup di
dunia luar dari rahim melalui jalan lahir / dengan jalan lain (Prawirohardjo,
2005 : 89).
Persalinan adalah kontraksi uterus yang teratur dan semakin kuat,
menciptakan penipisan dan dilatasi serviks di sepanjang waktu, yang
menimbulkan dorongan kuat untuk melahirkan janin melalui jalan lahir
melawan resistansi jaringan lunak, otot, dan struktur tulang panggul(Kennedy
dkk,2013:2 ).
Persalinan adalah serangkai kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran hasil konsepsi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan
disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu
(Kuswanti dan Melina, 2014:1)
B. Tanda-tanda Persalinan
1. Permulaan Persalinan
a. Lightening/dropping adalah kepala turun masuk PAP
terutama pada primigravida. Pada multigravida tidak begitu kentara.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Perasaan sering kencing atau susah kencing (polikisuria)
karena kandung kemih tertekan bagian terbawah janin.
d. Perasaan sakit perut dan pinggang oleh adanya kontraksi
lemah di uterus, kadang disebut “false labor pains”.
e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya
bertambah bisa bercampur darah (bloody show).
2. Inpartu
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena
robekan-robekan kecil pada serviks.
c. Kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4
d. Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
1. Definisi
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum
uteri (Prawirohardjo, 2005).
Persalinan sungsang Adalah keadaan janin terletak memanjang
dengan kepala di fundus uteri dan bokong di bagian bawah kavum uteri.
Pada letak sungsang, berturut-turut lahir bagian-bagian yang makin lama
makin besar dimulai dari lahirnya bokong, bahu, kemudian kepala (Icesmi
Sukarni K dkk, 2013).
Persalinan sungsang adalah persalinan pada bayi dengan presentasi
bokong (sungsang) dimana bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu,
kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian
terbawah (di daerah pintu atas panggul / simfisis) (Prawirohardjo,2014).
Janin yang letaknya memanjang (menonjol) dalam rahim, kepala
berada di fundus dan bokong dibawah. Letak memanjang dengan bokong
sebagai bagian terendah. Keadaan janin dimana letaknya memanjang
dengan kepala di fundus uteri dan bokong dibagian bawah uteri (Rustam,
1998).
2. Etiologi
a. Relaksasi berlebih dinding abdomen akibat multiparitas
b. Uterus abnormal (uterus arkuatus atau subseptus)
c. Panggul sampit
d. Tumor daerah panggul
e. Pendulum dari dinding abdomen
f. Plasenta previa
g. Inserversi plasenta di fundus
h. Gemeli (Kehamilan ganda)
i. Janin sudah lama mati
5
dibagian bawah. Pada kehamilan pertama kalinya mungkin belum bisa
dirasakan perbedaannya. Dapat ditelusuri dari riwayat kehamilan
sebelumnya apakah ada yang sungsang. Pada pemeriksaan luar
berdasarkan pemeriksaan Leopod ditemukan bahwa Leopod I di fundus
akan teraba bagian yang keras dan bulat yakni kepala. Leopod II teraba
punggung disatu sisi dan bagian kecil disisi lain. Leopold III-IV teraba
bokong dibagian bawah uterus. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat
dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala,tetapi bokong tidak dapat
digerakkan semudah kepala. Denyut jantung janin pada umumnya
ditemukan setinggi pusat atau sedikit lebih tinggi daripada umbilicus.
Pada pemeriksaan dalam pada kehamilan letak sungsang apabila
didiagnosis dengan pemeriksaan luar tidak dapat dibuat oleh karena
dinding perut tebal, uterus berkontraksi atau air ketuban banyak. Setelah
ketuban pecah dapat lebih jelas adanya bokong vang ditandai dengan
adanya sakrum, kedua tuberositas iskii dan anus. Bila dapat diraba kaki,
maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit,
sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari vang letaknya tidak sejajar
dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang lebih sama dengan panjang
telapak tangan. Pada persalinan lama, bokong mengalami edema sehingga
kadang-kadang sulit untuk membedakan bokong dengan muka.
Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan bokong dengan muka karena
jari yang akan dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan otot,
sedangkan jari yang dimasukkan kedalam mulut akan meraba tulang
rahang dan alveola tanpa ada hambatan, mulut dan tulang pipi akan
membentuk segitiga, sedangkan anus dan tuberosis iskii membentuk garis
lurus. Pada presentasi bokongkaki sempurna, kedua kaki dapat diraba
disamping bokong, sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak
sempuma hanya teraba satu kaki disamping bokong. Informasi yang
paling akurat berdasarkan lokasi sakrum dan prosesus untuk diagnosis
posisi.
6
4. Klasifikasi
Berdasarkan komposisi dari bokong dan kaki dapat ditentukan
beberapa bentuk letak sungsang sebagai berikut :
1. Letak Bokong (Frank Breench)
a. Kedua kaki menjungkit keatas sampai kepala bayi
b. Kedua kaki bertindak sebagai spalk
c. Teraba bokong
2. Letak Sungsang Sempurna (Letak Bokong)
a. Teraba bokong
b. Kedua kaki disamping bokong
3. Letak sungsang Tidak Sempurna (Incomplet Brach)
a. Teraba bokong
b. Di samping bokong teraba satu kaki/kaki dua dan satu lutut/dua
lutut
Adapun posisi bokong berdasarkan sacrum,terdapat empat posisi
yaitu :
a. Sacrum kiri depan (left sacrum anterior)
b. Sacrum kanan depan (right sacrum anterior)
c. Sacrum kiri belakang (left sacrum posterior)
d. Sacrum kanan belakang (right sacrum posterior).
5. Patofisiologi
6. Faktor Predisposisi
Penyebab letak sungsang dapat berasal dari
1. Sudut ibu
7
a. Keadaan rahim
1) Rahim arkuatus
2) Septum pada rahim
3) Uterus dupleks
4) Naroma bersama kehamilan
b. Keadaan plasenta
1) Plasenta letak rendah
2) Plasenta previa
c. Keadaan jalan lahir
1) Kesempitan pinggul
2) Deformator tulang panggul
3) Terdapat tumor menghalangi jalan lahir
dan perputaran ke posisi kepala
d. Faktor janin
1) Tali pusat pendek/ lilitan tali pusat
2) Hydrocephalus/ ancepalus
3) Kehamilan kembar
4) Hidramnion
5) Oligohidramnion
7. Penanganan
1. Saat Hamil
Dilakukan versi luar dengan syarat:
8
Pada Persalinaan secara brach ada 3 tahap
1. Tahap Pertama
Fase lambat, mulai lahirnya bokong sampai pusar (scapula
depan) disebut fase lambat karena fase ini hanya untuk
melahirkan bokong yaitu bagian janin yang tidak berbahaya.
2. Tahap Kedua
Fase cepat yaitu mulai lahirnya pusar sampai lahirnya
mulut.Disebut fase cepat karena pada fase ini kepala janin
mulai masuk PAP, sehingga kemungkinan tali pusat terjapit.
Oleh karena itu fase ini harus segera diselesaikan dan tali pusat
segera dilonggarkan. Bila mulut sudah lahir janin bisa bernafas
lewat mulut.
3. Tahap Ketiga
Fase lambat yaitu mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala
lahir. Disebut fase lambat karena kepala akan keluar dari
ruangan yang bertekanan tinggi (uterus) dunia luar yang
tekanannya lebih rendah sehingga kepala harus dilahirkan
secara perlahan (adanya ruptura tentorium setelli)
c. Ekstrasi parsial
1) secara klasik
2) secara muller
3) secara louset
d. Persalinan Kepala
1) secara mouriceu
2) menggunakan ekstraksi forsep
8. Komplikasi
Komplikasi Persalinan Sungsang
a. Komplikasi pada ibu :
1) Perdarahan
2) Robekan jalan lahir
3) Infeksi
9
b. Komplikasi pada bayi :
1) Sufokasi / aspirasi
Bila sebagian besar tubuh janin sudah lahir terjadi
pengecilan rongga uterus yang menyebabkan gangguan
sirkulasi dan menimbulkan anoksia. Keadaan ini merangsang
janin untuk bernafas dalam jalan lahir sehingga
menyebabkan terjadinya aspirasi
2) Asfeksia
Selain hal diatas, anoksia juga disebabkan oleh tejepitnya
tali pusat pada fase cepat
3) Trauma Intrakranial
Terjadi sebagai akibat:
a) Panggul sempit
b) Dilatasi servik belum maksimal
c) Persalinan kepala terlalu cepat (fase lambat kedua
terlalu cepat)
4) Fraktura / Dislokasi
Terjadi akibat persalinan sungsang secara operatif :
a) Fraktura humerus
b) Fraktura klavikula
c) Fraktura femur
d) Dislokasi bahu
5) Paralisa nervus
Brachialis yang menyebabkan paralisa lengan terjadi
akibat tekanan pada pleksus brachialis oleh jari-jari
penolong saat melakukan traksi dan juga akibat regangan
pada leher saat membebaskan lengan.
c. Trauma persalinan
1) Dislokasi-fraktur persendian, tulang ekstremitas
2) Kerusakan alat vital : limpa,hati, paru-paru,jantung
3) Dislokasi fraktur persendian tulang leher : fraktur tulang dasar
kepala; fraktur tulang kepala; kerusakan pada mata, hidung atau
telinga; kerusakan pada jaringan otak (Padila,2015).
10
9. Prosedur Pertolongan Persalinan Sungsang Spontan
Tahapan :
Teknik
1. Sebelum melakukan pimpinan persalinan penolong harus
memperhatikan sekali lagi persiapan untuk ibu, janin, maupun
penolong. Pada persiapan kelahiran janin harus selalu disediakan
cunam piper.
2. Ibu tidur dalam posisi litotomi, sedang penolong berdiri didepan
vulva. Ketika timbul his ibu disuruh mengejan dengan merangkul
kedua pangkal paha. Pada waktu bokong mulai membuka vulva
(crowning) disuntikkan 2-5 unit oksitoksin intra muskulus, pemberian
oksitoksin ini ialah untuk merangsang kontraksi rahim sehingga fase
cepat dapat diselesaikan dalam 2 his berikutnya.
3. Episiotomi dikerjakan pada saat bokong membuka vulva, segera
setelah bokong lahir, bokong dicengkeram secara bracht, yaitu kedua
ibu jari penolong sejajar sumbu panjang paha, sedangkan jari-jari lain
memegang panggul
11
Gambar 1 : Cara mencengkeram bokong janin secara Bracht
4. Pada setiap his ibu disuruh mengejan. Pada waktu tali pusat lahir dan
tampak sangat terengang, tali pusat dikendorkan lebih dahulu.
5. Kemudian penolong melakukan hiperlordosis pada badan janin guna
mengikuti gerakan rotasi anterior, yaitu punggung janin didekatkan ke
perut ibu. Penolong hanya mengikuti gerakan ini tanpa melakukan
tarikan, sehingga gerakan tersebut hanya disesuaikan dengan gaya
berat badan janin. Bersamaan dengan dimulainya gerakan hiperlodosis
ini, seorang asisten melakukan ekspresi Kristiller pada fundus uterus,
sesuai dengan sumbu panggul. Maksud ekspresi kristeller adalah :
a) Agar tenaga mengejan lebih kuat, sehingga fase cepat dapat
segera diselesaikan (berakhir)
b) Menjaga agar kepala janin tetap dalam posisi fleksi.
c) Menghindari terjadinya ruang kosong antara fundus uterus dan
kepala janin, shingga tidak terjadi lengan menjungkit.
12
6. Dengan gerakan hiperlordosis ini berturut-turut lahir tali pusar, perut,
bahu, dan lengan, dagu, mulut dan akhirnya seluruh kepala.
7. Janin yang baru lahir diletakkan diperut ibu. Seorang asisten segera
menghisap lendir dan bersamaan itu penolong memotong tali pusat.
Definisi
Dorongan (ekspresi) Kristeller adalah dorongan (ekspresi) tangan
penolong persalinan pada fundus uteri dengan arah menuju panggul yang
bertujuan untuk membantu persalinan kala II.
Indikasi
1. Pada persalinan letak kepala :
a. Ibu kelelahan.
b. Kemajuan persalinan kala II yang lambat.
13
2. Pada persalinan sungsang :
Dilakukan saat bokong membuka pintu dengan tujuan untuk
memperlancar persalinankala II dan agar lengan janin tidak
menjungkit.
Syarat
1. Bagian bawah janin sudah berada di dasar panggul
2. His adekuat.
Indikasi kontra
1. Disproporsi janin panggul.
2. Bekas perlukaan dinding rahim (relatif).
Teknik pelaksanaan
Penolong duduk di sebelah kiri dada ibu, menghadap ke arah panggul.
Dengan satuatau kedua lengan lurus, telapak tangan diletakkan pada
fundus uteri dan mengadakandorongan bersamaan dengan his serta
pengejanan ibu.Umumnya dorongan (ekspresi) Kristeller ini dihentikan
bila :
Pada persalinan letak kepala, yaitu pada waktu kepala keluar pintu.
Pada persalinan sungsang, saat skapula janin terlihat pada vulva.
14
Keterangan : Turunnya bokong dalam posisi miring atau melintang memasuki pintu
atas panggul
Keterangan : Pada Permulaan Kala II, bokong turun memasuki dasar panggul, terjadi
putar paksi dalam dimana diameter bitrochanter memasuki pintu bawah panggul
dalam posisi antero-posterior.
Keterangan : Akhir Kala II Bokong depan lahir melewati vulva dengan latero – fleksi
badan, berputar pada titik simfisis. Bahu belum memasuki panggul.
Bokong masuk p.a.p dengan garis pangkal paha melintang atau miring. Dengan
turunnya bokong, terjadi putar sehingga di dasar paggul garis paha letaknya menjadi
muka belakang. Dengan tronchanter depan sebagai hipomoklion (dibawah simfisis),
terjadi latero – fleksi tubuh janin (punggung), sehingga tronchanter belakang
melewati perineum. Setelah bokong lahir diikuti kedua kaki, kemudianterjadi sedikit
rotasi untuk memungkinkan bahu masuk p.a.p dalam posisi melintang atau miring.
Lalu bahu depan dibawah simfisis dan bahu belakang lahir. Kemudian kepala
dilahirkan.
15
Keterangan : Bokong dan kaki lahir bahu masuk atas panggul. Terjadi putar paksi
luar sehingga punggung menghadap ke atas.
Keterangan : Bahu mencapai dasar panggul, terjadi rotasi dalam sehingga diameter
biakromial terletak anteroposterior dan bersamaan dengan itu bokong berputar 90° ke
depan (putaran resusitasi). Kepala memasuki pintu atas panggul dengan sutura
sagitalis berada pada diameter transversa panggul.
Keterangan : Bahu depan lahir di bawah simfisis dengan fleksi lateral badan.
16
CARA MELAHIRKAN BAHU DAN LENGAN
1. Cara Klasik (Deventer)
2. Cara Lovset
Setelah sumbu bahu janin berada dalam ukuran muka belakang, tubuhnya di
tarik ke bawah lalu dilahirkan bahu serta lengan belakang. Setelah itu janin
diputar 90º sehingga bahu depan mejadi bahu belakang, lalu dikeluarkan
separti biasa.
3. Cara Mueller
Tarik janin vertikal ke bawah lalu dilahirkan bahu dan legan depan. Cara
melahirkan bahu – lengan depan bisa spontan atau dikait dengan satu jari
menyau muka. Lahirkan bahu belakang dengan menarik kaki ke atas lalu
bahu – lengan belakang dikait menyapu kepala.
17
4. Cara Bracht
Bokong ditangkap, tangan diletakkan pada paha dan sakrum, kemudian janin
ditarik ke atas. Biasanya hal ini dilakukan pada janin kecil dan multipara.
5. Cara Potter
Dikeluarkan dulu lengan dan baju depan dengan menarik janin ke bawah dan
menekan dengan 2 jari pada skapula. Badan janin diangkat ke atas untuk
melahirkan lengan dan bahu belakang dengan menekan skapula belakang.
MELAHIRKAN KEPALA
1. Mauriceau (veit smellie)
Masukkan jari – jari dalam mulut (mua mengarah ke kiri = jari kiri, mengarah
kekanan = jari kanan). Letakkan anak menunggang pada lengan sementara
tangan lain memegang pada tengkuk, lalu tarik kebawah sampai rambut dan
kepala dilahirkan. Kegunaan jari dalam mulut, hanya untuk menambah fleksi
kepala.
18
2. De snoo
Satu tangan (kiri) dalam jalan lahir dengan telunjuk dalam mulut janin sedang
jari tengah dan ibu jari pada rahang bawah. Tangan lain menekan diatas
simphisis atau fundus.
4. Naujoks
Satu tangan memegang leher janin dari depan, tangan lain memegang leher
pada behu, tarik janin ke bawah dengan bantuan dorongan dari atas simphisis.
Dilakukan pada ubun – ubun kecil terletak sebelah belakan. Satu tangan
memegang bahu janin dari belakang,
tangan lain memegang kaki
lalu menarik janin ke arah perut ibu
dengan kuat.
19
2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan Persalinan Kala I Dan II Disertai Letak
Sungsang
2.1.1 Konsep Manajemen Asuhan Varney
A. Langkah I (pertama) : Pengkajian Data
Langkah pertama adalah pengumpulan data dasar. Kumpulkan semua
informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
klien. Bila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada
dokter dalam menejeman kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi.
Pada langkah pertama ini diperlukan, pengkajian dilakukan dengan
mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan
klien secara lengkap, yaitu riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik sesuai
dengna kebutuhannya, meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya,
meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi
[CITATION i \l 1057 ].
Pengkajian data dilakukan melalui:
a. Pengkajian awal untuk mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera
1. Cek kondisi ibu dan janin terhadap tanda komplikasi kehamilan
2. Tanyakan usia kehamilan
3. Cek pengeluaran pervaginam, untuk mengetahui tanda persalinan
b. Pengkajian selanjutnya
1. Meninjau ulang catatan ANC bila ada
2. Bila tidak tersedia, tanyakan riwayat kesehatan, kehamilan dan
persalinan yang lalu (paritas, bedah sesar, berat badan bayi lahir,
masalah)
3. Menanyakan tentang masalah pada kehamilan saat ini
4. Menanyakan tentang riwayat dan kemajuan persalinan saat
inkondisi ibu dan janin (keluhan umum, his, pengeluaran
pervaginam, gerak janin, istirahat, makan, BAK, BAB terakhir)
c. Pemeriksaan fisik dan penunjang
1. Ukur tanda vital (tekanan darah, suhu tubuh, denyut nadi dan
pernapasan)
2. Keadaan fisik secara umum (edema, warna, dan kelembapan kulit,
reflek patella)
3. Abdomen dan uterus (leopold, penurunan bagian terendah, ukuran
pembesaran uterus, his, luka bekas operasi)
4. DJJ (jumlah, keteraturan, kekuatan)
20
5. Jalan lahir dan alat genetalia (pemeriksaan luar dan dalam)
6. Kandung kemih
7. Rektum dan anus (feses, haemoroid ada atau tidak)
8. Darah (haemoglobin, golongan darah) bila belum pernah dilakukan
9. Urine protein (bila ada dicurigai PE)
[ CITATION Her03 \l 1057 ]
1. Paritas
Paritas adalah riwayat reproduksi seorang wanita yang berkaitan
dengan kehamilannya (jumlah kehamilan), dibedakan menjadi
primigravida (hamil pertama kali) dan multigraivda (hamil kedua
atau lebih).
Contoh penulisan paritas dalam intrepetasi data
a) Primigravida : G1P0A0
G1 (gravida 1) berarti kehamilan pertama
P0 (partus nol) berarti belum pernah partus/melahirkan
A0 (abostus nol) berarti belum pernah mengalami abortus
b) Multigravida : G3P1A1
G3 (gravida 3) berarti kehamilan yang ketiga
P1 (partus satu) berarti sudah pernah partus/melahirkan satu
kali
A1 (abostus satu) berarti sudah pernah mengalami abortus
satu kali
21
b. Masalah
Perasaan cemas bukan termasuk dalam suatu kategori diagnosis,
tetapi memerlukan asuhan untuk mengurangi rasa cemasnya tersebut.
Diagnose kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan bidan dalam
lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
diagnosis kebidanan (Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
Kesehatan, 2011)
No Kategori Gambaran
1. Inpartu 1) Terdapat tanda-tanda persalinan
2) Pembukaan serviks >3cm
3) His adekuat (teratur, minimal 2x dalam
10 menit selama 40 detik)
4) Keluar lendir darah dari vagina
22
ibu, dll
3. Persalinan normal 1) Persalinan spontan melalui vagina,
bayi tunggal, cukup bulan
23
6. Menghadirkan orang yang dianggap penting menurut ibu
seperti suami, keluarga, teman dekat
7. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan rencana asuhan
selanjutnya serta kemajuan persalinan
8. Mengatur aktifitas, posisi dan membimbing relaksasi
sewaktu ada his
9. Menajaga privasi ibu dan kebersihan
10. Mengatasi ketidaknyaman ibu (panas, nyeri, his)
11. Memberi cukup minum dan makan.
12. Pertahankan kandung kemih tetap kosong dan rasa
kedekatan misalnya sentuhan
Kala 2 1. Memberikan dukungan terus menerus pada ibu
2. Mempertahankan kebersihan ibu
3. Mempersiapkan kelahiran bayi
4. Membimbing meneran pada waktu his
5. Melakukan pemantauan keadaan ibu dan DJJ
6. Melakukan amniotomi dan episiotomi bila diperlukan
7. Melahirkan bahu dan badan bayi
8. Nilai tanda – tamda kehidupan bayi (bernafas, denyut
jantung, warna kulit)
9. Klem atau jepit tali pusat di dua tempat dan potong
dengan gunting steril atau DTT
10. Menjaga kehangatan bayi
11. Merangsang pernafasan bayi bila diperlukan
24
yaitu oleh bidan dan klien, agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena
klien merupakan bagian dari pelaksanaan rencana tersebut. Oleh sebab itu,
pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai
dengan hasil pembahasan rencana bersama klien, kemudian membuat
kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya [ CITATION i \l 1057 ].
b. O (Data Objektif)
Data ini memberi bukti gejala klinis pasien dan fakta yang
berhubungan dengan diagnosa. Data fisiologis, hasil observasi yang jujur,
informasi kajian teknologi (hasil laboratorium, sinar X, rekaman CTG,
25
USG, dan lain-lain) dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat
dimasukkan dalam kategori ini. Apa yang dapat diobservasi oleh bidan akan
menjadi komponen yang berarti dari diagnosa yang akan ditegakkan.
Contoh kasus
O : KU: Baik, Kesadaran : Composmentis ,BB/TB : 65kg/158cm,TD :
110/70 mmHg, N: 80x/menit,S: 36,50C,RR: 24x/menit
Leopold I : TFU 3 jari dibawah Px (35cm), pada fundus teraba lunak,
kurang bundar,kurang melintang.
Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba panjang, datar dan ada tahanan
seperti papan, Bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil-kecil janin
Leopold III : Bagian terendah perut ibu teraba bundar, keras dan melintang
Leopold IV : Tidak dapat digoyangkan
TBJ : 35-12 x 155 = 3565gram
Auskultasi : DJJ 140 x/mnt, regular . His/kontraksi : kuat dan teratur
120x/menit, VT : 10 cm eff 100.% ketuban(-) presentasi bokong
denominator os sacrum hodge 4, USG: presentasi bokong dibgaian bawah
c. A (Analisa / Assesment)
Kesimpulan yang dibuat berdasarkan data subjektif dan objektif
tersebut. Hal ini mengacu pada manajemen Varney langkah II,III,IV.
Diagnosa kebidanan dibuat sesuai analisis data dan dirumuskan secara
sistematis. Contoh kasus :
A : G1P0A0H0 UK 40 minggu Janin tunggal hidup intra uteri, presentasi
bokong dengan inpartu kala I fase aktif
d. P (Penatalaksanaan)
Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang, untuk
mengusahakan tercapainya kondisi pasien yang sebaik mu--ngkin atau
menjaga /mempertahankan kesejahteraannya. Pada penatalaksanaan
meliputi intervensi, implementasi, dan evaluasi dari pasien.
26
4. Melakukan observasi kesejahteraan ibu TTV dan janin tiap 15 menit
sekali.
5. Mempersiapakan pakaian ibu dan bayi, softek,celana dalam, popok
dan selimut bayi, dll
6. Menganjurkan ibu untuk tidur miring, kiri untuk memperlancar
peredaran darah dan mencegah terjadinya sindrom vena cava
superior, serta mempercepat proses penurunan kepala
7. Menganjurkan ibu untuk mengungkapkan perasaannya, sehingga
dapat membantu mengidentifikasi perasaan/masalah negatif dan
memberi kesempatan untuk mengatasi perasan ibu
8. Memberi motivasi kepada ibu dan keluarga untuk berdo’a supaya
lebih tenang dan siap menghadapi operasi
9. Tindakan SC dilakukan oleh tim operasi
27
BAB II
TINJAUAN KASUS
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D-IVKEBIDANAN KEDIRI
Jl. KH. Wakhid Hasyim No. 64 B Telp. (0354) 773095 – 772833
Website : http://www.poltekkes-malang.ac.id Fax. (0354) 778340
Email : direktorat@poltekkes-malang.ac.id Kediri 64114
28
Mual Muntah Perdarahan Lain-lain(isi
sesuai keluhan)
Hamil tua :
Pusing Sakit Kepala Perdarahan Lain-lain(isi
sesuai keluhan)
Riwayat imunisasi : TT1 TT2 TT3 TT4 TT5
Gerakan janin pertama :......4......bulan
Gerakan janin terakhir : pukul 08.20 WIB
Obat/jamu yang pernah dan sedang di konsumsi
Tidak pernah mengonsumsi jamu
Keluhan BAK :....Tidak ada....... Keluhan BAB :..Tidak ada.....
Kekhawatiran khusus :
Tidak ada
1. H A M I L I N I
6. Riwayat penyakit keluarga (Ayah, Ibu, Mertua) yang pernah menderita sakit :
Tidak ada penyakit keluarga yang menular dan menurun seperti diabetes,
hipertensi, tbc dll
29
Keluarga mendukung terhadap kehamilan ini, seperti mengantar ibu periksa
anc
- Pengambilan keputusan dalam keluarga
Suami
- Kebiasaan hidup sehat
Mandi 2x sehari , sikat gigi 2x sehari memakai pasta gigi , ganti baju setiap
sehabis mandi , ganti celana dalam saat basah, jalan-jalan setiap pagi ,
- Beban kerja sehari
Membersihkan rumah
- Tempat dan penolong persalinan yang diinginkan
Bidan
- Penghasilan keluarga
Rp. 3.500.000
9. Riwayat KB dan rencana KB
Metode yang pernah dipakai : implant , Lama : .....2.......bulan/tahun
Komplikasi dari KB : ....-..., Rencana KB selanjutnya: ...Pil KB...
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
BB/TB : 64 kg/ 160 cm Tekanan Darah: 120/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit Suhu : 36,8 0C
Pernafasan : 23 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
30
- Mata : Konjungtiva : anemis/tidak Selera : Ikterik/tidak
Pandangan Kabur Adanya pemandangan dua
- Rahang, gigi, gusi: normal (tidak caries)/tidak, gusi berdarah/tidak
- Leher : adanya pembesaran vena jugularis / tidak, adanya
pembesaran kelenjar thyroid/tidak.
- Dada : aerola hiperpigmentasi Tumor Kolostrum
Puting susu menonjol/masuk ke dalam
- Axilla : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
- Sistem respiratori : dispneu tachipneu
wheezing batuk
- Sistem kardio : Nyeri dada murmur palpitasi
- Pinggang :nyeri/tidak, skoliosis, lordosis, kiposis(coret yang
tidak perlu)
- Ekstremitas atas dan bawah: tungkai simetris/asimetris
oedema
varises
Reflek patella
3. Pemeriksaan khusus
a. Abdomen
Inspeksi membesar dengan arah memanjang melebur
linea alba linea nigra strie livide
Strie albican luka bekas operasi lain-lain
Palpasi :
Leopold I : TFU 3 jari dibawah PX, teraba lunak, tidak
melintang dan tidak bulat
Leopold II : Teraba tahanan besar, keras dan memanjang
dibagian kanan (Puka) dan teraba bagian kecil janin di bagian
kiri (Puki)
Leopold III : Bagian terendah perut ibu teraba bulat, lunak dan
melenting
Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk PAP dan
tidak dapat digoyangkan
TFU (Mcdonald) …33…cm
TBJ : ....3255....gram
Auskultasi : DJJ.....137 ...........x/mnt
His : 1x10”/ 10 menit
b. Genetalia
Pemeriksaan Inspeksi :
Tidak ada luka, varises, benjolan serta pembesaran abnormal di vulva.
Pemeriksaan dalam :
Pembukaan 10cm, selaput ketuban tidak teraba, teraba sacrum,
presentasi bokong, hodge 4
4. Pemeriksaan laboratorium :
- Laboratorium lengkap.
- CTG : ………-…….
- USG : Presentasi bokong dibagian bawah
31
- Foto thorak : ..........-...........
- EKG : ..........-...........
- HB : 8,7% gr/dL
D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 10 Februari 2021 Jam : 10.10 WIB
32
Menyiapkan pasien untuk operasi SC
pada pukul 12.40 WIB dan
mengantarkan ke ruang operasi
.................................................... ......................................................
NIP. NIM.
Dosen Pembimbing
....................................................
NIP.
33
BAB IV
PEMBAHASAN
Hasil pemeriksaan palpasi yang dilakukan: uterus sesuai usia kehamilanya (TFU 33),
TBJ : 3255, Auskultasi : DJJ :140, His : 1x10”/ 10 menit, Genetalia : Pembukaan
10cm, selaput ketuban tidak teraba, teraba sacrum, presentasi bokong, hodge 4.
34
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Persalinan sungsang adalah persalinan pada bayi dengan presentasi bokong
(sungsang) dimana bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu kepada berada
pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawah. Komplikasi
persalinan letak sungsang adalah terjadi kemacetan kala II sehubungan dengan
letak abnormal janin letak sungsang, resiko terjadinya asfiksia janin karena
proses kelahiran kepala terlalu lama, resiko prolap funiculi sehubungan dengan
bagian terendah janin tidak memenuhi ruang sehingga membutuhkan perawatan
yang komprehensif. Selama pengkajian hingga dilaksanakannya implementasi
dari intervensi yang diberikan, tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
kenyataan yang dihadapi oleh penulis, sehingga Ny. A sudah mendapatkan
asuhan kebidanan dengan tepat.
5.2 Saran
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan ini diharapkan:
1. Penulis dapat lebih memperdalam wawasan dengan banyak membaca literature
yang berkaitan dengan persalinan
2. Agar kehamilan ibu berakhir dengan kelahiran bayi yang sehat dan dengan
kondisi yang baik pula, maka diperlukan pemeriksaan kehamilan secara teratur
dan berkala oleh tenaga kesehatan
3. Peran serta keluarga dan masyarakat sangat penting dalam mendukung ibu
hamil dan janinnya dapat terhindar dari kesakitan maupun kematian.
35
DAFTAR PUSTAKA
36
37