Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA 1

“POLA ASUH ORANG TUA KEPADA ANAK YANG OTORITER”

OLEH :

KELOMPOK :

NAMA :

1. NOVIA MELTA SARI 10. ANDRI

2. RIDIA YULIASTI 11. RIRI ARIKA PUTRI

3. SHONIA PUJI ANDIKA 12. RONALDO

4. AYULI WARNI 13. MIFTAH FADHILLA

5. SELVI RADIATUL MARDIAH 14. WULAN PERMATA PUTRI

6. MUHAMMAD FIQHY 15. CICI NOVA RUNIA

7. YOLANDA DWI PUTRI 16. JUNTRIANTO

8. RIVA AKVA WAHYUNI 17. MUHAMMAD AL CHA FIKI

9. FEBRIA DENA PUTRI

DOSEN PEMBIMBING :

PRODI KEPERAWATAN V B
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) ALIFAH PADANG
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak yang Otoriter”. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu tugas dari Dosen Mata Kuliah Keperawatan Keluarga.
Makalah ini ditulis berdasarkan berbagai sumber yang berkaitan dengan materi Pola
Asuh Orang Tua Kepada Anak yang Otoriter, serta infomasi dari berbagai media yang
berhubungan dengan Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak yang Otoriter. Tak lupa penulis
sampaikan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Keperawatan Keluarga atas bimbingan
dan arahan dalam penulisan makalah ini, dan juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang
telah memberikan masukan dan pandangan, sehingga dapat terselesaikannya makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan mengenai Keperawatan
Keluarga, terutama materi mengenai Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak yang Otoriter,
sehingga saat berkomunikasi, kita dapat meminimalisir kesalah pahaman yang akan terjadi.
Penulis berharap, pembaca untuk dapat memberikan pandangan dan wawasan agar makalah
ini menjadi lebih sempurna.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
banyak kesalahan.

Padang, 22 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ........................................................................................................ 1


B. Tujuan penulisan ..................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pola Asuh Otoriter


B. Aspek-aspek Pola Asuh Otoriter
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Otoriter
D. Pola Asuh Efektif pada Anak
E. Perlakuan Salah Pada Anak

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah perilaku sosial anak merupakan salah satu aspek penting yang harus ditumbuh
kembangkan dalam diri anak, karena perilaku sosial anak sangat berpengaruh pada
kemampuan anak berinteraksi dengan lingkungannya. Keluarga merupakan lembaga pertama
dalam kehidupan anak, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai mahluk sosial. Bentuk
pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Orangtua dikatakan pendidik
pertama karena dari merekalah anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya dan
dikatakan pendidik utama karena pendidikan dari orangtua menjadi dasar perkembangan dan
kehidupan anak di kemudian hari.

Orangtua yang masih menerapkan pola asuh otoriter misalnya : “sering mencubit,
memukul, dan memarahi ketika anak berbuat salah”. Ada juga orangtua yang sering
melarang dan membentak anaknya ketika anak ingin bermain dengan teman-temannya. Hal
itulah yang menjadi permasalahan peneliti, sehingga peneliti ingin mengetahui lebih jauh
tentang pengaruh pola asuh otoriter terhadap perilaku sosial anak

Chanderinsaputra (2010) mengatakan bahwa apabila cara orangtua mendidik anaknya di


rumah dengan baik, maka di sekolah atau di lingkungan masyarakat anak itupun akan
berperilaku baik. Tetapi sebaliknya, apabila cara orangtua mendidik anaknya di rumah
dengan kurang baik seperti lebih banyak santai, bermain, dimanjakan, maka di sekolah atau
di lingkungan masyarakat yang kondisinya berbeda dengan lingkungan di keluarganya maka
anak tersebut akan menjadi nakal, dan kurang sopan. Pengertian ini memperjelas bahwa
pentingnya pemahaman keluarga sebagai lingkungan pendidikan bagi anak.

B. Tujuan Penulisan
Agar mahasiswa keperawatan khususnya dalam bidang keperawatan Keluarga
dapat memahami materi mengenai masalah pola asuh yang otoriter yang selalu
diterapkan dalam suatu keluarga, agar tidak terjadi lagi dan diharapkan perawat bisa
mengasih pengarahan kepada keluarga si anak atau pasien.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pola Asuh Otoriter

Hurlock (dalam Surini 2006) mengemukakan pendapatnya bahwa orangtua yang


mendidik anak dengan menggunakan pola asuh otoriter memperlihatkan ciri-ciri sebagai
berikut : orangtua menerapkan peraturan yang ketat, tidak adanya kesempatan untuk
mengemukakan pendapat, anak harus mematuhi segala peraturan yang dibuat oleh orangtua,
berorientasi pada hukuman (fisik maupun verbal), dan orangtua jarang memberikan hadiah
ataupun pujian.

B. Aspek-aspek Pola Asuh Otoriter

Adapun menurut Siagian (dalam Rahmawati 2003:35) pola asuh otoriter dipengaruhi
juga oleh beberapa aspek, seperti:

1. Keluarga sebagai milik orangtua saja, dalam hal ini anak tidak diberi hak untuk
membuat kebijakan atau peraturan yang diterapkan dalam keluarga.
2. Tujuan orangtua berarti tujuan keluarga, dalam hal ini semua keputusan anak harus
sesuai dengan tujuan orangtua.
3. Orangtua menganggap anak sebagai alat, dalam hal ini anak harus siap apabila diberi
tugas atau perintah orangtua.
4. Orangtua tidak mau menerima kritik atau pendapat anak, dalam hal ini anak tidak
diperkenankan untuk memberi kritik, saran dan pendapat kepada orangtua.
5. Orangtua terlalu tergantung atas kekuatan formal, dalam hal ini orangtua merasa
memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari anak sehingga orangtua bebas melakukan
sesuatu tanpa kompromi.
6. Orangtua melakukan pendekatan yang mengandung unsur paksaan.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Otoriter


Menurut Maccoby (2002) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh otoriter
yaitu:
1. Sosial Ekonomi
Lingkungan sosial berkaitan dengan pola hubungan sosial atau pergaulan yang
dibentuk oleh orangtua maupun anak dengan lingkungan sekitarnya. Anak yang sosial
ekonominya rendah cenderung tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi atau bahkan tidak pernah mengenal bangku pendidikan sama sekali karena
terkendala oleh status sosial ekonomi.
2. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja
terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Latar belakang
pendidikan orangtua dapat mempengaruhi pola pikir orangtua baik formal maupun

2
non formal kemudian juga berpengaruh pada aspirasi atau harapan orangtua kepada
anaknya.
3. Nilai-nilai Agama yang dianut Orangtua
Nilai-nilai agama juga menjadi salah satu hal yang penting yang ditanamkan orangtua
pada anak dalam pengasuhan yang mereka lakukan sehingga lembaga keagamaan juga
turut berperan didalamnya.
4. Kepribadian
Dalam mengasuh anak, orangtua bukan hanya mampu mengkomunikasikan fakta,
gagasan dan pengetahuan saja, melainkan membantu menumbuh kembangkan
kepribadian anak. Pendapat tersebut merujuk pada teori Humanistik yang
menitikberatkan pendidikan bertumpu pada peserta didik, artinya anak perlu
mendapat perhatian dalam membangun sistem pendidikan. Apabila anak telah
menunjukkan gejala-gejala yang kurang baik, berarti mereka sudah tidak
menunjukkan niat belajar yang sesungguhnya. Kalau gejala ini dibiarkan terus akan
menjadi masalah di dalam mencapai keberhasilan belajarnya.
5. Jumlah Anak
Jumlah anak yang dimiliki keluarga akan mempengaruhi pola asuh yang diterapkan
orangtua. Semakin banyak jumlah anak dalam keluarga, maka ada kecenderungan
bahwa orangtua tidak begitu menerapkan pola pengasuhan secara maksimal pada anak
karena perhatian dan waktunya terbagi antara anak yang satu dengan anak yang
lainnya.

D. Pola Asuh Efektif pada Anak

Menurut (Hasan 2012:128-129) pola asuh efektif yang harus diterapkan oleh orangtua
adalah sebagai berikut:

1. Membentuk Perilaku Anak


Pola asuh anak memiliki dampak secara psikologis dan sosial bagi anak serta
berbentuk perilaku. Kalau perilaku itu baik dan bijak, maka orangtua menerima
dengan senang hati dan gembira. Sebaliknya, kalau perilaku itu buruk, maka yang rugi
adalah orangtua dan anak akan tumbuh tidak semestinya.
2. Bermain dan Belajar Bersama
Ketika orangtua memutuskan anak untuk dititipkan pada lembaga pengasuhan dan
penitipan anak, maka lembaga tersebut hendaknya mampu menentukan pola asuh
anak yang nyaman dan aman. Hal ini karena aktivitas bermain merupakan kebutuhan
pokok bagi anak dalam mengembangkan keterampilan motorik anak.
3. Tampak setelah Dewasa
Bentuk pola asuh usia dini akan tampak pada anak setelah usia dewasa. Hal ini juga
telah ditentukan oleh pengasuhnya. Pengasuh yang selalu tersenyum, berbicara
dengan bayi, menyediakan lingkungan yang aman serta nyaman dengan banyak
mainan yang merangsang anak-anak, tidak akan membuat pengaruh negatif bagi
perkembangan anak. Anak yang diasuh dengan tindakan kasar, maka anak tersebut
akan memiliki sifat keras kepala setelah dewasa. Sebaliknya, anak yang sejak kecil

3
diasuh dengan ramah dan lemah lembut, maka anak tersebut akan memiliki sifat
penyabar setelah dewasa.

E. Perlakuan Salah Pada Anak

Menurut (Hasan 2012:237-238) ada empat macam kekerasan terhadap anak, yaitu
sebagai berikut :

1. Emotional Abuse
Adalah tindakan mengabaikan ketika anak meminta perhatian atau kasih sayang.
Biasanya, dilakukan oleh orangtua atau pengasuh karena sedang sibuk atau tidak mau
diganggu.
2. Verbal Abuse
Adalah tindakan membentak, memaki dan memarahi anak dengan kata-kata yang
kasar.
3. Physical Abuse
Adalah tindakan berupa kontak fisik, seperti memukul, mencubit dan lain-lain, yang
membuat anak merasa kesakitan.
4. Sexual Abuse
Adalah tindakan pencabulan, pelecehan seksual, dan persetubuhan terhadap anak.
Biasanya, tindakan ini tidak terjadi selama delapan belas bulan pertama dalam
kehidupan anak.

4
BAB III

A. KESIMPULAN

orangtua yang mendidik anak dengan menggunakan pola asuh otoriter


memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut : orangtua menerapkan peraturan yang ketat, tidak
adanya kesempatan untuk mengemukakan pendapat, anak harus mematuhi segala peraturan
yang dibuat oleh orangtua, berorientasi pada hukuman (fisik maupun verbal), dan orangtua
jarang memberikan hadiah ataupun pujian.

Dalam mengasuh anak, orangtua bukan hanya mampu mengkomunikasikan fakta,


gagasan dan pengetahuan saja, melainkan membantu menumbuh kembangkan kepribadian
anak.

5
DAFTAR PUSTAKA

Buku Utama :

Gunarsa, D. S & Gunarsa, D. Y. 20016. Psikologi perkembangan nak dan remaja. Jakarta :
BPK Gunung Mutia

Anda mungkin juga menyukai