Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Hipertensi pada Kehamilan

Hari/Tanggal : 13 Agustus 2020

Waktu :10.00 - selesai

Penyaji : Mahasiswa Profesi Kebidanan UKB

Tempat : Posyandu Melati

A. LATAR BELAKANG

Hipertensi pada kehamilan merupakan penyakit tidak menular penyebab kematian

maternal. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis yang tidak

ditularkan dari orang ke orang. PTM diantaranya adalah hipertensi, diabetes, penyakit

jantung, stroke, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). PTM merupakan

penyebab kematian hampir 70% di dunia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2007 dan 2013, tampak kecenderungan peningkatan prevalensi PTM

seperti hipertensi, diabetes, stroke, dan penyakit sendi/rematik/encok. Fenomena ini

diprediksi akan terus berlanjut (Kemenkes RI, 2018).

Data hasil dari capaian kinerja kemenkes RI pada tahun 2015 mengatakan bahwa

kematian ibu di Indonesia ada 4.999 kasus, menjadi 4.912 kasus ditahun 2016, sedangkan

pada tahun 2017 mencapai 1.712 kasus. Sedangkan Angka kematian bayi pada tahun

2015 ada 33.278 %, tahun 2016 32.007 % dan ditahun 2017 sebanyak 10.294 %. Cakupan

kunjungan nifas (KF3) pada tahun 2014 sebesar 86,4 %, dan di tahun 2015 sebesar 87,06

% mengalami peningkatan dan di tahun 2016 sebesar 84,41 % mengalami penurunan

kembali pada tahun 2017 sebesar 87,36 %. Cakupan pelayanan kesehatan neonatus 0-28

1
hari (KN 2 Lengkap) pada tahun 2016 sebesar 91,14 % , dan pada tahun 2017 sebesar

92,62 %.

Jumlah AKI di Sumatera Selatan pada tahun 2014 sebanyak 155 per 100.000

kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2015 sebesar 165 per 100.000 kelahiran hidup.

Penyebab kematian ibu antara lain seperti perdarahan, hipertensi dalam kehamilan,

infeksi, gangguan sistem peredaran darah, gangguan metabolik dan penyebab lainya.

Sedangkan angka kematian bayi sebesar 3,7 per 1.000 kelahiran hidup. Untuk cakupan

pelayanan kesehatan ibu hamil kunjungan (K1) dan kunjungan lengkap (K4) sebesar

95,37% pada tahun 2017. Cakupan kunjungan nifas (KF3) sebesar 91,10% pada tahun

2017.

Data dari profil Dinas Kesehatan Kota Palembang tahun 2017 AKI sebanyak 7

orang dari 27.876 kelahiran hidup penyebabnya antara lain hipertensi dalam kehamilan 5

orang (72%). Sedangkan angka kematian Bayi pada tahun 2017 sebanyak 29 kasus

kematian dari 27.876 kelahiran hidup. Penyebab kematian antara lain BBLR, kelainan

congenital, asfiksia, dan lainya. Cakupan K1 dan K4 sebesar 99,96% pada tahun 2017.

Cakupan kunjungan nifas pada tahun 2015 mencapai 91,90%.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan penyuluhan ini, peserta dapat mengerti dan memahami tentang
hipertensi pada kehamilan
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan difinisi hipertensi pada kehamilan
b. Menyebutkan factor-faktor resiko hipertensi pada kehamilan
c. Menjelaskan penatalaksanaan hipertensi pada kehamilan
d. Menjelaskan diagnosis hipertensi pada kehamilan

2
C. MANFAAT
1. Responden /ibu hamil
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman bagi para ibu yang sedang menjalani
masa kehamilan tentang sikap dan pola makan yang harus diwaspadai selama hamil,
dalam upaya pencegahan terjadinya hipertensi dalam kehamilan.
2. Puskesmas
Sebagai sarana untuk memberikan masukan dalam upaya pencegahan dan menangani
masalah ibu hamil yang mengalami hipertensi saat hamil.
3. Institusi
Sebagai bahan refrensi untuk melakukan penyuluhan terhadap kejadian hipertensi
pada kehamilan

D. PENATALAKSANAAN KEGIATAN

1. Materi / pokok bahasan : Tentang hipertensi pada kehamilan


2. Sasaran : Ibu hamil dengan hipertensi
3. Target : Semua Ibu hamil primigravida yang hipertensi
4. Metode : Ceramah dan diskusi
5. Media : Leaflet

6. Waktu dan tempat : jam 10:00 sampai selesai di posyandu melati


.

E. SETTING TEMPAT

3
KETERANGAN :

: MODERATOR

: MEDIA

: PENYAJI

: KLIEN / PASIEN

: PEMBIMBING

: OBSERVER

: NOTULIS

F. URAIAN TUGAS

1. PENANGGUNG JAWAB : Mustika Damayanti


TUGAS : Mempersiapkan acara penyuluhan

2. MODERATOR : Mely Rismayani


TUGAS : Memandu dan mengatur jalannya acara

4
3. PENYAJI : Asi Yusmira
TUGAS :Memaparkan dan menjelaskan materi
penyuluhan

4. OBSERVER : Masringah
TUGAS : Menilai lancar atau tidaknya
penyuluhan

5. FASILITATOR : Mustika Damayani, mely Rismayani,


Asi Yusmira, Masringah

G. TABEL KEGIATAN

Waktu Tahap Kegiatan Kegiatan Kegiatan


Penyuluhan Sasaran
10 menit Pembukaan - Membuka acara - Menjawab salam
dengan mengucapkan
salam
- Menyampaikan topik - Mendengarkan
dan tujuan penkes penyuluh
kepada sasaran menyampaikan topik
dan tujuan
- Kontrak waktu untuk - Menyetujui
kesepakatan kesepakatan waktu
pelaksanaan penkes pelaksanaan penkes
dengan sasaran
10 menit Kegiatan Inti - Menjelaskan materi - Mendengarkan
penyuluhan kepada penyuluh
sasaran menyampaikan
materi
- Memberikan umpan - Memberikan umpan
balik kepada pasien balik yang diberikan
penyuluh
- Memberikan - Menanyakan hal –
kesempatan kepada hal yang tidak
sasaran untuk dimengerti dari
menanyakan hal-hal amteri penyuluhan
yang belum di
mengerti dari materi
yang dijelaskan
penyuluh
10 menit Sesi pertanyaan - Menanyakan kembali - Memberikan
kepada sasaran apakah pertanyaan

5
ada yang ingin
dipertanyakan
15 menit Evaluasi / penutup - Memberikan - Menjawab
kesempatan bertanya pertanyaan yang
kepada sasaran tentang diajukan penyuluh
materi yang sudah
disampaikan penyuluh
- Menyimpulkan materi - Mendengarkan
penyuluhan yang penyampaian
sudah disampaikan kesimpulan
kepada sasaran - Mendengarkan
- Menutup acara dengan penyuluh menutup
mengucapkan terima acara dan menjawab
kasih dan salam salam
kepada sasran

H. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Struktur
a. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
c. Tempat dan waktu tersedia sesuai perencanaan

2. Evaluasi proses
Audiens, vasilitator, moderator, observer, dan notulis berperan aktif selama kegiatan
berlangsung.

3. Evaluasi Hasil
Diharapkan dari 100% audiens :
a) Diharapkan 70% audiens mengetahui apa yang dimaksud dengan vomitus/muntah
b) Diharapkan 70% audiens mengetahui apa penyebab vomitus/muntah
c) Diharapkan 70% audiens mengetahui pemeriksaan diagnostik vomitus/muntah
d) Diharapkan 70% audiens mengetahui apa penatalaksanaan vomitus/muntah
e) Diharapkan 70% audiens mengetahui bagaimana penanganan vomitus/muntah
f) Diharapkan 70% audiens mengetahui komplikasi pada vomitus (muntah)

6
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
NYA kepada penulis, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan satuan acara penyuluhan
yang berjudul “ Hipertensi pada Kehamilan“. Laporan satuan acara penyuluhan ini kami
buat bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan kami sendiri pada
khususnya. Sehingga rekan- rekan pembaca nantinya dapat mengambil pelajaran yang positif
dari satuan acara penyuluhan ini dan bermanfaat dalam praktek sehari-hari.

Dalam penyusunan ini mendapat banyak bantuan, bimbingan, dan dukungan serta
kerja sama dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan Terima Kasih
kepada :

1. Ibu Siti Aisyah, SST, M.Kes selaku Dekan Fakultas kebidanan dan Keperawatan
Universitas kader bangsa Palembang.
2. Ibu Zuraidah, SKM Selaku Pimpinan Puskesmas Tirta harja di kabupaten Banyuasin.
3. Ibu Eka Novisa Iryani, SST Selaku CI Pembimbing yang telah meluangkan waktu,
tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam
rangka penyelesaian penyusunan satuan acara penyuluhan ini
4. Ibuk Merisa Riski, S.ST, M.Keb Selaku Pembimbing Akademik
5. Semua teman – teman yang telah mau bekerjasama dalam menyelesaikan satuan
acara penyluhan ini dengan baik.

Segala sesuatu yang terdapat dalam satuan acara penyluhan ini, mungkin masih jauh
dari kesempurnaan. Kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan di masa datang.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini berguna bagi semua pihak yang membutuhkan.

Palembang, September 2020

Kelompok

7
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................. i
KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Tujuan.............................................................................................................. 2
C. Manfaat ........................................................................................................... 2
D. Penatalaksanaan kegiatan................................................................................ 2
E. Setting Tempat................................................................................................ 3
F. Uraian Tugas................................................................................................... 4
G. Tabel kegiatan................................................................................................. 5
H. Kriteria Evaluasi.............................................................................................. 6
LAMPIRAN ISI
A. Defenisi........................................................................................................... 7
B. Etiologi............................................................................................................ 7
C. Patofisiologi.................................................................................................... 10
D. Manifestasi Klinik........................................................................................... 14
E. Diagnosis ........................................................................................................ 17
F. Penatalaksanaan.............................................................................................. 17
G. Komplikasi...................................................................................................... 19
PENUTUP............................................................................................................ 21
A. Kesimpulan...................................................................................................... 21
B. Saran................................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA
Jadwal Konsul
Leaflet
Undangan
Absen Mahasiswa
Absen Penyuluhan

8
LAMPIRAN MATERI

A. Definisi

Hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang dapat

menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai normal, yaitu melebihi 140/90 mmHg

(Nugroho, 2012).

Hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaksual yang terjadi sebelum

kehamilan, atau timbul dalam kehamilan pada masa nifas. (Nugroho, 2012).

Hipertensi Kehamilan adalah kelainan yang belum diketahu ipenyebabnya secara

pasti yang terjadi dalam masa kehamilan dan dimanifestasikan dengan meningkatnya

tekanan darah (tekanan sistolik naik 30 mmHg per tekanan distolik naik 15 mmHg diatas

nilai diatas nilai dasar) disertai protein uria edema ( preeklamsia) yang berlanjut pada

kejang dan koma (eklamsia) (Wagiyo, 2016).

Hipertensi dalam kehamilan dimana tekanan darah sistolik dan diastolic 140/90

mmHg. Pengukuran tekanan darah minimal 2 kali dengan jangka waktu 4 jam. Kenaikan

tekanan darah sistolok 30 mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolic 15 mmHg.

(Prawirohardjo, 2014).

Hipertensi dalam kehamilan didefinisikan sebagai kenaikan tekanan darah sistolik

140 mmHg tekanan darah diastolic 90 mmHg yang dilihat dari dua kali pengukuran

dengan jeda enam jam pada masa kehamilan (George, 2014).

B. Etiologi

Prawirohardjo (2013), menjelaskan penyebab hipertensi dalam kehamilan belum

diketahui secara jelas. Namun ada beberpa faktor resiko yang menyebabkan terjadinya

hipertensi dan dikelompokkan dalam faktor risiko. Beberapa faktor risiko sebagai berikut:

a. Primigravida, primipaternitas.

9
b. Hiperplasentoris, misal: mola hidatidosa, kehamilan multiple, diabetes mellitus ,

hidrops fetalis, bayi besar.

c. Umur.

d. Riwayat keluarga pernah preeklamsia/eklamsia.

e. Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil.

f. Obesitas.

C. Patofisiologi
Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan jelas.

Banyak teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan, tetapi

tidak ada satupun teori yang di anggap mutlak benar. Teori-teori yang sekarang banyak

dianut adalah (Prawirohardjo, 2013).

1. Teori kelainan vaskularisasi plasenta

Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari cabang-

cabang arteri uterina dan arteri ovarika. Kedua pembuluh tersebut menembus

miometrium berupa arteri arkuata dan arteri kuarta memberi cabang arteri radialis.

Arteri radialis menembus endometrium menjadi arteri basalis memberi cabang arteri

spiralis.

2. Teori iskemia plasenta, radikal bebas. Dan disfungsi endotel

a. Iskemia plasenta dan pembentukan oksidan/radikal bebas sebagaimana

dijelaskan pada teori invasi trofoblas, pada hipertensi dalam kehamilan terjadi

kegagalan ”remodeling arteri spiralis” dengan akibat plasenta mengalami

iskemia.

b. Peroksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi dalam kehamilan. Pada

hipertensi dalam kehamilan telah terbukti bahwa kadar oksidan, Khususnya

peroksida lemak meningkat, sedangkan antioksidan, misalnya vitamin E pada

10
hipertensi dalam kehamilan menurun. Sehingga terjadi dominan kadar oksidan

peroksida lemak yang relatif tinggi.

c. Disfungsional sel endotel. Akibat sel endotel terpapar terhadap peroksida lemak,

maka terjadinya kerusakan sel endotel, yang kerusakan dimulai dari membran

sel endotel.

3. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin

Faktor imunologik berperan terhadap terjadinya hipetensi dalam kehamilan sebagai

berikut:

a. Primigravida mempunyai resiko lebih besar terjadinya hipertensi dalam

kehamilan jika dibandingkan dengan multigravida.

b. Ibu multipura yang kemudian menikah lagi mempunyai resiko besar terjadinya

hipertensi dalam kehamilan jika dibandingkan dengan suami yang sebelumnya.

c. Seks oral mempunyai resiko lebih rendah terjadinya hipertensi dalam

kehamilan.

4. Teori adaptasi kardiovaskular

Pada hamil normal pembuluh darah refrakter terhadap bahan-bahan vasopresor.

Refrakter berarti pembuluh darah tidak peka terhadap rangsangan bahan vasopresor,

atau dibutuhkan kadar kadar vasopresor yang lebih tinggi buntuk menimbulkan

respon vasokonstriksi.

D. Manifestasi Kliniks

Manifestasi kliniks untuk hipertensi ringan dalam kehamilan antara lain tekanan darah <

100 mmHg, proteinuria samar sampai + 1 dan peningkatan enzim hati minimal.

Manifestasi klinik berat dalam kehamilan antara lain, tekanan darah distolik 110 mmHg

atau lebih, proteinuria +2 persisten atau lebih, nyeri kepala hebat, gangguan penglihatan ,

11
nyeri abdomen atas, oliguria, kejang, kreatinin meningkat, trombositopenia, peningkatan

enzim hati, pertumbuhan janin terhambat dan edema paru (Wagiyo,2016).

E. Diagnosis
1. Anamesis

Dilakukan anamesis pada pasien/keluarga mengenai adanya gejala, penyakit

terdahulu, penyakit keluarga dan gaya hidup seharihari. Gejala dapat berupa nyeri

kepala ,gangguan virus, rasa panas dimuka dispneu, nyeri dada, mual muntah dan

kejang. Penyakit terdahulu seperti hipertensi dalam kehamilan, penyulit ginjal.

Riwayat gaya hidup meliputi keadaan lingkungan sosial, merokok dan minum

alkohol. (POGI, 2010).

2. Pemeriksaan fisik

Evaluasi tekanan darah dilakukan dengan cara meminta pasien dalam posisi duduk

dikursi dengan punggung berstandar pada sandaran kursi, lengan yang akan diukur

tekanan darahnya, letakkan setinggi jantung dan bila perlu lengan diberi penyangga.

3. Pemeriksa penunjang

Pemeriksa yang perlu dilakukan dalam kasus hipertensi sebagai komplikasi

kehamilan adalah proteinuria, untuk diagnosa dini preeklamsi yang merupakan

akibat dari hipertensi kehamilan.

F. Penatalaksanaan
Manuaba dkk (2013), menjelaskan beberapa penatalaksana yang dapat dilakukan

pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan diantranya:

1. Hipertensi ringan

Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi nasehat untuk

menurunkan gejala klinis dengan tirah baring 2x2 jam/hari dengan posisi miring.

Untuk mengurangi darah ke vena untuk meningkatkan peredaran darah menuju

12
iskemia plasenta, menurunkan tekanan darah, meningkatkan darah, meningkatkan

produksi urine. Pasien juga dianjurkan segera beroba jika terdapat gejala kaki

bertambah berat (edema).

2. Hipertensi berat

Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat dengan tirah baring ke satu

sisi dalam suasana isolasi. Pemberian obatobatan untuk menghindari kejang (anti

kejang), antihipertensi, pemberian diuretic, pemberian infus dekstrosa 5% dan

pemberian antasida.

3. Hipertensi kronis

Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit untuk evaluasi menyeluruh,

pemeriksa laboratorium lengkap serta kultur, pemeriksa kardiovaskuler pulmona.

G. Komplikasi

Komplikasi awal adalah kejang, yaitu :

1. Kejang dapat meningkatkan kemungkinan mortalitas maternal sebanyak 10 kali lipat,.

Penyebab kematian maternal karena eklamsia adalah henti jantung, edema pulmo, dan

syok, serta perdarahan serebral dan gagal ginjal.

2. Kejang dapat juga meningkatkan kemungkinan kematian janin sebanyak 40 kali lipat

yang disebabkan oleh hipoksia, asidosis, dan asulosio plasenta.

3. Dapat terjadi kebutaan atau paralisis karena lepasnya retina atau akibat perdarahan

intracranial

4. Terjadinya perdarahan postpartum

5. Adanya toksik delirium

6. Terjadinya luka karena kejang seperti laserasi bibir atau lidah dan fraktur vertebra

7. Terjadinya aspirasi pneumonia

13
Komplikasi jangka panjang, antara lain :

1. Sebanyak 40-50% ibu hamil dengan preeklamsia atau eklamsia memiliki

kemungkinan kejadian yang sama pada kehamilan selanjutnya

2. Pada pasien dengan preeklamsia berat dan eklamsia, timbul hipertensi permanen

sebesar 30-50%.

(Arantika, 2019).

14
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipertensi pada kehamilan sering terjadi (6-10 %) dan meningkatkan risiko

morbiditas dan mortalitas pada ibu, janin dan perinatal. Preeklampsia/eklampsia dan

hipertensi berat pada kehamilan risikonya lebih besar. Hipertensi pada kehamilan dapat

digolongkan menjadi pre-eklampsia/ eklampsia, hipertensi kronis pada kehamilan,

hipertensi kronis disertai preeklampsia, dan hipertensi gestational.

Pengobatan hipertensi pada kehamilan dengan menggunakan obat antihipertensi

ternyata tidak mengurangi atau meningkatkan risiko kematian ibu, proteinuria, efek

samping, operasi caesar, kematian neonatal, kelahiran prematur, atau bayi lahir kecil.

Penelitian mengenai obat antihipertensi pada kehamilan masih sedikit. Obat yang

direkomendasikan adalah labetalol, nifedipin dan methyldopa sebagai first line terapi.

Penatalaksanaan hipertensi pada kehamilan memerlukan pendekatan multidisiplin

dari dokter obsetri, internis, nefrologis dan anestesi. Hipertensi pada kehamilan memiliki

tingkat kekambuhan yang tinggi pada kehamilan berikutnya.

15

Anda mungkin juga menyukai