A
ASMA BRONKIAL
Disusun oleh :
Dosen Pembimbing :
napas yang ditandai dengan adanya mengi, batuk, dan rasa sesak di dada yang
berulang dan timbul terutama pada malam atau menjelang pagi akibat
asma, antara lain umur pasien, status atopi, faktor keturunan, serta faktor
lingkungan.
terhadap rangsangan dari luar, seperti debu rumah, bulu binatang, asap dan bahan
gangguan asma bisa datang secara tiba-tiba. Gangguan asma bronkial juga bisa
saluran
B. Etiologi
Pemicu (trigger) yang mengakibatkan terganggunya aliran pernafasan dan mengakibatkan
seperti :
2. Rangsangan sesuatu yang bersifat alergi misal; asap rokok, serbuk sari, debu, bulu
binatang, asap, uap, dan olahraga insektisida,polusi udara dan hewan peliharaan .
4. Gangguan emosi
histamin dan leukotrien sebagai respon terhadap benda asing (allergen) seperti serbuk sari,
debu halus yang terdapat didalam rumah atau bulu binatang yang menyebabkan terjadinya :
3. Perpindahan sel darah putih tertentu ke bronkus yang mengakibatkan peradangan pada
saluran pernafasan dimana hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara
(bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat
Pada dua dekade yang lalu, penyakit asma dianggap merupakan penyakit
yang disebabkan karena adanya penyempitan bronkus saja, sehingga terapi utama
pada saat itu adalah suatu bronkodilator, seperti beta agonis dan golongan metil
ksantin saja. Namun, para ahli mengemukakan konsep baru yang kemudian
digunakan hingga kini, yaitu bahwa asma merupakan penyakit inflamasi pada
juga dapat terjadi peningkatan sekresi mukus yang berlebihan (Zullies, 2016).
pemicunya, yaitu asma ekstrinsik atau alergi dan asma intrinsik atau idiosinkratik.
Asma ekstrinsik mengacu pada asma yang disebabkan karena menghirup alergen,
yang biasanya terjadi pada anak-anak yang memiliki keluarga dan riwayat
Asma intrinsik mengacu pada asma yang disebabkan oleh karena faktor-
faktor di luar mekanisme imunitas, dan umumnya dijumpai pada orang dewasa.
Disebut juga asma non alergik, dimana pasien tidak memiliki riwayat alergi.
Beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya asma antara lain : udara dingin,
obat-obatan, stress, dan olahraga. Khusus untuk asma yang dipicu oleh olahraga.
Khusus untuk asma yang dipicu oleh olahraga dikenal dengan istilah (Zullies,
2016) .
Seperti yang telah dikatakan diatas, asma adalah penyakit inflamasi
saluran napas. Meskipun ada berbagai cara untuk menimbulkan suatu respons
inflamasi pada asma umumnya sama, yaitu terjadinya infiltrasi eosinofil dan
limfosit serta terjadi pengelupasan sel-sel epitelial pada saluran nafas dan dan
Kejadian ini bahkan dapat dijumpai juga pada penderita asma yang ringan.
Pada pasien yang meninggal karena serangan asma , secara histologis terlihat
adanya sumbatan (plugs) yang terdiri dari mukus glikoprotein dan eksudat protein
plasma yang memerangkap debris yang berisi se-sel epitelial yang terkelupas dan
sel-sel inflamasi. Selain itu terlihat adanya penebalan lapisan subepitelial saluran
nafas. Respons inflamasi ini terjadi hampir di sepanjang saluran napas, dan trakea
sampai ujung bronkiolus. Juga terjadi hiperplasia dari kelenjar-kelenjar sel goblet
inflamasi, mediator inflamasi, dan jaringan pada saluran napas. Sel-sel inflamasi
utama yang turut berkontribusi pada rangkaian kejadian pada serangan asma
antara lain adalah sel mast, limfosit, dan eosinofil, sedangkan mediator inflamasi
utama yang terlibat dalam asma adalah histamin, leukotrien, faktor kemotaktik
luar, yang disebut alergen. Rangsangan ini kemudian akan memicu pelepasan
berbagai senyawa endogen dari sel mast yang merupakan mediator inflamasi,
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, cara yang paling cepat dan
sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator.
Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator aerosol
(inhaler atau nebulizer).
Menurut Heru Sundaru dalam bukunya H.Slamet Sogiono, dkk (2001: 24-25)Dilakukan jika
spirometri normal, maka dilakukan uji provokasi bronkus dengan allergen, dan hanya
dilakukan pada pasien yang alergi terhadap allergen yang di uji.
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara selama
serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru.
Pemeriksaan Ig E dalam serum juga dapat membantu menegakkan diagnosis asma, tetapi
ketetapan diagnosisnya kurang karena lebih dari 30 % menderita alergi.
5. ABGs
Menunjukan proses penyakit kronik, sering kali PO2 menurun dan PCO2 normal atau
meningkat (bronchitis kronis dan emfisema). Sering kali menurun pada asma dengan pH
normal atau asidosis, alkalosis respiratori ringan sekunder terhadap hiperventilasi
(emfisema sedang atau asma).
6. Darah komplit
7. Uji kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat menimbulkan
reaksi yang positif pada asma.
8. Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu :
G. Penatalaksanaan
Penderita asma dengan serangan ringan tidak perlu dirawat inap. Rawat inap
diperlukan bila serangan berat, dengan tindakan awal tidak teratasi dan ada tanda-
tanda komplikasi. Penanggulangan asma pada anak meliputi:
Tindakan penanggulangan :
1) Pengobatan non farmakologik
- Memberikan penyuluhan
- Menghindari faktor pencetus
- Pemberian cairand. Fisioterapie. Beri O₂bila perlu
2) Pengobatan farmakologik
- Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas.
a) Simpatomimetik/andrenergik (adrenalin dan efedrin)
Nama obat : Orsiprenalin (Alupent), fenoterol (berotec), terbutalin
(bricasma).
b) Santin (teofilin)
Nama obat: Aminofilin (Amicam supp), Aminofilin (Euphilin Retard),
Teofilin(Amilex)Penderita dengan penyakit lambung sebaiknya berhati-hati
bila minum obat ini.
- Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan tetapi merupakan obat
pencegahserangan asma. Kromalin biasanya diberikan bersama-sama obat anti
asma yanglain dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian 1 bulan.
- Ketolifen, mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin.
Biasanya diberikandosis 2 kali 1 mg/hari. Keuntungan obat ini adalah dapat
diberikan secara oral.
H. Komplikasi
1. Pneumo thoraks
2. Status Asmatikus
Status asmatikus adalah suatu serangan asma yang sangat berat, berlangsung dalam
beberapa jam smapai beberapa hari yang tidak memberikan perbaikan pada pengobatan
yang lazim dan dapat mengakibatkan kematian.
Factor penyebab :
- Infeksi saluran nafas
- Pencetus serangan ( allergen, obat- obatan, infeksi)
- Kontraksi otot polos
- Edema mukosa
- Hipersekresi
3. Emfisema kronik
Adanya pengisian udara berlebih dengan obstruksi terjadi akibat dari obstruksi
sebagian yang mengenai suatu bronkus atau bronkiolus dimana pengeluaran udara dari
dalam alveolus menjadi lebih sukar dari pada pemasukannya.
4. Ateleltaksis
Atelektasis adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan saluran
udara ( bronkus maupun bronkiolus ) atau akibat pernafasan yang sangat dangkal.
5. Aspergilosis
Aspergilosis merupakan penyakit pernafasan yang disebabkan oleh jamur dan tersifat
oleh adanya gangguan pernafasan yang berat. Penyakit ini juga dapat menimbulkan lesi
pada berbagai organ lainnya, misalnya pada otak dan mata. Istilah Aspergilosis dipakai
untuk menunjukkan adanya infeksi Aspergillus sp.Aspergilosis Bronkopulmoner Alergika
(ABPA) adalah suatu reaksi alergi terhadap jamur yang disebut aspergillus, yang
menyebabkan peradangan pada saluran pernafasan dan kantong udara.
6. Gagal nafas
7. Bronchitis
Bronkhitis adalah kondisi di mana lapisan bagian dalam di paru-paru yang kecil mengalami
bengkak dan terjadi peningkatan produksi dahak. Akibatnya penderita merasa perlu batuk
berulang-ulang dalam upaya mengeluarkan lendir yang berlebihan.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Nama : An. A
Alamat : Jl.Kebanggaan Rt : 02 / Rw : 07 NO : 31
Umur : 3 Tahun
Agama : Islam
No.Register : 56789
Umur : 28 Tahun
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl.Kebanggaan Rt : 02 / Rw : 07 NO : 31
C. Riwayat Kesehatan
GCS = 15
TTV :
Suhu : 37 ° c
TD : 90/70 mmHg.
Pernapasan : 32x/menit
Nadi : 112x/menit
2. Riwayat kesehatan keluarga
Tindakan (Operasi) :-
Alergi :-
Kecelakaan :-
Imunisasi dasar :
Hepatitis :√ I √ II √ III
4. Riwayat Sosial
Hasil pemeriksaan laboratorium anak pada tanggal 25 Mei 2021 ditemukan Hb 11,2 g/dl(11-
E. Pemeriksaan Fisik
2. Tinggi Badan : 95 cm
5. Kepala
Hidrosefalus : Tidak
6. Leher
7. Mata
Sklera : Putih
8. Telinga
Bersih
Simetris : Ya
Gangguan pendengaran : Tidak
Nyeri : Tidak
10. Hidung
Bersih
Sekret : Tidak
11. Mulut
Mukosa : Lembab
Lidah : Lembab
Gigi : Bersih
12. Dada
Simetris
Jantung : Normal
13. Abdomen
Lembek
Bising usung : Ya
Mual : Tidak
Muntah : Tidak
14. Genitalia
Perempuan
Vagina : Bersih
Menstruasi : Tidak
16. Ekstremitas
Berjalan : Normal
Fraktur : Tidak
F. Kebutuhan Nutrisi
1. Nutrisi
- Selera : selera makan baik, bisa menghabiskann 1 porsi makan,selama sakit tidak ada
perubahan
- Jam tidur siang dan lama tidur : jam 12.00 – 12.30 (30 menit)sering terbangun
- Jam tidur malam dan lama tidur : jam 22.00 – 05.00 sering terbangun
3. Personal Hygiene
- Mandi : 2x sehari
DO : Efektif
wheezing
DS : Proses infeksi / respon alergi
paru-paru
- Pernapasan : 32x /menit
- Nadi : 112x/menit
dan wheezing
Sesak napas
DO :
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan d.d batuk tidak efektif, dan
3. Gangguan pola tidur b.d kurang control tidur d.d mengeluh sulit tidur
INTERVENSI
D LUARAN INTERVENSI
X
1. Setelah dilakukan intervensi Manajemen jalan napas
menurun)
- Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
- Produksi sputum
- Berikan oksigen,jika perlu
(cukup menurun)
Edukasi
kontraindikasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspektoran,mukolitik,jika perlu
Terapeutik
pasien
Edukasi
- Modifikasi lingkungan
(mis,pencahayaan,kebisingan,suhu,matras,dan
tempat tidur)
Edukasi
mengganggu tidur
EVALUASI KEPERAWATAN
S:
O:
- Nadi : 112x/menit
A:
P:
Intervensi diberhentikan
S:
O:
- Nadi : 112x/menit
- Terdengar bunyi ronchi dan wheezing
A:
P:
Intervensi diberhentikan
S:
Ibu mengatakan anaknya sulit tidur dan sering terbangun saat tidur
O:
A:
Masalah gangguan pola tidur teratasi
P:
Intervensi diberhentikan