Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

Rencana Anggaran Ruang ICU Tahun 2022

Disusun Oleh:

Vikky Wijaya Putra


01.2.17.00629

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI


PROGRAM KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Rencana Anggaran
ICU Tahun 2022.” Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Keperawatan. Makalah ini tentunya jauh dari sempurna, maka dari itu
kritik dan saran kami perlukan guna perbaikan penyusunan makalah berikutnya.

Kediri, 6 April 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Intensive Care Unit  (ICU) merupakan ruang perawatan dengan
tingkat resiko kematian pasien yang tinggi. Tindakan keperawatan yang cepat
dan tepat sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan pasien. Pengambilan
keputusan yang cepat ditunjang data yang merupakan hasil observasi dan
monitoring yang kontinu oleh  perawat. Tingkat kesibukan dan standar
perawatan yang tinggi membutuhkan  peralatan tehnologi tinggi yang
menunjang. Peralatan yang ditemukan di ICU antara lain bed side monitor,
oksimetri, ventilator, dll yang jarang ditemukan di ruangan lain dan peralatan
tersebut ditunjang oleh tehnologi tinggi. Inovasi tehnologi tetap dibutuhkan
dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di ICU seiring
dengan bertambahnya kompleksitas masalah di ICU. Tele-ICU sudah
digunakan 25 tahun yang lalu dengan metode remote telemedicine pada 395
pasien di ICU yang terdapat pada 100 bed di RS. Proyek tersebut menunjukan
bahwa konsultasi televisi memberikan pengaruh lebih besar  pada tataran klinik
dan pendidikan daripada konsultasi via telepon. Secara historis demonstrasi
tersebut menunjukan bahwa tele-ICU consultation  memiliki keuntungan klinis
yang lebih besar seperti mengurangi lama hari rawat (lenght of stay),
meningkatkan pengelolaan dan tranfer pasien trauma, dan meningkatkan
konsultasi untuk pasien kritis (Anifah, 2021).
Pada tahun 2000, Sentara Health-care  mengimplementasikan
multiside telemedia program. Saat 1 tahun setelah implementasi dilaporkan
bahwa terjadi  penurunan mortalitas sebanyak 27 %. Saat ini diestimasikan
bahwa 45 sampai 50  program tele-ICU telah mendukung beberapa ICU.
Tema Tele-ICU, virtual ICU, remote ICU, dan eICU semuanya
mengacu pada konsep yang sama, yaitu merupakan sentralisasi atau
pengendalian berdasarkan tim perawatan kritis dengan menggunakan
networking pada bedside ICU tim dan  pasien baik melalui audiovisual maupun
sistem komputer. Tim Tele-ICU dapat mendukung kelangsungan hidup dan
mendukung sebagain besar pasien di ICU walaupun dipisahkan secara
geografis dari berbagai Rumah Sakit (Anifah, 2021).
Penggunaan tele-ICU merupakan aplikasi dari solusi 4 topik ICU,
yang menurut Needham (2010) terdiri dari : isu alamiah mengenai medis dan
lebih spesifik berkaitan dengan perawatan kritis, menggunakan pengetahuan
sebagai usaha meningkatkan  patient safety, berfokus pada proyek perpindahan
pengetahuan, dan model perpindahan pengetahuan praktik klinik.
1.2 Rumusan Masalah
1 Mengetahui pengertian dari rencana anggaran rumah sakit
2 Mengetahui pengelompokan anggaran di rumah sakit
3 Memahami cara menyusun anggaran rumah sakit di ruang ICU
1.3 Tujuan
1 Untuk mengetahui pengertian dari rencana anggaran rumah sakit
2 Untuk mengetahui pengelompokan anggaran di rumah sakit
3 Dapat memahami cara menyusun anggaran rumah sakit di ruang ICU
1.4 Manfaat
Menambah wawasan terkait penyusunan rencana anggaran ruang ICU
yang meliputi pengertian, pengelompokan serta cara menyusun anggaran
rumah sakit di ICU.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Anggaran

Supriyono (2000, 40) anggaran adalah suatu rencana terinci yang


dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang,
untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi
dalam jangka waktu tertentu. Munandar (2001: 3) anggaran merupakan suatu
rencana yang disusun secara sistematisdalam bentuk angka dan dinyatakan dalam
unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu
tertentu di masa yang akan datang.

Mulyadi (2001;551) karateristik anggaran yang baik adalah sebagai berikut:


1. Anggaran disusun berdasarkan program
2. Anggaran disusun berdasarkan karateristik pertanggungjawaban yang dibentuk
dalam organisasi perusahaan.
3. Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan pengendalian.

2.2 Fungsi Penyusunan Anggaran


Radianto (2005;117) penyusunan anggaran mempunyai dua fungsi utama,
yaitu:

1. Alat Perencanaan

Sebagai bagian dari fungsi perencanaan, anggaran merupakan rencana


kerja yang menjadi pedoman bagi anggota organisasi dalam bertindak. Anggaran
memberikan sasaran, target dan arah yang harus dicapai oleh setiap bagian
organisasi di dalam suatu periode waktu tertentu. Tanpa memiliki anggaran,
perusahaan tidak memiliki arah, sasaran dan target yang harus dicapai didalam
suatu kurun waktu tertentu.

2. Alat Pengendalian
Sebagai bagian dari fungsi controlling, anggran berguna sebagai alat
penilai apakah aktivitas setiap bagian organisasi telah sesuai dengan rencana atau
tidak. Dalam hal ini anggaran berfungsi sebagai suatu standar/tolak ukur
manajemen. Sebagai suatu standar, anggaran digunakan untuk menilai kegiatan
yang dilaksanakan setiap bagian manajemen telah sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan atau tidak. Jika realisasi pelaksanaan setiap manajemen lebih baik
dari anggarn maka dapat dinilai bahwa bagian tersebut telah berhasil mencapai
rencana yang telah ditetapkan.

Berdasarkan uraian ini maka dapat disimpulkan bahwa fungsi anggaran


mempunyai dua fungsi yaitu sebagai alat perencanaan dan pengendalian.

2.3 Tujuan dan Manfaat Anggaran

Jajuk Herawati dan Sunarto (2004;4) tujuan penyusunan anggaran adalah


sebagai berikut :

1. Untuk menyatakan harapan perusahaan secara jelas dan formal sehinggan bisa
memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen.
2. Mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait sehingga
anggaran dapat dimengerti, didukung dan dilaksanakan.
3. Menyediakan rencana secara rinci mengenai aktivitas dengan maksud
mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu
dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.
4. Mengkoordinasikan cara yang akan ditempuh dalam rangka memaksimalkan
sumber daya.
5. Menyediakan alat pengukuran dan mengendalikan kinerja individu dan
kelompok, serta menyediakan informasi yang mendasari atau tidaknya tindakan
koreksi.

M. Nafarani (2004;15-16) penyusunan anggaran mempunyai banyak


manfaat, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.

2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai.


3. Dapat memotivasi pegawai.

4. Menimbulkan rasa tanggung jawab pada pegawai.

5. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.

6. Sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan dan dana dapat dimanfaatkan
seefisien mungkin.

7. Alat pendidikan bagi para manajer.

Dari manfaat tersebut dapat kita lihat bahwa anggaran dalam penyusunan
dan penggunaanya membawa manfaat bagi setiap individu dalam perusahaan,
yakni dapat memotivasi pegawai untuk memikirkan masa yang akan datang.
Selain itu anggran dapat mendorong terjadinya koordinasi antara antara individu
dengan bagian yang terkait untuk dapat berpartisipasi memanfaatkan sumber daya
seefisien mungkin untuk mencapai tujuan bersama.

2.4 Prosedur Penyusunan Anggaran

Prosedur penyusunan anggaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan


oleh perusahaan dalam penyusunan anggaran yang meliputi pendekatan anggaran
yang digunakan dan tahap penyusunan anggaran.

Abdul Halim dkk (2000;178) proses penyusunan anggaran sebagai


berikut :

1. Menerbitkan Pedoman

Langkah pertama dalam proses penyusunan anggaran adalah


mengembangkan pedoman yang memerintah untuk menyusun anggaran ke semua
manajer tanpa terkecuali. Pedoman ini secara implisit menyebutkan rencana
strateginya, dimodifikasikan sesuai perkembangan yang terjadi. Pedoman
anggaran ini dibuat oleh staf anggaran dan disetujui oleh manajer puncak. Untuk
beberapa hal pedoman ini didiskusikan dengan bawahan sebelum disetujui.

2. Proposal Anggaran Pemulaan


Berdasarkan pedoman, manajer pusat pertanggungjawaban dengan dibantu
staf mereka membuat anggaran yang diminta. Karena tahun anggaran dimulai
dengan fasilitas, personil, dan sumber daya yang sama pada saat tersebut.
Anggaran dibuat berdasarkan kondisi yang ada dengan perubahan dimana perlu
perubahan bisa terjadi karena faktor eksternal karena maupun faktor internal.

3. Negosiasi

Bagaian yang menyusun anggaran mendiskusikan anggaran yang


diusulkan dengan atasannya. Inilah inti dari proses penyusunan anggaran. Atasan
berupaya mempertimbangkan validasi masing masing.

4. Review dan Persetujuan

Persetujuan akhir direkomendasikan oleh panitia anggaran untuk Chief


Executive Officer (CEO). CEO kemudian menyerahkan anggaran yang disetujui
ke dewan direksi untuk disyahkan.

5. Revisi Anggaran

Satu pertimbangan penting dalam administrasi anggaran adalah prosedur


revisi anggaran yang telah disetujui. Prosedur revisi terdiri dari: prosedur yang
memungkinkan mengubah anggaran sistematis dan prosedur untuk keadaan
khusus.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur penyusunan


anggaran dimulai daari adanya pedoman penyusunan anggaran, proposal
anggaran, negosiasi, review dan persetujuan, dan revisi anggaran.

2.5 Proses Penyusunan Anggaran

Proses penyusunan anggaran (budget) adalah tahap kegiatan. yang


dilakukan dalam penyusunan (budget) sehingga tersusun dan menjadi pegangan
manajemen dalam kegiatan operasionalnya. Safri Harahap (2001:83), pendekatan
penyusunan anggaran terdiri dari :

1. Top Down atau otoriter


Anggaran ditetapkan sendiri oleh pemimpin dan anggaran yang harus
dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan inilah bawahan dalam penyusunannya.
Metode ini ada baiknya jika karyawan tidak mampu menyusun anggaran atau
dianggap akan terlalu lama dan tidak tepat jika diserakan kepada bawahan.

2. Bottom Up atau demokrasi

Anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan mulai dari


bawahan sampai ke atasan. Bawahan diserahi sepenuhnya menyusun anggaran
yang dicapai di masa yang akan datang. Metode ini tepat digunakan jika karyawan
sudah memiliki kemampuan dalam menyusun anggaran dan tidak dikhawatirkan
akan menumbuhkan proses yang lama dan berlarut.

3. Campuran

Perusahaan menyusun anggaran dari atas pimpinan kemudian dilanjutkan


oleh karyawan bawahan, jadi ada pedoman dari atas: dan dilanjutkan oleh
bawahan sesuai dengan pengarahan dari atasan.

2.6 Faktor-faktor penyebab selisih anggaran dan realisasi.

Apandi Nasehatun (2000:89) faktor-faktor penyebab terjadinya selisih


anggaran dengan realisasinya adalah sebagai berikut:

1. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang disebabkan atau dipengaruhi dari dalam
perusahaan yang menyebabkan dan mendorong terjadinya selisih antara anggaran
dan realisasi. Faktor-faktor tersebut yaitu :

a. Penyusunan anggaran yang tidak memperhatikan kemampuan pekerja.

b. Penyusunan anggaran yang Out Of Date

c. Kurangnya kerja sama antar bagian yang ada

2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang disebabkan atau dipengaruhi lingkungan
dari luar perusahaan yang menyebabkan dan mendorong terjadinya selisih
anggaran dan realisasinya. Faktor faktor tersebut yaitu :

a. Inflasi

b. Keadaan Moneter

c. Harga Bahan Baku

d. Keadaan Alam

Berdasarkan faktor-faktor penyebab tidak tercapainya anggaran maka


dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi anggaran yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.

2.7 Konsep Ruang Intensive Care Unit ( ICU)

Unit rawat intensif merupakan area khusus pada sebuah rumah sakit
dimana pasien yang mengalami sakit kritis atau cidera memperoleh pelayanan
medis, dan keperawatan secara khusus (Pande, Kolekar, dan Vidyapeeth, 2013).
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 1778/ Menkes/ SK/XII/ 2010
mendefinisikan Intensive Care Unit ( ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit
yang mandiri dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus pula yang
ditujukan untuk obervasi, perawatan, dan terapi pasien- pasien yang menderita
penyakit, cidera atau penyulit- penyulit yang mengancam nyawa atau potensial
mengancam nyawa. Unit perawatan ini melibatkan berbagai tenaga professional
yang terdiri dari multidisiplin ilmu yang bekerja sama dalam tim.

Ruang lingkup pelayanan ruang Intensive Care Unit (ICU) menurut


Kemenkes (2011) meliputi hal- hal sebagai berikut:

a. Diagnosis dan penatalaksanaan penyakit akut yang mengancam nyawa


dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit sampai beberapa hari.

b. Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus


melakukan penatalaksanaan spesifik problema dasar.
c. Pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksanaan terhadap komplikasi
yang ditimbulkan oleh penyakit atau iatrogenic.

d. Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang kehidupannya sangat


tergantung oleh alat atau mesin dan orang lain.

Apabila sarana dan prasarana ICU di suatu rumah sakit terbatas sedangkan
kebutuhan pelayanan ICU yang lebih tinggi banyak, maka diperlukan mekanisme
untuk membuat prioritas pasien masuk berdasarkan beratnya penyakit dan
prognosis. Krietria prioritas pasien masuk menurut Pedoman Pelayanan Instalasi
Rawat Intensif RSUP Dokter Kariadi Semarang (2016) yaitu:

a. Pasien prioritas 1

Kelompok ini merupakan pasien kritis, tidak stabil yang memerlukan


terapi intensif dan tertitrasi seperti: dukungan ventilasi, alat penunjang fungsi
organ, infus, obat vasoaktif/inotropik obat anti aritmia. Sebagai contoh pasien
pasca bedah kardiotoraksis, sepsis berat, gangguan keseimbangan asam basa dan
elektrolit yang mengancam nyawa.

b. Pasien prioritas 2

Golongan pasien memerlukan pelayanan pemantauan canggih di ICU,


sebab sangat beresiko bila tidak mendapatkan terapi intensif segera, misalnya
pemantauan intensif menggunakan pulmonary arterial catheter. Contoh pasien
yang mengalami penyakit dasar jantung-paru, gagal ginjal akut dan berat atau
pasien yang telah mengalami pembedahan mayor. Terapi pada golongan pasien
prioritas 2 tidak mempunyai batas karena kondisi mediknya senantiasa berubah.

c. Golongan pasien priorotas 3

Pasien golongan ini adalah pasien kritis, yang tidak stabil status kesehatan
sebelumnya, yang disebabkan penyakit yang mendasarinya atau penyakit akutnya,
secara sendirian atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan atau manfaat terapi di
ICU pada golongan ini sangat kecil. Sebagai contoh antara lain pasien dengan
keganasan metastatik disertai penyulit infeksi, pericardial tamponande, sumbatan
jalan nafas, atau pesien penyakit jantung, penyakit paru terminal disertai
kmplikasi penyakit akut berat. Pengelolaan pada pasien golongan ini hanya untuk
mengatasi kegawatan akutnya saja, dan usaha terapi mungkin tidak sampai
melakukan intubasi. atau resusitasi jantung paru.

d. Pengecualian
Dengan pertimbangan luar biasa, dan atas persetujuan kepala Instalasi
Rawat Intensif, indikasi masuk pada beberapa golongan pasien bisa dikecualikan
dengan catatan bahwa pasien golongan demikian sewaktu-waktu harus bisa
dikeluarkan dari ICU agar fasilitas terbatas dapat digunakan untuk pasien prioritas
1,2,3. Sebagai contoh: pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi menolak
terapi tunjangan hidup yang agresif dan hanya demi perawataan yang aman saja,
pasien dengan perintah “Do Not Resuscitate”, pasien dalam keadaan vegetatif
permanen, pasien yang dipastikan mati batang otak namun hanya karena
kepentingan donor organ, maka pasien dapat dirawat di ICU demi menunjang
fungsi organ sebelum dilakukan pengambilan organ untuk donasi.
Pasien di ruang ICU berbeda dengan pasien di ruang rawat biasa, karena
mereka mempunyai ketergantungan yang sangat tinggi terhadap perawat, dokter,
maupun ketergantungan terhadap alat seperti ventilator. Reaksi pasien yang akan
dirawat di ruang ICU berbeda-beda yang diantaranya adalah muncul kecemasan.
Perasaan cemas ini muncul ketika seseorang terlalu mengkhawatirkan
kemungkinan peristiwa yang menakutkan yang terjadi di masa depan yang tidak
bisa dikendalikan, dan jika itu terjadi akan dinilai menjadi sesuatu yang
mengerikan (Silvatar, 2007 dalam Saragih dan Yulia Suparmi, 2017). Pasien dan
keluarga seringkali menganggap perawatan di ICU adalah suatu tanda penyakit
yang kritis dan suatu tanda kematian akan terjadi. Pemahaman terhadap makna
perawatan kritis dapat membantu perawat dalam merawat mereka.
BAB III
RENCANA ANGGARAN RUANG RAWAT JALAN TAHUN 2022

Kondisi barang Kebutuhan Kura Keterangan

Ter Baik Rusak Rusak Rusak standart ng


No Nama Spesifikasi Juml Satu Harga Jumlah
sedia ringan sedan berat
barang ah an satuan biaya
g

A. Registrasi dan Rekam Medis


1. Ventil Model: 3 unit Rp.373.8 Rp. 5 3 1 1 8 3 Untuk
ator CWH- 24.000,00 1.000.000 memenuhi
3010 ICU .000,00 kebutuhan
Ventilator pasien
Applied
for: adult
and child
system
with high-
intelligent
control
system
display
with TFT
display for
ventilation
parameters
adjustment
Humidifie
r with
temperatur
e
adjustment
Power:
220V AC
± 10%, 50
to 60Hz ±
2%, built-
in battery
for backup
Gas
source: O²
, air
Ventilatio
n mode:
IPPV,
SIMV,
SIGH,
SPONT,
CPAP,
PEEP, S,
T, S/T and
manual
(optional:
Bi-level)
Parameter
monitorin
g: Tidal
volume,
minute
volume,
frequency,
inhaling
time,
airway
pressure,
PEEP and

Concentrat
ion
Waveform
display:
Pressure-
time
(optional:
Flowtime,
pressure-
volume
loop)
2. Kursi Kode : 4 unit Rp. Rp. Rp. 4 1 1 2 8 4 Untuk
Roda ZM 49 1.450.000 10.000.00 memenuhi
Shima Model : ,00 0,00 kebutuhan
Manua Standar
l Racing pasien
Merk :
Shima
Berat :
NW 19
kg, GW
21 kg
Dimensi :
93 x 21 x
87 LD : 49
cm TD :
47 cm
Kondisi barang

Ter Baik Rusak Rusak Rusak


No Nama Spesifikasi Juml Satu Harga Jumlah Kebutuhan Kura Keterangan
sedia ringan sedan berat
barang ah an satuan biaya standart ng
g

3. Kursi Jenis : 3 Unit Rp. Rp. Rp. 5 3 1 - - 6 1 Untuk


Roda Kursi 19.500.00 70.000.00 memenuhi
Electri Roda Tipe 0,00 0,00 kebutuhan
c : Kursi pasien
Roda
Electric
Bahan
frame :
Powder
coating
steel
frame
Berat
Maks :
110 kg
Max.
Running :
< 20 km
Dimensi :
77 x 66 x
69
4. Tabun 1.Berat 6 buah Rp. Rp. 10 6 2 - - 12 2 Untuk
g Tabung 50 2.350.000 15.000.00 memenuhi
Oksig Kg ,00 0 kebutuhan
en 6 2.Pemakai oksigenasi
m3 an Bila pasien
Regulator
diangka 1
perkirakan
habis ± 40
jam
3.Pemakai
an Bila
Regulator
diangka 2
perkirakan
habis ± 20
jam 4.
Semakin
Tinggi
angka
regulator ,
maka
semakin
cepat
habis
massa
oksigenny
a

5. Trolle Jenis : 10 Unit Rp. Rp. 17 15 1 1 - 20 3 Untuk


y Instrument 1.650.000 30.000.00 memenuhi
Trolley ,00 0,00 kebutuhan
Tipe : 3 perawat
susun
stainless
stell
Fungsi :
meletakka
n alat
medis
Dimensi :
42 x 62 x
80 Ukuran
: 2 inch

6. Sphyg Jenis : 10 Unit Rp. Rp. 15 15 - - - 20 5 Untuk


moma Alat Ukur 1.300.000 30.000.00 memenuhi
nomet Tekanan ,00 0,00 kebutuhan
er Darah pasien
Model :
Tensimete
r Digital
Lengan
Measurem
ent:
Oscillomet
ric method
Range :
Pressure
00 to 299
mmHg
Accuracy :
Pressure ±
3 mmHg
Power : 4
o  AA
Batteries
1,5V

7. Blood Merk : 8 Unit Rp. Rp. 10 10 - - - 15 5 Untuk


and ANIMEC 12.000.00 150.000.0 memenuhi
Fluit AM-4 0,00 00,00 kebutuhan
Warm Manfaat : pasien
er Temperatu
re control
otomatis,
pemanasa
n cepat,
alarm
audiable
and visual,
daya tahan
tinggi
Disposabl
e : L-
FUSION
Transfusi
Suhu
output :
31 – 40 o
C Suhu
sensor : 3
Themister
s

8. Nebuli Merk : 5 Unit RP. Rp. 10 - - - - 12 2 Untuk


zer Omron 10.706.00 250.000.0 memnuhi
Harga Model : 0,00 00,00 kebutuhan
: NE-U17 pasien
Fitur :
Ultrasonic
,
Mouthpiec
e set,
Power
cord
Electrical :
230 V AC,
50 Hz
Power : 80
VA  Air
Pressure :
700-1.060
hPa
Particel
size : 4,4
mikromete
r Residual
volume :
10 m;
Sound :
less than
45 db

9. Plester Merk : 50 buah Rp. Rp. 50 - - - - 100 50 Untuk


Pengik ONEMED 16.500,00 3.500.000 memnuhi
at Item No. : ,00 kebutuhan
Medis SKU0361 pasien
Harga 5622
: Bahan :
16.500 Non
,00 woven
Ukuran : 5
x 5 cm

10 Guntin Kode : 10 Unit Rp. Rp. 13 - - - - 15 2 Untuk


g 1 Set GM-2109 250.000,0 7.000.000 memnuhi
Jenis : 0 ,00 kebutuhan
Medical pasien
Instrument
Tipe :
Minor Set
Bahan :
Stainless
stell
Total Anggaran Dana Rp. 1.565.500.000,00
DAFTAR PUSTAKA

Xhttps://id.scribd.com/document/358882469/Proposal-ICU
http://repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/913/1/SKRIPSI727-170518104.pdf
https://id.scribd.com/document/359815120/Makalah-Konsep-Pelayanan-Di-ICU

Anda mungkin juga menyukai