Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KONJUNGTIVITIS

Di Susun Oleh :
Kelompok IV
1. Muhammad Akhyar 6. Bq Ru’ya Anisa
2. Yuli Handayani 7. Bq Suriani
3. Fikri Rahmawati 8. Nurhasanah
4. Ahmad Bayu Kelana 9. Martini
5. Nuya Bidarni 10. Mulya Harniati

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS QOMARUL HUDA BADARUDDIN BAGU
T.A 2022/2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KONJUNGTIVITIS

Pokok Bahasan : Penyakit Sistem Sensori Dan Persepsi


Sub Pokok Bahasan : Konjungtivitis
Sasaran : Masyarakat
Hari/ Tanggal : Senin 24-02-2023
Waktu : 08.00-08.30 WITA
Tempat : UPTD BLUD PKM Aik Mual
Struktur Organisasi
Penyaji :
Moderator :
Notulen :
Observer/fasilitator :

A. Latar Belakang
Manusia dipengruhi berbagai system untuk memudahkan mereka memenuhi
kebutuhsn hidupnya. Salah satu system yang sangat penting adalah system indra. Namun
yang dibahas disini adalah mata, salah satu dari mata adalah konjungtiva . yang lebih
mengkhusus membahasa tentang gangguan pada konjungtiva. Sebagai anggota tim
kessehatan khususnya perawat,kita penting mengetahui bagaimana konsep dasar
penyakit dan asuhan keperawatan dari mata khususnya pada pasien gangguan
konjungtiva . Pentingnya mengetahui konsep dasar penyakit mata memudahkan kita
untuk memaahami lebih dalam system kerja indra penglihatan.

B. Tujuan Umum
Pada akhir penyuluhan kesehatan, peserta penyuluhan diharapkan mampu
memahami tentang pengertian konjungtivitis, penyebab, tanda dan gejala, pengobatan
serta pencegahannya.

C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, peserta penyuluhan diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian konjungtivitis
2. Menjelaskan penyebab konjungtivitis
3. Menjelaskan gejala klinis konjungtivitis
4. Menjelaskan tentang terapi tindakan pengobatan penyakit konjungtivitis

D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab

E. Media
1. Laptop
2. LCD
3. Leaflet

F. Isi Materi
1. Pengertian konjungtivitis
2. Penyebab konjungtivitis
3. Tanda dan Gejala konjungtivitis
4. Pencegahan konjungtivitis
5. Pengobatan konjungtivitis

G. Proses Pelaksanaan
Sasaran
No Waktu Kegiatan
Penyajian Masyarakat
1. 5 Pembukaan  Menyampaikan salam  Menjawab salam
menit a. Salam pembuka pembuka, maksud dan  Memperhatikan
b. Perkenalan tujuan serta kontrak waktu dan terlihat
c. Menyampaikan pelaksanaan kegiatan antusias mengikuti
tujuan kepada peserta penyuluhan penyuluhan
d. Kontrak waktu dengan bahasa yang sopan
e. Melakukan apersepsi dan jelas serta penggunaan
kata yang efisien.
 Menanyakan beberapa
pertanyaan seputar opini
peserta mengenai topik
penyuluhan.
2. 15 Kegiatan Inti  Menyampaikan materi  Menyimak dan
menit a. Penyampaian materi dengan jelas dan tepat memperhatikan
 Pengertian sesuai dengan metode penyuluhan
konjungtivitis yang dipilih dengan baik dan
 Penyebab  Menyampaikan materi antusias.
konjungtivitis tidak berbelit-belit serta
 Tanda dan Gejala efisien sehingga mencegah
konjungtivitis kekurangan waktu
 Pencegahan  Memanfaatkan semua
konjungtivitis media yang tersedia untuk
 Pengobatan menyampaikan materi
konjungtivitis dengan baik.
3. 10 Penutup  Melalukan dialog  Peserta
menit a. Sesi tanya jawab interaktif dengan peserta penyuluhan
b. Melakukan evaluasi penyuluhan. dengan antusias
c. Menyimpulkan  Menanyakan beberapa bertanya dan
materi yang pertanyaan singkat kepada berdialog tentang
didiskusikan pasien tentang materi materi penyuluhan.
d. Mengakhiri kegiatan penyuluhan untuk  Bersama penyaji
dengan salam mengetahui feed back. menyimpulkan
Misalnya dengan materi.
memberikan studi kasus  Mengerti dan
dan hadiah kepada peserta mempunyai
yang bisa menjawab pengetahuan baru
dengan benar. tentang materi
 Menyampaikan penyuluhan
kesimpulan dengan ditandai dengan
singkat dan jelas. hampir
 Menyampaikan salam keseluruhan
penutup dan ucapan peserta dapat
terimakasih dengan sopan menjawab studi
dan jelas. kasus.
 Menjawab salam.
H. Setting Tempat
Penyuluhan dilaksanakan di balai Desa Sukawati

tembok

Laptop Penyaji

LCD

Peserta Penyuluhan Peserta Penyuluhan

Peserta Penyuluhan Peserta Penyuluhan

Peserta Penyuluhan Peserta Penyuluhan

Peserta Penyuluhan Peserta Penyuluhan


I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
o SAP sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan.
o Media (Laptop, LCD, Leaflet) dan tempat sudah siap
o Moderator dan sekretaris sudah siap.
o Peserta siap mengikuti penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
o Media (Laptop, LCD, Leaflet) sudah disiapkan sesuai rencana.
o Tempat siap dan disusun sesuai dengan setting tempat yang telah direncanakan.
o Penyaji,moderator, sekretaris dan peserta siap mengikuti penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
o Penyuluhan berjalan sesuai rencana dan tepat waktu.
o Masalah yang muncul saat pelaksanaan penyuluhan dapat diatasi dengan baik.
o Tujuan penyuluhan tercapai yaitu peserta penyuluhan dapat memahami tentang isi
penyuluhan dan diharapkan akan terjadi perubahan perilaku.

J. Referensi
Arief Mansjoer,dkk.1999. Kapita Selekta Kedokteran. Ed. 3 jilid 1. Jakarta: Penerbit
Media Esculapius FKUI..
Arthur C. Guyton and John E. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta: EGC.
Daniel G. Vaughan, dkk. 2000. Oftamologi Umum. Jakarta: Widya Medika.
Marylin E. Doengoes, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta: Peneribit
Buku Kedokteran EGC.
Smeltzer Bare, dkk. 1997. Keperawatan Medikal Bedah Volume III. Jakarta: EGC
LAMPIRAN

A. DEFINISI
Peradangan konjungtiva disebut konjungtivitis. Konjungtivitis (mata merah) adalah
inflamasi pada konjungtiva oleh virus, bakteri, clamydia, alergi, trauma/ sengatan
matahari (Long B C, 1996).
Konjungtivitis adalah infeksi atau inflamasi pada konjungtiva mata dan biasa
dikenal sebagai “pink eye”. Konjungtivitis biasanya tidak ganas dan bisa sembuh sendiri.
Dapat juga menjadi kronik dan hal ini mengindikasikan perubahan degenerative atau
kerusakan akibat serangan akut yang berulang. Klien sering datang dengan keluhan mata
merah. Pada konjungtivitis didapatkan hyperemia dan injeksi konjungtiva, sedangkan
pada iritasi kojungtiva hanya injeksi konjungtiva dan biasanya terjadi karena mata lelah,
kurang tidur, asap, debu, dan lain-lain.
Konjungtivitis inflamasi dapat terjadi karena terpapar alergen atau iritan dan tidak
menular. Konjungtivitis infeksi lebih banyak disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus
dan mudah menular. Penyebab tersering meliputi bakteri, virus dan klamidia. Sedangkan
penyebab yang kurang sering adalah alergi, penyakit parasit dan yang jarang adalah
infeksi jamur atau occupational irritant. Bentuk idiopatik dapat berhubungan dengan
penyakit sistemik tertentu seperti ertema multipormis dan penyakit tiroid.
Konjungtivitis terbagi dalam tiga jenis, yaitu konjungtivitis alergi atau vernal,
infeksi atau bacterial, dan viral
1. Konjungtivitis Alergi
Infeksi ini bersifat musiman dan berhubungan dengan sesitifitas terhadap
serbuk, protein hewani, bulu, makanan atau zat-zat tertentu, gigitan serangga dan atau
obat (atropine dan antibiotic golongan mycin). Infeksi ini terjadi setelah terpapar zat
kimia seperti hair spray, tatarias, asap rokok. Asma, demam kering dan eczema juga
berhubungan dengan konjungtivitis alergi.
Gejala jenis konjungtivitis ini adalah edema konjungtiva ringan sampai berat,
sensasi terbakar dan injeksi vaskuler. Lakrimasi kadang-kadang terjadi. Rasa gatal
adalah yang paling parah pada bentuk konjungtivitis ini. Kadang-kadang didapatkan
rabas seperti air.
2. Konjungtivitis Infektif
Jenis konjungtivitis ini juga berhubungan dengan “pink eye” dan mudah
menular. Wabah “pink eye” dapat terjadi pada populasi yang padat dan dengan
standar kesehatan yang rendah. Penyebab infeksi ini adalah Staphylococcus aureus.
Dapat juga terjadi setelah terpapar Haemophilus influenza atau N. gonorhoea. Dapat
terjadi bersamaan dengan morbili, parotitis epidemika, bleferitis, obstruksi duktus
nasolakrimalis, karena penyinaran cahaya (konjungtivitis elektrika).
Gejalanya, dilatasi pembuluh darah, edema konjungtiva ringan, epifora dan
rabas pada awalnya encer akibat epifora tetapi secara bertahap menjadi lebih tebal
atau mucus dan berkembang menjadi purulent yang menyebabkan kelopak mata
menyatu dalam posisi tertutup terutama saat bangun tidur pagi hari. Dapat ditemukan
kerusakan kecil pada epitel kornea.
3. Konjungtivitis Viral
Jenis konjungtivitis ini adalah akibat infeksi human adenovirus (yang paling
sering adalah keratokonjungtivitis epidemika) atau dari penyakit virus sistemik seperti
mumps dan mononucleosis. Biasanya disertai dengan pembentukan folikel sehingga
disebut juga konjungtivitis folikularis.
Gejalanya, pembesaran kelenjar limfe preaurikular, fotopobia dan sensasi
adanya benda asing pada mata. Epiofora merupakan gejala terbanyak. Konjungtiva
dapat menjadi kemerahan dan bisa terjadi nyeri periorbital.
B. ETIOLOGI
Penyebab konjungtivis tergantung dari jenis konjungtivis. Berikut ini etiolgi
berdasarkan klasifikasi konjungtivis yaitu
1. Konjungtivis Alergi
Reaksi hipersensitivitas tipe cepat atau lambat atau reaksi antibodi humoral
terhadap alergen. Pada keadaan yang berat merupakan bagian dari Sindrom Steven
Johnson, suatu penyakit eritema multiforme berat akibat reaksi alergi pada orang
dengan presdiposisi alergi obat-obatan. Pada pemakaian mata palsu atau lensa
kontak juga dapat terjadi reaksi alergi.
2. Konjungtivis Infektif
Disebabkan oleh bakteri seperti:
- Stafilokok
- Streptokok
- Corynebacterium diphtheriae
- Pseudomonas aeruginosa
- Neisseria gonorrhoea
- Haemophilus influenza
3. Konjungtivis Viral
Disebabkan oleh virus seperti:
- Adenovirus
- Herpes simpleks
- Herpes zoster
- Klamidia
- New castle
- Pikorna
- Enterovirus
C. GEJALA KLINIS
Tanda-tanda konjungtivitis, yakni:
1. Konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak.
2. Produksi air mata berlebihan (epifora).
3. Kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis) seolah akan
menutup akibat pembengkakan konjungtiva dan peradangan sel-sel konjungtiva
bagian atas.
4. Pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagai reaksi
nonspesifik peradangan.
5. Pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dan sekitarnya.
6. Terbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin (komponen protein).
7. Dijumpai sekret dengan berbagai bentuk (kental hingga bernanah)
(Anonim, 2009).
Gejala
Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan
kotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna
putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih. Kelopak
mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi
(Anonim, 2004).

Gejala lainnya adalah:


1. Mata berair
2. Mata terasa nyeri
3. Mata terasa gatal
4. Pandangan kabur
5. Peka terhadap cahaya
D. TERAPI/TINDAKAN PENANGANAN
Konjungtivitis biasanya hilang sendiri. Tapi tergantung pada penyebabnya, terapi
dapat meliputi antibiotika sistemik atau topical, bahan antiinflamasi, irigasi mata,
pembersihan kelopak mata, atau kompres hangat. Bila konjugtivits disebabkan oleh
mikroorganisme, pasien harus diajari bagaimana cara menghindari kontaminasi mata
yang sehat atau mata orang lain. Perawat dapat memberikan instruksipada pasien untuk
tidak menggosok mata yang sakit kemudian menyentuh mata yang sehat, untuk mencuci
tangan setelah setiap kali memegang mata yang sakit, dan menggunakan kain lap,
handuk, dan sapu tangan baru yang terpisah.
Terapi pada infeksi bakteri adalah dengan antibiotic (sulfonamid topikal), pada
infeksi virus dengan sulfonamide/antibiotika tetes mata spectrum luas untuk mencegah
infeksi sekunder, sedangkan untuk infeksi alergi diberikan vasokonstriktor tetes seperti
nafazolin, kompres dingin, dan antihistamin oral
Penanganannya dimulai dengan edukasi pasien untuk memperbaiki higiene
kelopak mata. Pembersihan kelopak 2 sampai 3 kali sehari dengan artifisial tears dan
salep dapat menyegarkan dan mengurangi gejala pada kasus ringan.
Pada kasus yang lebih berat dibutuhkan steroid topikal atau kombinasi antibiotik-
steroid. Sikloplegik hanya dibutuhkan apabila dicurigai adanya iritis. Pada banyak kasus
Prednisolon asetat (Pred forte), satu tetes, QID cukup efektif, tanpa adanya
kontraindikasi.
Apabila etiologinya dicurigai reaksi Staphylococcus atau acne rosasea, diberikan
Tetracycline oral 250 mg atau erythromycin 250 mg QID PO, bersama dengan
pemberian salep antibiotik topikal seperti bacitracin atau erythromycin sebelum tidur.
Metronidazole topikal (Metrogel) diberikan pada kulit TID juga efektif. Karena
tetracycline dapat merusak gigi pada anak-anak, sehingga kontraindikasi untuk usia di
bawah 10 tahun. Pada kasus ini, diganti dengan doxycycline 100 mg TID atau
erythromycin 250 mg QID PO. Terapi dilanjutkan 2 sampai 4 minggu. Pada kasus yang
dicurigai, pemeriksaan X-ray dada untuk menyingkirkan tuberkulosis.
E. PENCEGAHAN
1. Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan atau
mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih.
2. Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang
sakit.
3. Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni rumah lainnya.
4. Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari dokter dan pabrik pembuatnya.

Anda mungkin juga menyukai