Anda di halaman 1dari 8

Nama : Septiana Rizki Fauziah

NIM : 13/346630/KU/15850
Kelompok : 17104

HIDROSALPINX

DEFINISI
Hidrosalpinx adalah suatu kondisi tersumbatnya tuba fallopi yang
menyebabkan bagian distalnya terisi dengan cairan serous atau cairan jernih. Tuba
yang tersumbat dapat sangat terdilatasi sehingga memberi bentuk khas seperti
sosis. Kondisi ini sering terjadi secara bilateral dan tuba yang terdilatasi bisa
mencapai beberapa sentimeter diameternya. Tuba yang tersumbat menyebabkan
infertilitas. Tuba fallopi yang berisi darah disebut hematosalpinx, sedangkan yang
berisi nanah disebut pyosalpinx.

EPIDEMIOLOGI
Frekuensi dari obstruksi tuba adalah sekitar 19% pada wanita dengan infertilitas
primer dan 29% pada wanita dengan infertilitas sekunder. Presentase antigen
klamidia yang positif kira-kira sama di kedua kelompok. Kehamilan ektopik
(p<0.01) dan riwayat operasi pelvis sebelumnya (p<0.001) lebih tinggi pada
wanita dengan infertilitas sekunder.
PATOGENESIS
Normalnya, ketika cilia yang ada di dinding dalam (endosalpinx) tuba fallopi
bergerak menyapu ke arah uterus, cairan tuba dikeluarkan dari ujung fimbria ke
cavum peritoneum. Oklusi dari ujung fimbria tuba bisa menyebabkan dilatasi
tuba, biasanya di ampula dan infundibulum. Cairan serous (jernih), darah, atau pus
mungkin terakumulasi, tergantung apa yang menyebabkan hidrosalpinx. Dinding
tuba yang terdilatasi umumnya terlihat lebih tipis, translusen, dan berwarna
keputihan, dengan kadang-kadang disertai adhesi fibrosa pada permukaan dinding
tubanya. Proses inflamasi bisa merusak lipatan tuba, menghasilkan scar dan
hilangnya plica di dinding dalam tuba. Gejala hidrosalpinx beragam. Beberapa
pasien mengalami nyeri abdomen dan nyeri pelvis berulang, beberapa yang lain
asimtomatik.

FAKTOR PREDISPOSISI
Karena pelvic inflammatory disease (PID) merupakan penyebab utama
terbentuknya hidrosalpinx, maka faktor predisposisi penyakit ini adalah hal-hal
yang dapat menyebabkan PID. PID bisa muncul setelah infeksi penyakit menular
seksual. Wanita multipartner, wanita yang berhubungan seksual dengan pengidap
IMS, wanita yang tidak menjaga kebersihan alat kelamin dengan baik, bisa
terserang PID. Sebagai pencegahannya, pemberian antibiotik pada infeksi pelvis
sangat dianjurkan.

MANIFESTASI KLINIS
Gejala hidrosalpinx bisa bermacam-macam. Beberapa pasien mengalami
nyeri perut bawah yang berulang atau nyeri panggul, sementara yang lain
mungkin tidak bergejala. Ketika fungsi tuba terganggu, infertilitas merupakan
gejala yang umum terjadi. Pasien yang tidak berusaha hamil dan tidak mengalami
rasa nyeri, mungkin tidak terdeteksi.
Endometriosis, ruptur apendisitis, dan operasi abdomen terkadang
berhubungan dengan munculnya hidrosalpinx. Sebagai respons terhadap injury,
tubuh mengirimkan sel-sel inflamasi ke daerah tersebut, terjadi inflamasi,
kemudian hasil dari penyembuhan tersebut mengakibatkan hilangnya fimbria dan
oklusi tuba. Proses ini biasanya mempengaruhi kedua tuba falopi, dan meskipun
hidrosalpinx bisa mengenai satu sisi, tuba di sisi yang lain biasanya menjadi tidak
normal. Pada saat terdeteksi, cairan tuba biasanya bersifat steril, dan tidak
mengandung infeksi aktif.

ETIOLOGI
Penyebab utama oklusi tuba distal adalah penyakit radang panggul (PID),
biasanya sebagai akibat dari infeksi ascending oleh klamidia atau gonore. Namun,
tidak semua infeksi panggul akan menyebabkan oklusi tuba distal. Tuberkulosis
tuba jarang menyebabkan terbentuknya hydrosalpinx.
Ketika cilia pada lapisan dalam (endosalpinx) dari tuba falopi bergerak
menyapu ke arah rahim, cairan tuba biasanya dilepaskan melalui ujung fimbriae
ke rongga peritoneal dari tempatnya dibersihkan. Jika ujung fimbriae pada tuba
tersumbat, obstruksi yang terjadi menghambat pengeluaran cairan tuba; cairan Ini
kemudian menumpuk dan arah alirannya berbalik ke dalam rahim, atau produksi
dibatasi oleh kerusakan pada endosalpinx. Tuba ini kemudian tidak dapat
berpartisipasi dalam proses reproduksi: sperma tidak bisa lewat, telur tidak dapat
dibawa untuk proses fertilisasi, dan pembuahan tidak dapat terjadi.
Penyebab lain oklusi tuba distal meliputi pembentukan adhesi dari operasi,
endometriosis, dan kanker pada tuba fallopi, kanker ovarium atau keganasan pada
organ di sekitarnya.
Hematosalpinx paling sering disebabkan oleh kehamilan ektopik.
Pyosalpinx biasanya terlihat pada tahap PID yang akut dan mungkin merupakan
akibat dari abses tuboovarian (TOA).
Fimosis tuba merupakan istilah pada kondisi di mana ujung tuba sebagian
tersumbat, dalam hal ini fertilitas terhambat, dan risiko kehamilan ektopik
meningkat.
DIAGNOSIS
Hydrosalpinx dapat didiagnosis dengan ultrasonografi karena tuba yang
terisi cairan menjadi memanjang dan terdiltasi. Bentuk tuba ini menampilkan pola
khas yang echolucent. Namun, hydrosalpinx kecil mungkin terlewatkan oleh pada
pemeriksaan ultrasonografi. Selama pemeriksaan infertilitas, hysterosalpingogram
(HSG), prosedur sinar-X yang menggunakan agen kontras untuk menggambarkan
tuba falopi, menunjukkan bentuk seperti sosis pada tuba yang terdistensi dan tidak
adanya tumpahan agen kontras (spill) ke dalam peritoneum. Jika, bagaimanapun,
ada oklusi tuba di utero-tubal junction, hidrosalpinx mungkin tidak terdeteksi.
Bila hidrosalpinx terdeteksi oleh HSG, sebaiknya antibiotik diberikan untuk
mengurangi risiko reaktivasi proses peradangan.
Saat laparoskopi dilakukan, dokter bedah dapat mengamati tuba fallopi
yang membesar, mengidentifikasi oklusi, dan mungkin juga dapat menemukan
adhesi yang mengenai organ panggul. Laparoskopi tidak hanya memungkinkan
untuk diagnosis hydrosalpinx, namun juga dapat digunakan sebagai prosedur
intervensi.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Histerosalphingogram (HSG)
Histerosalpingografi adalah pemeriksaan radiografi pada uterus dan saluran-
salurannya dengan menginjeksikkan media kontras positif kedalam vagina dengan
bantuan sinar-x.
Persiapan pasien:
•Tanyakan bagaimana siklus menstruasi pasien.
•Beritahu pasien untuk tidak melakukan hubungan badan sebelum melakukan
pemeriksaan.
•Pasien buang air kecil untuk mengkosongkan vesica urinaria
•Melepaskan benda-benda logam yang dapat menggangu gambaran pada daerah
yang akan diperiksa.
Waktu yang optimum untuk melakukan HSG ialah pada hari ke 9 -10
sesudah haid muIai. Pada saat itu biasanya haid sudah berhenti dan selaput lendir
uterus sifatnya tenang. Bilamana masih ada pendarahan, dengan sendirinya HSG
tak boleh dilakukan karena ada kemungkinan masuknya kontras ke dalam
pembuluh darah balik.

RADIOLOGI
 Hysterosalpingogram (HSG)
Secara jelas akan menampakkan tuba fallopi yang terdilatasi, terisi dengan bahan
kontras dan tidak ditemukan tumpahan bahan kontras (spillage) ke cavum
peritoneum.
 Ultrasonografi (USG)
o Dinding tuba tipis atau dinding tuba tebal pada keadaan kronik
o Struktur tuba memanjang, tubular, bentuk C atau bentuk S dengan
tampakan terisi cairan
o Dapat dibedakan dari ovarium dan uterus.
Lipatan-lipatan longitudinal yang tampak pada tuba fallopi normal menjadi
menebal ketika terjadi hidrosalpinx. Lipatan-lipatan ini membentuk tampakan
“cogwheel” ketika dilihat dalam potongan melintang. Lipatan-lipatan ini
patognomonis untuk hidrosalpinx. Septae yang incomplete akan memberi
gambaran beads on a string sign.
Terkadang tuba fallopi yang terdilatasi tidak menampakkan lipatan
longitudinal. Ketika lipatan ini tidak tampak, dokter bisa salah menginterpretasi
hidrosalpinx menjadi nodul mural dari kista ovarium.
Foto hysterosalphyngogram normal
Foto hysterosalphyngogram pada pasien hidrosalpinx

Hidrosalpinx sinistra. Tampak tuba fallopi sinistra terisi bahan kontras, terdilatasi,
dan spillage (-).

Hidrosalpinx bilateral. Tampak tuba fallopi dextra et sinistra terisi bahan kontras,
terdilatasi, dan spillage dextra (-) dan sinistra (-)
USG potongan transverse

Tampak struktur anechoic memanjang, kistik, pada tuba fallopi sebelah kiri.

Anda mungkin juga menyukai