Disusun Oleh :
Mengetahui,
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kami nikmat iman dan kesehatan, sehingga Laporan Pendahuluan Asuhan Kebidanan
Komprehensif ini dapat diselesaikan dengan baik Laporan Pendahuluan ini disusun
dalam rangka praktik Asuhan Kebidanan Komprehensif di Puskesmas yang
đitetapkan pada mahasiswa prodi Kebidanan Jember Poltekkes Malang Selain itu
untuk meningkatkan dan memperdalam pengetaluan. Dalam penyusunan laporan
pendahuluan ini penulis menghadapi banyak hambatan dan rintangan. Namun atas
bantuan dari banyak pihak laporan pendahuluan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Karenanya pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih
kepada:
1. Ibu Susilawatiti, SST., M.Kes, selaku Ketua Prodi D-IV Kebidanan
Jember
2. Ibu Susilawati,SST.,M,Kes yang telah bersedia membimbing kami
ditempat pendidikan
3. Bidan pembimbing yang telah bersedia membimbing kami di lahan
praktik
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan pendaluluan ini masih
terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan Penulis berharap semoga penyusunan laporan pendahmluan ini
dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penulis.
Penulis
3
DAFTAR ISI
LEMBAR
PENGESAHAN………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… ii
BAB I………………………………………………………………………………… 1
PENDAHULUAN…………………………………………………………………. 1
1.3 Tujuan…………………………………………………………….…………4
BAB II………………………………..………………………………………………6
TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………………...6
2.1.3 Patofisiologis…...………………………………………………………6
2.2.2 Etiologi…………………………...…………………………………..11
2.2.4 Diagnosis…………………………………………..……………….…12
2.2.6 Penatalaksanaan…………….…………………………………………15
BAB III……………………………………………………………………………27
4
BAB IV……………………………...………….…………………………...…….38
PENUTUP………...………………..………………………….…………...…...…38
3.1 Kesimpulan.……………………………..………………………………..38
3.2 Saran………………………………………………………………………38
DAFTAR PUSTAKA…………………..……………………………………..……39
BAB I
PENDAHULUAN
5
Negara berkembang yaitu sebesar 302.000 kematian. Angka kematian ibu di
negara berkembang 20 kali lebih tinggi dibandingkan angka kematian ibu di
Negara maju hanya 12 per 100.00 kelahiran hidup pada tahun 2015 (WHO,
2015). Kondisi ini memerlukan strategi manajemen khusus agar hasilnya lebih
bagus. Post Date pada kehamilan mempengaruhi ibu dan janin, dan dapat
menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan janin jika tidak dikelola
dengan baik.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian,
memberikan Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan lebih bulan (postdate)
di Puskesmas Karang Duren,Balung.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung
telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbrae) dan masuk ke
dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam
vagins dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga
rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma
biasanya terjadi di bagian yang mengembang oleh tuba falopi. Disekitar
sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk
mencairkan zat-zat yang melindungi ovum.
7
Fungsi plasenta mencapai puncaknya ada kehamilan 38 minggu dan
kemudian mulai menurun terutama setelah 42 minggu.Rendahnya fungsi
plasenta berkaitan dengan peningkatan kejadian gawat janin dengan resiko
3 kali.Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak sanggup
memberikan nutrisi dan pertukaran CO2/02 akibat tidak timbul his
sehingga pemasakan nutrisi dan 02 menurun menuju janin di samping
adanya spasme arteri spiralis menyebabkan janin resiko asfiksia sampai
kematian dalam rahim. Makin menurun sirkulasi darah menuju sirkulasi
plasenta dapat mengakibatkan pertumbuhan janin makin lambat dan
penurunan berat disebut dismatur, sebagian janin bertambah besar
sehingga memelukan tindakan operasi persalinan, terjadi perubahan
metabolism janin, jumlah air ketuban berkurang dan makin kental
menyebabkan perubahan abnormal jantung janin.(Manuaba, 2011).
8
dasar ibu hamil diantaranya:
9
yang makin membuncit membatasi gerakandan posisi nyaman
saat berhubungan intim.
2. Kebutuhan ibu hamil trimester II
a. Pakaian
Selama kehamilan Ibu dianjurkan untuk mengenakan pakaian
yang nyaman digunakan dan yang berbahan katun untuk
mempermudah penyerapan keringat.
b. Pola makan
Nafsu makan meningkat dan pertumbuhan yang pesat
makan ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi protein, vitamin,
juga zat besi. saat hamil kebutuhan zat besi sangat
meningkat. Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi 90 tablet Fe
selama hamil. Waktu yang dianjurkan minum tablet Fe
adalah pada pada malam hari menjelang tidur, hal ini untuk
mengurangi rasa mual yang timbul setelah ibu
meminumnya.
c. Ibu diberi imunisasi TT4.
3. Kebutuhan ibu hamil trimester III
a. Nutrisi
Kecukupan gizi ibu hamil di ukur berdasarkan kenaikan
berat badan. Kalori ibu hamil 300-500 kalori lebih banyak
dari sebelumnya. Kenaikan berat badan juga bertambah pada
trimester ini antara 0,3-0,5 kg/minggu. Kebutuhan protein
juga 30 gram lebih banyak dari biasanya.
b. Seksual,
Hubungan seksual pada trimester 3 tidak berbahaya kecuali
ada beberapa riwayat berikut yaitu:
1) Pernah mengalami abortus sebelumnya,\
2) Riwayat perdarahan pervaginam sebelumnya,
3) Terdapat tanda infeksi dengan adanya pengeluaran
c. Istirahat Cukup
Kebutuhan tidur yang efektif yaitu 8 jam/ hari.
d. Kebersihan Diri (Personal Hygiene)
e. Mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan darurat
f. Memberikan konseling tentang tanda-tanda persalinan
10
2.2 Konsep Post Date
2.2.1 Definisi Post Date
Kehamilan postdate adalah kehamilan lewat bulan dengan dengan
kehamilan yang berlangsung selama 42 minggu (294 hari) atau lebih, pada
siklus haid teratur rata-rata 2 hari dan hari pertama haid terakhir diketahui
dengan pasti. Diagnosis usia kehamilan lebih dari 42 minggu. (Nugroho,
2017).
Menurut Word Health Organization (WHO),2006 Kehamilan postdate
adalah suatu kehamilan yang berlangsung melebihi 40 minggu ditambah 1
atau lebih hari (setiap waktu atau yang melebihi tanggal perkiraan lahir.
11
2.2.2 Etiologi
Sampai saat ini penyebab terjadinya kehamilan lewat bulan (KLB)
atau post date belum jelas. Beberapa teori diajukan, pada umumnya
menyatakan bahwa terjadinya kehamilan lewat bulan (KLB) atau post date
sebagai akibat gangguan terhadap timbulnya persalinan. Beberapa teori
diajukan antara lain sebagai berikut :
a) Pengaruh progesterone : penurunan hormone progesterone dalam
kehamilan dipercaya merupakan kejadian perubahan endokrin yang penting
dalam memacu proses biomolekuler pada persalinan dan meningkatkan
sensitivitas uterus terhadap oksitosin sehingga beberapa penulis menduga
bahwa terjadinya kehamilan lewat bulan (KLB) atau post date adalah karena
masih berlangsungnya pengaruh progesterone.
b) Teori oksitosin : pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada
kehamilan lewat bulan (KLB) atau post date memberi kesan atau dipercaya
bahwa oksitosin secara fisiologis memegang peranan penting dalam
menimbulkan persalinan dan pelepasan oksitosin dari neurohipofisis. Wanita
hamil yang kurang pelepasan oksitosin dari neurihipofisis pada kehamilan
lanjut diduga sebagai salah satu faktor penyebab kehamilan lewat bulan
(KLB) atau post date.
c) Teori kortisol/ACTH janin: dalam teori ini diajukan bahwa sebagai “pemberi
tanda” untuk dimulainya persalinan adalah janin. Hal ini diduga akibat
peningkatan tiba-tiba kadar kortisol plasma janin. Kortisol janin akan
mempengaruhi plasenta sehingga produksi progesterone berkurang dan
memperbesar sekresi esterogen, selanjutnya berpengaruh terhadap
meningkatnya produksi prostaglandin. Pada janin yang mengalami cacat
bawaan seperti anensefalus, ahimumm adrenal janin, dan tidak adanya
kelenjar hipofisis pada janin akan menyebabkan kortisol janin tidak
diproduksi dengan baik sehingga kehamilan dapat berlangsung lewat bulan.
d) Syaraf uterus : tekanan pada ganglion servikalis dari pleksusu Frankenhauser
akan membangkitkan kontraksi uterus. Pada keadaan ini dimana tidak
adatekanan pada pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek
dan bagian bawah masih tinggi, semua hal tersebut diduga sebagai penyebab
terjadinya kehamilan lewat bulan (KLB) atau post date.
e) Herediter: beberapa penulis menyatakan bahwa seorang ibu yan mengalami
kehamilan lewat bulan (KLB) atau post date, mempunyai kecenderungan
untuk melahirkan lewat bulan pada kehamilan berikutnya.
12
2.2.3 Faktor Predisposisi
Meskipun penyebab kehamilan postterm belum diketahui secara pasti,
ada beberpa faktor resiko pada ibu yang mempengaruhi terjadinya persalinan
postterm, antara lain :
a. Genetik
Ibu yang memiliki Riwayat kehamilan postdate memiliki
kemungkinan 1,3 kali lebih tinggi untuk mengalami kehamilan postdate
pada kehamilan berikutnya.
b. Obesitas
Ibu yang memiliki IMT (Indeks Massa Tubuh) tinggi (gemuk) lebih
beresiko mengalami kehamilan postterm, hal ini mungkin karena jaringan
lemak pada wanita hamil memiliki hormone estrogen yang aktif lebih
banyak, selain itu wanita gemuk juga mungkin memiliki status
metabolisme yang berubah sehingga ada kemungkinan faktor endokrin
terlibat dalam megubah inisiasi persalinan pada wanita gemuk. Penelitian
yang dilakukan oleh Caughey, et al (2009) menunjukkan bahwa 1 dari 20
wanita yang berhasil menurunkan berat badannya di bawah kisaran
obesitas akan mengalami peralinan antara 41-42 minggu.
2.2.4 Diagnosis
Dalam menentukan diagnosis kehamilan lewat bulan (KLB)
disamping dari riwayat menstruasi, sebaiknya dilihat pula dari hasil
pemeriksaan antenatal.
a) Riwayat haid
Diagnosis kehamilan lewat bulan (KLB) atau post date tidak sulit
ditegakkan bila hari pertama haid terakhir (HPHT) diketahui dengan
pasti. Untuk riwayat haid yang dapat dipercaya, diperlukan beberapa
criteria antara lain sebagai berikut :
1. Penderita harus yakin betul dengan hari pertama haid
terakhir (HPHT)-nya.
2. Siklus 28 hari dan teratur.
3. Tidak minum pil anti hamil setidaknya 3 bulan terakhir.
Selanjutnya diagnosis ditentukan dengan menghitung
menurut rumus Naegele. Berdasarkan riwayat menstruasi,
seorang penderita yang ditetapkan sebagai kehamilan lewat
bulan (KLB) atau post date kemungkinan adalah sebagai
berikut :
13
1. Terjadi kesalahan dalam menentukan tanggal hari pertama
haid terakhir (HPHT) atau akibat menstruasi abnormal.
2. Tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT) diketahui jelas
namun terjadi keterlambatan ovulasi.
3. Tidak ada kesalahan menentukan hari pertama haid
terakhir (HPHT) dan kehamilan memang berlangsung
lewat bulan (keadaan ini sekitar 20-30% dari seluruh
penderita yang diduga kehamilan lewat bulan (KLB) atau
post date.
b) Riwayat pemeriksaan antenatal
1. Tes kehamilan : bila pasien melakukan pemeriksaan tes
imunologi setelah terlambat 2 minggu, maka dapat
diperkirakan kehamilan memang telah berlangsung 6
minggu.
2. Gerak janin : gerak janin atau quickening pada umumnya
dirasakan ibu pada umur kehamilan 18-20 minggu. Pada
primigravida dirasakan sekitar umur kehamilan 18 minggu,
sedangkan multigravida pada 16 minggu. Petunjuk umum
untuk menetukan persalinan adalah quickening di tambah
22 minggu pada primigravida atau di tambah 24 minggu
pada multiparitas.
3. Denyut jantung janin : dengan stetoskop Laennec, DJJ
dapat didengar mulai umur kehamilan 18-20 minggu,
sedangkan dengan Doppler dapat terdengar pad usia
kehamilan 10-12 minggu.
Pernoll menyatakan bhwa kehamilan dapat dinyatakan
sebagai kehamilanlewat bulan (KLB) atau post date bila
terdapat 3 atau lebih dari 4 kriteria hasil pemeriksaan berikut
ini :
1. Telah lewat 36 minggu sejak tes kehamilan positif.
2. Telah lewat 32 minggu sejak DJJ pertama terdengar
dengan Doppler.
3. Telah lewat 24 minggu sejak dirasakn gerak janin pertama
kali.
4. Telah lewat 22 minggu sejak terdengarnya DJJ pertama
kali dengan stetoskop Laennec.
c) Tinggi fundus uteri
14
Dalam trimester I, pemeriksaan tinggi fundus uteri dapat
bermanfaat bila dilakukan pemeriksaan secara berulang tiap bulan.
Lebih dari 20 minnggu, tinggi fundus uteri dapat menentukan umur
kehamilan secara kasar.
d). Pemeriksaan USG (Ultrasonografi)
Pengaruh Terhadap Ibu dan Janin
1) Perubahan Pada Plasenta
Disfungsi plasenta merupakan faktor penyebab terjadinya
komplikasi pada kehamilan lewat bulan atau post date dan
meningkatnya resiko pada janin. Perubahan yang terjadi
pada plasenta adalah sebagai berikut :
a) Penimbunan kalsium: pada kehamilan lewat bulan atau
post date terjadi peningkatan penimbunan kalsium, hal
ini dapat menyebabkan gawat janin dan bahkan
kematian janin intrauterine yang dapat meningkat sesuai
dengan progresivitas degenerasi plasenta, namun
beberapa vili mungkin mengalami degenerasi tanpa
mengalami klasifikasi.
b) Selaput vaskulosinsisial menjadi tambah tebal dan
jumlahnya berkurang, keadaan ini dapat menurunkan
mekanisme transport dari plasenta.
c) Terjadi proses degenerasi jaringan plasenta seperti
edema, timbunan fibrinoid, fibrosis, thrombosis
intervili, dan invark vili.
d) Perubahan biokimia: adanya insufisiensi plasenta
menyebabkan protein plasenta dan kadar DNA di bawah
normal, sedangkan konsentrasi RNA meningkat.
Transport kalsium tidak terganggu, aliran natrium,
kalium, dan glukosa menurun. Pengngkutan bahan
dengan berat molekul tinggi seperti asa amino, lemak,
dan gama globulin biasanya mengalami gangguan
pertumbuhan janin intrauterin.
2) Terhadap Ibu
Pada saat hamil biasanya ibu mengalami trakikardi yang
dikarenakan tidak berlangsungnya proses persalinan di
karenakan ibu cemas. Persalainan postmatur :
a) Dapat menyebabkan distosis karena :
15
● Aksi uterus tidak terkoordinir
● Janin besar
● Moulding kepala kurang
b) Maka akan sering dijumpai : Partus lama, kesalahan
letak, inersia uteri, distosia bahu itu pada persalinan dan
perdarahan post partum pada saat nifas. Hal ini akan
menaikkan angka morbiditas dan mortalitas.
3) Terhadap janin :
a) Jumlah kematian janin atau bayi pada kehamilan 43
minggu tiga kali lebih besar dari kehamilan 40 minggu
karena postmaturitas akan menambah bahaya pada
janin.
b) Pengaruh postmaturitas pada janin bervariasi : berat
badan janin dapat bertambah besar, tetap ahimu yang
berkurang, sesudah kehamilan 42 minggu.
c) Ada pula yang bisa terjadi kematian janin dalam
kandungan.
2.2.4 Komplikasi
1) Untuk ibu :
a. Rasa takut akibat terlambat lahir.
b. Rasa takut menjalani operasi dengan akibatnyan: trias
komplikasi ibu.
c. Kesulitan selama persalinan
d. Peningkatan cedera pada perineum, termasuk vagina, labia,
dan rektum, pada kelahiran per vaginam
2) Untuk janin :
a. Oligohidramnion :
1. Jumlah air ketuban :
● Air ketuban normal pada kehamilan 34-37 minggu
adalah 1000 cc
● Aterm 800 cc
● Lebih dari 42 minggu 400 cc
2. Akibat oligohidramnion adalah :
● Amnion menjadi kental karena mekonium (diaspirasi
oleh janin)
16
● Asfiksia intrauterine (gawat janin)
● Pada in partu (aspirasi air ketuban, nilai Apgar
rendah, sindrom gawat paru tersumbat sehingga
menimbulkan atelektasis)
3. Di warnai mekonium :
a. Mekonium keluar karena ahim vagus terhadap usus.
b. Peristaltik usus dan terbukanya sfingter ani membuat
mekonium keluar.
c. Aspirasi air ketuban yang di sertai mekonium dapat
menimbulkan pernafasan bayi atau janin, gangguan
sirkulasi bayi setelah lahir, dan hipoksia intrauterine
sampai kematian janin.
4. Makrosomia :
a. Dengan plasenta yang masih baik, dapat terjadi
tumbuh kembang janin dengan berat 4500 gram yang
disebut makrosomia.
b. Akibatnya terhadap persalinan adalah perlu
dilakukannya tindakan operatif section cesaria, dapat
menjadi trauma persalinan karena distosia bahu yang
menimbulkan kematian bayi, atau trauma jalan lahir
ibu.
5. Dismaturitas bayi :
a. Beberapa janin postdate berhenti bertambah berat
badan setelah melewati waktu taksiran persalinan.
Dysmaturity syndrome atau postmaturity syndrome m
engacu pada janin yang kenaikan berat badannya di
rahim setelah melewati waktu persalinan telah
berhenti, biasanya karena masalah dengan
transportasi darah dan nutrisi ke janin melalui
plasenta, yang menyebabkan janin kekurangan gizi.
b. Penurunan kemampuan nutrisi plasenta
menimbulkan perubahan metabolisme menuju
anaerob sehingga terjadibadan keton dan asidosis.
c. Terjadi dismaturitas dengan gejala Clifford yang
ditandai dengan :
● Kulit : subkutan berkurang dan diwarnai
mekonium.
17
● Otot makin lemah.
● Tampak keriput.
● Tali pusat lembek, mudah tertekan dan disertai
oligohidramnion (Manuaba, 2008).
● Setelah lahir, bayi-bayi ini memiliki bentuk
tampilan yang khas. Lengan dan kaki mereka
terlihat panjang dan kurus. Kulit mungkin
tampak kering dan seperti perkamen, dengan
pengelupasan dan kadang-kadang pewarnaan
mekonium. Kulit mungkin terlihat longgar,
terutama di atas paha dan bokong. Rambut kulit
kepala mungkin lebih panjang atau lebih tebal,
dan kuku mungkin panjang.
18
Infeksi intrauteri, insufisiensi plasenta, atau
kompresi tali pusat yang menyebabkan hipoksia dan
asfiksia janin, serta aspirasi mekonium dianggap
berkontribusi terhadap kematian perinatal yang
berlebihan.
2.2.5 Penatalaksanaan
Bila dilakukan pengelolaan aktif , apakah kehamilan sebaiknya
diakhiri pada usia kehamilan 41 atau 42 minggu. Sebelum mengambil langkah
, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kehamilan postterm
adalah sebagai berikut :
19
1. Melakukan konsultasi dengan dokter.
2. Menganjurkan untuk melakukan persalinan di rumah sakit.
3. Merujuk pasien ke rumah sakit untuk mendapatkan
pertolongan yang adekuat.
b. Di rumah sakit :
1. Pengantar :
● Kehamilan lewat waktu memerlukan pertolongan
induksi persalinan atau persalinan anjuran.
● Persalinan induksi tidak banyak menimbulkan penyulit
bayi, asalkan dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas
yang cukup.
● Oleh karena itu berikut ini di paparkan mengenai
beberapa metode induksi persalinan atau persalinan
anjuran.
2. Persalinan anjuran atau induksi persalinan dapat dilakukan
dengan metode :
● Persalinan anjuran dengan infuse pituitrin
(sintosinon) :
a) Persalinan anjuran dengan infus oksitosin, pituirin
atau sintosinon 5 unit dalam 500 cc glukosa 5%,
banyak digunakan.
b) Teknik induksi dengan infuse glukosa lebih
sederhana, dan mulai dengan 8 tetes, dengan
maksimal 40 tetes/menit.
c) Kenaikan tetesan setiap 15 menit sebanyak 4
sampai 8 tetes sampai kontraksi optimal tercapai.
d) Bila dengan 30 tetes kontraksi maksimal telah
tercapai, maka tetesan tersebut di pertahankan
sampai terjadi persalinan.
e) Apabila terjadi kegagalan, ulangi persalinan
anjuran dengan selang waktu 24-48 jam atau
lakukan operasi seksio cesarean.
● Memecahkan ketuban :
a) Memecahkan ketuban merupakan salah satu
metode untuk mempercepat persalinan.
20
b) Setelah ketuban pecah, di tunggu sekitar 4 sampai
6 jam dengan harapan kontraksi otot rahim akan
berlangsung.
c) Apabila belum berlangsung kontraksi otot rahim
dapat di ikuti induksi persalinan dengan infuse
glukosa yang mengandung 5 unit oksitosin.
● Persalinan anjuran dengan menggunakan
prostaglandin :
a) Telah diketahui bahwa kontraksi otot rahim
terutama di rangsang oleh prostaglandin.
b) Pemakaian sebagai induksi persalinan dapat
dalam bentuk infus intravena (Nalador) dan
pervaginam (prostaglandin vagina suppositoria)
(Manuaba, 2008).
3. Penatalaksanaan kehamilan lewat waktu bila keadaan janin
baik dapat dilakukan dengan cara :
a. Tunda pengakhiran kehamilan selama 1 minggu
dengan menilai gerakan janin dan tes tanpa tekanan 3
hari kemudian bila hasil positif segera lakukan seksio
cesaria.
b. Induksi persalinan (Mansjoer, 2001).
4. Sebelum mengambil langkah, beberapa hal yang perlu
diperhatika dalam pengelolaan kehamilan postterm adalah
sebagai berikut :
a. Menentukan apakah kehamilan memang telah
berlangsung lewat bulan atau bukan. Dengan
demikian, penatalaksanaan ditujukan pada dua variasi
dari postterm.
b. Identifikasi kondisi janin dan keadaan yang
membahayakan janin.
c. Periksa kematangan serviks dengan skor bishop.
Kematangan serviks ini memegang peranan penting
dalam pengelolaan kehamilan possterm. Sebagian
besar kepustakaan sepakat bahwa induksi persalinan
dapat segera dilaksanakan baik pada usia 41 minggu
maupun 42 minggu bilamana serviks telah matang
(Sarwono Prawirihardjo, 2008).
21
5. Dalam buku Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi, Skor
Bishop adalah suatu cara untuk menilai kematangan
serviks dan responnya terhadap suatu induksi persalinan,
karena telah diketahui bahwa serviks dengan skor bishop
rendah (serviks belum matang) memberikan angka
kegagalan yang lebih tinggi di banding serviks yang
matang. Lima kondisi yang dinilai dari serviks adalah :
a. Pembukaan (Dilatation)
b. Pendataran (Effacement)
c. Penurunan kepala janin (Station)
d. Konsistensi (Consistency)
e. Posisi ostium uteri (Position)
2.2.6 Manifestasi Klinis
a. Keadaan klinis yang dapat ditemukan jarang ialah gerakan janin yang
jarang, yaitu secara subyektif kurang dari 7 kali per 30 menit atau secara
obyektif dengan KTG kurang dari 10 kali per 30 menit.
b. Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu yang terbagi menjadi :
1. Stadium I, kulit kehilangan vernik kaseosa dan terjadi maserasi sehingga
kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas.
2. Stadium II, seperti stadium I disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) di
kulit.
3. Stadium III, seperti stadium I disertai pewarnaan kekuningan pada kuku,
kulit dan tali pusat.
2.2.7 Pemeriksaan Penunjang
a. USG untuk menilai usia kehamilan, oligihidraminon, derajat maturitas
plasenta.
b. KTG untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin
c. Penilaian warna air ketuban dengan amnioskopi atau amniotomi (tes tanpa
tekanantes tanpa tekanan dinilai apakah reaktif atau tidak dengan tes tekanan
oksitosin
d. Pemeriksaan sitologi vagina dengan indeks kariopiknotik > 20 %
22
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN TEORI
PENGKAJIAN
Pengkajian data meliputi kapan, dimana, dan oleh siapa pengkajian dilakukan.
Adapun pengkajian data meliputi pengkajian data subjektif dan objektif yang akan
dijelaskan sebagai berikut :
1) DATA SUBJEKTIF
a. Biodata
• Nama Suami/istri : sebagai identitas agar kita lebih mudah dalam
memanggil dengan nama panggilan sehingga hubungan komunikasi
antara bidan dan pasien menjadi lebih akrab (Sulistyawati, 2013).
• Usia/tanggal lahir : digunakan untuk menentukan apakah ibu dalam
persalinan berisiko karena usia reproduktif atau tidak (Sulistyawati,
2013)
• Agama : sebagai dasar dalam memberikan dukungan mental spiritual
terhadap pasien dan keluarga sebelum dan pada saat persalinan
(Sulistyawati, 2013).
• Pendidikan terakhir : sebagai dasar untuk menentukan metode yang
paling tepat dalam penyampaian informasi mengenai teknik melahirkan
bayi. Tingkat pendidikan ini akan sangat mempengaruhi daya tanggap
pasien terhadap instruksi yang diberikan pada proses persalinan
(Sulistyawati, 2013).
• Pekerjaan : menggambarkan tingkat social ekonomi, pola sosialisasi dan
data pendukung dalam menentukan pola komunikasi yang akan dipilih
selama asuhan (Sulistyawati, 2013).
23
• Suku / bangsa : berhubungan dengan social budaya yang dianut oleh
pasien dan keluarga yang berkaitan dengan pasien (Sulistyawati,2013).
• Alamat :selain sebagai data mengenai distribusi lokasi pasien, data ini
juga memberi gambaran mengenai jarak dan waktu yang ditemouh
pasien menuju lokasi persalinan. Berkaitan dengan keluhan terakhir atau
tanda persalinan yang disampaikan dengan patokan saat terakhir
sebelum berangkat ke lokasi persalinan (Sulistyawati, 2013).
b. Keluhan Utama
Keluhan ditanyakan untuk mendukung data diagnose dan mengetahui apa
yang dirasakan ibu. Pada waktu pengkajian yang dirasakan ibu adalah cemas
dan takut, karena ibu belum juga bersalin, ibu mengatakan hari perkiraan
lahir sudah lewat.
c. Riwayat Menstruasi
Data dapat digunakan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan dasar
dari organ reproduksinya. Data yang harus diperoleh dari riwayat menstruasi
adalah menarche (usia pertama kali menstruasi), siklus menstruasi.
• Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) merupakan data dasar yang
diperlukan untuk menetukan usia kehamilan, apakah cukup bulan atau
premature tetapi apabila HPHT tidak dapat diingat oleh ibu maka perlu
dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu Ultra Sonografi (USG) (Rohani
dkk, 2013).
• Hari Perkiraan Lahir (HPL) merupakan data dasar yang digunakan untuk
menentukan perkiraan bayi akan dilahirkan dimana akan dihitung dari
HPHT (Rohani, 2013).
d. Riwayat Kesehatan
Dapat digunakan untuk peringatan akan adanya penyulit saat persalinan.
Data yang perlu dikaji adalah pernah atau sedang menderita keputihan,
infeksi, gatal karena jamur, tumor, penyakit jantung, diabetes mellitus,
ginjal, hipertensi, hipotensi, hepatitis atau anemia (Sulistyawati, 2013).
e. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan KB yang lalu
(1) Kehamilan
Dilakukan untuk mengetahui dan mengawasi perkembangan kehamilan
dengan mengevaluasi kembali umur kehamilan dari saat pertama kali ibu
datang. Makin awal pemeriksaan kehamilan dilakukan, umur kehamilan
makin mendekati kebenaran.
(2) Persalinan
24
Cara kelahiran spontan atau buatan, aterm atau prematur, perdarahan
dan ditolong oleh siapa. Jika wanita pada kelahiran terdahulu
melahirkan secara bedah sesar, untuk kehamilan saat ini mungkin
melahirkan pervaginam. Keputusan ini tergantung pada lokasi insisi di
uterus, jika insisi uterus berada dibagian bawah melintang, bukan
vertikal maka bayi diupayakan untuk dikeluarkan pervaginam.
f. Riwayat Pernikahan
Sebagai gambaran mengenal suasana rumah tangga pasangan serta kepastian
mengenai siapa yang akan mendampingi persalinan. Data yang dikaji adalah:
usia menikah petama kali, status pernikahan sah/tidak, lama pernikahan dan
perkawinan yang sekarang dengan suami yang keberapa (Sulistyawati,
2013).
25
g. Riwayat Kehamilan Sekarang
• Trimester I : berisi tentang bagaimana awal mula terjadinya kehamilan,
ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama hamil muda, obat yang
dikonsumsi, serta KIE yang didapat.
• Trimester II : berisi tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan
selama hamil muda, obat yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat.
Sudah atau belum merasakan gerakan janin, usia berapa merasakan
gerakan janin(gerakan pertama fetus pada primigravida dirasakan pada
usia 18 minggu dan pada multigravida 16 minggu), serta imunisasi yang
didapat.
• Trimester III : berisi tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan
selama hamil muda, obat yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat.
h. Riwayat KB
Apakah selama sebelum hamil ibu menggunakan KB, jika iya ibu
menggunakan KB jenis apa, sudah berhenti berapa lama, keluhan selama
ikut KB dan rencana penggunaan KB setelah melahirkan. Hal ini untuk
mengetahui apakah kehamilan ini karena faktor gagal KB atau tidak
26
pasien dalam menenrima kondisi dan perannya. Untuk mendapatkan data
tentang adat istiadat yang dilakukan ketika menghadapi persalinan.
2) DATA OBJEKTIF
a. Keadaan Umum
Data ini dapat mengamati keadaan pasien secara keseluruhan (Sulistyawati,
2013).
1) Baik Jika pasien memperlihatkan respon yang baik terhadap
lingkungan dan orang lain, serta secara fisik pasien tidak mengalami
ketergantungan dalam berjalan (Sulistyawati, 2013).
2) Lemah Pasien kurang atau tidak memberikan respon yang baik
terhadap lingkungan dan orang lain dan pasien sudah tidak mampu
berjalan sendiri (Sulistyawati, 2013).
b. Tanda Vital
Untuk mengenali dan mendeteksi kelainan dan penyulit atau komplikasi
yang berhubungan dengan tanda-tanda vital pasien (Sulistyawati, 2013).
1) Tekanan Darah Kenaikan atau penurunan tekanan darah merupakan
indikasi adanya gangguan hipertensi dalam kehamilan atau
syok.Peningkatan tekanan darah sistol dan diastole dalam batas normal
dapat mengindikasikan ansietas atau nyeri (Rohani dkk, 2013).
2) Nadi Peningkatan denyut nadi dapat menunjukkan adanya infeksi,
syok, ansietas atau dehidrasi. Nadi yang normal adalah tidak lebih dari
100 kali per menit (Rohani dkk, 2013).
3) Pernafasan Peningkatan frekuensi pernafasan dapat menunjukkan
ansietas atau syok (Rohani dkk, 2013).
4) Suhu Peningkatan suhu menunjukkan adanya proses infeksi atau
dehidrasi (Rohani dkk, 2013).
c. Muka
Dikaji apakah ada oedem atau tidak, pucat atau tidak.
d. Mata
Dikaji apakah konjungtiva pucat (apabila terjadi pucat pada konjungtiva
maka mengindikasikan terjadinya anemia pada pasien yang mungkin dapat
menjadi komplikasi pada persalinannya), dikaji sklera, kebersihan, kelainan
pada mata dan gangguan penglihatan (rabun jauh/dekat) (Rohani, 2013 ).
e. Leher
27
Digunakan untuk mengetahui apakah ada kelainan atau pembesaran pada
kelenjar getah bening, kelenjar tyroid, dan bendungan vena julgularis serta
adanya parotitis (Sulistyawati, 2013).
f. Dada
Untuk menilai adanya kelainan atau penyakit yang berhubungan dengan
sistem respirasi dan kardiovaskuler serta digunakan untuk menilai apakah
kolostrum sudah keluar (Sulistyawati, 2013).
(1) Payudara
Dikaji apakah ada kelainan bentuk pada payudara, apakah ada
perbedaan besar pada masing-masing payudara, adakah
hiperpigmentasi pada areola, adakah teraba nyeri dan masa pada
payudara, apakah kolostrum sudah keluar, keadaan puting
(menonjol, datar atau masuk ke dalam) dan kebersihan.
g. Perut
Digunakan untuk menilai adanya kelainan pada abdomen serta
memantau kesejahteraan janin, kontraksi uterus dan menetukan
kemajuan proses persalinan (Sulistyawati, 2013).
1) Bekas operasi SC
Digunakan untuk melihat apakah ibu pernah mengalami operasi SC,
sehingga dapat ditentukan tindakan selanjutnya (Rohani dkk, 2013).
2) Striae
3) Linea
4) Tinggi Fundus Uteri (TFU)
TFU bekaitan dengan usia kehamilan (dalam minggu). Berat janin
dan tinggi fundus yang lebih kecil daripada perkiraan kemungkinan
menunjukkan kesalahan dalam menentukan tanggal HPHT, kecil
masa kehamilan (KMK) atau oligohidramnion. Sedangkan berat
janin dan tinggi fundus yang lebih besar menunjukkan ibu salah
dalam menentukan tanggal HPHT, bayi besar (mengindikasikan
diabetes), kehamilan atau polihidramnion. Bayi yang besar
memberi peringatan terjadinya atonia uteri pascapartum, yang
menyebabkan perdarahan atau kemungkinan distosia bahu (Rohani
dkk, 2013).
28
5) Pemeriksaan Leopold
Digunakan untuk mengetahui letak, presentasi, posisi dan variasi
janin. Pemeriksaan digunakan untuk memastikan letak (misalnya
lintang), presentasi (misalnya bokong) (Rohani dkk, 2013).
6) Kontraksi Uterus
Frekuensi, durasi dan intensitas kontraksi digunakan untuk
menetukan status persalinan (Rohani dkk, 2013).
7) Tafsiran Berat Janin (TBJ)
Untuk menentukan TBJ dapat menggunakan rumus dari Jhonson
Thusak yang didasarkan pada TFU yang dapat dibuat variasi
berdasarkan turunnya bagian terendah pada panggul (Ummi Hani,
dkk, 2010)
29
kadar Hemoglobin (Hb) , Golongan Darah
3) ASSESSMENT
Perumusan diagnosa kehamilan disesuaikan dengan nomenklatur
kebidanan. Perumusan masalah disesuaikan dengan kondisi ibu. Rasa takut,
cemas, khawatir dan rasa nyeri merupakan permasalahan yang dapat muncul
pada proses persalinan (Varney, dkk, 2007). Kebutuhan ibu bersalin menurut
Leaser & Keanne dalam Varney ( 1997) adalah pemenuhan kebutuhan fisiologis
(makan, minum, oksigenasi, eliminasi, istrirahat dan tidur), kebutuhan
pengurangan rasa nyeri, support person (atau pendampingan dari orang dekat),
penerimaan sikap dan tingkah laku serta pemberian informasi tentang keamanan
dan kesejahteraan ibu dan janin.
4) PLAN
Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi ibu,
tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan secara komprehensif.
30
BAB 4
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE
PADA NY ‘H’ G1P0A0 UK 40-41 MINGGU T/H
DENGAN POST DATE
1) Data Subjektif
a) Biodata
Nama : Ny H Nama : Tn R
Usia : 24 Tahun Usia : 31 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Pabrik Pekerjaan :
Wiraswasta
Alamat : Dusun Curah ancar, Telephone :
082264077471
RT 003/RW008 Rambipuji
b) Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dikarenakan dirasa
kenceng kenceng jam 23.30 WIB tanggal 09 April 2023, dan
kehamilannya sudah melebihi HPL
c) Riwayat Perkawinan
Sudah/Belum : Sudah Kawin Ke : 1 (Satu)
d) Riwayat Menstruasi
Siklus : 29 hari Dismenore : Tidak
Lama : 7hari HPHT : 30 – 06 – 2022 HPL : 07- 04 -
2023
e) Riwayat obstetric
Ibu hamil anak pertama dan tidak pernah keguguran sebelumnya.
31
f) Riwayat Kehamilan Saat Ini
Hamil Anak ke : 1 (satu)
HPL : 07-04-2023
UK : 40-41 Minggu
ANC : Ini merupakan ANC Ke 9
32
Kunjungan Keluhan tablet,1x -Perawatan
1) -Puskesmas Payudara - Dokter
Rambipuji -Tanda-
Kalk (30
Tanda
tablet,
Persalinan
1x1)
-Persiapan
Vit C Persalinan
(30 - Pro USG
tablet, -Periksa
1x1) Lab TM 3
g) Imunisasi TT : TT3
h) Riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang atau tidak pernah didiagnosa menderita
penyakit paru, diabetes militus, jantung, hati, ginjal, malaria
i) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak sedang atatu tidak pernah didiagnosa
penyakit asma, paru, diabetes militus, jantung, hati, ginjal, malaria.
j) Pola Kehidupan Sehari-hari
- Nutrisi :
Sebelum Hamil : Makan 3x/Hari, porsi normal, dengan lauk
pauk, sayuran,
Minum 8x/Hari (Gelas)
Saat ini : Makan 3x/Hari, Porsi sedang, dengan lauk
pauk , sayuran, buah segar
Minum 7-8x/Hari (Gelas)
- Eliminasi :
Sebelum Hamil : Bak 6-7x/hari, jernih, Bab 1x/hari, kecoklatan,
padat
Saat ini : Bak 8-9x/ hari, Jernih, Bab 1x/hari,
kecoklatan, agak lembek
- Aktivitas :
Sebelum Hamil : Melakukan pengerjaan rumah tangga,
menyapu, mengepel, memasak
33
Saat ini : Melaukan pengerjaan rumah tangga ,
menyapu, mengepel, memasak
- Personal Hygiene :
Sebelum Hamil : Mandi 2x/hari , gosok gigi 2x/hari, keramas
3x/minggu
Ganti baju 2x/hari
Satt ini : mandi 2x / hari , gosok gigi 2x/hari, keramas
3x/minggu, Ganti Baju 2x/hari
- Istirahat :
Sebelum Hamil :7-8 jam tidur malam , dan siang 2-3 jam / hari
Saat ini : Malam 6-7 jam, siang 2 jam/hari
- Pola sexsual :
Sebelum Hamil : 3x/seminggu
Saat ini : 2x/seminggu
k) Data Psikologis :
Ibu mengatakan kehamilan ini adalah kehamilan yang diinginkan
karena suami dan keluarga senang atas kehamilan yang dinantikan.
2) Data Objektif
a) Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis
b) Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg Suhu : 36,60C
Nadi : 88 kali/menit RR : 22 kali/menit
BB Saat ini : 80 Kg TB : 150 cm
BB sebelum hamil : 68 kg
LILA : 32 cm IMT Saat ini : 26.6 cm
IMT sebelum hamil : 22.6 cm
KSPR : 2 skor awal ibu hamil
c) Pemeriksaan Fisik
benjolan
34
Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi
Leopod 1 : 3 jari bawah Px, teraba lunak (bokong)
Leopod 2 : Teraba Keras, memanjang dan keras seperti papa
(PUKI)
Leopod 3 : Teraba bulat, keras, melenting
Leopod 4 : Divergen, (Sudah masuk PAP)
Mc Donald : 33 cm
DJJ : 136 x/ Menit
TBJ : (33 – 12).155 = 3.255 gram
Genetalia :
His : (-)
Ekstremitas
Bersih, tidak ada lendir darah
: Simetris, tidak oedema, dan tidak varises
d) Pemeriksaan Penunjang :
Haemoglobin : 11,9 gr/dl
Shipylish : Non Reaktif
HBsAg : Non Reaktif
HIV : Non Reaktif
Golongan Darah : O
Protein Urine : (-)
- USG Trimester III
Tanggal 6 April 2023
HC : 29,8 cm Placenta : Normal
BPD : 9,21 cm Cairan Ketuban : 4 cm
FL : 6,35 cm TBJ : 2.915
gram
DJJ :140x/mnt UK : 40
minggu
3) Asassement (Penilaian)
Analisis :
Ny. H hamil ke 1 usia kehamilan 9 bulan, melebihi HPL, dikarenakan
dirasa kenceng kenceng jam 23.30 WIB tanggal 09 April 2023.
35
DO : Ku : Baik , Kes : Composmentis
Sintesis :
4) Plan (Perencanaan)
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan janin
2. Beritahu ibu bahwa akan dilakukan pemeriksaan dalam untuk melihat
adanya pembukaan dan cek urine untuk mengetahui adanya protein
urine
3. Beritahu hasil pemeriksaan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan
dalam yang dilakukan dan hasil protein urine
4. Berikan KIE kepada ibu tentang tanda tanda persalinan dan tanda
bahaya persalinan TM 3
5. Beritahu ibu bahwa ibu bisa pulang terlebih dahulu.
(LAMPIRAN)
Implementasi
Tanggal/
Tindakan Paraf
Jam
36
08.50 urine negative
WIB 3. Memberitahu ibu bahwa hasil pemeriksaan
dalam yang dilakukan belum ada
pembukaan , dan di cek protein urine hasilnya
negative
08.52
4. E/Ibu mengerti dari hasil pemeriksaan yang
WIB
dijelaskan bidan
4. Memberitahu KIE ibu tentang tanda tanda
persalinan dan dan tanda bahaya tm 3 seperti
jika ibu nanti malam sudah merasakan
kontraksi yang sering dalam 10 menit , dan
keluar air ketuban yang banyak atau
merembes padahal belum mau kencing , dan
keluar lendir darah dari kemaluan, ibu
dianjurkan datang lagi ke puskesmas untuk
dilakukan pemeriksaan kembali untuk
persiapan persalinan dan sambil membawa
persiapan kebutuhan persalinan ibu dan bayi.
Jika tanda bahaya pada trimester 3 ini jika ibu
keluar darah banyak warna merah segar dari
kemaluannya ibu segera melakukan
pemeriksaan Kembali ke puskesmas atau
bidan terdekat.
08.55
Wib E/ Ibu mengerti dengan tanda tanda persalinan dan
tanda bahaya tm 3 yang sudah dijelaskan , dan ibu
akan Kembali ke puskesmas jika sudah mengalami
tanda-tanda persalinan yang diberitahu oleh bidan.
37
38
BAB 5
PEMBAHASAN
39
sedangkan pada saat hamil trimester 3 tanggal pemeriksaan 10 April 2023 Kenaikan
Berat badan Ny H adalah 12 kg dengan IMT : 26,6 yang mana 26,6 masuk pada
kategori Overweight pada ibu hamil.
40
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kehamilan postdate adalah kehamilan lewat bulan dengan dengan kehamilan
yang berlangsung selama 42 minggu (294 hari) atau lebih, pada siklus haid teratur
rata-rata 2 hari dan hari pertama haid terakhir diketahui dengan pasti.
Beberapa teori diajukan, pada umumnya menyatakan bahwa terjadinya
kehamilan lewat bulan (KLB) atau post date sebagai akibat gangguan terhadap
timbulnya persalinan.
6.2 Saran
1. Bagi institusi
Menambah referensi buku tentang kehamlan lewat bulan (postdate) agar
dapat menambah atau meningkatkan kualitas pengetahuan mahasiswa
2. Bagi Lahan Praktek
Diharapkan agar penulis ini dapat digunakan sebagai masukan dalam upaya
meningkatkan kualitas tenaga kesehatan, untuk memberikan pelayanan
Asuhan Kebidanan Kesehatan pada Ny. H dengan kehamilan Lewat Bulan
(postdate).
3. Bagi penulis
Penulis dapat menerapkan pendekatan manajemen asuhan kebidanan dalam
7 langkah Varney.
DAFTAR PUSTAKA
41
Febriani, susi. 2019. Pengaruh paritas dan sumber informasi Terhadap Kehamilan
resiko Tinggi pada Ibu Hamil di Kecamatan panyabungan. Vol. 4 no.2
desember 2019. Stikes Darmais Padangsidimpuan.
Nur zakiah, fitri juliyanti, noviyani hartuti. 2019. Faktor-faktor yang berhubugan
kejadian serotinus di puskesmas Bara – Baraya Kota Makasar Tahun 2019. Vol
3. No.1 september 2019.Akademi Kebidanan Polonia Makasar.
Widayatun dan yuli astuty. 2018. Determinan perilaku kesehatan ibu pada masa
kehamilan kasus kota medan. Vol. 13 No.1 juni 2018. Pusat Penelitian
Kependudukan – LIPI
Hatijar, Saleh, I. S., & Yanti, L. C. (2020). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada
Kehamilan. In CV. Cahaya Bintang Cermelang.
42