Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN DIARE


DI KLINIK SAHABAT KELUARGA
BAGOR, NGANJUK

“Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Keperawatan Anak”

Disusun Oleh :

Evi Ariani, S.Kep 202014201002B


Hariyoko, S.Kep 202014201003B
Moh. Khoirul Anam, S.Kep 202014201005B
Pranawa Panji Putra, S.Kep 202014201011B
202014201012B
Rahmat Dwi Caksono, S.Kep
202014201006B
Retno Purwati, S.Kep
202014201007B
Sugianto, S.Kep 202014201009B

DEPARTEMEN KEPERAWATAN ANAK


PROGRAM STUDI ALIH JENJANG PROFESI NERS
STIKes SATRIA BHAKTI NGANJUK
2022
LEMBAR PENGESAHAN

PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN DIARE


DI KLINIK SAHABAT KELUARGA
BAGOR, NGANJUK

Telah disetujui dan disyahkan pada


Hari :
Tanggal :

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan


Departemen Keperawatan Medikal Anak Klinik Sahabat Keluarga, Bagor
STIKes Satria Bhakti, Nganjuk

RISA NURHAYATI, S.Kep.,Ns.,M.Kes. Ns. MARYUNI., S.Kep.


NIDN. 0725068902 NIK. 2011007003

Menyetujui,
Klinik Sahabat Keluarga, Bagor

dr. JAE AN
NIK. 201703041
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Topik : Pendidikan Kesehatan


Sub Pokok Bahasan : Diare
Tempat : Klinik Sahabat Keluarga, Bagor, Nganjuk
Tanggal : 15 September 2022
Waktu : 30 menit

1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta dapat mengerti dan menambah wawasan
mengenai diare pada anak
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan peserta
mampu :
1) Menyebutkan pengertian diare
2) Menyebutkan penyebab diare
3) Menyebutkan tanda dan gejala diare
4) Mengetahui cara mengatasi diare di rumah
5) Mengetahui cara pencegahan diare
2 Sasaran dan Target
Pasien dan Keluarga di Klinik Sahabat Kelurga, dapat memahami, mengetahui tentang
diare.
3 Materi
a. Pengertian diare
b. Penyebab diare
c. Tanda dan gejala diare
d. Cara mengatasi diare di rumah
e. Pencegahan diare
4. Media dan Metode
a. Media : Leaflet
b. Metode : Ceramah, diskusi/tanya jawab
5. Strategi Pelaksanaan
Hari/Tanggal : 15 September 2022
Waktu : 13.00 WIB
Tempat : Klinik Sahabat Keluarga, Bagor, Nganjuk
6. Proses Pelaksanaan

No Tahap Waktu Kegiatan Media


1 Pembukaan 3 menit 1. Membuka kegiatan dengan
2. Mengucapkan salam
3. Memperkenalkan diri
4. Menjelaskan tujuan dari
5. Penyuluhan
6. Menyebutkan materi yang
7. Akan diberikan
8. Menyampaikan kontrak
waktu
2 Pelaksanaan, 24 menit Pelaksanaan : Leaflet
tanya jawab, 1. Penyampaian materi oleh
dan evaluasi pemateri:
2. Menggali pengetahuan
peserta
3. Tentang diare
4. Menjelaskan tentang
pengertian diare
5. Menyebutkan penyebab
diare
6. Menyebutkan tanda dan
gejala diare
7. Menjelaskan tentang
penanganan
8. Diare di rumah
9. Menjelaskan tentang
pencegahan
10. Diare
No Tahap Waktu Kegiatan Media
Tanya jawab :
Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya
tentang materi yang kurang
dipahami
Evaluasi :
Menanyakan kembali kepada
peserta tentang materi yang
telah diberikan dan
reinforcement kepada peserta
yang dapat menjawab
pertanyaan

3. Penutup 3 menit 1. Menjelaskan kesimpulan


dari materi penyuluhan
2. Ucapan terima kasih
3. Salam penutup

7. Pengorganisasian

Pembimbing Akademik : Risa Nurhayati, S.Kep.,Ns.,M.Kep.


Pembimbing Lahan : Ns. Maryuni, S.Kep.
Penyaji : Retno Purwati, S.Kep.
Evi Ariani, S.Kep.
Moderator : Moh Khoirul Anam, S.Kep.
Oberver : Rahmat Dwi Caksono, S.Kep.
Fasilitator : Haryoko, S.Kep,
Pranawa Panji, S.Kep.
Sugianto, S.Kep.
Tugas Pokok Fungsi :
1. Moderator : Mengarahkan jalannya acara
2. Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab pertanyaan
3. Fasilitator : Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara aktif dalam
Diskusi
4. Observer : Mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan, mengevaluasi
jalannya penyuluhan

8. Setting Tempat
B : Penyaji
C
B C : Pasien dan Keluarga
C
D : Moderator, Fasilitator, Observer
C

C D

9. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Peserta hadir ditempat penyuluhan
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Klinik Sahabat Keluarga
3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
b. Evaluasi Proses
1) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
c. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu mengerti dan
memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus
Lampiran
MATERI PENYULUHAN
KONSEP DASAR DIARE

A. PENGERTIAN
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan
normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).
Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari
tiga kali sehari.
Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau
dapat bercampur lender dan darah (Ngastiyah, 1997).
B. PENYEBAB
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus,
Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica,
G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).
b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat
menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia,
ensefalitis dan sebagainya.
c. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa
merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu
dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
2. Faktor Makanan:
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi
terhadap jenis makanan tertentu.
3. Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas)
C. PATOFISIOLOGI
D. TANDA DAN GEJALA
1. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan
berkurang.
2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam
akibat banyaknya asam laktat.
5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kuli tmenurun), ubun-
ubun dan mata cekung membrane mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.
6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut
jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen,
soporakomatus) sebagai akibat hipovokanik.
7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
8. Bila terjadi asidosis metabolic klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan
dalam (Kusmaul).
E. KLASIFIKASI DIARE
Menurut pedoman MTBS (2000) diare dapat diklasifikasikan,
1. Diare akut terbagi atas :
a. Diare dengan dehidrasi berat
b. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
c. Diare tanpa dehidrasi
2. Diare persisten bila diare berlangsung 14 hari/ lebih terbagi atas :
a. Diare persisten dengan dehidrasi
b. Diare persisten tanpa dehidrasi
3. Desentri apabila diare berlangsung disertai dengan darah
F. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic atau hipertonik).
2. Renjatan hipovolemik. Dengan tanda-tanda : Mata mendelik, pandangan kosong,
serta ada gerakan-gerakan tangan kaki.
3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoniotot, lemah, bradikardi, perubahan
pada elektrokardiagram).
4. Hipoglikemia.
5. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim lactase karena
kerusakan vilimukosa, usus halus.
6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami
kelaparan.
G. PENCEGAHAN
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah diare adalah:
1. Kebersihan perorangan pada anak. Mencuci tangan sebelum makan dan setiap habis
bermain, memakai alas kaki jika bermain di tanah.
2. Membiasakan anak defekasi di jamban dan jamban harus selalu bersih agar tidak ada
lalat.
3. Kebersihan lingkungan untuk menghindarkan adanya lalat.
4. Makanan harus selalu tertutup
5. Kepada anak yang sudah dapat membeli makanan sendiri agar diajarkan untuk tidak
membeli makanan di jajanan terbuka
6. Air minum harus selalu dimasak. Bila sedang terjangkit penyakit diare selain air
harus bersih juga harus dimasak
7. Pada anak yang minum dari botol (dot), botol harus dicuci dan dimasak setiap mau
digunakan
8. Pada ibu menyusui sebelum menyusui bayinya mncuci tangan terlebih dahulu
H. PENATALAKSANAAN DI RUMAH
1. Berikan ASI lebih lama padas etiap kali pemberian (Bila masih diberi ASI).
2. Jika diberi ASI ekslusif ,berikan oralit /air matang sebagai tambahan.
3. Jika tidak diberi ASI ekslusif berikan salah satu cairan berikut : oralit, kuah sayur,
air tajin atau air matang.
4. Berikan oralit , dengan cara
a. 1 bungkus oralit masukkan kedalam 200 ml (1 gelas) air matang
b. Usia sampai 1 tahun berikan 50-100 ml oralit setiap habis berak
c. Berikan oralit sedikit-sedikit dengan sendok. Jika muntah tunggu sampai 10
menit, kemudian berikan lagi
5. Tetapi jika anak muntah lebih sering atau berak-berak terus hingga lebih dari 5 hari
atau semakin memburuk sehingga pemberian oralit tidak dapat menolong supaya
segera dibawa berobat ke pelayanan kesehatan agar tidak terlambat.
6. Jelaskan bahwa oralit tidak untuk mengobati diarenya tetapi hanya untuk mencegah
agar anak tidak jatuh dalam keadaan dehidrasi berat. Dalam perjalanan agar pasien
terus diberi minum untuk mencegah bertambahnya dehidrasi
7. Kapan anak dibawa ke rumah sakit jika menemukan tanda-tanda sebagai berikut:
a. Anak muntah tiap kali minum, Karena hal tersebut bias menjadikan diare dengan
dehidrasi berat.
b. Demam
c. Adanya lender dan darah dalam tinja
I. PENATALAKSANAAN DI RUMAH SAKIT
1. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.
a. Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan per oral berupa cairan
yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada
anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan
dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap
disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak
lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.
b. Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian sebagai
berikut:
1) Untuk anak umur 1 bulan - 2 tahun berat badan 3-10 kg :
a) 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set berukuran
1 ml=15 ttsatau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
b) 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infuse set
berukuran 1 ml=15 ttsatau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
c) 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit
2) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 10
tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
3) Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
a) 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau
7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
b) 7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau
3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
c) 16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
4) Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis
cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1½ %. Kecepatan : 4
jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8
tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
5) Untuk bayi berat badan lahir rendah
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa
10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %).
c. Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang
dari 7 kg, jenis makanan:
1) Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak
jenuh.
2) Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)
3) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu
yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak
jenuh.
d. Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang
mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.
PENYULUHAN
Cairan yang tersedia di rumah tangga PENDIDIKAN KESEHATAN
Bila ada, berikan Oralit setiap kali berak
• Umur kurang dari 1 tahun : ¼ - ½ gelas
Segera ke Klinik/Puskesmas/ Rumah Sakit, bila tidak membaik
• Umur 1-4 tahun : ½ - 1 gelas
dalam 3 hari atau ada salah satu tanda :
• Diare terus menerus
• Umur diatas 5 tahun : 1 - 1 ½ gelas DIARE
• Muntah berulang-ulang
Cara menyiapkan oralit :
• Rasa haus yang nyata
• Makan/minum sedikit • Sediakan 1 gelas air matang (200 ml)
• Demam • Masukan semua bubuk oralit Disusun oleh :
• Ada darah dalam tinja • kemasan 200 ml, ke dalam gelas,
• aduk sampai larut Evi Ariani, S.Kep
Hariyoko, S.Kep
Moh. Khoirul Anam, S.Kep
Pranawa Panji Putra, S.Kep
Teruskan dan Tingkatkan Pemberian Air Susu Rahmat Dwi Caksono, S.Kep
Ibu (ASI) pada bayi yang masih menyusu. Retno Purwati, S.Kep
Anak usia di atas 6 bulan, berikan makan tambahan. Sugianto, S.Kep
Beri makanan lebih sering dari biasanya
Jangan beri makan yang merangsang,
MAHASISWA
ALIH JENJANG PROFESI NERS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKes SATRIA BAKTI NGANJUK
2022
Apa Diare Itu ? Tanda-tanda Diare : Apa Penyebabnya ?
Diare adalah buang air besar lembek/cair (mencret) 1. Infeksi Virus/ Bakteri
1. Berak Cair
bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya 2. Makanan/ Nutrisi : Makanan tidak higienis, botol
2. Muntah
lebih sering dari biasanya (biasanya 3 kali atau susu yang tidak steril dan pemakaian ASI yang
3. Kadang Demam
dalam sehari) tidak eksklusif pada bayi 0-6 bulan
4. Malas Makan & Minum
3. Gangguan Kesehatan : missal campak
5. Malas Bergerak/ Lemas
4. Faktor lingkungan dan perilaku : lingkungan
6. Kencing Sedikit
kotor, tidak cuci tangan sebelum memegang
7. Rewel
makanan/ setelah BAB
8. Dehidrasi Kekurangan Cairan
5. Psikologi Anak : anak takut dan cemas

Cegah Diare Dengan

1. Peningkatan Kesehatan Perorangan dan


Lingkungan : Gunakan air bersih yang cukup,
cuci tangan dengan sabun dan air bersih, berak
di jamban, buang tinja bayi di Jamban
2. Peningkatan daya tahan tubuh, melalui
pemberian ASI, pemberian makan pendamping
ASI, Imunisasi Campak

Anda mungkin juga menyukai