Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DI PUSKESMAS ALAI KOTA PADANG


KEPERAWATAN KOMUNITAS

Oleh
SELVI RADIATUL MARDIAH
NIM : 1710105068

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES ALIFAH PADANG
PADANG
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
IMUNISASI MR (Measles Rubella)

Pokok Pembahasan : Imunisasi MR (Measles Rubella)


Sub Pokok Pembahasan : Penjelasan mengenai imunisasi MR (Measles Rubella)
Sasaran : Pengunjung Puskesmas Alai Kota Padang
Jam : 08.30 WIB
Waktu : 25 menit
Tanggal : 25 Juni 2019
Tempat : Puskesmas Alai Kota Padang
Nama Penyuluh : Selvi Radiatul Mardiah

A. Latar Belakang
Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi campak dan pengendalian
rubella/Congenital Rubella Syndrome (CRS) pada tahun 2020. Berdasarkan hasil
surveilans dan cakupan imunisasi, maka imunisasi campak rutin saja belum cukup untuk
mencapai target eliminasi campak. Sedangkan untuk akselerasi pengendalian
rubella/CRS maka perlu dilakukan kampanye imunisasi tambahan sebelum introduksi
vaksin MR ke dalam imunisasi rutin. Untuk itu diperlukan kampanye pemberian
imunisasi vaksin MR pada anak usia 9 bulan sampai dengan <15 tahun. Kegiatan
kampanye imunisasi MR ini akan dilaksanakan dalam dua fase yaitu fase I pada bulan
Agustus - September 2017 di seluruh Pulau Jawa dan fase II pada bulan Agustus -
September 2018 di seluruh Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara,
Maluku dan Papua.
Kesadaran orangtua untuk memberikan imunisasi campak dan rubella (MR) terhadap
anaknya masih rendah. Setidaknya hal itu terlihat di lingkungan Puskesmas Alai. Dari
2.039 sasaran, baru sekitar 6 persen saja yang mendapatkan imunisasi MR.

Umumnya orangtua tidak mengizinkan anaknya diimunisasi karena ketakutan


terhadap efek dan kehalalan vaksin MR. Padahal penyakit yang disebabkan virus ini
belum ada obatnya, melainkan hanya dapat dicegah dengan vaksin MR yang tengah
dikampanyekan pemerintah. Kepala Puskesmas Alai, Drg Yenni mengatakan,
masyarakat perlu diberi pemahaman bahwa kondisinya saat ini darurat campak dan
rubella. Dari sisi agama, juga sudah ada fatwa MUI yang menyatakan vaksin MR boleh
digunakan bagi muslim, karena belum ada selain yang sedang digunakan sekarang.
“Sesuai fatwa MUI, vaksin MR boleh digunakan karena kondisinya darurat,” kata dr
Yenni di sela-sela sosialisasi imunisasi MR di Puskesmas Alai.

Yenni melanjutkan, pihaknya sudah melihat sendiri anak yang terkena virus rubella.
Kondisinya memprihatinkan dengan jantung bocor dan penderitaan lainnya seperti sesak
napas dan demam tinggi berkepanjangan. “Saya sudah lihat sendiri kondisi anak yang
terkena virus rubella. Sangat memprihatinkan dan banyak kerugian yang diderita
keluarga,” tuturnya. Sementara itu, KUA Padang Utara Juhar menyebut, fatwa MUI
sebelumnya menyatakan vaksin MR mengandung unsur yang haram, tetapi kajian lebih
lanjut MUI menyatakan boleh digunakan karena kondisi darurat. “Berdasarkan fatwa
MUI tersebut, KUA Padang Utara turut mendukung dan bekerja sama dengan semua
stakeholders agar masyarakat partisipatif untuk imunisasi MR,” kata Juhar.

Menurut Eva Yenita dari Tim Monitoring dan Supervisi Imunisasi MR Dinas
Kesehatan Kota Padang, terkait imunisasi MR serta dampak campak dan rubella ini
masih harus disosialisasikan lebih luas. “Saat ini sudah sosialisasi kedua. Bila realisasi
masih jauh dari target sasaran, dilakukan sosialisasi ketiga. Kami datang ke sekolah-
sekolah dan langsung kepada para orang tua,” sebutnya. Pada kesempatan ini, pihak
Puskesmas dan Lurah Gunungpangilun serta stakeholders lainnya menandatangani
komitmen bersama untuk kampanye imunisasi MR. Kampanye difokuskan terhadap
orangtua yang mempunyai anak sasaran imunisasi rubella.

B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 25 menit, diharapkan masyarakat mampu memahami
dan mengerti tentang imunisasi MR (Measles Rubella).
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 25 menit tentang imunisasi MR (Measles
Rubella), diharapkana dapat:
a. Menjelaskan tentang pengertian imunisasi MR (Measles Rubella)
b. Menyebutkan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi MR (Measles
Rubella)
c. Mejelaskan jadwal dan tempat kampanye pemberian imunisasi MR (Measles
Rubella)

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik Kegiatan
Penyuluhan tentang pencegahan dan perawatan ulkus diabetikum
a. Sasaran
Klien dan keluarga klien yang berada di Puskesmas Alai Kota Padang
b. Metode
Ceramah, diskusi dan tanya jawab
c. Media
Leaflet
d. Tempat
Puskesmas Alai Kota Padang
e. Waktu
Hari Selasa tanggal 25 Juni 2019
f. Pengorganisasian
1) Struktur Organisasi
a) Penanggung jawab :
b) Moderator :
c) Presenter :
d) Fasilitator :
e) Observer :

2) Setting tempat
Keterangan : : Observer

: Moderator

: Penyaji

: Pembimbing

: Klien dan Keluarga Klien

: Fasilitator

a. Susunan acara
N Tahap
Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran
o Kegiatan
1. Pembukaan 3 menit  Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan dan
 Menyampaikan tentang tujuan menyimak
pokok materi  Bertanya mengenai
 Meyampakaikan pokok perkenalan dan tujuan jika
pembahasan ada yang kurang jelas
 Kontrak waktu
2. Pelaksanaan 10 menit  Mengkaji ulang pengetahuan  Mendengarkan dan
sasaran tentang materi menyimak
penyuluhan  Bertanya mengenai hal-hal
 Penyampaian Materi yang belum jelas dan
 Tanya Jawab dimengerti
 Memberikan kesempatan pada  Mendengar
peserta untuk bertanya  Memperhatikan
3. Penutup 3 menit  Memberikan pertanyaan  Sasaran dapat menjawab
kepada sasaran mengenai tentang pertanyaan yang
materi yang telah disampaikan diberikan
 Menyampaikan kesimpulan  Menjawab salam
materi
 Mengakhiri pertemuan dan
mengucap salam

b. Uraian tugas
1) Penanggung jawab :
Tugas : Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
2) Moderator :
Tugas : Membuka acara, membuat kontrak waktu, menjelaskan tujuan acara, dan
mengatur jalannya penyuluhan yang sedang berlangsung
3) Presenter :
Tugas : Menyampaikan materi penyuluhan
4) Fasilitator :
Tugas : Memotivasi dan memfasilitasi peserta untuk aktif selama penyuluhan
5) Observer :
Tugas : Mengamati Proses pelaksanaan kegiatan penyuluhan dari awal sampai
akhir meliputi waktu, jumlah peserta dan keaktifannya selama kegiatan
berlangsung.

A. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Meinformasikan kepada klien dan keluarga klien tentang penyuluhan yang akan
diadakan 1 hari sebelum penyuluhan dilakukan.
b. Leaflet telah selesai dicetak 1 hari sebelum penyuluhan dilakukan.
c. Peminjaman tempat dan alat sudah dilakukan 2 hari sebelum kegiatan dilakukan
d. Lembar Balik telah selesai 1 hari sebelum acara
e. 80% Klien dan Keluarga klien menghadiri kegiatan yang dilakukan
f. Mahasiswa selaku panitia kegiatan melaksanakan tugas dan peran sesuai yang
telah ditetapkan
2. Evaluasi proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat pada waktu kegiatan yang telah ditetapkan
b. 80 % undangan datang tepat waktu
c. 80% responden terlibat dan aktif (mampu mengemukakan pendapatnya, mampu
mengemukakan pertanyaan dan memahami tentang imunisasi MR) dalam kegiatan
penyuluhan.
d. 80 % responden mengikuti jalannya kegiatan sampai selesai penyuluhan.
e. Peneliti melaksanakan tugas dan peran yang telah ditetapkan
f. kegiatan selesai tepat pada waktu yang telah ditetapkan
3. Evaluasi hasil
a. 80 % responden yang hadir mengetahui dan memahami pengertian imunisasi MR
b. 80 % responden yang hadir mengetahui dan memahami latar belakang imunisasi
MR
c. 80 % responden yang hadir mengetahui dan memahami manfaat imunisasi MR
d. 80 % responden yang hadir mengetahui dan memahami dampak negatif jika tidak
imunisasi MR.

MATERI
Imunisasi Measles Rubela (MR)
A. Pengertian Imunisasi MR
Di Indonesia, rubella merupakah salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
memerlukan upaya pencegahan efektif. Data surveilans selama lima tahun terakhir
menunjukan 70% kasus rubella terjadi pada kelompok usia <15 tahun. Selain itu,
berdasarkan studi tentang estimasi beban penyakit CRS di Indonesia pada tahun 2013
diperkirakan terdapat 2767 kasus CRS, 82/100.000 terjadi pada usia ibu 15-19 tahun dan
menurun menjadi 47/100.000 pada usia ibu 40-44 tahun Sedangkan perhitungan
modelling di Jawa Timur diperkirakan 700 bayi dilahirkan dengan CRS setiap tahunnya.

Imunisasi MR adalah kombinasi vaksin Campak dan Rubella untuk perlindungan


terhadap penyakit Campak dan Rubella. Kampanye Imunisasi Measles Rubella (MR)
adalah suatu kegiatan imunisasi secara masal sebagai upaya untuk memutuskan transmisi
penularan virus Campak dan Rubella pada anak usia 9 bulan sampai dengan <15 tahun,
tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya. Imunisasi ini sifatnya wajib dan
merupakan komitmen Indonesia untuk mencapai eliminasi Campak dan pengendalian
Rubella tahun 2020.

B. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi MR

Campak merupakan penyakit yang sangat mudah menular yang disebabkan oleh
virus dan ditularkan melalui batuk dan bersin. Gejala penyakit Campak adalah demam
tinggi, bercak kemerahan pada kulit (rash) disertai dengan batuk dan/atau pilek dan/atau
konjungtivitis akan tetapi sangat berbahaya apabila disertai dengan komplikasi
pneumonia, diare, meningitis , kebutaan, gizi buruk dan bahkan dapat menyebabkan
kematian. Penyakit ini sangat berpotensi menjadi wabah apabila cakupan imunisasi
rendah dan kekebalan kelompok tidak terbentuk. Ketika seseorang terkena Campak, 90%
orang yang berinteraksi erat dengan penderita dapat tertular jika mereka belum kebal
terhadap Campak. Seseorang dapat kebal jika telah diimunisasi atau terinfeksi virus
Campak. Pada tahun 2000, lebih dari 562.000 anak per tahun meninggal di seluruh dunia
karena komplikasi penyakit Campak. Dengan pemberian imunisasi Campak dan berbagai
upaya yang telah dilakukan, maka pada tahun 2014 kematian akibat Campak menurun
menjadi 115.000 per tahun, dengan perkiraan 314 anak per hari atau 13 kematian setiap
jamnya.
Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi anak dan
dewasa muda yang rentan. Akan tetapi apabila Rubella ini menyerang pada wanita hamil
pada trimester pertama. Infeksi Rubella yang terjadi sebelum konsepsi dan selama awal
kehamilan dapat menyebabkan abortus, kematian janin dan kecacatan pada bayi yang
dilahirkan. Di Indonesia, Rubella merupakah salah satu masalah kesehatan masyarakat
yang memerlukan upaya pencegahan efektif. Data surveilans selama lima tahun terakhir
menunjukan 70% kasus Rubella terjadi pada kelompok usia <15 tahun. Indonesia telah
berkomitmen untuk mencapai eliminasi Campak dan pengendalian Rubella pada tahun
2020. Berdasarkan data surveilans dan cakupan imunisasi, maka imunisasi Campak
rutin saja belum cukup untuk mencapai target eliminasi Campak. Sedangkan untuk
pengendalian Rubella/CRS maka perlu dilakukan kampanye imunisasi tambahan
sebelum introduksi vaksin MR ke dalam imunisasi rutin. Untuk itu diperlukan kampanye
pemberian imunisasi MR pada anak usia 9 bulan sampai dengan <15 tahun. Pemberian
imunisasi MR pada usia 9 bulan sampai dengan <15 tahun dengan cakupan tinggi
(minimal 95%) dan merata diharapkan akan membentuk imunitas kelompok, sehingga
dapat mengurangi transmisi virus ke usia yang lebih dewasa dan melindungi kelompok
tersebut ketika memasuki usia reproduksi.

C Penyebab penyakit Rubella

Penyebab rubella adalah togavirus jenis rubivirus dan termasuk golongan virus RNA. Virus
rubella cepat mati oleh sinar ultra violet, bahan kimia, bahan asam dan pemanasan. Virus
tersebut dapat melalui sawar plasenta sehingga menginfeksi janin dan dapat mengakibatkan
abortus atau congenital rubella syndrome (CRS). Penyakit rubella ditularkan melalui saluran
pernapasan saat batuk atau bersin. Virus dapat berkembang biak di nasofaring dan kelenjar
getah bening regional, dan viremia terjadi pada 4 – 7 hari setelah virus masuk tubuh. Masa
penularan diperkirakan terjadi pada 7 hari sebelum hingga 7 hari setelah rash. Masa inkubasi
rubella berkisar antara 14 – 21 hari. Gejala dan tanda rubella ditandai dengan demam ringan
(37,2°C) dan bercak merah/rash makulopapuler disertai pembesaran kelenjar limfe di
belakang telinga, leher belakang dan sub occipital. Konfirmasi laboratorium dilakukan untuk
diagnosis pasti rubella dengan melakukan pemeriksaan serologis atau virologis. IgM rubella
biasanya mulai muncul pada 4 hari setelah rash dan setelah 8 minggu akan menurun dan tidak
terdeteksi lagi, dan IgG mulai muncul dalam 14-18 hari setelah infeksi dan puncaknya pada 4
minggu kemudian dan umumnya menetap seumur hidup. Virus rubella dapat diisolasi dari
sampel darah, mukosa hidung, swab tenggorok, urin atau cairan serebrospinal. Virus di faring
dapat diisolasi mulai 1 minggu sebelum hingga 2 minggu setelah rash. Rubella pada anak
sering hanya menimbulkan gejala demam ringan atau bahkan tanpa gejala sehingga sering
tidak terlaporkan. Sedangkan rubella pada wanita dewasa sering menimbulkan arthritis atau
arthralgia. Rubella pada wanita hamil terutama pada kehamilan trimester 1 dapat
mengakibatkan abortus atau bayi lahir dengan CRS.

D. Sasaran vaksin MR

Vaksin MR diberikan pada semua anak usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun
selama masa kampanye vaksinasi MR. Nantinya, tenaga kesehatan akan menyuntikan vaksin
pada bagian otot lengan atas atau paha anak. Bagi anak yang sebelumnya sudah melakukan
vaksinasi campak, vaksinasi MR ini tetap perlu diberikan. Fungsinya agar si kecil juga
mendapatkan kekebalan terhadap rubella. Selain untuk anak, vaksin ini juga
direkomendasikan pada wanita yang ingin merencanakan kehamilan.

D. Efek samping imunisasi MR

Umumnya vaksin MR tidak memiliki efek samping yang berarti. Sekalipun ada, efek
samping yang ditimbulkan cenderung umum dan ringan, seperti demam, ruam kulit, atau
nyeri di bagian kulit bekas suntikan. Ini merupakan reaksi yang normal dan akan menghilang
dalam waktu 2-3 hari. Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, seseorang anak juga bisa
mengalami reaksi alergi sebagai efek samping vaksin rubella dan campak. Imunisasi atau
vaksinasi adalah suatu tindakan pemberian zat yang berasal dari kuman, baik yang sudah mati
ataupun yang dilemahkan.

Diharapkan dengan pemberian vaksin ini, sistem pertahanan tubuh mengenali kuman
tersebut, sehingga tubuh bisa mengatasinya apabila suatu saat terinfeksi. Pada beberapa anak
yang lebih sensitif, mungkin mereka akan menampakkan reaksi alergi berat dari cairan yang
terkandung dalam vaksin tersebut. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan anafilaksis.
Namun, jika kondisi ini segera ditangani, anak akan segera membaik. Itu sebabnya, meskipun
aman, Anda lebih baik berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter untuk menghindari risiko
reaksi alergi sebagai efek samping vaksin rubella dan campak.

Untuk mewaspadai terjadinya komplikasi efek samping vaksin rubella-campak (vaksin MR)
yang tidak diinginkan, sebaiknya jangan dulu memberikan suntik MR pada kelompok orang-
orang berikut ini.
a. Anak atau orang dewasa yang sedang melakukan radioterapi atau mengonsumsi obat
tertentu seperti kortikosteroid dan imunosupresan.

b. Ibu hamil (namun wanita yang berencana hamil sangat disarankan untuk imunisasi MR).

c.Leukemia, anemia berat dan kelainan darah lainnya.

d. Kelainan fungsi ginjal berat.

e. Setelah transfusi darah.

f.. Riwayat alergi terhadap komponen vaksin (neomicyn).

g. Selain itu, pemberian vaksin MR harus ditunda jika pasien sedang mengalami demam,
batuk-pilek, atau diare (dalam kondisi yang tidak sehat).

E. Manfaat imunisasi MR

Imunisasi Measles (campak) Rubella (MR) diberikan kepada anak untuk melindunginya dari
penyakit kelainan bawaan, seperti gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, kelainan
jantung dan retardasi mental yang disebabkan adanya infeksi rubella pada saat kehamilan.
vaksin MR diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit yang disebabkan oleh virus
campak (measles) dan rubella (campak jerman).

F. Cara pemberian vaksin MR

Vaksin rubella tersedia dalam bentuk monovalent maupun kombinasi dengan vaksin virus
yang lain misalnya dengan campak (Measles Rubella/MR) atau dengan campak dan parotitis
(Measles Mumps Rubella/MMR). Semua vaksin rubella dapat menimbulkan serokonversi
sebesar 95% atau lebih setelah pemberian satu dosis vaksin dan efikasi vaksin diperkirakan
sekitar 90% - 100%. Vaksin Measles Rubella (MR) adalah vaksin hidup yang dilemahkan
(live attenuated), berupa serbuk kering dengan pelarut. Kemasan vaksin adalah 10 dosis per
vial.
Cara pemberian Vaksin MR diberikan secara subkutan dengan dosis 0,5 ml. Vaksin hanya
boleh dilarutkan dengan pelarut yang disediakan dari produsen yang sama. Vaksin yang telah
dilarutkan harus segera digunakan paling lambat sampai 6 jam setelah dilarutkan. Kontra
indikasi pemberian vaksin MR: Individu yang sedang dalam terapi kortikosteroid,
imunosupresan dan radioterapi; wanita hamil; leukemia, anemia berat dan kelainan darah
lainnya; kelainan fungsi ginjal berat; decompensatio cordis (gagal jantung); setelah
pemberian gamma globulin atau transfusi darah; riwayat alergi terhadap komponen vaksin
(neomicyn). Pemberian imunisasi ditunda pada keadaan sebagai berikut: demam, batuk pilek
dan diare. Hal yang perlu diperhatikan Pastikan vaksin MR yang digunakan masih dalam
kondisi baik. Pada tutup vial vaksin terdapat indikatorpaparan suhu panas berupa Vaccine
Vial Monitor (VVM). Vaksin yang boleh digunakan hanyalah vaksin dengan kondisi VVM A
atau B. Setelah dioplos/rekonstitusi pastikan vaksin dijaga suhunya 2-80 C (ditaruh di foam
pad) dan hanya dapat digunakan dalam batas waktu 6 (enam) jam.

DAFTAR HADIR PENYULUHAN


TENTANG PERAWATAN PADA ULKUS/LUKA DIABETIKUM
DI IRNA NON BEDAH PENYAKIT DALAM RSUP DR. M .DJAMIL PADANG
Hari / Tanggal :
Kelompok :
No Nama Peserta Tanda Tangan Keterangan
Hasil Observasi Penyuluhan

1. Evaluasi struktur
 Sebelum penyuluhan diberikan, klien dan keluarga klien telah dikontrak sehari
sebelum penyuluhan diberikan.
 Leaflet telah kelompok selesaikan 2 hari sebelum penyuluhan dilakukan.
 Peminjaman tempat dan alat sudah dilakukan oleh kelompok 2 hari sebelum kegiatan
dilakukan
 Lembar balik telah diselesaikan oleh kelompok 2 hari sebelum penyuluhan diberikan
 80% klien dan keluarga klien menghadiri kegiatan penyuluhan.
 Anggota kelompok selaku panitia kegiatan melaksanakan tugas dan peran sesuai
dengan yang telah direncanakan.

2. Evaluasi proses
 Kegiatan dilaksanakan tidak tepat pada waktu kegiatan yang telah ditetapkan.
 80 % undangan datang tepat waktu
 75 % responden terlibat dan aktif (mampu mengemukakan pendapatnya, mampu
mengemukakan pertanyaan dan memahami tentang penyakit dengan ulkus
diabetikum) dalam kegiatan penyuluhan.
 80 % responden mengikuti jalannya kegiatan sampai selesai penyuluhan.
 Peneliti melaksanakan tugas dan peran yang telah ditetapkan
 kegiatan selesai tepat pada waktu yang telah ditetapkan

3. Evaluasi hasil
 75 % responden yang hadir mengetahui dan memahami pengertian ulkus diabetikum
 70 % responden yang hadir mengetahui dan memahami penyebab ulkus diabetikum
 70 % responden yang hadir mengetahui dan memahami tanda dan gejala ulkus
diabetikum
 70 % responden yang hadir mengetahui akibat lanjut dari ulkus diabetikum
 80 % responden yang hadir mengetahui dan memahami cara perawatan ulkus
diabetikum.

DAFTAR PUSTAKA

Eri Mardinal. 2018." Imunisasi MR di Puskesmas Alai Baru 6 Persen. Dalam Padang Expres,
05 September 2018. Padang

Ditjen P2P, K. R., 2016. Petunjuk Teknis Kampanye Imunisasi Measles Rubella (MR). Jakarta:
Kemenkes RI.

Anda mungkin juga menyukai