PENDAHULUAN
Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyebab utama dan pertama kematian di
negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia. Penyakit jantung koroner adalah penyakit
pembuluh darah koroner jantung oleh karena penyempitan, penyumbatan, ataupun kelainan
pembuluh darah lain. Keadaan tersebut disebabkan oleh spasme, arteroklerosis maupun
kombinasi keduanya. Aliran yang terhambat dapat menyebabkan suplai oksigen dan nutrisi
untuk miokardium menurun hingga timbul nyeri dan gangguan fungsi kerja jantung.
Prevalensi tertinggi di negara berkembang termasuk Indonesia yakni sebesar 1,5 %, menurut
kelompok umur paling banyak terjadi pada umur 65 – 74 tahun (3,6%), diikuti kelompok
umur 75 tahun ke atas (3,2%), kelompok umur 55-64 tahun (2,1%) dan kelompok umur 35-
44 tahun (1,3%). Untuk daerah Banjarmasin yang menderita penyakit jantung berjumlah
9000 orang.
faktor risiko yang menyebabkan terjadinya PJK, ada yang dapat dikendalikan seperti usia,
jenis kelamin, riwayat keluarga, dan ada yang tidak dapat dikendalikan seperti dislipidemia,
hipertensi, merokok,diabetes melitus, obesitas, stres. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya PJK yaitu mengubah gaya hidup, berhenti merokok, rajin bergerak, rajin
cek kesehatan.
Mengenal Faktor resiko PJK sangat penting dalan usaha pencegahan PJK merupakan
salah satu usaha yang cukup besar peranannya dalam penanganan PJK untuk
menurunkan resiko dan kematian akibat PJK yaitu dengan cara mengendalikan faktor
resiko PJK.
1
1.2 Tujuan
1.Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapakan peserta memahami tentang pencegahan
penyakit jantung koroner.
2.Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan 75 % peserta dapat:
a. Menyebutkan pengertian PJK
b. Menyebutkan faktor-faktor penyebab PJK.
c. Menyebutkan tanda dan gejala terjadinya PJK.
d. Menjelaskan cara pencegahan PJK .
2
1.3 Penatalaksanaan Kegiatan
1.Topik
Pencegahan penykit jantung koroner
2. Sasaran dan target
Sasaran : Siswa SMKN1 Banjarmasin
Target : Siswa/i
1. Materi
Terlampir
2. Metoda
Ceramah, tanya jawab, dan diskusi.
5. Pengorganisasian
a. Penanggung jawab : Dwi Martha A. S.kep, Ners.,M.Kep
b. Ketua : Septa Anastasius Dwi Putra
c. Moderator : Maria Avila Kasinem
d. Pemateri : Maria Yunita, Septalia Lely
e. Observer : Silvana
f. Fasilitator : Wahyu Maria Tongtaka
g. Seksi Dokumentasi : Chandra Nugraha Pongka’pe
h. Seksi konsumsi : Deden Winata
3
6. Uraian Tugas
a. Penanggung jawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan.
b. Moderator
1) Membuka acara.
2) Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing.
3) Menjelaskan tujuan dan topik.
4) Menjelaskan kontrak waktu.
5) Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri.
6) Mengarahkan alur diskusi.
7) Memimpin jalannya diskusi.
8) Menutup acara.
c. Pemateri
Mempersiapkan materi untuk penyuluhan.
d. Observer
Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.
e. Fasilitator
1. Memotifasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya penyuluhan.
2. Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari peserta.
f. Seksi Dokumentasi
Mengambil gambar atau foto sebelum penyuluhan, selama proses penyuluhan
dan sesudah penyuluhan.
4
1.4 Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan
Waktu
Kegiatan Penyuluh Sasaran
Memperhatikan
Perkenalan
Mendengarkan penyuluh
Menyampaikan topik dan
menyampaikan topik dan tujuan.
tujuan penkes kepada sasaran
Menjelaskan materi
Mendengarkan penyuluh
penyuluhan kepada sasaran
menyampaikan materi
dengan menggunakan leaflet.
5
10 menit Evaluasi / Memberikan pertanyaan
Menjawab pertanyaan yang
penutup kepada sasaran tentang materi
diajukan penyuluh.
yang sudah disampaikan
penyuluh
2.Evaluasi Proses
a.Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
b.Waktu yang direncanakan sesuai dengan pelaksanaan.
c.70 % peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan.
d.70 % peserta tidak meninggalkan ruangan selama penyuluhan.
3.Evaluasi Hasil
Peserta mampu:
a.Menyebutkan pengertian PJK
b.Menyebutkan faktor-faktor penyebab terjadinya PJk
c.Menyebutkan tanda dan gejala terjadinya PJK.
d.Menjelaskan cara pencegahan PJK
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Istilah atherosclerosis berasal dari bahasa Yunani dati kata athere yang berarti
bubur atau lunak. Istilah ini menggambarkan penampilan kasar dari bahan plak.
Aterosklerosis adalah suatu proses panjang yang dimulai sejak usia anak-anak, tetapi
proses ini memerlukan waktu bertahun-tahun. (Mutaqin, 2011)
7
3. Hipertensi
Hipertensi dapat mempercepat proses aterosklerosis apabila disertai dengan
hiperlipidemia. Meskipun hipertensi diastolik adalah kriteria utama untuk
menentukan tekanan darah tinggi dan lebih baik berhubungan dengan penyakit
kardiovaskuler, peningkatan baik tekanan sistolik dan diastolik berhubungan
dengan perkembangan penyakit jantung iskemik. Tekanan sistolik lebih besar atau
sama dengan 140mmHg atau tekanan diastolik lebih besar dari atau sama dengan
90mmHg dianggap sebagai faktor risiko yang signifikan untuk serangan jantung,
terutama ketika hadir dalam orang yang lebih muda.
4. Merokok
Nikotin dan karbonmonoksida dari rokok mempunyai efek yang jelek pada
pembuluh darah. Merokok merupakan factor risiko utama yang menyebabkan
kematian dari CAHD. Merokok bisa mengurangi kadar kolesterol HDL dan
meningkatkan kolesterol LDL. Merokok menyebabkan bertambahnya kadar
karbonmonoksida di dalam darah sehingga meningkatkan resiko terjadinya cedera
pada lapidan dinding arteri. Merokok dapat mempersempit arteri yang sebelumnya
telah menyempit karena aterosklerosis, sehingga mengurangi jumlah darah yang
sampai ke jaringan.Merokok juga dapat meningkatkan kecenderungan darah
membentuk bekuan sehingga meningkatkan resiko terjadinya penyakit arteri
perifer, arteri koroner, stroke, dan penyumbatan suatu arteri cangkokan setelah
pembadahan.
5. Keturunan
Meski asosiasi ini tidak jelas, faktor genetik tampaknya bermain RLE dalam
pengembangan CAD. Rupanya sebuah toward hypertension kecenderungan,
hiperlipidemia, dan diabetes . Namun, tidak diketahui apakah kecenderungan
warisan atau hanya hasil dari pola gaya hidup yang diwariskan dari generasi ke
generasi. Jika kemudian benar, faktor-faktor risiko utama dapat diubah positif.
6. Obesitas
Penelitian telah menunjukkan bahwa dan asupan makanan meningkat
dikaitkan dengan peningkatan dalam LDL. Orang obesitas juga memiliki
kecenderungan intoleransi glukosa hypertensionand. Obesitas didefinisikan sebagai
indeks massa tubuh (BB / TB kuadrat) lebih besar dari 20% di atas berat badan
ideal.
8
7. Gaya hidup
Meskipun dokumentasi yang tepat dari efek positif dari latihan terhadap
risiko CAD sulit, studi melakukan mendukung penurunan risiko CAD di antara
orang dikondisikan dengan baik seperti lari dan pelari marathon.Tidak aktif
berhubungan dengan penurunan HDL.
8. Diabetes Melitus
Terlepas dari faktor-faktor sebelumnya yang telah dipelajari dan sangat
terlibat dalam CAD. Glukosa intoleransi seperti yang dibuktikan dalam diabetes
mellitus telah diidentifikasi sebagai faktor cardiovascularrisk kuat, khususnya di
kalangan perempuan.
9. Usia dan jenis kelamin
CAD yang lebih menonjol dalam manusia yang lebih tua. Kematian dari
CAD dilaporkan lima kali sering untuk laki-laki sebagai perempuan di 35-sampai
40 tahun grup tua dan dua sampai tiga kali lebih sering pada mereka 60 tahun dan
lebih tua. Perbedaan-perbedaan ini telah dikaitkan dengan hormon seks wanita,
karena ini system kekebalan wanita menurun dengan cepat setelah menopause.
Estrogen kontrasepsi oral didasarkan telah terbukti berhubungan dengan
peningkatan risiko CAD dan MI akut pada wanita 45 tahun dan khususnya muda,
jika mereka juga merokok dan memiliki tekanan darah tinggi. Ini hasil temuan dari
studi yang telah menunjukkan kolesterol serum tinggi dan tingkat trigliserida pada
wanita menggunakan kontrasepsi oral.Terjadinya CAD pada orang kurang dari 30
tahun biasanya berhubungan dengan hiperlipidemia, hipertensi, dan merokok.
9
2.4 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi akibat PJK adalah :
a. Serangan jantung
b. Aritmia
c. Gagal jantung
2.5 Pencegahan
Cara pencegahan penyakit jantung adalah dengan mengubah pola hidup
dengan memperhatikan factor-faktor penyebab PJK, maka dapat kita sesuaikan
dengan kebiasaan hidup kita yang beresiko mengakibatkan menderita PJK. Dengan
memperhatikan makanan yang kita konsumsi dan kurangi merokok.
BAB III
10
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyebab utama dan pertama
kematian di negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia. Penyakit jantung
koroner adalah penyakit pembuluh darah koroner jantung oleh karena penyempitan,
penyumbatan, ataupun kelainan pembuluh darah lain. Keadaan tersebut disebabkan
oleh spasme, arteroklerosis maupun kombinasi keduanya. Aliran yang terhambat
dapat menyebabkan suplai oksigen dan nutrisi untuk miokardium menurun hingga
timbul nyeri dan gangguan fungsi kerja jantung.
3.2 Saran
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam upaya mencegah terjadinya
penyakit jantung koroner diantaranya :
1. Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan
2. Mengatur pola makan yang baik
3. Berhenti merokok
4. Rajin berolahraga / latihan fisik
DAFTAR PUSTAKA
11
12