Burger diartikan sebagai suatu seni atau proses untuk mempengaruhi orang lain tersebut dengan senang hati melakukan tugas yang diberikan dalam upaya mencapai tujuan. A. GAYA KEPEMIMPINAN AUTOKRATIS 1. Mempunyai orientasi pada tujuan 2. Menganggap organisasi hanya sebagai milik sendiri 3. Menyamakan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi 4. Tergantung pada kekuasaan formal 5. Menganggap staf sebagai alat semata 6. Tidak mau menerima kritik 7. Dalam menggerakkan staf selalu mengandung unsur paksaan dan hukuman contoh • Anak demam tinggi setelah diperiksa ke dokter spesialis anak, dia harus istirahat total dan menjalani perawatan dirumah sakit, jika anak tidak mau dengan alasan takut pada perawat yang memakai baju serba putih, disinilah kepemimpinan autokratis bisa diterapkan dengan cara membujuk si anak agar mau diopname, sebab jika tidak maka kekhawatirkan penyakitnya akan tambah parah dan berakibat buruk pada kondisi kesehatan anak tersebut. Bahkan orang tua bisa sedikit memaksakannya pada anak demi kesehatan anak itu sendiri. B. GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS 1. Dalam proses pergerakan staf selalu memperhatikan kemampuan dan kepentingan staf 2. Menggunakan kekuatan individu/posisi untuk menggali ide-ide di staf dan memotivasi staf bersama-sama mencaai tujuan organisasi 3. Berusaha mensikronkan kepentingan organisasi dan kepentingan staf 4. Senang menerima saran, kritik dan pendapat staf 5. Memberikan kesempatan kepad staf untuk mengembangkan kreatifitas 6. Selalu memotivasi staf untuk selalu sukses 7. Selalu mengembangkan diri contoh • Disaat ayah pulang kantor jam 17.00 WIB karena ada kerja lembur yang harus diselesaikan, sampai rumah tentunya ia sangat capek, sag istri lalu mengambilkannya satu gelas air putih, mungkin karena hausnya sang ayah langsung meminumnya sambil berdiri. Saat itu anak melihat perbuatan ayanhnya dan langsung komentar “Yah.. Kata ustazdah di TK kalau makan dan minum harus duduk.., tidak boleh berdiri seperti itu, Rasulullah SAW kalau makan dan minum tidak seperti ayah..! • Jika yah tersebut seorang yang bijak dan dia menerapkan gaya kepemimpinan yang demokratis dalam rumah tangganya maka dia akan berujar “Oh.. Terima kasih sayangku.. Ma’af, ayah lupa dan terburu-buru karena ayah sangat haus sekali, saat melihat air itu ayah kepingin langsung menyantapnya, sekali lagi ma’afkan ayah ya sayang..? Insya Allah lain kali ayah tidak akan mengulanginya lagi” C. GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF 1. Mengkombinasikan antara gaya kepemimpinan autokratis dan gaya kepemimpinan demokratis 2. Menggunakan analisa masalah yang mengajukan alternatif penyelesaian serta meminta taggapan/kritik dari staf, kemudian langkah terakhir adalah pemimpin yang memutuskan persoalan tersebut sesuai dengan masukan dari staf contoh • Anak diberi uang Rp. 1000,- oleh ibunya sambil berpesan, “Amir.. Ibu lagi sibuk, tolong jaga adiknya jangan sampai nangis ya.., ini uang Rp. 1000 terserah dibuat apa?. Selang beberapa waktu lewat seorng penjual es, dan adik amir menangis pingin membelinya, saat itu amir berpikir dia punya uang Rp. 1000,-, maka agar adiknya tidak menangis dan menganggu kerja orang tuanya amir langsung membelikannya es tersebut, sampai disitu ternyata es adalahnya Rp. 1500,- sehingga kurang uang yang dibawa amir. • Jika dalam rumah tangga tersebut menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif sang ibu akan memberikannya uang sebanyak Rp. 500,- sebagai tambahan kekurangan utnuk membeli es saat amir minta tambah pada ibunya, dan bahkan kalau memungkinkan ibu memberikannya yang lebih sebagai reward/penghargaan atas kerja keras amir dalam menjaga adiknya sehingga adiknya tidak sampai menangis. D. GAYA KEPEMIMPINAN LAISSE DAN FAIRE 1. Menganggap kepemimpinan hanyalah sebagai formalitas belaka 2. Membiarkan staf melaksanakan tugas sesuai dengan kehendaknya, tanpa arahan dan supervisi 3. Menilai hasil kerja staf menurut caranya sendiri yang dianggap tepat contoh • Laisse dan faire ini bisa diterapkan dalam sebuah rumah tangga yang memiliki anak sudah besar-besar. Misalnya, anak sudah mejadi mahasiswa semua, orang tua hanya memantaunya dari jauh. Anak sudah punya tanggung jawab sendiri. Jika anak berbuat salah, orang tua tinggal memanggil anak dan meminta klarifikasi terhadap perbuatannya serta menyuruh anaknya untuk mempertanggung jawabkannya sendiri. Terima Kasih