Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KELOMPOK

MENGENAI

ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PADA KLIEN Tn. M DENGAN


KEHILANGAN DAN BERDUKA PASCA BENCANA

DOSEN PEMBIMBING

Ns. AMELIA SUSANTI, M. Kep. Sp. K. J

DISUSUN

OLEH

KELOMPOK 1 :

1. SELVI RADIATUL MARDIAH (1710105068)


2. RATIH INDAH PERMATA SARI (1710105062)
3. FEBRIA DENA PUTRI (1710105049)
4. GITA REVILIANI (1710105050)
5. WIROSEVEL (1710105076)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG


TAHUN AJARAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Pada Klien Tn. M dengan Kehilangan dan
Berduka Pasca Bencana”. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas dari Dosen Mata Kuliah Keperawatan jiwa.
Makalah ini ditulis berdasarkan berbagai sumber yang berkaitan dengan materi,
Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Pada Klien Tn. M dengan Kehilangan dan Berduka
Pasca Bencana serta infomasi dari berbagai media yang berhubungan dengan Asuhan
Keperawatan Kesehatan Jiwa Pada Klien Tn. M dengan Kehilangan dan Berduka Pasca
Bencana Tak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Keperawatan
Jiwa atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini, dan juga kepada rekan-rekan
mahasiswa yang telah memberikan masukan dan pandangan, sehingga dapat terselesaikannya
makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan mengenai Keperawatan
Jiwa, terutama materi mengenai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Pada Klien Tn. M
dengan Kehilangan dan Berduka Pasca Bencana, sehingga saat berkomunikasi, kita dapat
meminimalisir kesalah pahaman yang akan terjadi. Penulis berharap, pembaca untuk dapat
memberikan pandangan dan wawasan agar makalah ini menjadi lebih sempurna.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
banyak kesalahan.

Padang, 30 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ........................................................................................................ 1


B. Tujuan penulisan ..................................................................................................... 1

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KASUS

A. Kasus........................................................................................................................ 2
B. Pengkajian................................................................................................................ 2
C. Diagnosa Keperawatan............................................................................................ 4
D. Intervensi................................................................................................................. 4
E. Implementasi............................................................................................................ 5
F. Evaluasi.................................................................................................................... 5
G. Dokumentasi............................................................................................................ 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di Negara-
negara maju,modern dan industri.Keempat masalah kesehatan utama tersebut adalah penyakit
degeneratif,kangker,gangguan jiwa dan kecelakaan. Beratnya gangguan tersebut dalam arti
ketidakmampuan serta invaliditas baik secara individu maupun kelompok akan menghambat
pembangunan,karena mereka tidak produktif dan tidak efisien (Keliat, 2012).

Setiap wilayah tempat tinggal manusia memiliki resiko bencana. Seringkali resiko
tersebut tidak terbaca oleh komunitas dan karenanya tidak dikelola dengan baik. Bencana
terjadi secara tak terduga-duga. Dampak paling awal dari terjadinya bencana adalah kondisi
darurat, dimana terjadi penurunan drastis dalam kualitas hidup komunitas korban yang
menyebabkan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya dengan
kapasitasnya sendiri. Kondisi ini harus bisa direspons secara cepat, dengan tujuan utama
pemenuhan kebutuhan dasar komunitas korban sehingga kondisi kualitas hidup tidak makin
parah atau bahkan bisa membaik. (Yosep, Iyus, 2014)

Bencana harus ditangani secara menyeluruh setelah situasi darurat itu direspons. Dengan
demikian kondisi darurat perlu dipahami sebagai salah satu fase dari keseluruhan resiko
bencana itu sendiri. Penanganan kondisi darurat pun perlu diletakkan dalam sebuah perspektif
penanganan terhadap keseluruhan siklus bencana. Setelah kondisi darurat, biasanya diikuti
dengan kebutuhan pemulihan (rehabilitasi), rekonstruksi (terutama menyangkut perbaikan-
perbaikan infrastruktur yang penting bagi keberlangsungan hidup komunitas), sampai pada
proses kesiapan terhadap bencana, dalam hal ini proses preventif ( Keliat,Helena & Farida,
2012).

B. Tujuan Penulisan

Agar mahasiswa keperawatan khususnya dalam bidang keperawatan jiwa khususnya di


bidang kesehatan jiwa komunitas (CMHN) agar memahami asuhan keperawatan pada
individu mauun masyarakat pasca bencana dan menerapkan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada pasca bencana.

1
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA KASUS

A. Kasus

Tn.M 63 tahun adalah salah satu korban bencana alam yaitu Gempa. Saat kejadian
Tn.M kehilangan 5 orang keluarganya karena meninggal. Salah satu keluarga yang
meninggal adalah adiknya. Saat itu Tn.M berpikir mengapa tidak dirinya saja yang
meninggal. Akibat bencana tersebut, Tn.M merasa kewaspadaannya meningkat, gelisah, dan
khawatir akan adanya gempa susulan. Akibat bencana, tempat tinggal Tn.M menjadi hancur
dan akhirnya Tn.M dan warga diungsikan disuatu tempat.

B. Pengkajian
1. Identitas Klien
a. Inisial : Tn. M
b. Umur : 63 Tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SD
f. Pekerjaan : Petani
g. Suku Bangsa : Minang
h. Status : Kawin Mati
i. Alamat Lengkap : Painan, Kabupaten Pesisir selatan, Sumatera Barat.

2. Keluhan Utama
Tn. M mengatakan Mengapa tidak dirinya saja yang meninggal? Harusnya saya
dirumah biar saya yang kena. Kenapa harus keluarganya. Tn.M terlihat waspada,
gelisah serta kekhawatiran yang berlebihan takut akan adanya gempa susulan
lainnya.

2
3. Riwayat Kesehatan Jiwa
a. Gangguan Jiwa di masa lalu
Tn. M mengatakan tidak mempunyai riwayat gangguan jiwa di masa lalu.
b. Pengobatan Sebelumnya
Tn. M mengatakan tidak pernah berobat ke rumah sakit jiwa
c. Anggota Keluarga yang Memiliki Gangguan Jiwa
Tn. M mengatakan semua nggota keluarganya sehat termasuk adik kandung Tn.
M
4. Riwayat Psikososial
a. Genogram
Tn. M tinggal serumah dengan 5 orang. Yaitu istri, 3 orang anak yaitu anak
pertama laki-laki, anak kedua perempuan, dan anak ketiga laki-laki. Serta
seorang adik kandung (laki-laki) dari Tn. M, sebab kedua orang tua Tn. M telah
meninggal dan Tn. M bersaudara hanya berdua, maka adiknya dikasuh oleh Tn.
M.
b. Konsep Diri
1) Citra tubuh
Klien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya dan tidak ada bagian
anggota tubuh yang tidak disukai.
2) Identitas diri
Klien memiliki pekerjaan yaitu sebagai petani. Biasanya klien menghabiskan
waktu luangnya dengan membajak di sawah orang lain.Semenjak kejadian
bencana ini klien hanya bisa berdiam diri tidak tau apa yang harus
dilakukannya, karena klien tinggal seorang diri.
3) Peran diri
Klien berperan sebagai kepala rumah tangga. Semenjak kejadian bencana yang
dialaminya klien tidak bisa memenuhi perannya.
4) Ideal Diri
Klien mengatakan ingin melihat anak-anaknya sukses namun tidak berhasil
karena adnya peristiwa bencana.
5) Harga Diri
Klien merasa tidak berguna bagi keluarga, dan tidak patut hidup di dunia ini.

3
5. Respons Berduka Terhadap Kehilangan pada Tn. M
Respons berduka terhadap kehilangan ada 5 tahap. Namun pada Tn. M respons
berduka dan kehilangan berada pada tahap tawar menawar. Dengan ungkapan Tn. M
“kenapa tidak saya saja yang meninggal? Harusnya saya di rumah biar saya saja
yang kena”.

C. Diagnosa Keperawatan
Yaitu : DUKACITA

D. Intervensi

TAHAP RENCANA KEPERAWATAN


Tawar- Menawar  membantu pasien untuk mengidentifikasi rasa
bersalah dan rasa takutnya
 Mendengarkan dengan penuh perhatian
 Mengajak pasien bicara untuk mengurangi rasa
bersalah dan ketakutan yang tidak rasional
 Memberikan dukungan spiritual
Depresi  Mengidentifikasi tingkat depresi dan bantu
mengurangi rasa bersalah
 Memberikan kesempatan kepada pasien untuk
mengekspresikan kesedihannya
 Memberikan dukungan non verbal dengan cara
duduk disamping pasien dan memegang tangan
pasien
 Melatih pasien dalam mengidentifikasi hal positif
yang masih dimiliki
Penerimaan  Membantu pasien dalam mengidentifikasi rencana
kegiatan yang akan dilakukan
 Membantu membuat rencana kegiatan selanjutnya.
 Membantu pergi ke ziarah keluarga

E. Tindakan Keperawatan (Implementasi)

4
TAHAP TINDAKAN KEPERAWATAN
Tawar- Menawar  Bantu pasien untuk mengidentifikasi rasa bersalah
dan rasa takutnya
 Dengarkan dengan penuh perhatian
 Ajak pasien bicara untuk mengurangi rasa bersalah
dan ketakutan yang tidak rasional
 Berikan dukungan spiritual
Depresi  Identifikasi tingkat depresi dan bantu mengurangi
rasa bersalah
 Berikan kesempatan kepada pasien untuk
mengekspresikan kesedihannya
 Beri dukungan non verbal dengan cara duduk
disamping pasien dan memegang tangan pasien
 Latih pasien dalam mengidentifikasi hal positif yang
masih dimiliki
Penerimaan  Bantu pasien dalam mengidentifikasi rencana
kegiatan yang akan dilakukan
 Bantu pasien membuat rencana kegiatan selanjutnya
 Bantu pasien pergi ke ziarah keluarganya

1. SP 3 : RESPON TAWAR-MENAWAR TERHADAP KEMATIAN ANAK


ORIENTASI :
“Selamat pagi, bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah bapak sudah
melakukan cara yang saya ajarkan untuk mengurangi rasa kesal bapak? Dapatkah
kita berbicara tentang perasaan bapak sekarang? Kita bicara 15 menit saja. Dimana
kita bicara? Diruang ini saja?”
KERJA:
“Saya dapat memahami perasaan bapak. Silahkan bercerita tentang perasaan bapak.
Tidak ada yang dapat kita salahkan, pak. Saya mengerti, su;lit bagi bapak untuk
menerima kehilangan ini. Bagus, bapak menyadari perasaan yang sudah di
ungkapkankarena semua ini adalah kehendak Allah. Apabila perasaan bersalah dan
takut itu muncul kembali, bapak dapat berzikir ,sholat, atau melakukan kegiatan
ibadah yang lain. Bagaimana pak? Apakah bapak akan coba lakukan?”
TERMINASI :

5
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bicara? Iya, pak. Bapak terus berdo’a ya.
Silahkan bercerita dengan anggota keluarga. Bagus, bapak sudah dapat
mengungkapkannya. Nanti bapak dapat berzikir dan istigfar setiap saat dan saat
rasa bersalah itu muncul kembali. Bapak, dua hari lagi saya akan datang. Kita
akam bicara tentang perasaan bapak. Saya pamit dulu ya, Pak.
Assalamu’Alaikum”.

2. SP 4 : RESPONS TERHADAP KEMATIAN KELUARGA


ORIENTASI :
“selamat pagi/sore,Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah ada yang ingin
bapak ceritakan pada saya? Hari ini kita bebicara tentang kegiatan positif yang
dapat bapak M lakukan. Berapa lama kita bicara, pak ?”
KERJA:
“Baiklah pak,saya akan duduk disebelah bapak dan menemani bapak.Saya siap
mendengarkan apabila ada yang ingin disampaikan.bapak boleh menangis,jangan
ditahan.bapak punya hak untuk menangis. Dengan menangis,akan ada perasaan
lega bapak ,saya dapat merasakan apa yang sedang bapak rasakan , bapak dapat
menggunakan kesempatan yang ada dengan bercakap-cakap dengan tetangga yang
mempunyai pengalam sama seperti bapak. Sekarang , bagaimana kalau kita
berdiskusi tentang kegiatan positif yang bapak lakukan? mulai dari yang bapak
biasa lakukan di rumah maupun kegiatan lain diluar rumah . bagaimana kalau kita
buat daftar kegiatan yang dapat bapak lakukan ( wow ,banyak sekali kegiatan yang
dapat bapak lakukan)”.
TERMINASI:
“Bapak ,bagaimana perasaan bapak setelah kita bicara? Iya benar,masih banyak
yang dapat bapak lakukan. Bapak dapat melakukan kegiatan yang tadi sudah kita
bahas. Saya percaya bapak bisa.saya pamit ya, pak.dua hari lagi saya akan datang
untuk membicarakan tentang perasaan bapak.kira kira jam berapa saya akan datang
untuk membicarakan tentang perasaan bapak.kira-kira jam berapa saya boleh
datang? baik, Pak.Assalamu’Alaikum.

3. SP 5 : RESPON PENERIMAN TERHADAP KEMATIAN KELUARGA

6
ORIENTASI :
“selamat pagi bapak, bagaimana perasaan bapak hari in? Seperti janji saya 2 hari
yang lalu ,sekarang saya datang untuk berbicara tentang perasaan bapak.
Bagaimana kalau kita bicara disini ? 30 menit saja, setuju pak?”
KERJA
“Bapak tampak senang dan sangat berbeda dengan dua hari yang lalu. Apakah
bapak melakukan kegiatan yang telah kita sepakati. Bagus, kegiatan apalagi
yangsudah bapak rencanakan untuk mengisi waktu? Saya percaya bapak dapat
kembali semangat dalam mengisi kehidupan ini, kapan bapak akan kembali
berziarah lagi? Bapak sudah tampak bersemangat lagi”
TERMINASI
“Bapak, tidak terasa kita sudah lama berbicara. Bagaimana perasaan bapak
Syukurlah. Bapak jangan lupa jadwal aktivitas dan waktu untuk berziarah dan
berbincang-bincang lagi dengan tetangga ya pak?. Saya pamit ya, pak. Sampai
jumpa. Assalamu’Alaikum.

F. Evaluasi
1. Tn. M sudah tidak menyalahkan diri sendiri dan sudah menyadari semua bencana
yang terjadi adalah kehendak dari Allah SWT.
2. Tn. M sudah pandai berzikir dan berdoa untuk keluarganya
3. Tn. M sudah mampu bercakap-cakap dengan teman atau masyarakat
4. Tn. M sudah mampu menuliskan jadwal kegiatan harian
5. Tn. M sudah mampu pergi ke makam kelima anggota keluarganya dan sudah mulai
tampak bersemangat lagi.

G. Dokumentasi

7
Nama Pasien : Tn. M
Usia : 63 Tahun
Nama Puskesmas :-

Tanggal :

PENGKAJIAN :
Tn. M usia63 Tahun, mengalami kehilangan keluarga yang sangat dicintai karena
bencana lam, yaitu gempa. Tn. M terlihat gelisah, menangis, ketakutan akan adanya
gempa susulan dan mengatakan “ kenapa tidak dia saja yang meninggal, harusnya saya
dirumah saat itu jadi saya yang kena”.

DIAGNOSIS KEPERAWATAN : Dukacita

TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Tahap Tawar-Menawar
a. Bantu pasien untuk mengidentifikasi rasa bersalah dan rasa takutnya
b. Dengarkan dengan penuh perhatian
c. Ajak pasien bicara untuk mengurangi rasa bersalah dan ketakutan yang tidak
rasional
d. Berikan dukungan spiritual
2. Tahap Depresi
a. Identifikasi tingkat depresi dan bantu mengurangi rasa bersalah
b. Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan kesedihannya
c. Beri dukungan non verbal dengan cara duduk disamping pasien dan
memegang tangan pasien
d. Latih pasien dalam mengidentifikasi hal positif yang masih dimiliki
3. Tahap Penerimaan
a. Bantu pasien dalam mengidentifikasi rencana kegiatan yang akan dilakukan
b. Bantu pasien membuat rencana kegiatan selanjutnya
c. Bantu pasien pergi ke ziarah keluarganya

EVALUASI

8
S : Pasien mengatakan kenapa harus keluarganya yang meninggal, kenapa tidak
dirinya saja yang meninggal. Pasien menangis, ketakutan takut akan
terjadinya gempa susulan dan menyindiri tidak mau berbicara dengan yang
lain.
O :Ekspresi pasien masih murung, namun pasien telah menerima
bahwasanya keluarganya telah meninggal dan itu merupakan kehendak dari
Allah SWT.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Menganjurkan pasien untuk berbicara dengan orang lain
Mengajarkan pasien mengidentifikasi rencana kegiatan
: Menganjurkan pasien untuk pergi ziarah ke makam keluarganya

Perawat

(SELVI RADIATUL MARDIAH)

BAB III

9
PENUTUP

A. Kesimpulan

Di beberapa daerah di Indonesia merupakan daerah yang rawan bencana. Dengan


banyaknya bencana, kesiagaan dan pelaksanaan tanggap bencana harus dilakukan dengan
baik. Karena dampak yang ditimbulkan bencana tidaklah sederhana, maka penanganan
korban bencana harus dilakukan dengan terkoordinasi dengan baik sehingga korban yang
mengalami berbagai sakit baik fisik, sosial, dan emosional dapat ditangani dengan baik dan
manusiawi.

Perawat sebagai kaum yang telah dibekali dasar-dasar kejiwaan kebencanaan dapat
melakukan berbagai tindakan tanggap bencana. Seharusnya modal itu dimanfaatkan oleh
mahasiswa keperawatan agar secara aktif turut melakukan tindakan tanggap bencana.

DAFTAR PUSTAKA

10
Keliat, B.A., Helena, N. Nurhaeni, H. (2012). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas
CMHN (basic course). Jakarta: EGC

Yosep, Iyus., Sutini, Titin. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa (dan Advance mental healyh
nursing). Bandung: Refika Aditama.

Keliat,B.A., Helena, N., Farida, P. (2012). Manajemen Keperawatan Psikososial & Kader
Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.

11

Anda mungkin juga menyukai