Anda di halaman 1dari 15

EMPHYSEMA

Oleh
Aditya Adinata
13/346367/KU/15762
Kel. 17104
Definisi
• Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) merupakan salah
satu penyebab morbiditas dan mortalitas tertinggi di
dunia.
• Karakteristik PPOK  perubahan patologis pada setiap
struktur saluran pernafasan
• Forced expiratory volume pada detik pertama (FEV1) 
memonitor progresi PPOK
• Kerusakan parenkim paru biasa disebut sebagai
pulmonary emphysema.
Definisi
• Emfisema  “suatu perubahan anatomis paru yang ditandai
dengan melebarnya secara abnormal saluran udara bagian
distal bronkus terminal, yang disertai kerusakan dinding
alveolus atau perubahan anatomis parenkim paru yang
ditandai pelebaran dinding alveolus, duktus alveolaris dan
destruksi dinding alveolar.”
Definisi
• Emphysema  dinilai menggunakan CT-scan
• Berdasarkan tipenya, emfisema dibagi menjadi
centriacinar dan panlobular.
• Emfisema centriacinar
• kerusakan dinding alveolus yang bersifat lokal dan terletak pada
bagian tengah dari acinus, menyisakan bagian perifer dari acinus
dan lobulus.
• Sedangkan emfisema panlobular
• kerusakan yang meliputi seluruh bagian dari lobulus. Destruksi
parenkim pada tipe ini biasanya lebih parah di daerah basis.
Patofisiologi
• Proses ketidakseimbangan antara enzim proteolitik
elastase dan anti-elastase  memicu proses inflamasi.
• Enzim elastase  enzim proteolitik yang merusak
jaringan elastin paru, sedangkan enzim anti-elastase 
mendegradasi elastase.
Patofisiologi
• Contoh enzim anti-elastase ini adalah enzim alpha-1-
antitrypsin.
• Defisiensi alpha-1-antitrypsin  sudah mengalami
ketidakkeseimbangan sejak awal  rentan mengalami
emfisema.
• Asap rokok, polusi, dan infeksi  meningkatkan produksi
dari elastase karena efek dari stress oksidatif.
Patofisiologi
• Kerusakan ini  menurunnya fungsi elastic recoil paru.
• Udara dalam paru  mengalami retensi saat ekspirasi 
elastic recoil paru yang sudah tidak baik pada kasus
emfisema.
• Udara yang terus tertahan ini akan menyebabkan
hiperinflasi dari paru-paru  terus berulang  kondisi
hiperinflasi ini menyebabkan pasien menjadi sesak nafas.
Presentasi Klinis
• Tanda dan gejala pada emfisema harus dibedakan dari
tanda dan gejala pada bronkitis kronis.
• Pasien dengan emfisema mengalami hypocapnea dan
biasanya juga disebut sebagai "pink puffers".
Presentasi Klinis
• Tanda dari emfisema meliputi:
• Tachypnea
• Tidak terdapat cyanosis
• Pursed-lip breathing
• Hiperinflasi dada
• Suara pernafasan yang menurun
• Hipersonor pada perkusi
• Cor pulmonale (late)
Pemeriksaan Radiologis
• Kecuali pada kasus yang berat, x-ray
dada (CXR) tidak dapat
mendiagnosis emfisema secara
langsung
• CXR hanya mampu mendukung
diagnosis dengan visualisasi disertai
gejala klinis yang ada.
• Foto PA erect:
• Terdapat radiolusensi paru yang ireguler
dan ukuran paru yang nampak
membesar.
• Terdapat pula pelebaran spatium
intercostal (SIC).
Pemeriksaan Radiologis
• Temuan paling bermakna pada CXR
pasien emfisema adalah diafragma
yang mendatar, dengan visualisasi
terbaik pada posisi lateral.
• Pada foto thorax lateral, diameter
antero-posterior diameter biasanya
terlihat lebih memanjang dengan
pembesaran spatium retrosternal (.2.5
cm), tetapi terkadang temuan ini tidak
didapatkan terutama pada pasien
perempuan.
Pemeriksaan Radiologis
• Di Amerika, CT  modalitas utama
mendeteksi emfisema.
• Tingkat sensitivitas dan spesifisitas CT
> CXR.
• CT mampu membedakan antara
emfisema centrilobular dengan
panlobular.
Pemeriksaan Radiologis
• Penggunaan MRI pada evaluasi abnormalitas paru-paru
 masih dalam tahap penelitian.
• Hal ini disebabkan oleh densitas proton yang rendah di
parenkim paru  pengiriman sinyal yang buruk dengan
teknik standar MRI.
• Meskipun demikian, diduga penggunaan MRI dalam
menilai abnormalitas paru-paru kelak memiliki peran di
masa depan.
Daftar Pustaka
• Friedman, P.J., 2008. Imaging Studies in Emphysema. , 5, pp.494–
500.
• Goldklang, M. & Stockley, R., 2016. Journal of the COPD Foundation
Chronic Obstructive Pulmonary Diseases : Pathophysiology of
Emphysema and Implications. , 3(1), pp.454–458.
• Sverzellati, N. et al., 2007. New insights on COPD imaging via CT
and MRI. , 2(3), pp.301–312.
• Takahashi, M. & Otani, H., 2008. Imaging of pulmonary emphysema :
A pictorial review. , 3(2), pp.193–204.
• Thomsen, L.H. et al., 2015. Journal of the COPD Foundation Chronic
Obstructive Pulmonary Diseases : Correlation Between Emphysema
and Lung Function in Healthy Smokers and Smokers With COPD. ,
2(3), pp.204–213.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai