WB
ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN
“ BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA”
( BPH )
Kelompok 1 :
Mona Andini
Trisya Ayudia Putri
Nike Novalia
Deby Aprilia
Febri Annesa
Nadya Aida Fardila
Alimunir
A. Definisi
1. Peningkatan DTH
(Dehidrotestosteron)
2. Ketidakseimbangan
estrogen-progesteron
4. Berkurangnya kematian
sel (apoptosis)
1. Gejala
iritatif
2. Gejala
obstruktif
3. Gejala
generalisat
a
E.
Patofisiologi
Pembesaran pada BPH terjadi secara bertahap mulai dari zona periuretral dan
transisional.Sebagian besar hiperplasia prostat terdapat zona transsisional yang
posisinya proksimal dari spinter externus dikedua sisi dari verumontanum dan
di zona periuretral.kedua zona tersebut hanya merupakan hanya dua persen dari
volume prostat.sedangkan pertumbuhan karsinoma prostat.
Hiperplasia ini terjadi secara nodular dan sering diiringi oleh proliferasi fibro
muskular untuk lepas dari jaringan epitel. Oleh karena itu, hiperplasia zona
transisional ditandai oleh banyaknya jaringan kelenjr yang tumbuh pada pucuk
dan cabang dari pada duktus. Sebenarnya ploriferasi zona transisional dan zona
sentral pada prostat berasal dari turunan duktus Wolffi dan proliferasi zona
periferberasal dari sinus urogenital. Sehingga, berdasarkan latar belakang
embriologis inilah bisa diketahui mengapa BPH terjadi pada zona transisional
dan sentral, sedangkan Ca prostat terjadi pada zona perifer
Klasifik
asi
1. Laboratorium
2. Pencitraan
Penatalaksanaan
Medis
1. Observasi
2. Medika
Mentosa
3. Pembedahan
WASSALAMU’ALAIKUM
WR.WB