MENGENAI
DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN
OLEH
KELOMPOK 1 :
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa dengan Kasus PTSD Akibat Terjadinya Konflik
Antar Daerah”. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dari
Dosen Mata Kuliah Keperawatan jiwa.
Makalah ini ditulis berdasarkan berbagai sumber yang berkaitan dengan materi,
Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa dengan Kasus PTSD Akibat Terjadinya Konflik Antar
Daerah serta infomasi dari berbagai media yang berhubungan dengan Asuhan Keperawatan
Kesehatan Jiwa dengan Kasus PTSD Akibat Terjadinya Konflik Antar Daerah. Tak lupa
penulis sampaikan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Keperawatan Jiwa atas bimbingan
dan arahan dalam penulisan makalah ini, dan juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah
memberikan masukan dan pandangan, sehingga dapat terselesaikannya makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan mengenai Keperawatan
Jiwa, terutama materi mengenai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa dengan Kasus PTSD
Akibat Terjadinya Konflik Antar Daerah, sehingga saat berkomunikasi, kita dapat
meminimalisir kesalah pahaman yang akan terjadi. Penulis berharap, pembaca untuk dapat
memberikan pandangan dan wawasan agar makalah ini menjadi lebih sempurna.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
banyak kesalahan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Kasus........................................................................................................................ 2
B. Masalah-masalah Psikososial yang terjadi pada kasus............................................ 2
C. Diagnosa Keperawatan Komunitas yang muncul pada kasus................................. 3
D. Scoring..................................................................................................................... 4
E. Diagnosa Prioritas Keperawatan Komunitas........................................................... 5
F. POA Diagnosa Kasus.............................................................................................. 6
G. Diagnosa yang Mungkin Muncul Terhadap Individu Pada Kasus .........................10
H. Implementasi............................................................................................................11
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di Negara-
negara maju,modern dan industri.Keempat masalah kesehatan utama tersebut adalah penyakit
degeneratif,kangker,gangguan jiwa dan kecelakaan. Beratnya gangguan tersebut dalam arti
ketidakmampuan serta invaliditas baik secara individu maupun kelompok akan menghambat
pembangunan,karena mereka tidak produktif dan tidak efisien (Keliat, 2011).
Fenomena konflik kerusuhan yang melibatkan Etnik Bali dan Etnik Lampung pada
tanggal 27 sampai 29 Oktober 2012 di Lampung Selatan awalnya hanya merupakan konflik
antar desa namun kemudian berkembang menjadi konflik antar etnik. Konflik ini di picu oleh
peristiwa kecelakaan sepeda motor yang disertai pelecehan seksual yang melibatkan pemuda
dari Desa Balinuraga (Etnik Bali) dan pemudi dari Desa Agom dan Desa Negeri Pandan
(Etnik Lampung). Data diperoleh melalui proses wawancara mendalam secara langsung
dengan narasumber, serta mengunakan pengumpulan dokumentasi sebagai data tambahan.
Hasil penelitian disimpulkan bahwa konflik yang terjadi dipicu oleh faktor utama, yaitu sikap
Etnik Bali (Balinuraga) dalam hidup bermasyarakat yang dianggap menyinggung perasaan
dan tidak sesuai dengan adat istiadat etnik pribumi (Lampung). (Kompas, 2012).
Dampak psikologis yang diakibatkan bencana terutama bencana ulah manusia sangat
bervariasi. Faktor keseimbangan yang memengaruhi respons individu terhadap krisis adalah
persepsi terhadap kejadian, sistem yang dimiliki dan mekanisme koping yang digunakan
reaksi emosi dapat diobservasi dari individu yang menjadi korban. Maka dari itu, perawat
CMHN berperan penting dalam memberi asuhan keperawatan pada masyarakat pasca
bencana. (Pakar UGM, 2012).
B. Tujuan Penulisan
Agar mahasiswa keperawatan khususnya dalam bidang keperawatan jiwa khususnya di
bidang kesehatan jiwa komunitas (CMHN) agar memahami konsep CMHN dan mampu
menjadi perawat yang andal terutama menghadapi masyarakat pasca bencana yang
mengalami gangguan jiwa maupun resiko gangguan jiwa.
1
BAB II
A. Kasus
Adanya perubahan nilai dan norma yang terjadi saat ini menjadi masalah yang cukup
serius untuk diselesaikan. Kesenjangan social yang terjadi di masyarakat dan tidak
adekuatnya mekanisme koping seseorang bisa memunculkan terjadinya konflik antar daerah.
Seperti yang terjadi beberapa pekan lalu di lampung selatan menyisakan kepedihan dan
trauma pada masyarakat tersebut. Tidak hanya anak-anak, orang dewasapun bisa mengalami
trauma yang berkepanjangan atau dengan Istilah yang ada yaitu PTSD (Post Trauma Stress
Disorder). Beberapa individu cenderung berusaha untuk mengatasi kecemasan dan
kepanikannya melalui mekanisme koping yang baik, tetapi masih terdapat beberapa individu
tidak kuat untuk merespon trauma tersebut secara adaptif sehingga bisa mengakibatkan
terjadinya depresi, Perilaku kekerasan pada orang lain dan lingkungan bahkan resiko perilaku
bunuh diri. Melihat kondisi tersebut mahasiswa keperawatan melaksanakan praktek lapangan
untuk membantu masyarakat dalam menaggulangi masalah psikososial yang terjadi sehingga
tidak sampai mengalami gangguan jiwa. Berdasarkan hasil pengkajian awal diidentifikasi
30% warga mengalami trauma, cemas bahkan 5%nya sampai mengalami gangguan
skizofrenia dengan gejala halusinasi, isolasi social, Perilaku kekerasan bahkan sampai terjadi
perilaku percobaan bunuh diri.
2
2. Tindak kekerasan sosial
Masalah psikososial tindak kekerasan terjadi karena beberapa individu tidak kuat
untuk merespon trauma tersebut secara adaptif sehingga terjadi prilaku kekerasan
pada orang lain dan juga pada lingkungan.
3. Resiko prilaku bunuh diri
Resiko prilaku bunuh diri terjadi karena ketidakmampuan seseorang dalam
menanggulangi salah yang terjadi pada dirinya sendiri maupun pada lingkungannya.
3
Pentingnya Kemungkin Peningkatan
masalah an terhadap
untuk perubahan kualitas hidup
N dipecahkan positif jika bila masalah
o Masalah 1. Rendah diatasi diatasi Total
2. Sedang 0 : tidak ada 0 : tidak ada
3. tinggi 1 : rendah 1 : rendah
2: sedang 2: sedang
3: tinggi 3: tinggi
1 Sindrome pasca
trauma berhubungan
dengan konflik antar 3 2 2 7
daerah ditandai
dengan depresi,
cemas, respon
terkejut, ketakutan
2 Gangguan rasa
nyaman berhubungan
dengan kurang
pengendalian 3 3 3 9
lingkungan, kurang
control situasional,
stimulasi lingkungan
mengganggu ditandai
dengan cemas, stresss,
perasaan yang tidak
nyaman, gelisah
3 Isolasi social
berhubungan dengan
perubhan
statusmental, prilaku 3 1 2 6
social yang tidak
diterima, nilai serta
norma social yang
4
tidak diterima
ditandain dengan
tadak komunikatif,
menarik diri
5
F. POA diagnosa kasus
N Tujuan Tujuan Khusus Rencana Kegiatan Kriteria Standar Evaluasi Sumber Tempat Penanggu
o Umum Evaluasi Dana ng jawab
D
x
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Setelah Setelah 1. Observasi keadaan Verbal 1. Teridentifikasi Sumbangan Posko Mahasisw
diberik diberikan lingkungan keadaan lingkungan dari sponsor pengung a,
an tindakan 2. Memberikan verbal 2. Lingkungan menjadi dan sian pemerinta
askep keperawatan 3 lingkungan yang tenang nyaman Pemerintah h setempat
diharap x dalam 1 bulan 3. Memberikan Verbal 3. Masyarakat mampu setempat serta
kan diharapkan pengalihan kepada dan mengontol tenaga
dapat dapat masyarakat agar tidak Psikomot emosinya dari kasus kesehatan
membe memberikan berpikir hal tersebut or konflik antar daerah setempat
rikan rasa nyaman 4. Memberikan motivasi 4. Masyarakat
rasa pada warga kepada masyarakat termotivasi dan akan
nyaman Lampung Lampung Selatan Verbal tdk mengalami
pada Selatan dengan bertujuan agar stress lagi akibat
warga kriteria masyarakat tidak stress konflik
Lampu 1. Lingkungan lagi
ng terkendali
Selatan 2. Stimulasi
6
lingkungan
tidak
terganggu
3. Situasional
terkontrol
2 Setelah Setelah 1. Mengobservasi Verbal 1. Keadaan Sumbangan Posko Mahasisw
dilakuk dilakukan askep keadaan masyarakat teridentifikasi dari sponsor pengung a,
an 3 x dalam 1 Lampung Verbal 2. Masyarakat mampu dan sian pemerinta
interve bulan 2. Memberikan dan mengalihkan Pemerintah h setempat
nsi masyarakat pengalihan dengan psikomot pikirannya setempat serta
kepera tidak trauma kegiatan lain or 3. Masyrakat mampu tenaga
watan dengan 3. Mensosialisasikan mengontrol keadaan kesehatan
masyar kriteria : kepada masyarakat Verbal yang emosional setempat
akat 1. Masyrakat bahwa konflik
tidak mampu antardaerah tidak baik
mengal beradaptasi untuk pemerintah,
ami kembali masyarakat dan
trauma 2. Masyrakat individu itu sendiri 4. Masyarakat
dapat 4. Kolaborasi dengan mendapat bantuan
melakukan pemerintah setempat Verbal dari pemerintah
kegiatan mau memperbaiki dan setempat
seperti dulu barang-barang psikomot
7
sebelum masyarakat yang rusak. or
terjadinya
konflik
antar daerah
8
akat hasil :
lainnya 1. Masyarakat
mampu
berkomunika
si dengan
individu
lainnya
2. Masyarakat
tidak
menarik diri
9
G. Diagnosa yang mungkin muncul terhadap individu pada kasus
a. Isolasi social
b. Halusinasi
c. Perilaku kekerasan
d. Resiko bunuh diri
10
H. Implementasi
11
Keluarga 1. Diskusikan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi
masalah yg keluarga dalam keluarga dalam keluarga dalam kegiatan
dirasakan dalam merawat/melatih merawat/melatih merawat/melatih keluarga
merawat pasien pasien berkenalan dan pasien berkenalan, pasien berkenalan, dalam
2. Jelaskan berbicara saat berbicara saat berbicara saat merawat/mela
pengertian, tanda melakukan kegiatan melakukan melakukan kegiatan tih pasien
& gejala, dan harian. Beri pujian kegiatan harian dan harian/RT, berkenalan,
proses terjadinya 2. Jelaskan kegiatan RT. Beri pujian berbelanja. Beri berbicara saat
isolasi sosial rumah tangga yang 2. Jelaskan cara pujian melakukan
(gunakan dapat melibatkan melatih pasien 2. Jelaskan follow up kegiatan
booklet) pasien berbicara melakukan ke PKM, tanda harian/RT,
3. Jelaskan cara (makan, sholat kegiatan sosial kambuh, rujukan berbelanja &
merawat isolasi bersama) seperti berbelanja, 3. Anjurkan membantu kegiatan lain
sosial 3. Latih cara meminta sesuatu pasien sesuai jadwal dan follow up.
4. Latih dua cara membimbing pasien dll dan memberikan Beri pujian
merawat berbicara dan 3. Latih keluarga pujian 2. Nilai
berkenalan, memberi pujian mengajak pasien kemampuan
berbicara saat 4. Anjurkan membantu belanja keluarga
melakukan pasien sesuai jadwal 4. Anjurkan merawat
kegiatan harian membantu pasien pasien
5. Anjurkan sesuai jadwal dan 3. Nilai
membantu pasien berikan pujian kemampuan
sesuai jadwal dan keluarga
memberikan melakukan
pujian kontrol ke
PKM
12
No Diagn Tindak Pertemuan
osa an 1 2 3 4 5 s.d 12
2 halusi Pasien 1. Identifikasi 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi
nasi halusinasi: isi, menghardik. Beri latihan menghardik latihan menghardik kegiatan
frekuensi, waktu pujian & obat. Beri pujian & obat & bercakap- latihan
terjadi, situasi 2. Latih cara 2. Latih cara cakap. Beri pujian menghardik
pencetus, mengontrol mengontrol 2. Latih cara & obat
perasaan, respon halusinasi dengan halusinasi dg mengontrol &bercakap-
2. Jelaskan cara obat (jelaskan 6 bercakap- cakap saat halusinasi dg cakap &
mengontrol benar: jenis, guna, terjadi halusinasi melakukan kegiatan kegiatan
halusinasi: dosis, frekuensi, 3. Masukkan pada harian (mulai 2 harian. Beri
hardik, obat, cara, kontinuitas jadwal kegiatan kegiatan) pujian
bercakap-cakap, minum obat) untuk latihan 3. Masukkan pada 2. Latih
melakukan 3. Masukkan pada menghardik, minum jadwal kegiatan kegiatan
kegiatan jadwal kegiatan obat dan bercakap- untuk latihan harian
3. Latih cara untuk latihan cakap menghardik, minum 3. Nilai
mengontrol menghardik dan obat, bercakap- kemampua
halusinasi dg minum obat cakap dan kegiatan n yang
menghardik harian telah
4. Masukan pada mandiri
jadwal kegiatan 4. Nilai
untuk latihan apakah
menghardik halusinasi
terkontrol
13
Keluarg 1. Diskusikan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi
a masalah yg keluarga dalam keluarga dalam keluarga dalam kegiatan
dirasakan dalam merawat/melatih merawat/melatih merawat/melatih keluarga
merawat pasien pasien menghardik. pasien menghardik pasien menghardik, dalam
2. Jelaskan Beri pujian dan memberikan memberikan obat & merawat/me
pengertian, tanda 2. Jelaskan 6 benar obat. Beri pujian bercakap-cakap. latih pasien
& gejala, dan cara memberikan 2. Jelaskan cara Beri pujian menghardik
proses terjadinya obat bercakap- cakap dan 2. Jelaskan follow up &
halusinasi 3. Latih cara melakukan kegiatan ke PKM, tanda memberikan
(gunakan memberikan/ untuk mengontrol kambuh, rujukan obat &
booklet) membimbing halusinasi 3. Anjurkan membantu bercakap-
3. Jelaskan cara minum obat 3. Latih dan sediakan pasien sesuai jadwal cakap &
merawat 4. Anjurkan waktu bercakap- dan memberikan melakukkan
halusinasi membantu pasien cakap dengan pasien pujian kegiatan
4. Latih cara sesuai jadwal dan terutama saat harian dan
merawat memberi pujian halusinasi follow up.
halusinasi: hardik 4. Anjurkan membantu Beri pujian
5. Anjurkan pasien sesuai jadwal 2. Nilai
membantu pasien dan memberikan kemampuan
sesuai jadwal dan pujian keluarga
memberi pujian merawat
pasien
3. Nilai
kemampuan
keluarga
melakukan
kontrol ke
PKM
14
No Diagn Tindak Pertemuan
osa an 1 2 3 4 5 s.d 12
3 Perila Pasien 1. Identifikasi 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi
ku penyebab, tanda latihan fisik1 & 2. latihan fisik1,2 & latihan fisik1,2 & kegiatan
keker & gejala, PK Beri pujian obat. Beri pujian obat & verbal. Beri latihan
asan yang dilakukan, 2. Latih cara 2. Latih cara mengontrol pujian fisik1,2 &
akibat PK mengontrol PK PK secara verbal (3 2. Latih cara obat &
2. Jelaskan cara dengan obat cara, yaitu: mengontrol spiritual verbal &
mengontrol PK: (jelaskan 6 benar: mengungkapkan, (2 kegiatan) spiritual.
fisik, obat, verbal, jenis, guna, dosis, meminta, menolak 3. Masukkan pada Beri pujian
spiritual frekuensi, cara, dengan benar) jadwal kegiatan 2. Nilai
3. Latihan cara kontinuitas minum 3. Masukkan pada untuk latihan fisik, kemampua
mengontrol PK obat) jadwal kegiatan untuk minum obat, verbal n yang
fisik 1 & 2 3. Masukkan pada latihan fisik, minum dan spiritual telah
4. Masukan pada jadwal kegiatan obat dan verbal mandiri
jadwal kegiatan untuk latihan fisik 3. Nilai
untuk latihan fisik dan minum obat apakah PK
terkontrol
Keluarg 1. Diskusikan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi
a masalah yg keluarga dalam keluarga dalam keluarga dalam kegiatan
dirasakan dalam merawat/melatih merawat/melatih merawat/melatih keluarga
merawat pasien pasien fisik1.2. pasien fisik1.2 dan pasien fisik1.2, dalam
2. Jelaskan Beri pujian memberikan obat. memberikan obat merawat/me
pengertian, tanda & 2. Jelaskan 6 benar verbal & spiritual. latih pasien
Beri pujian
gejala, dan proses Beri pujian fisik1.2,
cara memberikan 2. Latih cara
terjadinya PK 2. Jelaskan follow up ke memberikan
obat membimbing
(gunakan booklet) PKM, tanda kambuh, obat verbal
Jelaskan cara 3. Latih cara verbal/bicara rujukan & spiritual
merawat PK memberikan/mem 3. Latih cara 3. Anjurkan membantu dan follow
15
3. Latih satu cara bimbing minum membimbing pasien sesuai jadwal up. Beri
merawat PK: obat kegiatan spiritual dan memberikan pujian
fisik1,2 4. Anjurkan 4. Anjurkan membantu pujian 2. Nilai
4. Anjurkan membantu pasien pasien sesuai jadwal kemampuan
membantu pasien sesuai jadwal dan dan memberikan keluarga
sesuai jadwal dan memberi pujian pujian merawat
memberi pujian pasien
3. Nilai
kemampuan
keluarga
melakukan
kontrol ke
PKM
16
mengankannya lingkungan, latih masa depan 3. Masukkan pada kegiatan
(lingkungan aman afirmasi/berpikir aspek 4. Latih cara-cara jadwal latihan mencapai
untuk pasien) positif keluarga dan mencapai harapan dan berpikir positif harapan masa
3. Latihan cara lingkungan masa depan secara tentang diri, depan
mengendalikan 3. Masukkan pada jadwal bertahap (setahap demi keluarga dan 3. Latih
diri dari dorongan latihan berpikir positif setahap) lingkungan, serta kegiatan
bunuh diri: buat tentang diri, keluarga 5. Masukkan pada jadwal kegiatan yang harian
daftar aspek dan lingkungan latihan berpikir positif dipilih untuk 4. Nilai
positif diri tentang diri, keluarga persiapan masa kemampuan
sendiri, latihan dan lingkungan dan depan yang telah
afirmasi /berpikir tahapan kegiatan yang mandiri
aspek positif yang dipilih 5. Nilai apakah
dimiliki risiko bunuh
4. Masukan pada diri teratasi
jadwal latihan
berpikir positif 5
kali per hari
Keluarg 1. Diskusikan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi
a masalah yg keluarga dalam keluarga dalam keluarga dalam kegiatan
dirasakan dalam memberikan pujian memberikan pujian memberikan keluarga
merawat pasien dan penghargaan atas dan penghargaan pada pujian, dalam
2. Jelaskan keberhasilan dan aspek pasien serta penghargaan, memberikan
pengertian, tanda positif pasien. Beri menciptakan suasana menciptakan pujian,
& gejala, dan pujian positif dalam keluarga. suasana keluarga penghargaan,
proses terjadinya 2. Latih cara memberi Beri pujian yang positif dan menciptakan
risiko bunuh diri penghargaan pada 2. Bersama keluarga kegiatan awal suasana yang
(gunakan pasien dan berdiskusi dengan dalam mencapai positif dan
booklet) menciptakan suasana pasien tentang harapan harapan masa membimbing
17
3. Jelaskan cara positif dalam keluarga: masa depan serta depan. Beri pujian langkah-
merawat risiko tidak membicarakan langkah- langkah 2. Bersama keluarga langkah
bunuh diri keburukan anggota mencapainya berdiskusi tentang mencapai
4. Latih cara keluarga 3. Anjurkan membantu langkah dan harapan masa
memberikan 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal kegiatan untuk depan. Beri
pujian hal positif pasien sesuai jadwal dan berikan pujian mencapai harapan pujian
pasien, memberi dan memberi pujian masa depan 2. Nilai
dukungan 3. Jelaskan follow up kemampuan
-pencapaian masa ke PKM, tanda keluarga
depan kambuh, rujukan merawat
5. Anjurkan 4. Anjurkan pasien
membantu pasien membantu pasien 3. Nilai
sesuai jadwal dan sesuai jadwal dan kemampuan
memberikan memberikan pujian keluarga
pujian melakukan
kontrol ke
PKM
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kejadian konflik antar daerah bisa menjadi pelajaran bagi para penduduk lampung untuk
melakukan instropeksi diri masing – masing. Banyak warga asli lampung mengatakan para
pendatang didaerah mereka tidak tahu diri, tidak sopan atau menghargai mereka sebagai
penduduk asli. Begitu juga dengan warga pendatang jangan karena merasa mereka memiliki
kelompok yang banyak dan memiliki solidaritas yang besar terus bersikap semena – mena
terhadap suku lainnya karena walau bagaimanapun mereka adalah pendatang / tamu dan
layaknya seorang tamu tentu harus menghormati tuan rumah.
Segala macam upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meredam konflik di
Lampung, sering diadakannya pertemuan antar ketua adat di lampung ternyata belum mampu
meredam konflik – konflik yang sering terjadi, hal tersebut terjadi karena diantara mereka
sebenarnya saling menyimpan dendam.
Maka dari itu, diperlukan Perawat kesehatan jiwa komunitas adalah perawat yang
ditempatkan di Puskesmas dan ditunjuk untuk melakukan layanan kesehatan jiwa di wilayah
kerja puskesmas, dengan peran sebagai pemberi asuhan keperawatan secara langsung
terutama dalam kasus konflik antar daerah yang terjadi di Lampung. Perawat CMHN
bertugas memberikan asuhan keperawatan kepada masyarakat yang mengalami sindrom
trauma setelah terjadinya konflik, oleh karena itu perawat CMHN dapat mengatasi stress
masyarakat.
19
DAFTAR PUSTAKA
Humas UGM. Pakar UGM: Konflik Lampung Bagian Dari Konflik Sebelumnya. Online at
http://ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=5064.
20