I. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah mendapatkan penyuluhan tersuluh mampu mengetahui tentang
Tanda Bahaya Pada Kehamilan
b. Tujuan khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan satu kali diharapkan peserta penyuluhan
mampu :
1. Mampu menjelaskan pengertian tanda bahaya pada kehamilan.
2. Mampu menyebutkan macam-macam tanda bahaya pada kehamilan
3. Mampu menjelaskan komplikasi yang ditimbulkan.
4. Mampu menjelaskan cara mencegah terjadinya tanda bahaya pada
kehamilan.
II. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini yaitu metode ceramah dan tanya
jawab serta demonstrasi.
III. Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan ini yaitu lembar balik penyuluhan
kehamilan.
IV. Waktu dan Tempat
Penyuluhan akan dilaksanakan pada Senin, 12 Juni 2023, di Posyandu
Alamanda 60 pukul 09.00 WIB
V. Garis Besar Materi
1. Pengertian tanda bahaya pada kehamilan
2. Macam-macam tanda bahaya pada kehamilan
3. Komplikasi dari tanda bahaya pada kehamilan
4. Pencegahan tanda bahaya pada kehamilan
VIII. Pengorganisasian
1. Pembicara : 1 Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Malang Kampus 1
2. Moderator : 1 Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Malang Kampus 1
3. MC : 1 Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Malang Kampus 1
4. Pembaca doa : 1 Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Malang Kampus 1
5. Audiens : Ibu hamil, suami/keluarga
X. Materi Penyuluhan
Tanda bahaya kehamilan adalah suatu kehamilan yang memiliki suatu tanda bahaya
atau risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya
penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan (Tiran, 2007).
Tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda-tanda yang terjadi pada seorang Ibu
hamil yang merupakan suatu pertanda telah terjadinya suatu masalah yang serius pada
Ibu atau janin yang dikandungnya.Tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada awal
kehamilan
Sedangkan menurut uswhaya 2009, Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang
menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan bahaya.
B. Macam– macam tanda bahaya kehamilan
Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang normal. Pada masa awal sekali
kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit atau spotting
disekitar waktu pertama haidnya. Perdarahan ini adalah pendarahan implantasi, dan ini
normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin
pertanda dari servik yang rapuh atau erosi. Perdarahan semacam ini mungkin normal
atau mungkin suatu tanda adanya infeksi.Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak
normal adalah yang merah, perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri.
Perdarahan ini dapat berarti abortus, kehamilan mola atau kehamilan ektopik. Pada
kehamilan 7-9 bulan, meskipun hanya sedikit, tetap merupakan ancaman bagi ibu dan
janin, karena mengindikasikan bahwa sesuatu telah terjadi, seperti adanya pelepasan
plasenta sebelum waktunya (solusio plasenta) atau indikasi plasenta menutupi jalan lahir
(plasenta previa).
c. Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya
gejala -gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat,
penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam
kehamilan dapat merupakan gejala dari eklampsia
d. Bengkak pada wajah, kaki dan tangan
Memasuki masa kehamilan beberapa perubahan tubuh pada ibu hamil antara lain adalah
kenaikan berat badan dan sedikit pembengkakan pada bagian tubuh seperti tangan, kaki
dan wajah. Namun waspada bila terjadi pembengkakan pada bagian tubuh tersebut dan
diikuti dengan nyeri tengkuk, nyeri ulu hati dan pusing kepala bahkan kejang-kejang
mendadak dan disertai pertambahan berat badan yang berlebihan selama hamil. Semua
tanda tersebut mengarah pada keadaan keracunan kehamilan atau disebut dengan
preeklampsia dan eklampsia bila kejang. Ibu hamil dengan kondisi bengkak, pusing
kepala, nyeri tengkuk dan ulu hati, mata berkunang kunang wajib segera memeriksakan
diri ke bidan dan tenaga kesehatan terdekat.
e. Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 10 kali dalam 12jam)
Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Beberapa ibu dapat
merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan
jika ibu makan dan minum dengan baik.
f. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan merupakan suatu
masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.
Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan
mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin,2002).
Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan
bahwa penglihatannya men jadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam
kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah
11gr % pada trimester I dan III, <10,5 gr % pada trimester II. Nilai tersebut dan
perbedaannya dengan wanita tidak hamil terjadi hemodilusi, terutama pada trimester II.
Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan
tak jarang keduanya saling berinteraksi (Saifuddin, 2002)
k. Berat badan ibu hamil tidak naik
Selama kehamilan, ibu diharapkan mengalami penambahan berat badan sedikitnya 6 kg.
Ini sebagai petunjuk adanya pertumbuhan janin. Tidak adanya kenaikan berat badan
yang diharapkan menunjukkan kondisi gizi yang buruk pada ibu hamil dan
menunjukkan adanya pertumbuhan janin yang terhambat.
Normalnya, kepala janin berada di bagian bawah rahim ibu dan menghadap ke arah
punggung ibu. Menjelang persalinan, kepala bayi turun dan masuk ke rongga panggul
ibu. Namun, terkadang letak janin tidak normal sampai usia kehamilan 9 bulan.
Sehingga ibu harus melahirkan di rumah sakit supaya ibu dan janin bisa diselamatkan.
Kelainan letak janin antara lain :
a) Perdarahan
Penyebab perdarahan paling sering pada trimester ketiga adalah:
1. Kelainan letak plasenta.
2. Pelepasan plasenta sebelum waktunya.
3. Penyakit pada vagina atau leher rahim (misalnya infeksi). Perdarahan pada trimester
ketiga memiliki risiko terjadinya kematian bayi, perdarahan hebat dan kematian ibu
pada saat persalinan. Untuk menentukan penyebab terjadinya perdarahan bisa dilakukan
pemeriksaan USG, pengamatan leher rahim dan Pap smear.
b) Persalinan prematur lebih mungkin terjadi pada keadaan berikut:
1. Ibu memiliki kelainan struktur pada rahim atau leher rahim.
2. Perdarahan.
3. Stress fisik atau mental.
4. Kehamilan ganda.
5. Ibu pernah menjalani pembedahan rahim.
6. Bayi lahir belum cukup bulan.
7. Bayi lahir dengan berat kahir rendah (BBLR).
8. Keguguran (abortus).
9. Persalinan tidak lancar / macet.
10. Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan.
11. Janin mati dalam kandungan.
12. Ibu hamil / bersalin meninggal dunia.
13. Keracunan kehamilan/kejang-kejang. (Firdaus, 2006)
a. Mengenal dan mengetahui ibu-ibu yang termasuk dalam kondisi yang mengalami
tanda bahaya dengan adanya pengetahuan ibu-ibu sehingga dapat dilakukan rujukan ke
tempat fasilitas yang lebih baik (rumah sakit).
b. Meningkatkan mutu prinatal care
c. Menganjurkan setiap ibu hamil kontrol ke BKIA.
d. Penyuluhan oleh bidan desa terhadap kesehatan ibu, bayi serta penyakit yang dapat
diderita oleh ibu selama kehamilan secara aktif.
e. Bidan desa harus bertempat tinggal di desa yang ditugaskan yang merupakan ujung
tombak tentang kesehatan ibu di desa yang ditempatinya.
f. Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu,
Puskesmas, Rumah Sakit, paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan.
g. Dengan mendapatkan imunisasi TT 2X.
h. Bila ditemukan kelainan saat pemeriksaan harus lebih sering dan lebih intensif.
i. Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna. (Rachmat, 2007)
XI. LAMPIRAN