Oleh
Halaman
BAB I PENDAHULUAN 1
2.2 Chondroma 3
2.3 Neurofibroma 4
2.5 Adenoma 4
2.6 Chemodectoma 5
2.7 Lipoma 5
2.8 Hemangioma 5
2.9 Pseudotumor 6
2.10 Granuloma 7
2.11 Amyloidosis 7
3.1 Etiologi 9
3.2 Patofisiologi 11
3.3 Klasifikasi 13
3.7 Terapi 24
3.8 Prognosis 29
DAFTAR PUSTAKA 34
Patologi:
Tumor papillary epithelial biasanya mengenai Vocal cord tapi bisa juga
mengenai daerah supraglotik dan subglotik
Dapat juga mengenai trachea dan bronchus
Papiloma lebih sering terdapat pada anak-anak, dan biasanya bersifat
multiple.
Papiloma pada dewasa lebih sering bersifat tunggal, tapi dapat berubah
menjadi suatu keganasan
Perubahan kearah keganasan lebih sering pada papiloma dengan sub tipe 6
dan 11
Gejala:
1. Aphonia atau pada infant tangisan yang lemah merupakan tanda yang
pertama
2. Dyspnoe dan stridor
Terapi:
Gejala:
Hoarseness, dyspnea dan dysphagia
Perasaan penuh ditenggorokan
Dyspnea dan hoarseness khas untuk massa di supraglotik
Hoarseness disebabkan karena restriksi dari gerakan pita suara oleh massa
Pemeriksaan laryngoskopi menunjukan adanya tumor dengan mukosa yang
hales, lembut,bilat atau nodular. Pemeriksaan pilihan untuk saat ini
adalah dengan menggunakan CT- Scan
Terapi :
1. Surgical excision : Lokasi menentukan teknik operasinya
2. Lateral external approach
3. Total laringektomi untuk massa yang rekuren
1,2
2.3 Neuorofibroma
Neurofibroma merupakan tumor yang jarang didapatkan, berasal dari sel
Schwan. Tumor ini biasanya berawal dari plika aryepiglotika. Insidensi pada
wanita: pria = 2:1.
1,2
2.4 Granular Cell Myoblastoma
Diperkiarakan tumor ini berasal dari neurogenik. Dapat mengenai semua
usia dan lebih banyak mengenai pria. Lesi biasanya terdapat di bagian posterior
dari pita suara sejati atau arytenoid. Lesi biasanya kecil, bertangkai dan berwarna
abu-abu. Suara serak merupakan satu-satunya gejala. Mukosa menunjukan
adanya hyperplasia pseudoepiteliomatosa. Terapinya dengan eksisi menggunakan
direk laringoskopi.
1,2
2.5 Adenoma
Merupakan tumor yang tumbuh dari glandula seromusin yang jarang
ditemui. Lokasi tersering adalah di pita suara palsu atau ventrikel. Gejalanya sangat
minimal sampai tumor tersebut menyebabkan obstruksi saluran nafas.
Terapinya adalah dengan pembedahan (eksisi) peroral atau thyrotomy.
1,2
2.7 Lipoma
Merupakan tumor yang berasal dari jaringan lemak terutama
didaerah plika ventrikularis. Secara makroskopis tumor ini berwarna terang ,
berkapsul, dan berlobus. Secara makroskopis lipoma merupakan tumor yang terdiri
dari sel-sel lemak dalam berbagai ukuran dan stroma fibroventrikuler. Terapi
dapat dilakukan dengan pembedahan eksisi via laringoskopi untuk tumor yang
bertangkai atau pharingotomy untuk submukous tumor.
1,2
2.8 Hemangioma
Hemangioma merupakan tumor jinak dari pembuluh darah dan sering
muncul sebagai lesi kutaneus yang melibatkan daerah wajah dan leher. Hemangioma
yang mengenai jalan nafas dapat dibagi menjadi dua macam yaitu bentuk
neonatal dan dewasa.
Neonatal hemangioma yang terdapat pada jalan nafas hampir selalu muncul
di area subglotik.ekstensi hemangioma ke daerah posterior interarytenoid
telah lama diketahui. Eksisi pada darah ini harus dihindari atau dibatasi
untuk mencegah terjadinya scarring pada daerah glottik posterior.
Hemangima pada orang dewasa dapat berawal dari glottis atau
supraglotis. Cenderung untuk membentuk massa submukosal yang diskret.
Terapi dengan eksisi CO2 atau Nd YAG laser (Untuk angioma yang kecil )
atau lateral pharyngotomy (Untuk angioma yang besar). Intralesional atau
sistemik steroid berguna sebagai terapi adjuvant pada terapi laser.
1,2
2.9.2 KISTA KONGENITAL
Sangat jarang dan paling umum terdapat di plika ventrikularis atau
diplikaariepiglotika. Biasanya didiagnosa pada periode neonatal kareana adanya
kesulitan bernafas. Kista ini dapat murni berasaldari sel-sel embrionik yang
sekuestrasi pada saccule atau ventrikel laringeal atau tumbuh dari glandula
seromusinus. Kista ini dapat diincisi atau di eksisi bila memungkinkan.
1,2
2.11 AMYLOIDOSIS
Karakteristik dari amyloidosis adalah adanya deposit substansi
protein di ekstraseluler, walaupun patogenesanya belum diketahui.
Tumor ini lebih banyak pada laki-laki dibanding wanita dan timbul
pada dekade usia 40 tahun dan 60 tahun. Tempat yang sering terkena
adalah plika ventrikularis, plika ariepiglotika dan subglotis. Amyloidosis
selain dilaring memperlihatkan 2 bentuk yaitu bentuk seperti tumor dan bentuk
infiltrasi yang difus.
Gejala yang timbul tergantung letaknya, bila di pita suara timbul
suara serak, sedang problem inspirasi akan timbul bila letaknya di subglotik.
3.1 ETIOLOGI
Sampai saat ini etiologi dari tumor ganas laring belum banyak diketahui
secara pasti, namun dari berbagai penelitian didapatkan kebiasaan merokok dan
minum alcohol mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya tumor ganas laring. Berikut
di bawah ini akan diuraikan etiologi dari tumor ganas laring:2
Merokok
Merokok tembakau merupakan factor resiko yang paling sering untuk
terjadinya tumor laring, makin banyak merokok resiko makin besar dan di daerah
tempat merokok 5 sampai 35 kali lebih banyak dari daerah bukan tempat merokok.
Ethyl nitrit didapatkan sebagai bahan karsinogen pada asap rokok. Merokok lebih
dari 40 batang sigaret perhari mortalitas 15/100.000 sedangkan pada yang bukan
perokok 0,6/100.000. Insiden karsinoma laring dapat diturunkan dengan berhenti
merokok dan menghindar dari asap rokok. 3
Alkohol
Alkohol dapat menyebabkan iritasi pada mukosa, kerusakan hepar,
imunokompetensi menurun, sebagai kofaktor perubahan nitrit menjadi ntrosamine
dan mempermudah absorbs karsinogen. Pemakaian kombinasi dengan tembakau akan
lebih meningkatkan resiko terjadinya karsinoma laring. Efek tembakau dan alcohol
saling sinergis. Menurut Cauvi JM mendapatkan pemakai tembakau dan alcohol paa
penderita karsinoma squamosa supraglotis lebih dari 90%.3
Radiasi
Irradiasi telah lama diketahui sebagai karsinogenik. Adanya tumor yang
diinduksi radiasi (radiation-induced tumor) pernah dilaporkan yaitu sebanyak 2 kasus
karsinoma squamosa. Riwayat terpapar radiasi akan meningkatkan terjadinya
karsinoma laring pada penderita tirotoksikosis dan limfadenopati servik benigna
Pekerjaan
Faktor pekerjaan sebagai penyebab terjadinya karsinoma laring dipengaruhi
dengan adanya konsumsi rokok dan kebiasaan minum alcohol. Beberapa peneliti
mendapatkan pada sekelompok orang yang pekerjaannya berhubungan dengan debu
kayu, asap cat, nikel terdapat peningkatan karsinoma laring daripada kelompok
lainnya.
3.2 PATOFISIOLOGI
Suatu karsinoma adalah suatu pertumbuhan yang tidak terkendali dengan
jaringan yang tidak teratur sehingga meluas tanpa batas mengganggu fungsi organ
dan membahayakan nyawa mahluk tersebut. Pada sel normal terdapat
kesetimbangan antara sinyal – sinyal yang menstimulasi dan menginhibisi
pertumbuhan yang diregulasi dengan cermat sehingga pembelahan sel hanya bila
diperlukan. Pada sel tumor proses ini terganggu sehingga pembelahan sel
berlangsung terus menerus. Proses pembelahan adalah pengendalian sel melalui
3.Tumor subglotik
Tumbuh lebih dari 10 mm dibawah tepi bebas plika vokalissampai
batas inferior kartilago krikoid.
Metastase Jauh
Mx Tidak terdapat/terdeteksi metastase jauh
M0 Tidak ada metastase jauh
M1 Terdapat metastase jauh
Serak
Serak merupakan gejala yang ditimbulakn oleh setiap keadaan yang
mengganggu fungsi fonasi normal laring. Serak merupakan keluhan dini
dan sifatnya menetap bila tumor pada daerah glottis, sedangkan pada
daerah supraglotis atau subglotis dapat merupakan keluhan stadium lanjut.
Keluhan serak lebih dari 2 minggu harus menduga suatu keganasan. Dari
beberapa penelitian didapatkan pasien dengan karsinoma laring datang
dengan keluhan serak sebanyak 77,2%. Pada karsinoma laring, pita suara
gagal berfungsi secara baik. Hal ini disebabkan oleh ketidakteraturan
bentuk pitasuara, oklusi atau penyempitan celah glotik, terserangnya otot –
otot vokalis, sendi dan ligament kriko-arytenoid. 1
Nyeri tenggorokan
Hal ini menandakan adanya tumor ganas lanjut yang mengenai
struktur ekstra laring terutama sekitar faring, pangkal lidah, dan jalan
masuk esophagus superior. Nyeri tenggorokan biasanya timbul pada tumor
daerah supraglotik. Karnell mendapatkan keluhan nyeri tenggorokan pada
kasus karsinoma laring sebesar 24,4% pada tahun 1990 – 1992. 1
Gangguan menelan
Gangguan menelan (disfagia) adalah cirri khas tumor pangkal lidah,
supraglotik, hipofaring superior dan sinus piriformis. Banyak pasien
mengeluh rasa penuh di tenggorokan. Disfagia berhubungan dengan
besarnya tumor dan adanya suatu invasi yang jauh sampai luar batas laring 1
Batuk
Batuk merupakan keluhan yang jarang pada tumor ganas glottis yang
timbul akibat luapan secret dan cairan ke dalam laring, sehingga
merangsang reflex batuk. 1
Benjolan di leher
Hal ini timbul disebabkan adanya ekstensi secara langsung dari
tumor atau yang lebih umum karena metastase pada kelenjar yang biasanya
tampak sebagai benjolan di leher. Lokasi benjolan sesuai dengan aliran
limfatik dari daerah laring yang terkena. 1
b. Pemeriksaan umum
c. Pemeriksaan faring
d. Pemeriksaan leher
e. Radiologi
f. Pemeriksaan laboratorium
g. Pemeriksaan histopatologis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan umum
3.Pemeriksaan laring
Dengan pemeriksaan laringoskopi langsung dan tidak langsung kita
dapat menentukan ukuran dan lokasi tumor. Pemeriksaan laringoskopi tidak langsung
kurang begitu bermakna dan hanya merupakan pemeriksaan pendahuluan sedang
dengan pemerikssan laringoskopi langsung kita dapat membedakan massa tumor
laring bila dilihat dari gambarannya :
4.Pemeriksaan Leher
5.Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan thorak foto perlu untuk melihat ada tidaknya metastase ke paru-
paru. Juga diperlukan pemeriksaan foto soft tissue leher dengn posisi AP dan
lateral untuk melihat keadaaan airway serta massa tumor. CT scan dan MRI
merupakan pemeriksaan yang lebih canggih lagi untuk determinasi klinis dan ekstensi
tumor primer. 1
6.Pemeriksaan histopatologis
Didapat melalui suatu pemeriksaan laringoskopi langsung dan biopsi
yang bertujuan:
Menentukan diagnosa keganasanya, membedakannya dengan tumor jinak
atau lesi lain seperti jamur, mycobacterium, gumma, sifilis.
Mengidentifikasi tipe tumor : paling sering squamous cell ca.
Menentukan diferensiasi : berhubungan dengan prognosanya
d. Kondisi lain laringitis kronis, tuberkulosis, sifilis dan lesi-lesi jinak dapat
mengaburkan diagnosa keganasan.
Gambaran Patologis
Jenis yang paling sering dijumpai adalah karsinoma sel skuamosa.
Variasi yang berbeda dari sel skuamosa adalah karsinoma verukosa yang
terutama timbul dari rongga mulut yang dapat timbul dalam proposi kecil pada
karsinoma lain.
B.Karsinoma Supraglotik
Invasi ke ruang preepiglotik lebih nyata pada karsinoma supraglotik, terutama
pada permukaan posterior laring dan epiglottis. Tumor dapat ke area ini melalui
penetrasi kartilago epiglotika atau destruksi dari kartilago itu sendiri. Lateral dari
ruang ini terdapat ruang paraglotik sehingga tumor dapat invasi kesana. Dari ruang ini
tumor dapat mencapai ruang preepiglotik dan dapat terlihat dengan
pemeriksaan laringoskopi. Invasi tumor ke ruang preepiglotik dijumpai pada hampir
40% kasus karsinoma dan hampir 70% kasus tumor epiglotik. Tumor
supraglotik dapat mencapai kranial melalui ekstensinya ke valekula dan lidah.
C.Karsinoma Subglotik
Tumor subglotik primer sangat jarang dan mempunyai kecenderungan
untuk tumbuh cepat dan ekstensif sebelum terlihat gejalanya seperti stridor
inspiratoar. Invasi tumor ke pita suara akan menimbulkan kelumpuhan mobilitas pita
suara dan menyebabkan suara menjadi serak. Tumor ini dapat menyebar ke
membrane krikoid anterior atau ke ruang krikotrakeal posterior atau invasi ke trakea
dikaudal. 1
Metastase Jauh
TERAPI OPERATIF
Parsial Laringektomi
Daerah pita suara yang terkena sampai kartilago arytenoid dan ala thyroid
direseksi dengan menyisakan kartilago tiroid posterior sekitar 3mm. Batas
anterior adalah midline. Jaringan subglotik direseksi sampai batas superior dari
kartilago krikoid.
Tipe 3: karsinoma pada pita suara meluas ke 1/3 anterior dan pita
suara kontralateral.
Jaringan yang direseksi sama dengan tipe I kecuali pada 4-5 mm
kartilago tiroid, pita suara asli dan palsu dan jaringan lunal subglotik
direseksi pada sisi kontralateral.
Antibiotik
Feeding tube
Komplikasi
Aspirasi
Fistula
Rekurensi massa tumor
Cricoid chondritis
Disfagia
Total Laringektomi
Komplikasi
Fistula dan luka infeksi
Pharyngoesophageal stenosis
Tracheitis
Radioterapi
– Tumor ganas pada satu atau kedua pita suara asli yang kecil dan superfisial
serta tidak mengenai komisura anterior atau prosesus vokalis, meluas ke subglotis
stadium dini dimana hanya melibat satu pita suara dan pada kasus dimana tidak ada
pita suara yang terfiksasi ataupun ekstensi ke ekstra laringeal. Pada karsinoma
stadium dini yang mengenai pita suara dengan radioterapi akan memberikan hasil
radioterapi ini dibandingkan dengan tindakan operasi adalah pita suara masih dapat
dipertahankan. Pada tumor laring stadium lanjut dapat digunakan sebagai terapi
kombinasi pre operatif dan post operatif. Pada pre operatif dapat diberikan dosis 5000
cGy. Pada post operatif diberikan dosis 5500 sampai 6000 cGy dimana diberikan
4
Kemoterapi
Untuk mengurangi efek samping yang tedadi dan meningkatkan hasilnya dapat
yang optimal
Protokol terapi yang sering digunakan memakai bahan dasar platinum yang
4
3.8 PROGNOSIS
5
3.9 REHABILITASI SUARA PASKA LARINGEKTOMI
Pada teknik ini ditempatkan 2 buah alat pada transcervikal dan intraoral.
Dimana prinsip dari kedua alat tersebut bekerja berdasarkan getaran elektromekanik
sehingga dapat menghasilkan suara.